• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas bahwa prestasi belajar IPS mengalami peningkatan dengan menggunakan pembelajaran aktif card sort

93

maka jika guru ingin meningkatkan prestasi belajar siswa sebaiknya menggunakan pembelajaran aktif card sort.

94

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi & Munawar Sholeh. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmad Susanto. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.

_____________. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Ali Muhtadi. (2009). Implementasi Konsep Pembelajaran “Active Learning” sebagai Upaya untuk Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dalam Perkuliahan. Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran (Nomor 1 Tahun 2009). Hlm. 1-13.

Anindita Rahma Azizah. (2014). Penggunaan Metode Active Learning Tipe Card Sort Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Sendangsari. Skripsi, tidak diterbitkan. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP Depdiknas.

Conny R. Semiawan. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dam Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.

Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Eko Putro Widoyoko. (2015). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hisyam Zaini, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Khanifatul. (2013). Pembelajaran Inovatif: Strategi Mengelola kelas Secara Efektif dan menyenangkan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

95

Martinis Yamin. (2007). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta.

Muhibbin Syah. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Nana Sudjana. (2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Riduwan & Akdon. (2007). Skala Pengukuran Variable-Variable Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Silberman, Melvin L. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Penerjemah : Sarjuli dkk. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

_________________. (2013). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Penerjemah: Raisul Muttaqien. Bandung: Nuansa Cendekia.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Fakto yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Sugihartono dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

________________. (2010). Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media. ________________, dkk. (2015). Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi. Jakarta:

Bumi Aksara.

Sukardi. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutratinah Tirtonegoro. (2006). Anak Supernormal dan Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

96

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bima Aksara.

Warsono dan Hariyanto. (2013). Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wina Sanjaya. (2011). Penelitian tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.

___________. (2013). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : kencana

Zainal Arifin. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya. __________. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru.

Bandung : Remaja Rosda Karya.

Zainal Arifin dan Adhi Setiyawan.(2012) Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT. Yogyakarta: Skripta Media Creative.

97 LAMPIRAN

98 Lampiran 1. Daftar Nilai UTS siswa kelas V

99 Lampiran 2. Kisi-kisi Soal Pretest (Pra Tindakan)

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Soal Pilihan Ganda Jumlah

Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia 2.2.Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia Menjelaskan Badan

Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dengan benar

1 3,4 2 4

Menjelaskan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan benar 5, 6, 7 8 4 Menunjukkan sikap menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar 9, 10 2 2.3.Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasik an kemerdekaan Indonesia Mengidentifikasi perjuangan Ir. Soekarno dalam

mempersiapkan kemerdekaan dengan benar

11 12 2

Mengidentifikasi perjuangan Drs. Muhammad Hatta dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar 13 1 Mengidentifikasi perjuangan Mr. Achmad Soebardjo 15 1

100 dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar Mengidentifikasi perjuangan Laksamana Tadashi Maeda dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar

14 16 2 Mengidentifikasi perjuangan Fatmawati dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar 17 1 Mengidentifikasi perjuangan Latif Hendraningrat dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar

18 1

Mengidentifikasi perjuangan Chaerul Saleh dalam

mempersiapkan kemerdekaan dengan benar. 19 1 Mengidentifikasi perjuangan Sukarni dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar. 20 1

101 Lampiran 3. Kisi-kisi Soal Post test Siklus I

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Soal Pilihan Ganda Jumlah

Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia 2.2.Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia Menjelaskan Badan

Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 1, 3, 7 2, 4, 5 6, 8 9 9 Menjelaskan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 10, 13, 24 11, 15 12 6 Menunjukkan sikap menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan 16, 17, 18, 29 20 5

102 Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Post test Siklus II

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Soal Pilihan Ganda Jumlah

Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia 2.3. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklama sikan kemerdekaan Indonesia Mengidentifikasi perjuangan Ir. Soekarno dalam

mempersiapkan kemerdekaan dengan benar 1, 2, 4 3, 4 Mengidentifikasi perjuangan Drs. Muhammad Hatta dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar 6, 7 8 5 4 Mengidentifikasi perjuangan Mr. Achmad Soebardjo dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar

10 9 2

Mengidentifikasi perjuangan Laksamana Tadashi Maeda dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar

11 12 2 Mengidentifikasi perjuangan Fatmawati dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar 13 14 2 Mengidentifikasi perjuangan Latif Hendraningrat dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar

103

Mengidentifikasi perjuangan Chaerul Saleh dalam

mempersiapkan kemerdekaan dengan benar. 17 18 2 Mengidentifikasi perjuangan Sukarni dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar. 19 20 2

104

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan pendidikan : SD Negeri Krawitan

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas / Semester : V/ 1I

Siklus : I

Hari / Tanggal : Rabu, 8 Februari 2017 Kamis, 9 Februari 2017 Alokasi waktu : 4 x 35 menit

A.Standar Kompetensi

3. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

B.Kompetensi Dasar

3.2.Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

C.Indikator

3.2.1. Menjelaskan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dengan benar

3.2.2. Menjelaskan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan benar

3.2.3. Menunjukkan sikap menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar

105 D.Tujuan Pembelajaran

1. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan card sort, siswa dapat menjelaskan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dengan benar

2. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan card sort, siswa dapat menjelaskan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan benar

3. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan card sort, siswa dapat menunjukkan sikap menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan benar

E.Materi Pokok 1. BPUPKI 2. PPKI

3. Sikap menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan F. Pendekatan

1. Pendekatan : Pembelajaran Aktif Card Sort G.Langkah-langkah Pembelajaran

1. Peremuan Pertama

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Pendahul

uan

1. Siswa mendengarkan guru membuka pelajaran 2. Siswa membalas salam dari guru

3. Siswa melakukan komunikasi dengan guru tentang kehadiran

4. Siswa diberikan apersepsi oleh guru sebagai awal komunikasi yang terkait dengan materi yang akan dibelajarkan yaitu dengan menanyakan tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari apa lalu dikaitkan dengan materi

106

pesiapan kemerdekaan Indonesia yaitu BPUPKI dan PPKI.

5. Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai sebagai batasan dalam pembelajaran hari ini. 6. Siswa diberikan motivasi agar selalu bersemangat

mengikuti pelajaran di sekolah dan rajin belajar.

Inti 1. Siswa membaca materi tentang jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 2. Siswa mengamati guru yang menyiapkan kartu informasi

yang sesuai dengan materi.

3. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang aturan mainnya.

4. Siswa diberikan masing-masing satu kartu secara acak yaitu siswa diberi kartu yang berisi informasi yang tercakup dalam tiga kategori tentang BPUPKI, PPKI, dan sikap menghargai jasa dan tokoh pejuang mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

5. Siswa bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan teman yang memiliki kategori yang sama. 6. Siswa dengan kategori yang sama membentuk kelompok. 7. Setelah terbentuk kelompok, masing-masing kelompok

mendapatkan satu set kartu yang terdiri dari semua kategori secara acak, dan media yang digunakan untuk menempel. Satu set kartu/card sort tersebut terdiri dari dua tipe yaitu kartu tipe satu untuk bermain, dipilah, dan kemudian didiskusikan, kartu tipe kedua hanya untuk ditempel pada media setelah dipilah.

8. Siswa mendengarkan petunjuk permainannya yaitu setelah kartu diacak oleh salah satu siswa, kartu tersebut dibagi kepada masing-masing siswa dalam kelompok, jika dalam kelompok tersebut berjumlah 6 maka masing-masing

107

siswa mendapatkan 7 kartu, sedangkan kelompok yang berjumlah 5 maka masing-masing siswa mendapatkan 8/9. 9. Siswa bersama kelompok berdiskusi memilah kartu sesuai kategorinya dengan benar misalnya kelompok terasebut kelompok BPUPKI maka kelompok tersebut memilah kartu yang terkait dengan BPUPKI.

10.Setelah terpilah kemudian mereka mengambil kartu yang tipe dua yang sesuai dengan nomer kartu yang sudah terpilah untuk ditempel pada media yang sudah disediakan. Setelah ditempel, siswa diingatkan untuk tidak lupa memberi nama kelompok dan anggota kelompok. 11.Tugas dikumpulkan

Penutup 1. Siswa bersama guru membuat kesimpulan / rangkuman. 2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari

(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi) 3. Siswa diberi penguatan

4. Siswa bersama guru melakukan refleksi 5. Siswa melakukan kegiatan tindak lanjut 6. Guru menutup pembelajaran

10menit

2. Pertemuan Kedua

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Pendahul

uan

1. Siswa mendengarkan guru membuka pelajaran 2. Siswa membalas salam dari guru

3. Siswa diajak berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing oleh guru dengan dibantu salah satu siswa untuk memimpin berdoa.

4. Siswa melakukan komunikasi dengan guru tentang kehadiran

108

5. Siswa diberikan apersepsi oleh guru sebagai awal komunikasi yang terkait dengan materi yang akan dibelajarkan yaitu dengan menanyakan tentang materi pertemuan sebelmnya tentang pesiapan kemerdekaan Indonesia yaitu BPUPKI dan PPKI.

6. Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai sebagai batasan dalam pembelajaran hari ini. 7. Siswa diberikan motivasi agar selalu bersemangat

mengikuti pelajaran di sekolah dan rajin belajar.

Inti 1. Siswa mendengarkan guru yang memberikan pengantar materi

2. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang presentasi 3. Siswa berkelompok sesuai dengan kelompok pada

pertemuan sebelumnya

4. Siswa menyiapkan hasil tugas yang telah dikerjakan 5. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja

kelompok di depan kelas.

6. Siswa lain mendengarkan lalu diperbolehkan untuk menanggapi/memberi komentar serta siswa diberi kesempatan untuk melakukan tanya jawab.

30 menit

Penutup 1. Siswa bersama guru membuat kesimpulan / rangkuman. 2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari

(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi) 3. Siswa mengerjakan soal post test

4. Siswa diberi penguatan

5. Siswa bersama guru melakukan refleksi

30menit

H.Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sumber

Sudjatmoko Adisukarjo, dkk. 2007. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) 5B. Jakarta : Yudhistira.

109

Yuliati, Reni & Munajat, Ade. 2005. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

2. Media

Kartu (card sort) I. Penilaian

1. Prosedur Penilaian : Akhir Siklus 2. Jenis Penilaian : Kognitif 3. Teknik Penilaian : Tes Tertulis 4. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda 5. Jumlah Soal : 20 soal 6. Skor Penilaian

Contoh : Nilai = 20 x 5 = 100

110

LAMPIRAN RPP A.Materi

1. BPUPKI

Perdana Menteri Jepang Koiso, pada tanggal 7 September 1944 menyatakan “Indonesia akan diberikan kemerdekaan di kelak kemudian hari”. Janji tersebut dikeluarkan karena Jepang berharap memperoleh bantuan dari rayat Indonesia.Untuk membuktikan bahwa Jepang bersungguh-sungguh memperhatikan keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka, pemerintah pendudukan Jepang di Jawa di bawah pimpinan Jendral Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dalam bahasa Jepangnya disebut Dokuritsu Junbi Cosakai pada 1 Maret 1945. Pembentukan BPUPKI ini sebagai realisasi janji Perdana Menteri Koiso. BPUPKI diketuai oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat, dibantu oleh dua ketua muda yakni Icibangase, seorang Jepang dan R. Surono orang Indonesia. Tugas pokoknya melakukan penyelidikan terhadap usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. a. Sidang Pertama (29 Mei - 1 Juni 1945)

Dasar negara merupakan pembahasan pokok dalam sidang pertama ini. Ketua BPUPKI pada masa sidang ini meminta kepada seluruh anggota BPUPKI untuk memberi masukan, baik saran, usul maupun pendapat tentang dasar negara Indonesia yang akan dipakai apabila sudah merdeka.

Permintaan dari Ketua BPUPKI itu disambut baik oleh seluruh anggota, terutama oleh 3 tokoh bangsa Indonesia. Mereka adalah Muhammad Yamin, Prof.Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

Dari 3 tokoh Indonesia ini yang pertama mendapat kesempatan menyampaikan pendapatnya adalah Mohammad Yamin pada tanggal 29 Mei 1945. Dalam pidatonya, beliau menyampaikan azas dasar negara kebangsaan Indonesia. Isinya adalah:

1) Perikebangsaan, 2) Perikemanusiaan, 3) Periketuhanan,

111 4) Peri kerakyatan,

5) Kesejahteraan Rakyat.

Pada tanggal 31 Mei 1945 giliran Prof.Dr. Soepomo diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. Gagasannya sebagai berikut:

1) Persatuan, 2) Kekeluargaan,

3) Keseimbangan lahir dan batin, 4) Masyarakat,

5) Keadilan rakyat.

Terakhir, pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pendapatnya tentang dasar negara. Pidatonya sebagai berikut:

1) Kebangsaan Indonesia,

2) Internasionalisme atau perikemanusiaan, 3) Mufakat atau demokrasi,

4) Kesejahteraan sosial, 5) Ketuhanan Yang Maha Esa.

Selain memberikan usul mengenai isi dasar negara, Ir. Sukarno juga memberikan usul mengenai nama dasar negara tersebut. Usul-usul tersebut antara lain Pancasila, Trisila, atau Ekasila. Akhirnya, nama yang dipilih sebagai dasar negara adalah Pancasila. Kata Pancasila diambil dari Kitab Negarakartagama karangan Mpu Prapanca. Kemudian, 1 Juni pun diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Anggota BPUPKI dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia yang terbentuk antara lain :

a. Panitia Sembilan yang diketuai oleh Ir. Soekarno, tugasnya merumuskan rancangan pembukaan undang-undang dasar;

b. Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno (dalam panitia ini dibentuk lagi panitia kecil yang diketuai oleh Prof.Dr. Soepomo);

c. Panitia Ekonomi dan Keuangan yang diketuai oleh Drs. Moch. Hatta; d. Panitia Pembela Tanah Air yang diketuai oleh Abikusno Cokrosuyoso.

112

Pada 22 Juni 1945, terbentuklah Panitia Sembilan yang diketuai oleh Ir. Sukarno. Panitia Sembilan bertugas menampung saran dan pendapat para anggota mengenai dasar negara selama sidang untuk merumuskan dasar negara Indonesia. Anggota Panitia Sembilan adalah:

1. Ir. Sukarno; 6. K.H. Wahid Hasyim;

2. Drs. Moh. Hatta; 7. H. Agus Salim;

3. Mr. Ahmad Subarjo; 8. Mr. A.A. Maramis; dan 4. Mr. Muh. Yamin; 9. Abikusno Cokrosuyoso 5. Abdulkadir Muzakir;

Sidang Panitia Sembilan telah berhasil merumuskan rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang di dalamnya termuat pula dasar negara Indonesia merdeka. Dokumen ini oleh Mr. Muh. Yamin diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Isinya sebagai berikut:

1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya; 2) (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;

3) Persatuan Indonesia;

4) (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan;

5) (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Piagam Jakarta tersebut kemudian dijadikan sebagai Mukadimah Undang Undang Dasar 1945. Akan tetapi, terdapat perubahan pada bagian pertama dalam Piagam Jakarta, yaitu “Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya”. Kalimat ini kemudian diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Hal ini dilakukan sebagai wujud toleransi terhadap pemeluk agama lain.

b. Sidang Kedua (10 - 17 Juli 1945)

Pembahasan pokok di sidang yang kedua ini adalah rencana undang-undang dasar dan pembukaannya. Untuk itulah BPUPKI membentuk sebuah panitia yang dinamakan Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Panitia ini diketuai oleh Ir.

113

Soekarno dengan jumlah anggota 18 orang. Di akhir sidang kedua ini, Ir. Soekarno menyampaikan laporan hasil kerja seluruh panitia yang ada, antara lain:

1) Pernyataan Indonesia merdeka; 2) Pembukaan Undang-Undang Dasar; 3) Batang Tubuh Undang-Undang Dasar.

Dengan berhasilnya BPUPKI mengesahkan Rancangan Dasar Negara dan Undang-Undang Dasar negara, dapat dikatakan Indonesia telah siap merdeka. Akhirnya, pada 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah selesai menjalankan tugasnya.

2. PPKI

BPUPKI dinyatakan telah selesai melaksanakan tugasnya, maka pada tanggal 7 Agustus 1945 dibubarkan. Untuk menggantikan lembaga tersebut dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang dinamakan Dokuritsu Junbi Iinkai. Pada 9 Agustus tiga orang tokoh bangsa Indonesia dipanggil oleh Panglima Tertinggi Pasukan Jepang di Asia Tenggara Jenderal Terauci. Mereka adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Rajiman Wedyodiningrat. Pada 12 Agustus 1945, mereka bertemu Jenderal Terauci di Dalat (Vietnam Selatan). Dalam pertemuan itu, Jenderal Terauci menyampaikan bahwa pemerintah Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia namun kedudukan Jepang pada saat itu sudah lemah. Pelaksanakan kemerdekaan diserahkan kepada PPKI/ bangsa Indonesia sendiri.

PPKI diketuai oleh Ir. Sukarno dan wakilnya Drs. Moh.Hatta. PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Mereka adalah 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang wakil dari Sumatra, 2 orang wakil dari Sulawesi, 1 orang wakil dari Kalimantan, 1 orang wakil dari Sunda Kecil, 1 orang wakil dari Maluku, dan 1 orang wakil dari keturunan Cina.

Selanjutnya, PPKI dijadikan Badan Nasional dan jumlah anggotanya yang semula 21 orang ditambah 6 orang yaitu Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri, dan Ahmad Subarjo sehingga menjadi 27 orang. Susunan anggota PPKI dipandang telah mewakili

114

seluruh rakyat Indonesia sehingga dianggap sebagai badan perwakilan rakyat Indonesia.

Peristiwa yang cukup penting setelah pembentukan PPKI, yaitu penyerahan Jepang terhadap Sekutu yang dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 1945 dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Suasana kemedekaan yang penuh dengan gejolak tidak memungkinkan jalannya pemerintahan negara Indonesia yang baru merdeka dapat dilaksanakan sesuai dengan kehidupan negara pada umumnya yang sudah mapan. Untuk itulah bapak pendiri negara kita berinisiatif untuk segera membentuk alat kelengkapan negara melalui lembaga PPKI.

PPKI dalam sidangnya yang dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah negara Indonesia terbentuk berhasil membuat ketetapan sebagai berikut:

a. mengesahkan UUD 1945 sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai presiden dan wakil presiden; Sejak tanggal 18 Agusus 1945, secara sah telah lahir Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kenyataan menunjukka bahwa sejak tanggal tersebut Indonesia telah memeuhi syarat-syarat sebagai negara, yaitu : memiliki wilayah, penduduk atau bangsa, dan pemerintahan yang berdaulat.

Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dibentuk pada tanggal 22 Agustus 1945. Anggotanya terdiri dari wakil-wakil rakyat berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat untuk membantu presiden sebelum DPR dan MPR. KNIP dilantik tanggal 29 Agustus 1945, diketuai oleh Mr. Kasman Singodimejo.

Pada tanggal 29 Agustus 1945, Presiden Soekarno membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR). Tujuan dibentuknya BKR adalah untuk memelihara keamanan dan ketertiban di daerah-daerah Republik Indonesia. Anggota BKR terdiri dari bekas anggota Peta, heiho, Barisan Pemuda, Polisi dan sebagainya.

115

3. Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang dalam Mempersiapkan Kemerdekaan

Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai para pahlawannya, demikianlah pepatah yang berlaku. Tokoh-tokoh bangsa Indonesia telah memberi teladan bagaimana caranya berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Begitu juga tidak ada persoalan, baik kecil maupun besar yang tidak dapat diselesaikan apabila kita semua mempunyai itikad untuk menyelesaikan dengan cara musyawarah.

Selain meneladani sikap yang telah diperlihatkan oleh para tokoh bangsa Indonesia, kita juga harus menghargai hasil karya mereka. Pancasila dan UUD 1945 adalah hasil karya besar para tokoh bangsa Indonesia yang harus dijaga keberadaannya. Namun, bukan berarti kita tidak dapat menyesuaikan hasil karya mereka itu dengan keadaan zaman yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Ingat, Pancasila dan UUD 1945 dibuat oleh tokoh bangsa Indonesia dalam waktu yang singkat dan dalam keadaan masa-masa genting. Terlebih pada saat itu pemerintah pendudukan Jepang terus mengawasinya. Untuk itu, kewajiban kitalah sebagai generasi penerus bangsa menjaga hasil karya besar para tokoh bangsa Indonesia. Kita juga harus melanjutkan cita-cita mereka menuju bangsa Indonesia yang maju dalam segala hal. Apabila kita tidak dapat meraih cita-cita tersebut sangatlah disayangkan pengorbanan yang telah diberikan mereka untuk terwujudnya negara Indonesia ini.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghargai atau menghormati jasa-jasa para pejuang kemerdekaan Indonesia di antaranya adalah sebagai berikut. a. Mendoakan para pejuang yang telah tiada agar mendapat tempat yang

layak di sisi Tuhan Yang Maha Esa

b. Mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, bekerja keras, belajar dengan tekun, dan disiplin.

c. Meneladani sikap kepahlawanan para pejuang kemerdekaan untuk mengisi kemerdekaan

d. Memberi penghargaan berupa gelar atau tanda jasa kepada para pejuang kemerdekaan

116

e. Mengabdikan nama-nama para pejuang kemerdekaan pada tugu peringatan, nama bangunan penting, nama jalan, atau nama sarana umum lainnya.

f. Bertanggung jawab sebagai warga negara.

g. Kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. h. Adanya sikap saling menghormai antarmanusia.

117 Lampiran 6. Card Sort Pada Siklus I

1. Card sort dalam membuat kelompok beserta kunci jawaban Soal :

Apa kepanjangan dari singkatan BPUPKI? Soal :

Bahasa Jepang nya BPUPKI adalah...

Soal :

Siapa ketua BPUPKI?

Soal:

Berapa kali sidang yang dilaksanakan oleh BPUPKI? Kapan dilaksanakannya sidang pertama dan kedua BPUPKI?

Soal :

Apa yang dihasilkan oleh BPUPKI?

Soal :

Kapan BPUPKI dibentuk? Kapan BPUPKI dbubarkan? Soal:

Apa kepanjangan dari PPPKI?

Soal :

PPPKI dalam bahasa Jepang adalah...

118 Soal :

Dimana ketiga tokoh bertemu dengan Jenderal Terauci? Soal:

Siapa ketua PPKI?

Soal :

Kapan sidang pertama PPKI?

Soal :

Apa saja hasil sidang pertama PPPKI?

Soal :

Bagaimana cara menghargai jasa dan peranan tokoh kemerdekaan Indonesia? Soal :

Bagaimana cara menghargai jasa dan peranan tokoh kemerdekaan Indonesia? Soal :

Bagaimana cara menghargai jasa dan peranan tokoh kemerdekaan Indonesia?

Dokumen terkait