• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAWITAN, KABUPATEN SLEMAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAWITAN, KABUPATEN SLEMAN."

Copied!
207
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI KRAWITAN, KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nia Widyawati Fitri Puspitarini NIM 13108241001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

What I hear, I forget.

What I hear, see, and ask questions about or discuss with someone else, I begin to understand.

What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill. What I teach to another, I master (Silberman)

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui,

sedang kamu tidak mengetahui. (Terjemahan Q.S. Al-Baqarah 216)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Orang tua tercinta, Ibu Sri Handayani dan Bapak Sarwiyono yang selalu mendoakan dan telah memberikan dukungan moral maupun material kepada saya selama ini.

(7)

vii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI KRAWITAN, KABUPATEN SLEMAN

Oleh

Nia Widyawati Fitri Puspitarini NIM 13108241001

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPS menggunakan pembelajaran aktif card sort pada siswa kelas V SD Negeri Krawitan Kabupaten Sleman.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Krawitan yang berjumlah 17 siswa. Desain PTK menggunakan Kemmis dan Taggart yang meliputi perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Teknik pengumpulan data berupa tes untuk mengukur prestasi belajar siswa. Instrumen tes divalidasi oleh dosen ahli. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk menganalisis data prestasi belajar siswa.

Terdapat peningkatan prestasi belajar dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II. Tahap pra tindakan menunjukkan prestasi belajar IPS siswa kelas V tergolong rendah yaitu diperoleh ketuntasan belajar sebesar 5.88 %. Pada siklus I, ketuntasan belajar siswa sebesar 52,94 %. Ketuntasan belajar siswa tersebut mengalami peningkatan sebesar 47.06%. Pada siklus II, dengan adanya perbaikan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 35,30% yaitu diperoleh ketuntasan sebesar 88,24%. Prestasi belajar IPS siswa pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitan yang telah ditetapkan yaitu 75% dari jumlah siswa kelas V SD Negeri Krawitan dengan KKM sebesar ≥ 60. Jadi hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran aktif card sort dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, ilham, kesehatan, kekuatan, dan hidayah sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Pembelajaran Aktif Card Sort Pada Siswa Kelas V SD Negeri Krawitan, Kabupaten Sleman”

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tugas Akhir Skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan Studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya kerjasama, bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis meyampaikan ucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian, fasilitas, dan kemudahan sehingga penulisan skripsi ini berjalan lancar.

2. Ketua jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan kemudahan selama proses penyusunan proposal sampai degan selesainya Tugas Akhir Skripsi ini.

3. Ibu Safitri Yosita Ratri, S.Si, M.Pd, M.Ed. Dosen Pembimbing Skripsi sekaligus validator yang telah memberikan semangat, dukungan, bimbingan, dan memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penelitian Tugas Akhir Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Ibu Sekar Purbarini K, M.Pd. dosen pembimbing akademik yang

(9)

ix

5. Bapak dan ibu dosen jurusan PSD yang telah memberikan ilmu.

6. Bapak Juwari, S.Pd.SD. selaku kepala sekolah SD Negeri Krawitan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas V SD Negeri Krawitan dan Ibu Sunarti, S.Pd.SD. guru kelas V SD Negeri Krawitan yang telah membantu sehingga proses penelitian berjalan dengan lancar.

7. Siswa kelas V SD Negeri Krawitan yang telah bersedia sebagai subjek dalam pelaksanaan penelitian.

8. Kedua kakak saya Ika Astina P dan Gusdiyana K beserta keluarganya yang selalu mendukung.

9. Sahabat-sahabat saya Ananda Galuh S, Khoiria Hikmawati, Yuliana Muharomah, Ulin Nuskhi M, Laily Khoiril Hana, yang bersedia menjadi tumpuan keluh kesah dan kesediaannya unuk membantu dalam selesainnya skripsi ini.

10.Serta teman-teman PGSD kelas B angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan.

(10)

x DAFTAR ISI

Hal HALAMAN PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN SURAT PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah... 7

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar IPS ... 10

1. Hakikat Belajar ... 10

2. Prestasi Belajar ... 11

3. Pengertian IPS ... 14

4. Tujuan Pembelajaran IPS SD ... 16

5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS SD ... 18

6. Prestasi Belajar IPS ... 19

B. Pembelajaran Aktif Card Sort ... 19

(11)

xi

2. Pembelajaran Aktif Card Sort dan Langkah-langkah Pembelajarannya 23

3. Karakteristik Pembelajaran Aktif Card Sort ... 25

4. Pembelajaran Aktif Card Sort Pada Mata Pelajaran IPS ... 27

C. Karakteristik Siswa Kelas V SD ... 28

D. Penelitian yang Relevan ... 31

E. Kerangka Berpikir ... 33

F. Hipotesis Tindakan ... 34

G. Definisi Operasional Variabel ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36

B. Setting Penelitian ... 37

C. Subjek Penelitian ... 37

D. Desain Penelitian ... 37

E. Metode Pengumpulan Data... 40

F. Instrumen Penelitian ... 41

G. Uji Validitas ... 42

H. Teknik Analisis Data ... 43

I. Indikator Keberhasilan... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 46

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 46

2. Kegiatan Pra Tindakan ... 46

B. Hasil Penelitian ... 48

1. Siklus I ... 48

2. Siklus II ... 67

C. Pembahasan ... 88

D. Keterbatasan Penelitian ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 92

(12)

xii

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Nilai Rata-rata Ujian Tengah Semester Siswa Kelas V ... 3

Tabel 2. Materi Pelajaran IPS kelas V semester 2 ... 18

Tabel 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 42

Tabel 5. Keberhasilan Ketuntasan Belajar ... 44

Tabel 6. Prestasi Belajar IPS Pra Tindakan ... 47

Tabel 7. Prestasi Belajar IPS Siklus I... 63

Tabel 8. Perbandingan Prestasi Belajar IPS Pra Tindakan dan Siklus I ... 64

Tabel 9. Prestasi Belajar IPS Siklus II ... 83

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 34

Gambar 2. Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis & Taggart ... 38

Gambar 3. Diagram Prestasi Belajar Pra Tindakan ... 48

Gambar 4. Diagram Prestasi Belajar Siklus I... 64

Gambar 5. Diagram Prestasi Belajar Pra Tindakan dan Siklus I ... 65

Gambar 6. Diagram Prestasi Belajar Siklus II ... 84

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Daftar Nilai UTS siswa kelas V ... 98

Lampiran 2. Kisi-kisi Soal Pretest (Pra Tindakan) ... 99

Lampiran 3. Kisi-kisi Soal Post test Siklus I ... 101

Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Post test Siklus II ... 102

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 104

Lampiran 6. Card Sort Pada Siklus I ... 117

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 124

Lampiran 8.Card Sort Pada Siklus II Beserta Kunci ... 137

Lampiran 9. Hasil Lembar Kerja Siswa Pada Siklus II ... 141

Lampiran 10. Soal Pre test (Pra Tindakan) ... 145

Lampiran 11. Kunci Jawaban Soal Pre test (Pra Tindakan)... 148

Lampiran 12. Daftar Nilai Pre test (Pra Tindakan) ... 149

Lampiran 13. Prestasi Belajar Tertinggi Pre test (Pra Tindakan) ... 150

Lampiran 14. Prestasi Belajar Terendah Pre test (Pra Tindakan) ... 153

Lampiran 15. Soal Siklus I ... 156

Lampiran 16. Kunci Jawaban Soal Siklus I ... 160

Lampiran 17. Daftar Nilai Siklus I ... 161

Lampiran 18. Prestasi Belajar Tertinggi Siklus I ... 162

Lampiran 19. Prestasi Belajar Terendah Siklus I ... 165

Lampiran 20. Soal Siklus II ... 168

Lampiran 21. Kunci Jawaban Soal Siklus II ... 171

Lampiran 22. Daftar Nilai Siklus II ... 172

Lampiran 23. Prestasi Belajar Tertinggi Siklus II ... 173

Lampiran 24. Prestasi Belajar Terendah Siklus II ... 176

Lampiran 25, Daftar Rekap Nilai Pre test, Siklus I, dan Siklus II ... 182

Lampiran 26. Dokumentasi ... 183

Lampiran 27. Surat Keterangan Validasi ... 187

(16)

xvi

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mulai diperkenalkan sebagai mata pelajaran dalam sistem kurikulum di Indonesia sejak tahun 1975. Sejak berlakunya kurikulum tersebut maka mata pelajaran IPS termasuk dalam salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). Dari beberapa mata pelajaran yang diajarkan di SD, IPS merupakan salah satu mata pelajaran bagi siswa SD. Melalui mata pelajaran IPS, diharapkan dapat melahirkan warga negara Indonesia yang baik, bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya, serta warga dunia yang cinta damai. Selain itu, dengan belajar IPS, siswa juga belajar tentang lingkungan masyarakat sehingga dapat melatih sikap siswa untuk peka terhadap masalah sosial yang ada di lingkungan masyarakat. Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Ahmad Susanto (2015: 139) yang menyebutkan bahwa IPS dikembangkan berdasarkan kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa sehingga dapat membina warga negara yang baik yang mampu memahami dan menelaah kehidupan sosial di sekitarnya, aktif berpartisipasi di lingkungan kehidupan, baik di masyarakat, negara, maupun dunia.

(18)

2

kelas memegang peranan penting dalam rangka menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar belajar dapat berlagsung secara efektif dan efisien. Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh guru supaya pembelajaran efektif dan efisien adalah dengan pemilihan pendekatan, strategi, metode, dan media yang tepat dalam menyampaikan materi.

Proses belajar mengajar IPS hendaknya guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar dengan hati senang tanpa adanya suatu tekanan sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan pada Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 ayat 1 yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa selama proses pembelajaran dilakukan dengan suasana yang menyenangkan dan dapat memotivasi siswa sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif, kreatif, dan mandiri. Oleh karena itu, penting bagi guru dalam mengelola pembelajaran dan memfasilitasi siswa dengan gaya dan karakteristik belajarnya di setiap mata pelajaran. Jika tercipta proses pembelajaran yang baik akan tercipta prestasi belajar yang baik pula.

(19)

3

prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS kelas V masih tergolong rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Berdasarkan data yang diperoleh nilai rata-rata Ujian Tengah Semester siswa kelas V SD Krawitan Tahun Ajaran 2016/2017 adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Nilai Rata-rata Ujian Tengah Semester Siswa Kelas V No Mata Pelajaran KKM Nilai rata-rata kelas

1 Matematika 56 46,45

2 Bahasa Indonesia 65 60,62

3 IPA 60 61,72

4 IPS 60 46,69

5 PKn 75 69,65

(20)

4

mendorong peneliti untuk melakukan observasi secara langsung pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Krawitan.

(21)

5

usaha perseorangan?” ketika guru memberikan pertanyaan tersebut siswa belum menjawab, sehingga guru harus memancing kembali dengan menunjuk siswa dan kemudian siswa pun menjawab. Guru mengalami kesulitan dalam memahami dan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru melakukan penilaian setelah pembelajaran berlangsung dengan soal berdasarkan materi yang baru saja disampaikan oleh guru.

Setelah melakukan wawancara bersama guru kelas V informasi yang diperoleh adalah sejumlah faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya prestasi belajar siswa pada UTS semester ganjil tersebut karena siswa merasa kesulitan dalam memahami materi IPS seperti makna peninggalan sejarah nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia, tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di indonesia, dan keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di indonesia. Meskipun guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan diskusi kelompok dan tanya jawab namun belum ada peningkatan dalam prestasi belajar IPS, sedangkan materi IPS pada semester berikutnya tidak jauh dari materi sejarah Indonesia yaitu sejarah pada masa kemerdekaan.

(22)

6

menerima pelajaran dan pengetahuan yang didapat menjadi lebih bermakna. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Silberman (2013: 11) siswa bisa belajar dengan sangat baik dari pengalaman konkret yang berlandaskan kegiatan, serta menurut Khanifatul (2013: 37) seorang guru sebaiknya mampu menciptakan suasana pembelajaran yang dapat mendorong siswa belajar untuk mendapatkan pengetahuan (knowledge), nilai (value), dan keterampilan (skill). Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan cara menerapkan pembelajaran yang tepat. Terkait belum optimalnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas V SD Negeri Krawitan, maka peneliti berupaya menerapkan pembelajaran aktif card sort sebagai salah satu alternatif pembelajaran.

(23)

7

belakang di atas, maka peneliti berminat untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Pembelajaran Aktif Card Sort Pada Siswa kelas V SD Negeri Krawitan, Kabupaten Sleman“.

B.Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Penerapan IPS yang dicapai oleh siswa SD harus disesuaikan dengan taraf perkembangan siswa

2. Kegiatan belajar siswa sebaiknya dengan hati senang tanpa adanya suatu tekanan sehingga tercipta suatu interaksi yang baik

3. Proses pembelajaran yang baik akan tercipta prestasi belajar yang baik pula. 4. Kurangnya antusias siswa dalam pembelajaran IPS.

5. Prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS rendah. 6. Siswa merasa kesulitan dalam memahami materi IPS.

7. Pembelajaran ekspositori yang digunakan memposisikan siswa menjadi peserta pembelajaran yang berpusat pada guru.

8. Guru belum pernah menggunakan pembelajaran aktif card sort yang memberikan kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain.

C.Batasan Masalah

(24)

8

pengkajiannya. Oleh karena itu penelitian ini dibatasi pada identifikasi masalah nomor 5 yaitu presasi belajar siswa mata pelajaran IPS rendah dan nomor 8 yaitu guru belum menggunakan pembelajaran aktif card sort.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana peningkatan prestasi belajar IPS dengan menggunakan pembelajaran aktif card sort pada siswa kelas V SD Negeri Krawitan, Kabupaten Sleman?

E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPS dengan menggunakan pembelajaran aktif card sort pada siswa kelas V SD Negeri Krawitan Kabupaten Sleman.

F. Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memiliki manfaat baik secara teoritis ataupun secara praktis.

1. Manfaat secara teori

(25)

9 2. Manfaat secara praktis

a. Bagi guru

1)Penelitian ini dapat memberi informasi kepada guru tentang pembelajaran aktif yang digunakan dalam pembelajaran IPS.

2)Memberikan pengetahuan kepada guru mengenai peningkatan prestasi belajar IPS siswa dengan menggunakan pembelajaran aktif card sort. b. Bagi Siswa

1)Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.

2)Meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran IPS yang dipelajari dengan menggunakan pembelajaran aktif card sort.

c. Bagi Peneliti

1)Sebagai salah satu bentuk penerapan ilmu yang sudah didapat di bangku kuliah

(26)

10 BAB II KAJIAN TEORI

A.Tinjauan Tentang Prestasi Belajar IPS 1. Hakikat Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Menurut Suyono dan Hariyanto (2011: 9) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Sejalan dengan kedua pendapat tersebut, menurut Ahmad Susanto (2015: 4) belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.

(27)

11

kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu.

Berdasarkan dari berbagai pandangan para ahli yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang dilakukan secara sengaja untuk memperoleh suatu konsep,

pemahaman, atau pengetahuan baru. Perubahan tersebut dapat terbentuk karena

pengalaman yang diperoleh dari pengalaman sendiri, interaksi dengan

lingkungannya maupun melalui ilmu pengetahuan yang diperoleh. Oleh karena itu

dalam belajar siswa diusahakan dapat terlibat dan memperoleh pengalaman secara

langsung sehingga mencapai tujuan belajar.

2. Prestasi Belajar

Zainal Arifin (2009: 12) mengatakan bahwa kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie dan dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi”.

Menurut Sugihartono dkk (2013: 130) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah pengukuran yang dilakukan oleh guru yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa yang terwujud angka maupun pernyataan.

(28)

12

semester untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami pelajaran setelah diberikan guru. Siswa diberikan tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah belajar bersama dengan guru. Seperti yang dikemukakan oleh Riduwan dan Akdon (2007: 31) bahwa tes prestasi belajar digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Dengan mengetahui prestasi belajar siswa dapat diketahui kedudukan siswa di dalam kelas, apakah siswa termasuk kelompok siswa pandai, sedang atau kurang. Selanjutnya Muhibbin Syah (2003: 135) juga mengatakan bahwa kegiatan belajar dapat dikatakan efisien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi. Jadi, sebuah kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa memperoleh prestasi belajar yang baik. Zainal Arifin (2009: 12) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar yaitu : a.Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai siswa.

b.Prestasi belajar sebagai lambang penguasaan hasrat ingin tahu.

c.Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, karena sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan,

(29)

13

Menurut Conny R. Semiawan (2008: 13), prestasi belajar anak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor di bawah ini:

a. Pemenuhan Kebutuhan Psikologis

Setiap anak dalam perkembangannya perlu dipenuhi kebutuhannya, misalnya kebutuhan primer, pangan, sandang, rumah, serta kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang, perhatian, penghargaan terhadap dirinya. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena suasana lingkungan pendidikan bersumber dari pergaulan antara orangtua dengan anak. b. Inteligensi, Emosi dan Motivasi

Prestasi belajar dipengaruhi oleh kemampuan kognitif serta kemampuan nonkognitif (motivasi dan emosi). Anak yang memiliki Intelligence Quotient (IQ) tinggi lebih mudah dalam merencanakan materi yang diajarkan. Namun, Emotional Intelligence (EQ) juga memengaruh prestasi belajar seseorang. EQ adalah suatu ukuran yang menunjuk pada kualitas memahami perasaannya sendiri dan kemampuan ikut mengalami penghayatan perasaan orang lain. Selain itu, motivasi juga berpengaruh dalam prestasi belajar yaitu keyakinan kemampuan untuk memeroleh sukses dalam upaya mencapai sasaran yang dicanangkan.

c. Pengembangan Kreativitas

(30)

14

Berdasarkan dari berbagai pandangan para ahli yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai mata pelajaran setelah mengikuti kegiatan pembelajaran

yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, maupun huruf dalam aspek pengetahuan (kognitif). Prestasi belajar sangat penting dilakukan karena untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa, apakah siswa tersebut sudah paham atau belum. Selain itu, prestasi belajar dapat digunakan guru sebagai evaluasi dan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Pengukuran prestasi belajar tersebut dilakukan dengan menggunakan tes sesuai jenjang kognitif. Pada penelitian ini, prestasi belajar IPS siswa kelas V SD N Krawitan tergolong rendah sehingga prestasi belajar IPS siswa harus ditingkatkan.

3. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mulai diperkenalkan sebagai mata pelajaran dalam sistem kurikulum SD, SMP, dan SMA di Indonesia sejak tahun 1975. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sapriya (2009: 7) bahwa istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975 dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

(31)

15

aspek kehidupan sosial, dalam usaha mencari jalan keluar dari masalah-masalah tersebut. Sedangkan pengertian IPS sendiri adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala, dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan. Sesuai dengan pengertian di atas IPS merupakan bidang studi yang memfokuskan kajian tentang masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat.

(32)

16

Dari beberapa pengertian tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) seperti yang telah dikemukan oleh beberapa ahli di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa IPS adalah salah satu mata pelajaran yang terdiri dari integrasi Sejarah, Geografi, Ekonomi, ilmu sosial lainnya, serta kajian tentang masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat. Integrasi materi sosial tersebut menjadikan IPS di sekolah dasar IPS terpadu yang mempermudah siswa dalam belajar. Materi pelajaran IPS di sekolah dasar juga disusun mengacu pada aspek kehidupan nyata siswa sesuai dengan tingkat kemampuan dan perkembangan siswa.

4. Tujuan Pembelajaran IPS SD

Menurut Ahmad Susanto (2015: 145) tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala kesimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang akan terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Chapin & Messick (Ahmad Susanto, 2015: 147) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran IPS di sekolah dapat dikelompokan menjadi empat komponen, yaitu: 1) Memberikan kepada siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam

kehidupan masyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang 2) Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk mencari dan

mengolah atau memproses informasi

(33)

17

4) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk berperan serta dalam kehiduoan sosial

Dalam Panduan Kurikulum KTSP menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006: 175) mata pelajaran IPS di SD/MI bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya,

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

(34)

18 5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS SD

Mata pelajaran IPS memiliki ruang lingkup. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD dalam BSNP (2006: 176) meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan. b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan. c. Sistem Sosial dan Budaya.

d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

Selanjutnya ruang lingkup materi IPS yang dipelajari siswa SD kelas V Semester 2 tertuang dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai berikut:

Tabel 2. Materi Pelajaran IPS kelas V semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Menghargai peranan tokoh

pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia

2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang 2.2 Menghargai jasa dan peranan

tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

(35)

19

tersebut dikarenakan menyesuaikan materi yang diajarkan di SD Krawitan supaya tidak mengganggu pembelajaran di sekolah tersebut,

6. Prestasi Belajar IPS

Prestasi belajar IPS adalah tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai mata pelajaran IPS yang terdiri dari integrasi Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan ilmu

sosial lainya setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang dinyatakan dalam

bentuk simbol, angka, maupun huruf dalam aspek pengetahuan (kognitif).

Pengukuran prestasi belajar IPS dilakukan dengan menggunakan tes sesuai jenjang

kognitif terkait materi IPS yang diajarkan. Prestasi belajar digunakan untuk

mengetahui kemampuan masing-masing siswa apakah siswa sudah memahami

materi IPS atau belum selama kegiatan belajar sehingga guru bisa melakukan

evaluasi dan refleksi terhadap pembelajaran IPS yang dilakukan.

B.Pembelajaran Aktif Card Sort 1. Pembelajaran Aktif

(36)

20

siswa baik dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Seperti halnya dengan pendapat di atas, menurut Hisyam Zaini, dkk. (Zainal Arifin dan Adhi Setiyawan, 2012: 2) pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif, artinya mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini, mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga fisik. Dengan cara ini, biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga prestasi belajar dapat dimaksimalkan.

(37)

21

oleh Confusius (Silberman, 2009 : 1) bahwa “What I hear, I forget (Apa yang saya dengar, saya lupa), What I see, I remember, (Apa yang saya lihat, saya ingat), What I do, I understand (Apa yang saya lakukan, saya paham)

Setelah Confucius menyatakan tiga pernyataan tersebut, Silberman telah memodifikasi dan memperluas pernyataan tersebut menjadi sebuah paham Belajar Aktif, yaitu :

What I hear, I forget.

What I hear, see, and ask questions about or discuss with someone else, I begin to understand.

What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill. What I teach to another, I master

.

(38)

22

mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip student centered yang menurut Khanifatul (2013: 17) siswa merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Prinsip tersebut menekankan bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila siswa secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Selain itu dengan siswa mencari sendiri pengertian dan membentuk pemahamannya sendiri dalam pikiran mereka maka dengan mudahnya pengetahuan baru yang disampaikan guru dapat diinterprestasikan dalam kehidupan sehari-hari.

(39)

23

adalah guru (everyone is a teacher), teknik pembelajaran mencocokan kartu indeks (index card match), teknik pembelajaran memberikan pertanyaan memperoleh jawaban (giving question getting answer), dan teknik pembelajaran belajar terus menerus (keep on learning).

Jadi berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran yang melibatkan siswa agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna. Dalam proses pembelajaran apabila siswa belajar dari pengalaman langsung maka siswa lebih mudah dalam menerima pelajaran karena senantiasa berpikir selama pembelajaran. Selain itu, siswa terlibat tidak hanya mental tetapi juga fisik sehingga siswa tidak merasa bosan duduk di tempat duduknya. Dengan demikian, pembelajaran aktif diharapkan dapat mengoptimalkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Krawitan.

2. Pembelajaran Aktif Card Sort dan Langkah-langkah Pembelajarannya Silberman (2009: 157-158) menjelaskan tentang prosedur bermain dengan menggunakan card sort (memilah dan memilih kartu) yaitu kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu obyek, atau mengulangi informasi. Langkah pembelajaran yaitu:

(40)

24

b. Siswa diminta untuk berusaha mencari temannya di ruang kelas dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori yang sama.

c. Siswa dengan kartu kategori yang sama menyajikan sendiri kepada orang lain.

d. Masing-masing kategori kemudian dipresentasikan.

Kemudian guru dapat memvariasi langkah-langkah card sort tersebut dengan :

a. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan sesuai dengan kategorinya. b. Pada awal kegiatan dapat dibentuk kelompok. Masing-masing kelompok diberi

satu set kartu yang lengkap Kartu tersebut dipastikan dikocok supaya kategori yang siswa sortir tidak jelas dimana letaknya. Setiap tim diminta untuk menyortir kartu ke dalam kategori.

Langkah-langkah pembelajaran aktif card sort juga dijelaskan oleh Hisyam Zaini dkk (2008: 50-51) yaitu :

a. Setiap siswa diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercaku dalam satu atau lebih kategori.

b. Siswa diminta bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama. (kategorinya dapat diumumkan atau siswa menemukan sendiri).

(41)

25

d. Ketika presentasi tiap kategori, siswa diberikan poin-poin penting terkait materi pelajaran.

Kemudian variasi dalam pembelajaran aktif card sort yaitu:

a. Setiap kelompok diminta untuk menjelaskan tentang kategori yang telah diselesaikan

b. Pada awal kegiatan dibentuk beberapa tim. Masing-masing tim diberi satu set kartu yang sudah diacak sehngga kategori yang siswa sortir tidak nampak. Setiap tim diminta untk menyortir kartu-kartu tersebut kedalam kategori-kategori tertentu. Setiap tim memperoleh nilai untuk setiap kartu yang disortir dengan benar.

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh ahli di atas maka pembelajaran aktif card sort mengutamakan pada gerakan fisik sehingga membantu untuk memberi kelas yang telah letih. Hal itu dapat membantu dalam kegiatan pembelajaran di kelas yaitu membantu dalam mendinamiskan kelas yang jenuh dan bosan. Oleh karena itu pembelajaran aktif card sort sesuai jika digunakan dalam pembelajaran IPS.

3. Karakteristik Pembelajaran Aktif Card Sort

Menurut Bonwell (Zainal Arifin dan Adhi Setiyawan, 2012: 5), pembelajaran aktif memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

(42)

26

b. Siswa tidak hanya mendengarkan pembelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

c. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran.

d. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi.

e. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

(43)

27

card sort diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar. Kelebihan card sort yaitu:

a. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan

b. Siswa dapat memecahkan masalah terkait dengan materi c. Siswa lebih mudah menguasai materi pelajaran

d. Siswa lebih akif mengikuti proses pembelajaran e. Menumbuhkan sikap kerjasama antar siswa

4. Pembelajaran Aktif Card Sort Pada Mata Pelajaran IPS

Pembelajaran aktif card sort pada mata pelajaran IPS digunakan untuk mengajarkan materi-materi yang terdiri dari integrasi Sejarah, Geografi, Ekonomi, ilmu sosial lainya, serta kajian tentang masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat yang sesuai dengan kurikulum IPS di sekolah dasar. Dari penjelasan oleh ahli terkait langkah-langkah pembelajaran aktif card sort di sub bab sebelumnya, maka peneliti menentukan langkah-langkah pembelajaran aktif card sort yaitu :

a. Siswa menggali informasi melalui membaca materi.

b. Siswa mendengarkan penjelasan tentang pelaksanaan pembelajaran menggunakan card sort.

c. Masing-masing siswa diberi satu kartu secara acak.

d. Siswa diminta bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan teman yang memiliki kategori yang sama.

e. Siswa dalam kelompok berdiskusi.

(44)

28

g. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok.

C. Karakteristik Siswa Kelas V SD

Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan anak yang kira-kira berusia enam tahun hingga kira-kira berusia sebelas atau dua belas tahun. Pada masa usia tersebut, merupakan tahap perkembangan berpikir fase operasional konkret, seperti yang dikemukakan oleh Piaget (Sugihartono dkk, 2013: 109) perkembangan berpikir individu melalui empat tahap yaitu sensorimotorik (0-2 tahun), praoperasional (2-7 tahun), operasional kongkrit (7-11 tahun), dan operasional formal (12-15).

Menurut Wina Sanjaya (2013: 265) dikatakan fase operasional konkret karena pada masa ini pikiran anak terbatas pada objek-objek yang mereka jumpai dari pengalaman-pengalaman langsung. Anak berpikir tentang objek-objek atau benda yang mereka temukan secara langsung, misalnya tentang beratnya, warnanya, dan strukturnya. Mereka juga berpikir tentang aktivitas-aktivitas yang dapat mereka lakukan dengan menggunakan benda-benda yang ditemuimya itu.

(45)

29

membuat pengetahuan lama dan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu, secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam diri dan lingkungannya. Kedua hal ini tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.

Dengan mengacu pada teori tahapan perkembangan kognitif Piaget (Ahmad Susanto, 2015: 78), maka dapat diketahui bahwa anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkret (usia 7-11 tahun). Dimana pada rentang usia ini anak menunjukkan perilaku belajar yang berkembang, yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1.Anak mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak.

2.Anak mulai berpikir secara operasional, yakni anak mampu memahami aspek-aspek kumulatif materi, seperti: volume, jumlah, berat, luas, panjang, dan pendek. Anak juga mampu memahami tentang peristiwa-perisiwa yang konkret. 3.Anak dapat menggunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasi

benda-benda yang bervariasi beserta tingkatannya.

4.Anak mampu membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmah sedehana, dan menggunakan hubungan sebab akibat.

(46)

30

Menurut Dalyono (2015: 96) beberapa ciri anak masa bersekolah umur 7 s.d. 12 tahun antara lain :

1. Realistis dan kritis,

2. Banyak ingin tahu dan suka belajar,

3. Memiliki perhatian terhadap hal-hal yang praktis dan konkret dalam kehidupan sehari-hari,

4. Mulai timbul minat terhadap bidang pelajaran tertentu,

5. Sampai umur 11 tahun anak suka meminta bantuan kepada orang dewasa dalam menyelesaikan tugas belajarnya.

6. Setelah umur 11 tahun, anak-anak mulai ingin bekerja dalam menyelesailan tugas-tugas belajar

7. Mendambakan angka-angka raport yang tinggi

8. Anak suka berkelompok dan memilih teman-teman sebaya dalam bermain dan belajar

Menurut Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh (2005: 38) masa usia sekolah dasar dapat dirinci menjadi dua fase yaitu masa kelas rendah dan masa kelas-kelas tinggi. Masa kelas-kelas tinggi yaitu siswa berumur kira-kira 9/10 tahun sampai kira-kira umur 12/13 tahun. Siswa pada kelas V termasuk ke dalam masa kelas tinggi sekolah dasar. Beberapa sifat anak pada masa kelas tinggi yang disampaikan Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh (2005: 40) adalah sebagai berikut:

(47)

31 2. Realitis, ingin tahu, dan ingin belajar.

3. Pada akhir masa ini adanya minat pada hal-hal dan mata pelajaran khusus. 4. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan seorang guru atau orang

dewasa lain untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.

5. Setelah kira-kira umur 11 tahun anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.

6. Anak memandang nilai (angka dalam raport) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar.

7. Anak-anak gemar dalam membentuk kelompok sebaya.

Oleh karena itu sebagai guru hendaknya menyesuaikan proses pembelajaran yang dilakukan dengan tahapan-tahapan kognitif yang dimiliki anak. Karena tanpa penyesuaian proses pembelajaran dengan perkembangan kognitifnya, guru maupun siswa akan mendapatkan kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Berdasarkan pendapat ahli di atas siswa kelas V SD termasuk masa anak-anak akhir yang berada pada tahap operasional kongkrit. Pada tahap tersebut siswa berpikir pada objek yang bersifat konkrit atau dari pengalaman-pengalaman langsung. Pada tahap ini juga siswa sudah memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar. Oleh karena itu tahap tersebut sesuai dengan penelitian bahwa siswa cenderung menyukai pembelajaran yang konkrit dan berdasarkan pengalamannya.

D. Penelitian yang Relevan

(48)

32

Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Sendangsari”

menunjukkan bahwa penggunaan Active Learning Tipe Card Sort dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Sendangsari dilihat dari kondisi awal kemudian meningkat pada siklus I dan siklus II. Hasil peningkatan terlihat dari nilai rata-rata kondisi awal yaitu sebesar 62 kemudian meingkat pada sklus I menjadi 73. Pada siklus II terjadi peningkatan pada nilai rata-rata menjadi 84. Peningkatan siswa yang mencapai ketuntasan pada pra tindakan sebesar 37%, sedangkan pada siklus I sebesar 63%, kemudian pada siklus II meningkat sebesar 89%.

2.Penelitian (skripsi) yang dilakukan oleh Fajar Sri Rahayu (2013) dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort Terhadap Hasil Belajar IPS bagi

(49)

33 E. Kerangka Berpikir

Berdasarkan data yang diperoleh, nilai rata-rata mata pelajaran IPS pada UTS Semester Ganjil di SD Negeri Krawitan tergolong rendah yaitu 46,69. Dari hasil observasi pembelajaran pada semester I dengan materi Jenis-jenis Usaha di Indonesia terlihat kurangnya antusias siswa dalam pembelajaran yaitu siswa menyimak buku dan tidak ada respon umpan balik selama proses pembelajaran. Hal tersebut terjadi disebabkan kurangnya variasi dalam kegiatan pembelajaran.

Pada semester II dalam kurikulum KTSP di kelas V Sekolah Dasar, materi IPS yang dipelajari adalah tentang sejarah bangsa Indonesia. Materi tersebut mengisahkan perjalanan peristiwa-peristiwa sebelum dan setelah kemerdekaan Republik Indonesia yang dituangkan dalam bentuk cerita dalam buku teks mata pelajaran IPS. Pada materi tentang peristiwa sebelum dan setelah kemerdekaan Republik Indonesia tersebut merupakan materi IPS yang bersifat abstrak. Materi yang dipilih peneliti adalah materi perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan pembelajaran aktif card sort selama pembelajaran yang dibagi dalam dua siklus dengan masing-masing siklus 2 kali pertemuan. Selama proses pembelajaran akan diamati dengan lembar observasi dan catatan lapangan, selanjutnya setiap akhir siklus akan diberikan tes akhir siklus untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.

(50)

34

dibagikan kepada siswa secara acak, kemudian siswa melakukan usaha bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu berkategori sama.

Dengan tahapan tersebut maka diharapkan prestasi belajar IPS di kelas V SD Negeri Krawitan dapat meningkat dengan indikator keberhasilan 75% dari jumlah siswa yang mencapai taraf Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu ≥ 60.

Bagan kerangka berpikir dapat dilihat sebagai berikut : Permasalahan

Prestasi belajar IPS siswa masih rendah, terbukti dengan nilai rata-rata mata pelajaran ips tergolong rendah dari mata pelajaran lain pada Ulangan Tengah Semester Tahun Ajaran 2016/2017 yaitu 46,69.

Solusi

Penggunaan pembelajaran aktif card sort dalam pembelajaran IPS.

Hasil

Meningkatnya prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD N Krawitan dengan indikator keberhasilan 75% dari jumlah siswa yang mencapai taraf Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu ≥ 60.

Gambar 1. Kerangka Berpikir F. Hipotesis Tindakan

(51)

35 G. Definisi Operasional Variabel

1.Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai mata pelajaran setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, maupun huruf dalam aspek pengetahuan (kognitif). Pengukuran prestasi belajar dilakukan dengan menggunakan tes.

2.Pembelajaran Aktif Card Sort

(52)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

(53)

37 B.Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Krawitan yang beralamat di dusun Krawitan, Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memilih SD tersebut karena dalam pembelajaran IPS prestasi belajar siswa kelas V masih tergolong rendah. Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2016/2017. Dilihat dari segi fisik, kondisi bangunan sekolah cukup baik. Kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 07.00-12.10. Ruang kelas V berada di di antara ruang kelas IV dan kelas VI. Fasilitas di ruang kelas V sudah memadai bahkan kursi dan meja di kelas tersebut lebih banyak dibandingkan siswanya.

C.Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Krawitan yang berjumlah 17 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan pada tahun ajaran 2016/2017. Subjek penelitian dipilih karena para siswa inilah yang mengalami permasalahan prestasi belajar dalam pembelajaran IPS.

D.Desain Penelitian

(54)

38

Gambar 2. Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis & Taggart Secara garis besar masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Adapun penjelasan masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

1.Siklus I

a.Perencanaan (Plan)

Tahap perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk merancang penelitian tindakan. Pada tahap ini dimulai dari pengajuan permohonan ijin kepada kepala sekolah. Setelah mendapat ijin, kemudian peneliti bekerja sama dengan guru kelas dalam menemukan masalah dan kemudian merancang tindakan yang dilakukan seperti:

1) Merumuskan masalah penelitian yang ada di lapangan setelah melakukan observasi awal dan diskusi dengan guru kelas V.

(55)

39

2) Memilih, menentukan, dan mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai.

3) Menetapkan indikator dan tujuan pembelajaran

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator semester II yang sudah ditetapkan menggunakan pembelajaran aktif card sort.

5) Menyusun instrumen prestasi belajar berupa tes evaluasi untuk siswa yang terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda. Tes akan diberikan pada akhir siklus. 6) Menyiapkan card sort yaitu kartu yang berisi informasi mengenai materi

yang akan diajarkan.

b. Pelaksanaan Tindakan (Act) dan Pengamatan (Observe)

Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan. Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan dengan melaksanakan tindakan di kelas (Suharsimi Arikunto dkk, 2015: 18). Dalam tahap ini pelaksana adalah guru yang dibantu oleh peneliti. Pelaksana melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP yang disiapkan oleh peneliti. Selama proses pembelajaran peneliti dibantu oleh seorang pengamat untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran. Setelah pembelajaran selesai, maka dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan secara tertulis yaitu dengan mengerjakan soal evaluasi yang berupa pilihan ganda.

(56)

40

muncul, baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan (Sukardi, 2013: 6). Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa baik sebelumpelaksanaan tindakan, pada saat pelaksanaan tindakan, maupun setelah pelaksanaan tindakan. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan sesuai atau tidak dan terdapat kemajuan dalam belajar siswa atau tidak. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tindakan yang dilakukan mengarah pada perubahan positif dalam proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

c. Refleksi (Reflecting)

Tahap keempat adalah refleksi yaitu merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan (Suharsimi Arikunto dkk, 2015: 19). Tahapan ini dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian bersama peneliti saling berdiskusi tentang implementasi rancangan tindakan. Dari hasil refleksi yang dilakukan akan menentukan langkah perubahan selanjutnya. Apabila dalam pemberian tindakan pada siklus pertama hasilnya belum sesuai dengan indikator keberhasilan maka dapat dilakukan perubahan rencana untuk siklus berikutnya. E.Metode Pengumpulan Data

(57)

41

Tes merupakan instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pelajaran (Wina Sanjaya, 2011: 99). Menurut Zainal Arifin (2011: 118) tes adalah suatu teknik atau cara yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa. Tes yang digunakan pada penelitian tindakan ini adalah tes prestasi belajar (achievement tests). Tes prestasi belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu (Suharsimi Arikunto, 2010: 194). Menurut Nana Syaodih (210: 223) tes prestasi belajar mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu. Tes yang banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa adalah bidang kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran (Eko Putro Widoyoko, 2015: 51). Instrumen dalam penelitian ini adalah tes.

(58)

42

kompetensi dasar yang digunakan sebagai dasar untuk menyusun soal tes tercantum dalam BSNP (2006: 180 ) adalah sabagai berikut :

Tabel 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Menghargai peranan

2.2.Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

2.3.Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas, kemudian peneliti mengembangkan kisi-kisi untuk soal pretest, post test siklus I, dan post test siklus II. Adapun kisi-kisi tes untuk soal pretest yang digunakan sebelum tindakan dapat dilihat pada lampiran halaman 105, kisi-kisi untuk soal post test siklus I dapat dilihat pada lampiran halaman 107, dan kisi-kisi untuk soal post test siklus II dapat dilihat pada lampiran halaman 108.

G.Uji Validitas

(59)

43 H.Teknik Analisis Data

Teknik menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas berdasarkan tujuan pendidikan (Wina Sanjaya, 2011: 106). Menurut Nana Syaodih (2010: 155) analisis data diperlukan untuk merangkum apa yang telah diperoleh, menilai apakah data tersebut berdasarkan kenyataan, teliti, ajeg, dan benar. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif untuk mendeskripsikan hasil prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPS. Analisis data dilakukan setelah hasil prestasi belajar siswa diukur dengan nilai rata-rata siswa dan hasil ketuntasan belajar siswa kemudian dibandingkan hasilnya antar siklus maupun pre test. Rumus-rumus yang digunakan untuk mengukur hasil prestasi belajar siswa adalah berikut:

1.Nilai Akhir Belajar Siswa

Keterangan :

NA : Nilai Akhir 2.Mencari nilai rata-rata kelas

Daryanto (2011: 191), untuk mencari rata-rata kelas maka digunakan rumus berikut :

�� = � ℎ

X =

(60)

44

Sedangkan rumus untuk menghitung persentase ketuntasan belajar menurut Daryanto (2011: 192) adalah sebagai berikut:

Keterangan :

P : Persentase Ketuntasan Belajar

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh kemudian dianalisis untuk memperoleh kesimpulan dengan menggunakan tabel keberhasilan ketuntasan belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 107), yaitu:

Tabel 4. Keberhasilan Ketuntasan Belajar Taraf keberhasilan Kualifikasi

85%-100% Sangat baik

70%-84% Baik

55%-69% Cukup

46%-54% Kurang

0%-45% Sangat Kurang

I. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan penelitian tindakan ini ditandai dengan adanya perubahan yang lebih baik dalam peningkatan prestasi belajar. Peneliti menggunakan indikator keberhasilan sebagai acuan dalam penilaian keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan pembelajaran aktif card sort. Oleh karena itu

(61)

45

(62)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Krawitan yang beralamat di dusun Krawitan, Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memilih SD tersebut karena dalam pembelajaran IPS prestasi belajar siswa masih tergolong rendah. Dilihat dari segi fisik, kondisi bangunan sekolah cukup baik. Kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 07.00-12.10.

2. Kegiatan Pra Tindakan

(63)

47

Tabel 5. Prestasi Belajar IPS Pra Tindakan

No KKM Persentase

Rata-KKM = Kriteria Ketuntasan Minimum T = Tuntas

BT = Belum Tuntas

(64)

48

Gambar 3. Diagram Prestasi Belajar Pra Tindakan

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar IPS siswa kelas V sebelum dilakukan tindakan masih rendah yaitu masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM. Untuk itu perlu dilakukan tindakan agar siswa mendapatkan prestasi belajar minimal KKM.

B. Hasil Penelitian 1. Siklus I

Pelaksanaan tindakan kelas pada mata pelajaran IPS bagi kelas V SD Negeri Krawitan dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8 Februari 2017 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit di mulai pukul 09.00-10.10 WIB pada jam pelajaran ke 4 dan 5. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 9 Februari 2017 dengan alokasi waktu 2x35 menit dimulai pukul 09.35-10.45 WIB pada jam pembelajaran ke 5 dan 6. Pokok bahasan pada pelaksanaan tindakan siklus I yaitu BPUPKI, PPKI, dan sikap menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan. Adapun proses penelitian adalah sebagai berikut :

1

(65)

49 a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Tahap pertama dalam penelitian tindakan kelas ini adalah perencanaan. Perencanaan pada siklus I ini, peneliti berdiskusi dengan guru kelas V, yakni ibu Sunarti, S.Pd.SD sebagai kolaborator. Peneliti berdiskusi mengenai apa saja yang perlu dipersiapkan untuk tindakan penelitian. Persiapan-persiapan yang dilakukan antara lain:

1) Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar 2) Menetapkan indikator dan tujuan pembelajaran

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator semester II yang sudah ditetapkan menggunakan pembelajaran aktif card sort yang kemudian dikonsultasikan ke dosen pembimbing sebagai validator. Setelah divalidasai kemudian didiskusikan bersama guru.

4) Mempersiapkan lembar observasi pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan pembelajaran aktif card sort, lembar observasi pengamatan guru yang sudah divalidasi oleh dosen ahli. Serta menyiapkan catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran yang tidak terekam dalam lembar observasi.

5) Menyusun instrumen prestasi belajar berupa tes evaluasi untuk siswa yang terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda. Tes akan diberikan pada akhir siklus. Soal tes disusun oleh peneliti yang divalidasi oleh dosen ahli.

(66)

50

dan sikap menghargai para pejuang. Kartu tersebut berjumlah 42. Card sort tersebut sebelumnya divalidasi oleh dosen ahli.

7) Menjelaskan kepada guru kolaborator mengenai pembelajaran aktif card sort sesuai dengan RPP.

8) Menyamakan persepsi dengan pengamat/observer mengenai pelaksanaan dalam siklus I.

9) Menentukan jadwal penelitian. b.Tindakan Siklus I

1)Pertemuan Pertama

Hari/tanggal : Rabu, 8 Februari 2017 Waktu : 09.00-10.10 WIB

Kompetensi Dasar : 2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8 Februari 2017 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit di mulai pukul 09.00-10.10 WIB pada jam pelajaran ke 4 dan 5.

a) Kegiatan Awal

(67)

51

ke depan. Guru tidak melakukan doa dan presensi karena jam pelajaran IPS dilaksanakan pada jam ke 4. Guru memastikan pembelajaran apa yang dilaksanakan pada jam pelajaran ke 4 dan 5.

Guru mengingatkan kembali materi pelajaran minggu lalu tentang perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah dengan tanya jawab. Guru menanyakan “siapa yang menjajah Indonesia pertama kali?” beberapa siswa

menjawab pertanyaan yang diberikan guru mengenai materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Siswa menjawab “Portugis, Spanyol”, kemudian guru

menindak lanjuti dengan menanyakan “siapa lagi anak-anak yang menjajah Indonesia?” siswa pun menjawab “Belanda dan Jepang bu”. Setelah itu guru

menanyakan bahwa saat dijajah bangsa Indonesia akan diam saja atau tidak. Siswa pun menjawab tidak. Guru kemudian mengaitkan tanya jawab tersebut untuk melakukan apersepsi yaitu “Perjuangan apa saja yang dilakukan bangsa

Indonesia anak-anak? Dalam perjuangannya Indonesia selain perang dan pertaruhan darah adalah dengan membuat organisasi. Nah anak-anak sekarang siapa yang tahu organisasi apa saja yang sudah didirikan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia?”. Siswa menjawab organisasi-organisasi sejak Budi Utomo. Guru menanyakan “didirikan pada tanggal berapa organisasi budi utomo?”. Siswa menjawab “didirikan pada tanggal 20 Mei 1908”. Nah sekarang

(68)

52

diperingati sebagai hari apa?” siswa menjawab “hari lahirnya Pancasila” dengan

arahan guru. Guru kemudian “Nah lahirnya nama Pancasila diusulkan oleh Ir Soekarno pada saat sidang. Siapa yang tahu sidang apa? Lahirnya Pancasila di sidang BPUPKI. Oleh karena itu hari ini kita akan belajar tentang BPUPKI, PPKI, dan sikap menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan.”

b) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti siswa diminta menggali informasi melalui membaca materi tentang perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Siswa diberi waktu untuk mencari informasi dengan membaca dalam waktu 15 menit. Siswa terlihat serius dalam membaca yaitu dari siswa mencoret atau menggaris bawahi hal-hal penting. Setelah membaca, guru dengan bantuan peneliti menjelaskan tentang cara pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran aktif card sort yaitu setelah masing-masing siswa mendapatkan kartu yang berisi informasi kemudian siswa berkelompok sesuai dengan kategori-kategori. Setelah siswa paham, kemudian guru bersama peneliti melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

(1)Guru membagi masing-masing satu kartu secara acak.

(2)Kategori-kategori dituliskan di papan tulis yaitu BPUPKI, PPKI, dan sikap menghargai jasa dan tokoh pejuang mempersiapkan kemerdekaan Indonesia untuk memperjelas dalam pembentukan kelompok.

(69)

53

membaca informasi yang ada di kartu dan mengidentifikasi informasi tersebut masuk dikategori yang mana. Pada tahap ini memakan waktu yang cukup lama hal itu dikarenakan siswa masih bingung apakah kartu yang dipegang termasuk informasi tentang kategori BPUPKI, PPKI, dan sikap menghargai jasa tokoh pejuang, sehingga dalam pelaksanaannya tidak kondusif dan gaduh karena ada siswa yang bertanya pada guru dan temannya. Namun ada juga siswa yang berinisiatif mencari informasi pada buku, bahkan beberapa siswa sudah paham dengan informasi yang ada pada kartu yang dia bawa.

(4)Setelah itu siswa dengan kategori yang sama membentuk kelompok dan diarahkan bahwa kelompok BPUPKI duduk di sisi kanan, PPKI tengah, dan kelompok sikap duduk di kiri. Setelah siswa duduk secara berkelompok, terdapat dua anak yang duduk bukan di kelompoknya karena menganggap materi tersebut adalah materi BPUPKI ternyata bukan. Oleh karena itu siswa diminta untuk membaca materi lagi. Setelah siswa mengetahui informasi tersebut sesuai kategorinya kemudian ia duduk dengan kelompoknya. Setelah berkelompok di kategorinya masing-masing, siswa diminta untuk duduk berhadap-hadapan dengan kelompoknya namun ada anak yang tidak mau duduk berdekatan, setelah itu guru memberikan pengertian kepada siswa. (5)Setelah siswa berkelompok, setiap kelompok mendapatkan lagi satu set kartu

(70)

54

sedangkan kartu yang tipe dua hanya untuk ditempel pada media yang nantinya digunakan untuk presentasi. Kedua kartu tersebut memiliki isi informasi yang sama.

(6)Siswa diberi petunjuk permainannya yaitu setelah kartu diacak oleh salah satu siswa, kartu tersebut dibagi kepada masing-masing siswa dalam kelompok, jika dalam kelompok tersebut berjumlah 6 maka masing-masing siswa mendapatkan 7 kartu, sedangkan kelompok yang berjumlah 5 maka masing-masing siswa mendapatkan 8/9.

(7)Setelah masing-masing siswa mendapatkannya maka masing-masing siswa memilah mana yang sesuai dengan kategorinya. Jika kelompok tersebut adalah kelompok BPUPKI maka kelompok tersebut memilah materi yang berkaitan dengan BPUPKI, begitu juga dengan PPKI dan sikap menghargai jasa para tokoh. Jika masing-masing siswa sudah memilah kemudian didiskusikan bersama kelompok. Dalam memilah kartu siswa harus berdiskusi, bekerja sama, dan tanya jawab dengan siswa satu kelompoknya. Siswa terlihat antusias dalam memilah kartu sesuai dengan kategorinya, meskipun saat awal-awal siswa sedikit terlihat bingung namun lama-kelamaan siswa sudah mencari informasi sendiri pada buku dan materi. Ada juga siswa yang bertanya kepada guru atau peneliti. Siswa dibimbing saat jalannya diskusi ketika ada maupu tidak ada kesulitan.

(71)

55

ditempel, siswa diingatkan untuk tidak lupa memberi nama kelompok dan anggota kelompok.

Ketika siswa sudah selesai menempel, jam pelajaran pun sudah hampir selesai sehingga guru meminta mereka duduk di tempat duduk masing-masing dan merapikan kembali untuk menutup pembelajaran IPS. Hasil pekerjaan siswa sementara dikumpulkan dan siswa mengatur kembali tempat duduknya.

c) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru memancing siswa dengan melakukan tanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari untuk mengetahui sejauh mana siswa memahaminya yaitu “apa yang kalian ketahui tentang BPUPKI dan PPKI?, “apa bahasa Jepang dari BPUPKI dan PPKI”, “bagaimana sikap kita

dalam menghargai para pahlawan?”, “siapa ketua BPUPKI?”, “siapa yang mengusulkan rumusan pancasila?”, “Apa hasil dari PPKI?”. Siswa pun

menjawab pertanyaan tersebut yang kemudian dikuatkan oleh guru. Lalu guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Guru melakukan refleksi yaitu dengan menanyakan kepada siswa “apakah hari ini senang dalam

pembelajaran? Senang dengan belajar sambil bermain?” dan siswa pun

menjawab “senang”. Sebelum diakhiri peneliti memberikan tugas kepada

(72)

56 2)Pertemuan Kedua

Hari/tanggal : Kamis, 9 Februari 2017 Waktu : 09.35-10.45 WIB

Kompetensi Dasar : 2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 9 Februari 2017 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit di mulai pukul 09.35-10.45 WIB pada jam pelajaran ke 5 dan 6.

a) Kegiatan Awal

(73)

57

“BPUPKI, PPKI dan sikap menghargai jasa tokoh pejuang”. Guru kemudian

menindaklanjuti dengan memberikan beberapa pertanyaan yaitu “apa

kepanjangan dari BPUPKI”, “apa bahasa jepangnya PPKI?” Siapa ketua

BPUPKI?”, “apa tugas daari panitia sembilan?”. Beberapa siswa pun menjawab

dengan antusias. Selanjutnya guru menanyakan “apakah siswa sudah siap untuk pelajaran hari ini?”. Guru menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran hari ini

melanjukan pembelajaran kemarin yaitu presentasi dari diskusi hasil kelompok. b) Kegiatan Inti

(74)

58

Setelah selesai presentasi kelompok tersebut memberikan pertanyaan kepada kelompok lain. Saat sesi tanya jawab siswa berebutan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh kelompok yang di depan. Kelompok tersebut juga memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya. Siswa dibimbing ketika presentasi dan tanya jawab. Setiap selesai presentasi siswa dibimbing untuk bertepuk tangan sebagai bentuk pujian. Kemudian secara bergantian dilanjutkan dengan presentasi dari kedua kelompok.

c) Kegiatan Penutup

Gambar

Tabel 1 Nilai Rata-rata Ujian Tengah Semester Siswa Kelas V
Tabel 2. Materi Pelajaran IPS kelas V semester 2
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Gambar 2. Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis & Taggart
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar IPS Siswa Kelas IV melalui pembelajaran

Langkah-langkah yang efektif dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran snowball throwing pada siswa kelas V SD Negeri Ngebel

1. Pemahaman siswa terhadap materi IPS masih rendah. Tingkat keaktifan siswa masih rendah. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kurang baik. Metode belajar yang digunakan guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah dapat dilaksanakan

Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) apakah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan, Yogyakarta pada mata pelajaran IPS dengan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan sikap percaya diri dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS menggunakan model

Selanjutnya akan dilihat pula pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS variabel yang diprediksi dapat memberi pengaruh terhadap prestasi