• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI DEMAK IJO 1 KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/ 2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI DEMAK IJO 1 KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/ 2016."

Copied!
230
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT PADA SISWA KELAS VB SD

NEGERI DEMAK IJO 1 KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/ 2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Mema Rahmaningrum NIM 12108244116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

“Kau dapat mengajarkan sebuah pelajaran pada seorang siswa selama sehari; tapi jika kau mengajarinya belajar dengan menciptakan keingintahuan, dia akan

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang

(7)

vii

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT PADA SISWA KELAS VB SD

NEGERI DEMAK IJO 1 KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/ 2016 Oleh

Mema Rahmaningrum NIM 12108244116

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui strategi pembelajaran aktif card sort pada siswa kelas VB SD Negeri Demak Ijo 1 Sleman Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VB SD Negeri Demak Ijo 1. Teknik pengumpulan data berupa tes hasil belajar, lembar observasi, angket, dan dokumentasi. Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar kognitif siswa, sedangkan lembar observasi digunakan untuk memperoleh gambaran aktivitas siswa serta aktivitas guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran aktif card sort. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif untuk menganalisis data hasil belajar kognitif dan analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis data hasil observasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif card sort dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan pencapaian KKM pada pra tindakan sebesar 19,35%. Setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif card sort pada siklus 1, pencapaian KKM meningkat menjadi 54,83%. Demikian pula setelah dilakukan perbaikan pada tindakan siklus 2, pencapaian KKM meningkat menjadi 87,09%. Selain itu, aktivitas siswa (aspek afektif dan psikomotor) juga mengalami peningkatan dari 73,95% pada siklus I menjadi 91,66% pada siklus II.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,

taufiq, hidayah, serta inayahNya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT PADA SISWA

KELAS VB SD NEGERI DEMAK IJO 1 KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/ 2016” ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini ditulis sebagai realisasi untuk memenuhi tugas mata kuliah Tugas Akhir Skripsi, sekaligus diajukan kepada Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd. M.A., selaku Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan di UNY.

2. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan fasilitas dalam perkuliahan dan ijin penelitian.

3. Bapak Drs. Suparlan, M.Pd.I., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar. 4. Bapak Dr. Anwar Senen, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan

sabar dan ikhlas membimbing saya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Ikhlasul Ardi Nugroho, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan dorongan dan bimbingan dalam kegiatan perkuliahan.

6. Para dosen Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNY

(9)

ix

7. Orangtua terutama Ibu yang selalu melantunkan doa untuk putrinya.

8. Ibu Sri Suharsiwi, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri Demak Ijo 1 Sleman

Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan membimbing saya dalam penelitian di lapangan.

9. Ibu Wahyuni, S.Pd., selaku guru kelas VB SD Negeri Demak Ijo 1 yang telah

membantu dan mengarahkan saya dalam penelitian.

10.Teman-teman Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar khususnya angkatan 2012 kelas

7H yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis dicatat sebagai amal kebaikan dan dibalas oleh Allah SWT dengan imbalan yang lebih baik. Demikianlah

skripsi ini dibuat, semoga dapat bermanfaat untuk semuanya.

Yogyakarta, Februari 2016

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORI ... 10

A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar IPS ... 10

1. Hakikat Belajar ... 10

2. Hasil Belajar ... 13

3. Pengertian IPS ... 19

4. Tujuan dan Manfaat IPS ... 20

5. Ruang Lingkup Materi IPS SD ... 22

6. Hasil Belajar IPS SD ... 22

B. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort ... 23

1. Strategi Pembelajaran ... 23

2. Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort ... 25

C. Karakteristik Siswa Kelas V SD ... 33

D. Penelitian yang Relevan ... 34

E. Kerangka Berpikir ... 36

F. Hipotesis Tindakan ... 38

G. Definisi Operasional Variabel ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Jenis Penelitian ... 40

B. Setting Penelitian ... 41

C. Subjek Penelitian ... 41

D. Desain Penelitian ... 42

E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 46

F. Instrumen Penelitian ... 48

(11)

xi

H. Indikator Ketercapaian ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Deskripsi Data Penelitian ... 55

1. Deskripsi Setting Penelitian ... 55

2. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian ... 55

3. Kondisi Awal Pra Tindakan ... 56

4. Data Hasil Penelitian ... 59

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 59

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 60

c. Observasi Aktivitas Siswa dan Guru Siklus I ... 65

1) Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran Siklus I ... 65

2) Aktivitas Guru Saat Pembelajran Siklus I ... 68

d. Refleksi Tindakan Siklus I ... 71

e. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 74

f. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 75

g. Observasi Aktivitas Siswa Dan Guru Siklus II ... 81

1) Aktivitas Siswa Saat Pembelajran Siklus II ... 81

2) Aktivitas Guru Saat Pembelajran Siklus II ... 84

h. Refleksi Tindakan Siklus II ... 91

B. Pembahasan ... 94

C. Keterbatasan Penelitian ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

Kesimpulan ... 100

Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Soal Tes siklus I ... 49

Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 50

Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 50

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Angket Siswa ... 51

Tabel 5. Kisi-kisi Lembar Angket Guru ... 51

Tabel 6. Hasil Belajar IPS Pra Tindakan ... 57

Tabel 7. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 67

Tabel 8. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I ... 68

Tabel 9. Nilai Hasil Belajar Siklus I ... 69

Tabel 10. Perbandingan Hasil Belajar Pra Tindakan dan Siklus I ... 70

Tabel 11. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 83

Tabel 12. Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ... 83

Tabel 13. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II ... 85

Tabel 14. Perbandingan Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II ... 85

Tabel 15. Nilai Hasil Belajar Siklus II ... 86

Tabel 16. Perbandingan Hasil Belajar Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ... 87

Tabel 17. Hasil Angket Guru ... 89

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir ... 38

Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kemmis & Taggart ... 42

Gambar 3. Diagram Pencapaian KKM Pra Siklus ... 58

Gambar 4. Diagram Pencapaian KKM Siklus I ... 70

Gambar 5. Diagram Perbandingan Hasil Belajar Pra Tindakan dan Siklus I ... 71

Gambar 6. Diagram Pencapaian KKM Siklus II ... 86

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Nilai Ulangan Harian Pertama Kelas VA dan VB ... 107

Lampiran 2. Daftar Nilai UTS Siswa Kelas VB ... 108

Lampiran 3. Daftar Nilai TKM Siswa Kelas VB ... 109

Lampiran 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 110

Lampiran 5. Indikator Butir Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 113

Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 119

Lampiran 7. Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 121

Lampiran 8. Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 125

Lampiran 9. Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 129

Lampiran 10. Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 132

Lampiran 11. Lembar Angket Siswa ... 135

Lampiran 12. Lembar Angket Guru ... 136

Lampiran 13. Lembar Hasil Angket Siswa ... 137

Lampiran 14. Lembar Hasil Angket Guru ... 138

Lampiran 15. Jadwal Observasi Pra Tindakan ... 139

Lampiran 16. Jadwal Pelajaran Kelas VB ... 141

Lampiran 17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 142

Lampiran 18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 149

Lampiran 19. Materi Pembelajaran ... 156

Lampiran 20. Lembar Kerja Siswa ... 160

Lampiran 21. Soal Pra Tindakan ... 161

Lampiran 22. Soal Tes Siklus ... 166

Lampiran 23. Hasil Belajar Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ... 171

Lampiran 24. Media Pembelajaran ... 173

Lampiran 25. Dokumentasi ... 177

Lampiran 26. Hasil Nilai Tertinggi Pre Test ... 183

Lampiran 27. Hasil Nilai Terendah Pre Test ... 188

Lampiran 28. Hasil Nilai Tertinggi Siklus I ... 193

Lampiran 29. Hasil Nilai Terendah Siklus I ... 198

Lampiran 30. Hasil Nilai Tertinggi Siklus II ... 203

Lampiran 31. Hasil Nilai Terendah Siklus II ... 208

Lampiran 32. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 213

Lampiran 33. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 214

Lampiran 34. Surat Rekomendasi Penelitian ... 215

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, karena melalui pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang berpotensi, kreatif, dan memiliki ide cemerlang sebagai bekal untuk memperoleh masa depan yang lebih baik. Sebagaimana pendidikan diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidkan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003 (Utomo Dananjaya, 2013: 24) yang menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(16)

2

merupakan suatu kegiatan pemrosesan kognitif, keterampilan, dan sikap. Pebelajar (siswa) sepenuhnya harus melakukan upaya mengubah perilaku melalui pengalaman, latihan maupun kegiatan-kegiatan lain yang dianggap efektif sebagai proses untuk mengubah perilaku. Perlu dipahami bahwa proses belajar yang baik adalah proses belajar yang dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mempelajari suatu kejadian alam, budaya atau sosial. Proses belajar harus memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan dan mencari sendiri informasi untuk diolah menjadi konsep, prinsip dan generalisasi.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang bekaitan dengan isu sosial. Hal tersebut sesuai dengan yang tertuang dalam Dokumen Permendiknas (2006) (Sapriya, 2009: 194). Ilmu Pengetahuan Sosial di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para siswa sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), sikap dan nilai (attitude and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga Negara yang baik.

Dalam Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dinyatakan tujuan pembelajaran IPS (BSNP, 2006) yaitu:

(17)

3

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.

(18)

4

yang didapat mayoritas siswa maka semakin berhasil pula proses pembelajaran.

(19)

5

ceramah dan tanya jawab. Walaupun di kelas VB juga dibentuk kelompok-kelompok siswa, akan tetapi kelompok-kelompok itu tidak pernah berubah, jadi ketika mereka diskusi mereka selalu dengan teman yang sama. Selain itu, guru masih memerintahkan siswa untuk membaca materi secara bersama-sama, padahal mereka sudah berada di kelas atas. Dan dari hasil nilai IPS yang dicapai saat ulangan harian, ternyata hasil nilai ulangan harian kelas VB lebih rendah dibandingkan dengan kelas VA, terutama pada mata pelajaran IPS. Pada materi bab satu tentang Peninggalan Sejarah dari Masa Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia tahun ajaran 2015/ 2016, nilai ulangan harian kelas VB

(20)

6

Hasil belajar IPS di kelas VB lebih rendah dibandingkan dengan kelas VA dikarenakan siswa kurang memperhatikan dan kurang konsentrasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa merasa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung kurang menarik dan membosankan, yaitu dapat dilihat dari banyaknya siswa yang ramai sendiri ketika pembelajaran berlangsung. Kegiatan belajar mengajar yang kurang berkesan bagi siswa dapat diakibatkan dari berbagai faktor. Faktor yang menyebabkan kegiatan belajar kurang berkesan bagi siswa salah satunya yaitu minimnya variasi dalam pembelajaran. Guru tidak menggunakan media ataupun sumber belajar yang menarik. Selain itu guru hanya berpaku pada buku LKS siswa. Dan juga, metode yang digunakan guru sebagian besar yaitu ceramah sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran. Bahkan ketika guru memberikan pertanyaan kepada siswa, tidak ada siswa yang mau langsung menjawab ataupun maju ke depan. Akan tetapi guru harus menunjuk siswa terlebih dahulu agar siswa mau menjawab ataupun maju ke depan.

(21)

7

persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif, siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga fisik. Dengan cara ini, biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

Salah satu pembelajaran aktif yang dapat diterapkan sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar yaitu card sort. Ini merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik yang ada di dalamnya dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat atau bosan.

(22)

8 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah pada kelas VB di SD Negeri Demak Ijo 1 sebagai berikut:

1. Hasil belajar IPS yang dicapai siswa masih rendah. 2. Penggunaan strategi pembelajaran kurang bervariasi.

3. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. 4. Kurangnya media pembelajaran pada mata pelajaran IPS.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada penggunaan strategi pembelajaran aktif card sort untuk memperbaiki hasil belajar IPS di kelas VB SD Negeri Demak Ijo 1 Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah secara umum sebagai berikut:

1. Bagaimana meningkatkan proses pembelajaran IPS melalui strategi pembelajaran aktif card sort pada siswa kelas VB SD Negeri Demak Ijo 1, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakata?

(23)

9 E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa kelas VB pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif card sort di SD Negeri Demak Ijo 1, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif card sort di SD Negeri Demak Ijo 1, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang strategi yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

2. Bagi siswa, dapat membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan dapat membantu memahami materi pelajaran IPS, sehingga memperbaiki hasil belajar IPS.

(24)

10 BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar IPS 1. Hakikat Belajar

Menurut Sugihartono, dkk. (2012: 74) belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut Santrock dan Yussen (Sugihartono dkk., 2012: 74) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman. Dan menurut Reber (Sugihartono dkk., 2012: 74) mendefinisikan belajar dalam 2 pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.

Menurut Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 10), belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.

(25)

11

terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Menurut Piaget (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 13), pembelajaran terdiri dari empat langkah, yaitu (1) langkah satu: menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. (2) langkah dua: memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut. (3) langkah tiga: mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah. (4) langkah empat: menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi.

Dimyati & Mudjiono (2002: 42) mengemukakan prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut:

a. Perhatian dan Motivasi, perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan aktivitas siswa dalam belajar.

(26)

12

c. Keterlibatan langsung, hal apapun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak ada seorang pun dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. Pengertian ini, menuntut adanya keterlibatan langsung dari setiap siswa dalam kegiatan pembelajaran. d. Balikan dan penguatan, siswa selalu membutuhkan suatu kepastian

dari semua kegiatan yang dilakukan. Seorang siswa belajar lebih banyak, jika setiap langkah pembelajaran segera diberikan kekuatan. e. Perbedaan individual, setiap siswa memiliki karakter sendiri-sendiri

yang berbeda satu dengan yang lain. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain, akan membantu siswa menentukan cara belajar dan sasaran belajar bagi dirinya sendiri.

Sementara itu, prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Slameto (2003: 27) adalah sebagai berikut:

a. Dalam belajar, setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.

b. Belajar harus dapat menimbulkan motivasi yang kuat pada diri siswa. c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.

(27)

13

Agus Suprijono (2011: 4) berpendapat bahwa prinsip belajar itu ada tiga. Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Kedua, belajar merupakan proses yang terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai, dan prinsip yang ketiga adalah belajar merupakan bentuk pengalaman.

Berdasarkan dari berbagai pandangan para ahli yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan pengalaman tertentu sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku itu terjadi karena usaha yang disengaja dan dari adanya perubahan itu akan diperoleh kecakapan baru. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran, meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila siswa ikut berpartisipasi aktif di dalamnya. Oleh karena itu, dengan strategi pembelajaran aktif card sort siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran.

2. Hasil Belajar

(28)

14

sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar mencakup prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil afektif. Karakteristik siswa meliputi cara yang tipikal dari berfikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaiatan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteistik siswa sebagai hasil belajar dalam bidang pendidikan.

Sedangkan menurut Bloom (Hamid Hasan & Asmawi Zainul,1991: 23-27) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a. Ranah Kognitif

(29)

15

1) Pengetahuan (knowledge) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan lain sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.

2) Pemahaman (comprehension) yaitu kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu itu diketahui dan diingat melalui penjelasan dari kata-katanya sendiri.

3) Penerapan (application) yaitu kesanggupan seseorang untuk ide-ide umum, tata cara atau metode-metode, prinsip-prinsip, rumusan-rumusan, teori-teori, dan lain sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret.

4) Analisis (analysis) adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsure-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya. Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu (1) Menganalisis unsure, (2) Menganalisis hubungan, dan (3) Menganalisis prinsip-pinsip organisasi.

5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola yang baru dan terstruktur.

(30)

16

kemudian menentukan pilihan nilai atau ide yang tepat sesuai kreteria yang ada.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berhubungan dengan minat, perhatian, sikap, emosi, penghargaan, proses, internalisasi, dan pembentukan karakteristik diri. Krathwohl, Bloom dan Masia 1964 membagi ranah afektif dalam lima jenjang yaitu, (a) penerimaan (receiving), (b) penanggapan (responding), (c) penghargaan (valuing), (d) pengorganisasian (organizatiaon), (e) penjatidirian (characterizatioan). c. Ranah Psikomotorik

(31)

17

Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Perubahan itu diperoleh melalui usaha, menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman. Hasil belajar ini meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), dan sintesis (C5). Untuk ranah afektif dan psikomotornya meliputi ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, keterampilan siswa dalam membentuk dan menjaga kelangsungan kelompok, partisipasi siswa dalam kelompok, keterampilan berkomunikasi siswa, keaktifan siswa dalam pembelajaran, serta kedisiplinan siswa dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini, hasil belajar IPS yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran card sort (pilah kartu), baik itu nilai yang berupa angka yang menyangkut ranah kognitif, sikap siswa yang menyangkut aspek afektif (nilai-nilai saat melakukan kerja sama dalam kelompok diharapkan dijadikan sebagai pola hidup) serta keterampilan siswa (keterampilan kerjasama dan komunikasi) yang menyangkut aspek psikomotorik yang diharapkan dapat membekali siswa dalam hidup bermasyarakat.

(32)

18

dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern).

1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar di antaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. Salah satu hal penting dalam kegiatan belajar yang harus ditanamkan dalam diri siswa bahwa belajar yang dilakukannya merupakan kebutuhan dirinya. Minat belajar berkaitan dengan seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari siswa. Minat, motivasi, dan perhatian siswa dapat dikondisikan oleh guru. Setiap individu memiliki kecakapan (ability) yang berbeda-beda. Kecakapan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatan belajar; yakni sangat cepat, sedang, dan lambat. Demikian pula pengelompokan kemampuan siswa berdasarkan kemampuan penerimaan, misalnya proses pemahamannya harus dengan cara perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu dengan alat/ media.

(33)

19

dalam kelas. Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi dasar yang diisyaratkan dalam profesi guru.

Untuk memahami faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar siswa guru dapat melakukan berbagai pendekatan, di antaranya dengan wawancara, observasi, kunjungan rumah, dokumentasi, atau isian berupa angket (kuesioner).

3. Pengertian IPS

Menurut Sapriya (2009: 7) IPS merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Sosial mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975 dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

(34)

20

kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga Negara yang baik. Dalam Dokumen Permendiknas (2006) (Sapriya, 2009: 194) dikemukakan bahwa IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang bekaitan dengan isu sosial.

Realisasi pelaksanaan pembelajaran pendidikan IPS di Sekolah Dasar, berdasarkan pengertian dan bidang kajian IPS, tidak terlepas dari kajian konteks lingkungan anak dan sekolah atau pengertian latar sosial budaya serta latar pengalaman siswa di lingkungannya, dengan perkataan lain sekolah sebagai agen perubahan sosial budaya siswa. Untuk tingkat pendidikan dasar, tujuan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kepentingan siswa. Meskipun pengembangan pada disiplin ilmu-ilmu sosial, tetapi kepentingan siswa sebagai pribadi yang sedang tumbuh dan berkembang menjadi titik perhatian yang tidak terlupakan.

4. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran IPS SD

Arah mata pelajaran IPS ini dilatar belakangi oleh pertimbangan bahwa di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

(35)

21

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Dalam Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dinyatakan tujuan pembelajaran IPS (BSNP, 2006) yaitu:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.

Tujuan pembelajaran IPS dalam penelitian ini adalah mendidik dan memberi bekal pada siswa agar memiliki kemampuan untuk mengembangkan sikap sosial dalam hidup bermasyarakat dan mampu memecahkan masalah sosial yang ada di lingkungannya.

(36)

22

1. Pengalaman langsung apabila dalam proses pembelajaran guru memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar.

2. Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

3. Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat.

4. Kemampuan mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta mempersiapkan diri untuk terjun sebagai anggota masyarakat.

5. Ruang Lingkup Materi IPS SD

Mulyasa mengemukakan ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan. b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan. c. Sistem Sosial dan Budaya.

d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

(37)

23

mengembangkannya, serta bermanfaat dalam mengembangkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Hasil Belajar IPS SD

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa berkenaan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. IPS sendiri adalah mata pelajaran yang bersumber pada masalah-masalah sosial yang ditinjau dari berbagai aspek disiplin ilmu yang berkaitan, dalam hal ini geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. IPS juga mengajarkan seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang bekaitan dengan isu sosial. Materi IPS yang digunakan dalam penelitian ini adalah KD 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud hasil belajar IPS dalam penelitian ini adalah kemampuan-kemampuan siswa yang berkenaan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada materi Perjuangan Para Tokoh dalam Mengusir Penjajahan Belanda.

B. Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort 1. Pembelajaran Aktif

(38)

24

otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga fisik. Dengan cara ini, biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika siswa pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Belajar yang hanya mengandalkan indra pendengaran mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan hingga waktu yang lama. Filosof Cina, Confusius (Zainal Arifin dan Adhi Setiyawan, 2012: 2) mengatakan:

What I hear, I forget

What I see, I remember, and What I do, I understand

Apa yang saya dengar, saya lupa Apa yang saya lihat, saya ingat, dan Apa yang saya lakukan, saya memahami

(39)

25

Jadi, menurut kedua ahli tersebut, pembelajaran aktif mengacu kepada pembelajaran berbasis siswa (student-centered learning). Dalam hubungan ini, Centre for Research on Leaning and Teaching University of Michigan, memberikan definisi yang lebih ketat lagi tentang pembelajaran aktif. Menurut lembaga tersebut, pembelajaran aktif adalah suatu proses yang memberikan kesempatan kepada para siswa terlibat dalam tugas-tugas pemikiran tingkat tinggi (higher order thinking) seperti menganalisis, melakukan sintesis, dan evaluasi.

Jadi, pembelajaran aktif secara sederhana didefinisikan sebagai suatu pengajaran/ pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari informasi, mengolah informasi, dan menyimpulkannya, untuk kemudian diterapkan, dengan menyediakan lingkungan belajar yang membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar. Pembelajaran aktif mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang dapat dilakukannya selama pembelajaran. Pembelajaran aktif melibatkan siswa untuk melakukan sesuatu dan berpikir tentang sesuatu yang sedang dilakukannya.

(40)

26

siswa dalam pembelajaran aktif bebas, boleh peseorangan atau kelompok belajar, yang penting siswa harus aktif, sedangkan manifestasinya dalam pembelajaran berkelompok dapat diwujudkan dengan metode pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran berbasis proyek.

2. Karakteristik Pembelajaran Aktif

Menurut Bonwell (Zainal Arifin dan Adhi Setiyawan, 2012: 5), pembelajaran aktif memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas. 2) Siswa tidak hanya mendengarkan pembelajaran secara pasif tetapi

mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran. 3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan

dengan materi pembelajaran.

4) Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi.

(41)

27

yang baik, bagaimana membangkitkan siswa untuk belajar dengan segala potensinya untuk memecahkan masalah dalam sepanjang hidupnya.

Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2012: 64) secara kuantitatif

Depdiknas pernah menetapkan perbandingan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran aktif dengan perbandingan 3 : 7. Pada pembelajaran konvensional, 70% guru ceramah dan 30% siswa aktif melakukan kegiatan. Sedangkan pada pembelajaran aktif, 70% siswa aktif melakukan kegiatan dan guru hanya 30% saja.

3. Macam-macam Teknik Pembelajaran Aktif

Macam-macam teknik pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Donald R. Paulson dan Jennifer L. Faust (Warsono dan Hariyanto, 2013: 33) adalah:

a. Teknik Pembelajaran Kelas Satu Menit (One Minute Paper) b. Teknik Pembelajaran Butir Terjelas ( Clearest Point)

c. Teknik Pembelajaan Tanggapan Aktif (Active Response) d. Teknik Pembelajaran Jurnal Harian (Daily Journal) e. Teknik Pembelajaan Kuiz Bacaan (Reading Quiz)

f. Teknik Pembelajaran Jeda untuk Penjelasan (Clarification Pauses)

g. Teknik Pembelajaran Tanggapan Terhadap Demonstrasi (Response to a Demonstration)

h. Teknik Pembelajaran Waktu Tunggu (Wait Time)

i. Teknik Pembelajaran Ringkasan Mahasiswa/Siswa (Student Summary)

j. Teknik Mangkuk Ikan atau Akuarium (Fish Bowl)

k. Teknik Pembelajaran Pertanyaan Kuis/ Tes (Quiz/Test Questinos)

l. Teknik Pembelajaran Kode Jari (Finger Signal)

m. Setiap Siswa Dapat Jadi Guru (Everyone is a Teacher) n. Pilah Kartu (Card Sort)

(42)

28

(43)

29

riuh oleh kerja kelompok-kelompok yang energik dan hidup merupakan hal yang menarik, tapi hal tersebut tidaklah ada gunanya apabila siswa tidak dapat memahami pelajaran sehingga tujuan tidak tercapai. Dengan demikian pembelajaran kolaboratif adalah perpaduan dua atau lebih pelajar yang bekerja bersama-sama dan berbagi beban kerja secara setara sembari, secara perlahan mewujudkan hasil-hasil pembelajaran yang diinginkan.

Selain itu dalam strategi pembelajaran aktif card sort terdapat media yang berbasis visual yakni kartu itu sendiri. Penggunaan media kartu yang berbasis visual dapat mempermudah pemahaman, memperkuat ingatan, menumbuhkan minat dan dapat memberikan hubungan antara isi materi dengan dunia nyata. Disamping itu strategi pembelajaran card sort yang berdimensi visual juga melibatkan dua belahan otak yakni otak kiri (kognisi) dapat mengingat informasi dan otak kanan (emosi) siswa merasa senang dengan strategi pembelajaran aktif card sort.

4. Strategi Pembelajaran

(44)

30

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas, Dick and Carey (Wina Sanjaya, 2006: 126) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Jadi dapat diartikan pula bahwa strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik siswa yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu, juga harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik siswa, serta situasi atau kondisi di mana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung. Terdapat beberapa metode dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, tetapi tidak semuanya sama efektifnya dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Mager (Hamzah B. Uno, 2011: 8) menyampaikan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

(45)

31

Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. Misalnya menyusun bagan analisis pembelajaran. Berarti metode yang paling dekat dan sesuai yang dikehendaki oleh TPK adalah latihan atau praktik langsung.

2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti (dihubungkan dengan dunia kerja). 3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan

rangsangan pada indera siswa. Artinya, dalam satuan-satuan waktu yang bersamaan siswa dapat melakukan aktivitas fisik maupun psikis.

Colin Marsh (Warsono dan Hariyanto, 2013: 35) menetapkan strategi pembelajaran hanya ada dua macam, yaitu teacher-centered dan student-centered. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan strategi pembelajaran student-centered untuk pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif card sort pada siswa kelas VB SD Negeri Demak Ijo 1 Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

5. Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort dan Langkah-langkah Pembelajarannya

(46)

32

diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya. Disini guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Oleh karena itu, peneliti menggunakan strategi pembelajaran aktif card sort pada mata pelajaran IPS di kelas V SD Negeri Demak Ijo 1 Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Silberman (2006: 169-170) menjelaskan prosedur bermain dengan card sort untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda, atau menilai informasi. Langkah pembelajarannya sebagai berikut:

1) Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau beberapa kategori (contohnya: jenis-jenis pohon, kata benda, kata kerja, dll).

2) Guru meminta siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain yang kartunya cocok dengan kategori yang sama (kategori dapat diumumkan sebelumnya atau bisa juga siswa menemukannya sendiri). 3) Guru memberikan instruksi kepada para siswa yang memiliki kartu

dengan kategori sama untuk menawarkan diri kepada siswa lain. 4) Ketika tiap kategori ditawarkan, guru mengemukakan poin-poin

pengajaran yang menurutnya penting.

(47)

33

a. Perintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang kategorinya.

b. Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim satu dus kartu. Pastikan bahwa mereka mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok dengan mereka tidak jelas dimana letaknya.

c. Perintahkan tiap tim untuk memilah-milah kartu menjadi sejumlah kategori. Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk jumlah kartu yang dipilih dengan benar.

6. Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort Pada Mata Pelajaran IPS Strategi pembelajaran aktif card sort pada mata pelajaran IPS merupakan aktivitas kerjasama yang digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda, atau menilai informasi pada mata pelajaran IPS yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang bekaitan dengan isu sosial. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif card sort yaitu:

a. Siswa mempelajari materi melalui membaca.

b. Siswa diberi contoh tentang aturan main menggunakan card sort. c. Siswa diberikan masing-masing satu kartu/ kertas secara acak lalu

bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan tema/ kategori yang sama.

d. Siswa dalam kelompok menempel masing-masing kartu pada media. e. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok

(48)

34 C. Karakteristik Siswa Kelas V SD

Masa usia SD merupakan masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya siswa masuk SD, dan dimulailah sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya. Masa usia sekolah dasar ini merupakan tahapan perkembangan penting dan bahkan fundamental bagi kesuksesan pekembangan selanjutnya (Mulyani Sumanti, 1999: 12).

Siswa usia sekolah dasar sangat aktif dinamis. Siswa akan melakukan berbagai macam aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Ingatan anak pada usia 8-12 tahun mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan memorisasi sangat kuat dan anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak (Kartini Kartono, 2007: 138).

Kelas V dalam tingkatan kelas merupakan kelas tinggi, sehingga memiliki sifat khas yang berbeda dibandingkan dengan siswa kelas rendah. Sifat khas siswa pada masa-masa kelas tinggi menurut Syamsu Yusuf (2007: 25), antara lain:

a. adanya minat terhadap kehidupan praksis sehari-hari yang konkret b. amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar

c. menjelang akhir masa ini, siswa mempunyai minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus

d. setelah umur 11 tahun, anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya

e. anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah

(49)

35

Berdasarkan paparan diatas, maka peneliti memilih siswa kelas V sebagai subjek yang diteliti. Hal ini sesuai dengan karakteristik usia siswa kelas V SD yaitu: siswa senang bermain dengan teman sebayanya, siswa suka berkelompok, dan daya hafal serta daya ingat siswa sangat bagus.

Penggunaan strategi pembelajaran aktif card sort dalam penelitian ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas V SD. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan permainan kartu secara berkelompok akan membantu siswa memahami materi dengan mudah dan menyimpannya dalam jangka waktu yang lama.

D. Penelitian yang Relevan

(50)

36

sebesar 90,51%. Aspek kegiatan menulis pada pra tindakan persentase sebesar 21,05%, pada siklus I sebesar 73,5%, pada siklus II mencapai 100%. Aspek kegiatan mental pada pra tindakan belum adanya kriteria tinggi, pada siklus I sebesar 71,63%, pada siklus II sebesar 89,43%. Aspek kegiatan emosional, pada pra tindakan sebesar 23,68%, pada siklus I sebesar 62,96%, pada siklus II sebesar 94,66%. Peningkatan prestasi siswa meningkat dari nilai rata-rata pada kondisi awal sebesar 62 pada siklus I meningkat menjadi 73. Pada siklus II, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 73 menjadi 84. Peningkatan siswa yang mencapai kriteria ketuntasan pada pra tindakan sebesar 37%, sedangkan pada siklus I sebesar 63%, kemudian pada siklus II meningkat sebesar 89%.

(51)

37

ditunjukkan dari mean hasil belajar yang diperoleh kelompok eksperimen yaitu 79,13 dan mean hasil belajar yang diperoleh kelompok kontrol yaitu 68,80.

3. Skripsi Isfi Yusfiroh (2009) dengan judul Penerapan metode Card Sort dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VA Pada Pembelajaran

Mufrodat di MI Al-Hidayat Pakis-Malang. Dari hasil observasi dan data empiris dilapangan menunjukkan bahwa penggunaan metode card sort

terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VA pada

pembelajaran mufrodat di MI Al-Hidayat Pakis-Malang. Hasil observasi lapangan menunjukkan adanya peningkatan motivasi dari pre-tes ke siklus I

sebesar 18,75 %, dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 36,84 %, dari

suklus II ke siklus III meningkat sebesar 28 % dan dari pre tes sampai siklus III meningkat sebesar 100 %.

E. Kerangka Berpikir

(52)

38

imajinasi yang tinggi untuk dapat membayangkan dan memahami peristiwa sejarah tersebut.

Hal tersebut, bertolak belakang dengan karakteristik siswa kelas V SD yang lebih berminat pada hal-hal yang bersifat kongkret, senang bermain, dan berkelompok. Siswa juga mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi mengenai berbagai hal terutama pada hal yang menyangkut kehidupan sehari-hari dan senang belajar terutama pada bidang yang diminatinya.

Berdasarkan karakteristik siswa kelas V SD di atas, maka pembelajaran IPS yang bersifat abstrak tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan krakteristik siswa. Pembelajaran IPS yang sesuai dengan karakeristik tersebut yaitu pembelajaran yang bersifat kongkret sehingga siswa tidak salah konsep dan lebih mudah dalam memahami materi. Berpijak dari masalah di atas, maka pembelajaran IPS dirancang menggunakan strategi pembelajaran aktif Card Sort sebagai upaya dalam mengkongkretkan konsep IPS.

(53)

39

mencapai tujuan yang telah ditentukan, seandainya ada satu siswa saja yang tidak ikut berperan dalam pekerjaan maka ini juga belum bisa disebut kolaboratif. Maka seluruh anggota kelompok harus berperan aktif di dalam pekerjaan tersebut. Ketika siswa bekerja sama dalam sebuah tugas kolaboratif, mereka harus bisa mendapatkan peningkatan pengetahuan atau semakin memahami pelajaran. Tugas yang diberikan pada siswa harus terstruktur agar mudah dipahami dan tujuan pembelajaran mudah tercapai.

[image:53.595.141.513.402.475.2]

Oleh karena itu, dengan strategi pembelajaran aktif Card Sort diharapkan siswa tidak akan merasa bosan dengan pembelajaran di kelas serta mudah memahami materi, sehingga akan meningkatkan hasil belajar IPS siswa.

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: penggunaan strategi pembelajaran aktif card sort dapat meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa kelas VB SD Negeri Demak Ijo 1, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Hasil Belajar IPS Rendah

Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort

(54)

40 G. Definisi Operasional Variabel

1. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan).

2. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan melakukan pembelajaran aktif menggunakan card sort. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif card sort yaitu: f. Siswa mempelajari materi melalui membaca.

g. Siswa diberi contoh tentang aturan main menggunakan card sort. h. Siswa diberikan masing-masing satu kartu/ kertas secara acak lalu

bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan tema/ kategori yang sama.

i. Siswa dalam kelompok menempel masing-masing kartu pada media. j. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok

(55)

41 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas (classroom action research). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPS menggunakan strategi pembelajaran aktif card sort pada siswa kelas VB SD Negeri Demak Ijo 1.

Kemmis dan Taggart (Suwarsih Madya, 1994: 2) mengartikan penelitian

tindakan kelas sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh

peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan

praktik pendidikan yang diselaraskan dengan kondisi dimana praktik itu

dilakukan. Secara lebih jelas lagi diungkapkan oleh Hopkins (H. Sujati, 2000:

1) penelitian tindakan kelas sebagai suatu penelitian yang dilakukan oleh guru

terhadap kelasnya, dimana guru melakukan suatu tindakan dengan tujuan

meningkatkan kualitas mengajarnya berdasarkan suatu asumsi atau teori

pendidikan.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada dasarnya dilaksanakan demi

perbaikan atau peningkatan mutu praktik pembelajaran. McNiff (Suyanto,

1997) menyatakan bahwa tujuan utama dilaksanakannya PTK untuk perbaikan

atau peningkatan. Dalam memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan

yang harus dilaksanakan dalam konteks dan dalam meningkatkan kualitas

program sekolah. Dengan demikian tujuan utama PTK adalah perbaikan atau

(56)

42 B. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VB SD Negeri Demak Ijo 1, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Setting penelitian ini dalam suasana pembelajaran di dalam kelas. Seluruh siswa kelas VB rata-rata berumur 9-12 tahun. Di dalam proses pembelajaran siswa di ajar guru kelas yang bernama Wahyuni, S.Pd. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Mata pelajaran yang akan diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Sosial. Suasana kelas dibuat menyenangkan dengan pembuatan kelompok-kelompok untuk pelaksanaan strategi pembelajaran aktif Card Sort. Pembuatan kelompok dibuat sebanyak lima kelompok dengan dua kelompok dibagian depan dan tiga kelompok dibagian belakang. Pembuatan kelompok ini dilakukan secara acak berdasarkan kartu yang diterima oleh siswa. Posisi guru adalah di depan di antara dua kelompok yang berada di bagian depan.

C. Subjek Penelitian

(57)

43

pembelajaran secara konvensional. Hal ini dikarenakan pembelajaran belum menggunakan strategi dan media pembelajaran yang tepat.

D. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Model Kemmis dan Mc Taggart yang dikenal dengan model spiral (Suharsimi Arikunturo, 2006: 93). Model ini dapat lihat melalui gambar sebagai berikut:

Keterangan : Siklus I :

1. Perencanaan I 2. Tindakan I 3. Observasi I 4. Refleksi I Siklus II :

1. Revisi Rencana II 2. Tindakan II 3. Observasi II 4. Refleksi II

Gambar 2. Penelitian tindakan model spiral Kemmis & Targgart (Suharsimi Arikunto, 2006 : 93)

(58)

44

observasi. Pada tahap ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakannya. Tahap terakhir dalam satu siklus adalah refleksi. Pada tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas dampak dari tindakannya dengan menggunakan berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi tersebut peneliti melakukan modifikasi terhadap rencana tindakan berikutnya.

Rancangan penelitian yang akan ditempuh dalam penelitian tindakan ini secara lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan dimulai dari mengajukan permohonan ijin kepada kepala sekolah. Kemudian peneliti bekerja sama dengan guru kelas melakukan penemuan masalah dan kemudian merancang tindakan yang dilakukan, seperti:

1) Menemukan masalah penelitian yang ada di lapangan dengan melakukan diskusi dengan guru siswa melalui observasi di dalam kelas.

2) Merencanakan langkah-langkah pembelajaran (menyusun RPP), sesuai dengan prinsip card sort. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

(59)

45

4) Penyiapan Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi, dan menyusun soal tes.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini sebagai pelaksana adalah guru dan peneliti sebagai pengamat. Pelaksana (guru) melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disiapkan oleh peneliti. Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan. Selama proses pembelajaran peneliti dan pengamat mengamati siswa dan guru di kelas.

Setelah pembelajaran selesai, maka dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan secara tertulis, yaitu dengan mengejakan soal evaluasi. Soal tertulis berupa pertanyaan pilihan ganda dan soal skala Likert.

c. Observasi

(60)

46

dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian sasaran pembelajaran yang diharapkan.

d. Refleksi

Refleksi merupakan bagian akhir dari siklus yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses hasil pembelajaran yang terjadi yang dilakukan dengan : (a) memikirkan tindakan yang akan dilakukan, (b) ketika tindakan sedang dilakukan, dan (c) setelah tindakan dilakukan.

(61)

47

yang terdiri dari: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan/tindakan (action), (3) pengamatan/Observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Siklus kedua akan dilaksanakan dengan tahap yang sama apabila pada siklus pertama belum mencapai indikator keberhasilan/ tujuan sebegitu seterusnya.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan atas dasar hasil refleksi siklus I apabila pada siklus I belum memenuhi kriteria yang diinginkan dalam penelitian. Apabila indikator belum tercapai pada siklus II maka dilaksanakan siklus berikutnya dengan alur yang sama.

E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

(62)

48

dasar dan pencapaian atas suatu prestasi yang telah dipelajari dalam suatu bidang studi.

(63)

49

dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil foto siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dan mengumpulkan hasil tes yang telah diberikan.

F. Instrumen Penelitian

Instrument merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dan memudahkan dalam pengolahannya. Peneliti menggunakan instrument tes dan non test untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.

Tes dilakukan di akhir pembelajaran oleh peneliti. Tes ini digunakan untuk memperoleh data akhir guna mengetahui tingkat pemahaman siswa. Data penelitian berupa non test digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan perubahan perilaku siswa. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data berupa non test dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar observasi dan dokumentasi.

1. Perangkat Tes

(64)

50

setiap soal pilihan ganda yang dijawab dengan benar mendapatkan skor 1, dan setiap soal yang dijawab salah memperoleh skor 0. Sedangkan pada soal skala Likert setiap soal memiliki rentang skor dari 1 sampai 5, dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1.

Tabel 1. Kisi-kisi Soal Tes Siklus

Kompetensi

Dasar Indikator

Soal Pilihan Ganda Soal Skala Likert Jumlah Item Nama Item Jumlah Item Nama Item Mendeskripsikan

perjuangan para tokoh pejuang

pada masa

penjajahan Belanda dan Jepang

Mengidentifikasi perjuangan

Pattimura dalam mengusir

penjajahan Belanda

4 1, 2,

3, 4 1 1

Mengidentifikasi perlawanan Kaum Paderi dalam mengusir penjajahan Belanda 6 5, 6, 7, 8, 9, 10

1 2

Mengidentifikasi perjuangan Pangeran

Diponegoro dalam mengusir

penjajahan Belanda

3 11,

12, 13 1 3

Mengidentifikasi perjuangan rakyat

Aceh dalam

mengusir penjajahan Belanda 4 14, 15, 16, 17

1 5

Mengidentifikasi perlawanan Sisingamangaraja XII dan akyat Batak dalam mengusir

penjajahan Belanda.

3 18,

19, 20 1 4

(65)

51 2. Lembar Observasi

[image:65.595.144.552.190.441.2]

Berikut kisi-kisi lembar observasi yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Aspek yang Diamati Nomor

Butir

Jumlah Butir 1. Ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran

aktif card sort 1 1

2. Keterampilan siswa dalam membentuk dan menjaga kelangsungan kelompok

2, 3, 4,

5, 6, 7 6 3. Partisipasi siswa dalam kelompok

8, 9, 10, 11, 12,

13

6

4. Keterampilan berkomunikasi siswa

14, 15, 16, 17, 18, 19

6 5. Keaktifan siswa dalam pembelajaran melalui strategi

pembelajaran aktif card sort 20, 21 2

6. Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran card sort

22, 23,

24 3

Jumlah 24 24

Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

No. Aspek yang Diamati Nomor

Butir

Jumlah Butir 1. Keterampilan membuka pelajaran 1, 2, 3,

4, 5, 6 6 2. Keterampilan menggunakan strategi pembelajaran

aktif card sort

7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

14

8

3. Keterampilan menutup pelajaran 15, 16,

17, 19 4

4. Alokasi waktu 18 1

[image:65.595.144.554.484.659.2]
(66)

52 3. Angket

Berikut kisi-kisi angket yang ditujukan untuk siswa dan guru terkait proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengguakan strategi pembelajaran aktif card sort.

Tabel 4. Kisi-kisi Angket Siswa

No. Indikator Nomor

Butir

Jumlah Butir

1. Penyajian materi bagi siswa 1, 2 2

2. Pelaksanaan strategi pembelajaran aktif card sort

bagi siswa 3, 4, 5 3

3. Penyajian LKS bagi siswa 6, 7 2

[image:66.595.145.557.223.323.2]

Jumlah 7 7

Tabel 5. Kisi-kisi Angket Guru

No. Indikator Nomor

Butir

Jumlah Butir

1. Penyusunan RPP bagi guru 1 1

2. Pelaksanaan strategi pembelajaran aktif card sort

bagi guru 2, 3, 4 3

3. Penyusunan LKS bagi guru 5 1

Jumlah 5 5

4. Dokumentasi

(67)

53 G. Metode dan Teknik Analisis Data

Suharsimi Arikunto, dkk (2009: 131-132) mengatakan bahwa dalam penelitian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti yaitu data kualitatif dan kuantitaitf. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis deskripsi kualitatif melalui lembar observasi dan deskripsi kuantitatif melalui tes hasil belajar. Berikut rumus penjabarannya:

Untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas siswa dilakukan menggunakan skala dengan cara pemberian skor atau rating scale (Sugiyono, 2012: 141-144). Pemberian skor dapat dilihat sebagai berikut:

1 = Kurang 2 = Sedang 3 = Baik

4 = Sangat Baik

Pembelajaran menggunakan card sort ini dikatakan berhasil jika rata-rata minimal skor yang dicapai oleh siswa pada masing-masing item dalam aspek

sebesar 3 atau dalam kategori baik.

Menurut Laila Nur Safitri (Rohmawati Restu Nurjanah, 2011: 65) penilaian observasi aktivitas guru menggunakan kategori penilaian sebagai berikut:

a. Kategori kurang (rendah), jika guru menunjukkan jumlah “ya” aspek yang diamati antara 0-6 kriteria.

b. Kategori sedang (cukup), jika guru menunjukkan jumlah “ya” aspek yang diamati antara 7-12 kriteria.

(68)

54

Slameto (2001: 189) , nilai hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus:

Nana Sudjana (2005: 109) untuk mencari rata-rata nilai kelas, maka digunakan rumus:

�̅ = ∑�

Keterangan:

�̅ : rata-rata (mean) ∑ � : jumlah seluruh skor N : banyaknya subjek

Sedangkan rumus untuk menghitung persentase keberhasilan pembelajaran menurut Anas Sudijono (2008: 43) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

P : Angka persentase

f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N : Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu)

H. Indikator Keberhasilan

Peneliti menggunakan indikator keberhasilan sebagai acuan dalam penilaian keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dapat diketahui setelah diadakannya evaluasi. PenelitianTindakan Kelas ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Saur

� = � ℎ �ℎ � �ℎ � ×

(69)

55

(70)

56 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Demak Ijo 1, kecamatan Gamping, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Letak sekolah cukup strategis karena terletak di tepi jalan Godean yang terdiri dari 21 ruangan. SD Negeri Demakijo 1 terdiri dari dua lantai. Lantai pertama terdiri atas 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang dapur, 4 kamar mandi, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang multimedia, ruang kelas 1 A, ruang kelas 1 B, ruang kelas 3 B, ruang kelas 2 A, ruang kelas 2 B, dan mushola. Lantai dua terdiri atas ruang kelas 3 A, ruang kelas 5 A, ruang kelas 5 B, ruang kelas 6 A, ruang kelas 6 B, ruang kelas 4 A dan ruang kelas 4 B. siswa SD Negeri Demak Ijo 1 secara keseluruhan berjumlah 378 siswa, sedangkan guru dan karyawan di SD Negeri Demak Ijo 1 berjumlah 18 orang.

2. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian

(71)

57

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, siswa kelas VB SD Negeri Demak Ijo 1 memiliki kemampuan akademik yang beragam. Ada yang memiliki kemampuan akademik tinggi, sedang, dan rendah. Sebagian besar siswa kelas VB SD Negeri Demak Ijo 1 ini memiliki kemampuan akademik sedang dan rendah, yaitu ditunjukkan dengan bukti nilai UTS dan TKM semester gasal yang masih rendah dan jauh dari KKM yang ditetapkan (nilai UTS dan TKM terlampir). Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh guru kelas VB SD Negeri Demak Ijio 1, kelas VB memiliki nilai TKM semester 1 paling rendah di SD Negeri Demak Ijo 1 terutama pada mata pelajaran IPS yang hanya memiliki rata-rata kelas sebesar 49.

Selain itu terlihat bahwa sebagian siswa terutama siswa laki-laki sering ramai membuat kegaduhan dan tidak fokus pada proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Guru masih menggunakan metode konvensional dalam menyampaikan pembelajaran, yaitu hanya dengan ceramah d

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir
Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 5. Kisi-kisi Angket Guru
Tabel 6. Hasil Belajar IPS Pra Tindakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar IPS Siswa Kelas IV melalui pembelajaran

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan strategi pembelajaran Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPS di SD

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan dengan diterapkannya strategi Card Sort dalam proses pembelajaran IPS pada materi kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan

siswa setelah menggunakan strategi pembelajaran aktif card sort. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dilihat dari indikator: a). menjawab pertanyaan dari

1. Rendahnya minat siswa untuk belajar IPS sehingga hasil belajar rendah. Strategi pembelajaran yang digunakan guru belum sesuai dengan materi. pembelajaran yang menyebabkan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa ranah kognitif dan ranah afektif kelas IV SD Sekarsuli dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskanproses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran card sort , dan untuk meningkatkanmutu hasil belajar siswa setelah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang hendak dipecahkan adalah Apakah dapat meningkatkan Prestasi belajar IPS Menggunakan Model Card Sort