viii
ABSTRAK
Saputro, Andreas Tri Waluyo Aji. (2015). Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPSMenggunakan Model PembelajaranKooperatif TipeSTAD Pada Siswa Kelas V A SD Negeri Denggung. (Skripsi). Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V A SD Negeri Denggung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dalam mata pelajaran IPS; dan (3) apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas V A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 26 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar pengamatan motivasi dan tes pilihan ganda.Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD telah dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: menyampaikan tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi guru, kegiatan belajar dalam kelompok, pemberian kuis, dan pemberian penghargaan kepada siswa; (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal motivasi siswa sebesar 53,61 (kurang) setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi79,17 (baik)
kemudian dengan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 85,42 (baik sekali); (3) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 65,83 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 55,40%, pada siklus I menjadi 59,80 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 26,92%, kemudian pada siklus II menjadi sebesar 77,70 dengan persentase pencapaian KKM 80,77%.
ix
ABSTRACT
Saputro, Andreas Tri Waluyo Aji. (2015).Motivation Enhancement and IPS Learning Accomplishment Using Cooperative Learning Model STAD Type In Class V A Denggung Elementary School.(Thesis). Yogyakarta. Course Study Education of Primary School Teacher, Facualy of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research is formed the background of motivation and learning accomplishment in class V A Denggung Elementary School. The aims of this research was to know (1) how the effort to improve motivation and social class learning achievements using the model of cooperative learning STAD type; (2) Ascertain whether the using of cooperative learning STADtype is able to increase motivation in social class subjects; and (3) Ascertain whether the using of cooperative learning STAD type can improve their performance study in social class subjects on the students class V A Denggung Elementary School year 2014/2015.
This research is kind of research the act of class (PTK). The subject of this research is students class V A Denggung Elementary School year 2014/2015 which contains of 26 students. The object of this research is improving student learning and achievement of motivation on the subjects IPS. Istrument used in this research is the questionnaire, motivation and test sheets of observation. The technique of analysis of data used to research this is descriptive analysis.
The results of research shows that (1) ways to improve motivation and social class learning achievements STAD typemotivation enhancement and IPS learning accomplishment using cooperative learning model STAD type steos is conveying the purpose and motivation, the division of the group of teachers, presentation, learning activities in the group, the provision of a quiz, and the award to the studens; (2) the implementation of cooperative STAD type of learning to improve motivation, can be seen from the initial conditions of the average student 53,61 (bad) motivation in the cycle I after performed the act of increasing 79,17 (good) then continued with the action in the cycle II of increased by 85,42 (very good); (3) the application of type of learning cooperative STAD can improve student learning achievemens, can be seen from the initial conditions the average value of the remedial studend 65,83 with an average KKM the achievement of the percentage of 55,40%, after the action in the cycle I obtained the average value of the remedial studens average 59,80 with achievement KKM of the percentage of 26,92%, then continued in the cycle II obtained the average velue of the remedial students 77,70 with average KKM the achiemenet of the percentage of 80,77%
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI
DENGGUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Andreas Tri Waluyo Aji Saputro
NIM: 111134191
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI
DENGGUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Andreas Tri Waluyo Aji Saputro
NIM: 111134191
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan yang senantiasa menjaga dan melindungi
perjalanan hidupku
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Bapak dan Ibuku yang selalu menjadi semangat hidupku Bapak Leonardus
Supriyo dan Ibu Parini terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.
Kakakku Beni Heriyanto, teman-teman PPL, seluruh warga SD Negeri Denggung
v
MOTTO
Tuhan tidak merubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya (Ir. Soekarno)
Ide lebih berbahaya dari sebuah senjata. (Joseph Stalin)
Cara terbaik menemukan masa depan adalah dengan menciptakannya. (Abraham Lincoln)
Pendidikan akar yang pahit, tapi buahnya manis. (Aristoteles)
Ketika orang lain bisa melakukan pekerjaan yang kamu anggap sulit tetapi percayalah kamupun bisa melakukannya
Banyak solusi untuk memecahkan masalah yang kamu hadapi
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Maret 2015
Penulis,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Andreas Tri Waluyo Aji Saputro
NIM : 111134191
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENINGKATAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V A
SD NEGERI DENGGUNG”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media
lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis:
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 25 Maret 2015
Yang menyatakan,
viii
ABSTRAK
Saputro, Andreas Tri Waluyo Aji. (2015). Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPSMenggunakan Model PembelajaranKooperatif TipeSTAD Pada Siswa Kelas V A SD Negeri Denggung. (Skripsi). Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V A SD Negeri Denggung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dalam mata pelajaran IPS; dan (3) apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas V A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 26 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar pengamatan motivasi dan tes pilihan ganda.Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD telah dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: menyampaikan tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi guru, kegiatan belajar dalam kelompok, pemberian kuis, dan pemberian penghargaan kepada siswa; (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal motivasi siswa sebesar 53,61 (kurang) setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi79,17 (baik)
kemudian dengan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 85,42 (baik sekali); (3) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 65,83 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 55,40%, pada siklus I menjadi 59,80 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 26,92%, kemudian pada siklus II menjadi sebesar 77,70 dengan persentase pencapaian KKM 80,77%.
ix
ABSTRACT
Saputro, Andreas Tri Waluyo Aji. (2015).Motivation Enhancement and IPS Learning Accomplishment Using Cooperative Learning Model STAD Type In Class V A Denggung Elementary School.(Thesis). Yogyakarta. Course Study Education of Primary School Teacher, Facualy of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research is formed the background of motivation and learning accomplishment in class V A Denggung Elementary School. The aims of this research was to know (1) how the effort to improve motivation and social class learning achievements using the model of cooperative learning STAD type; (2) Ascertain whether the using of cooperative learning STADtype is able to increase motivation in social class subjects; and (3) Ascertain whether the using of cooperative learning STAD type can improve their performance study in social class subjects on the students class V A Denggung Elementary School year 2014/2015.
This research is kind of research the act of class (PTK). The subject of this research is students class V A Denggung Elementary School year 2014/2015 which contains of 26 students. The object of this research is improving student learning and achievement of motivation on the subjects IPS. Istrument used in this research is the questionnaire, motivation and test sheets of observation. The technique of analysis of data used to research this is descriptive analysis.
The results of research shows that (1) ways to improve motivation and social class learning achievements STAD typemotivation enhancement and IPS learning accomplishment using cooperative learning model STAD type steos is conveying the purpose and motivation, the division of the group of teachers, presentation, learning activities in the group, the provision of a quiz, and the award to the studens; (2) the implementation of cooperative STAD type of learning to improve motivation, can be seen from the initial conditions of the average student 53,61 (bad) motivation in the cycle I after performed the act of increasing 79,17 (good) then continued with the action in the cycle II of increased by 85,42 (very good); (3) the application of type of learning cooperative STAD can improve student learning achievemens, can be seen from the initial conditions the average value of the remedial studend 65,83 with an average KKM the achievement of the percentage of 55,40%, after the action in the cycle I obtained the average value of the remedial studens average 59,80 with achievement KKM of the percentage of 26,92%, then continued in the cycle II obtained the average velue of the remedial students 77,70 with average KKM the achiemenet of the percentage of 80,77%
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala
berkat, cinta dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STAD PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI DENGGUNG”dengan lancar
sesuai dengan waktu yang diharapkan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program
studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik,
tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.
4. Drs. YB Adimassana, M.A. selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang
xi
6. Dra. Sri Susilowati, M.Pd. selaku Kepala SD Negeri Denggung yang telah
memberikan ijin penelitian kepada penulis.
7. Ari Trisnawati, S.Pd. selaku guru kelas V B SD Negeri Denggung yang
telah memberikan banyak bantuan selama penelitian di sekolah.
8. Radiman, A.Ma. selaku guru kelas V A SD Negeri Denggung yang telah
membantu penulis dalam penelitian tindakan kelas.
9. Para guru SD Negeri Denggung yang telah meluangkan waktu dan
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
10. Siswa/siswi kelas V A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015
yang telah bekerjasama selama penelitian.
11. Teman-teman PPL (Andri, Agus, Hadi, Kelik, Yoha, Yeriko, Thomas) yang
telah membantu dan berbagi dalam penyusunan skripsi serta pelaksanaan
penelitian.
12. Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang penuh kesabaran mendidik dan
membimbing peneliti selama menempuh kuliah.
13. Teman-teman PGSD angkatan 2011 khususnya kelas B, yang berjuang
dalam suka dan duka bersama menempuh pendidikan di PGSD.
14. Keluargaku, Bapak Leonardus Supriyo, Ibu Parini, dan Beni Heriyanto yang
selalu memberikan bantuan moril, materi dan spiritual kepada penulis
xii
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, dan perhatian, terimakasih untuk
semuanya.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis berharap saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak
untuk perbaikan menuju kesempurnaan karya ini. Semoga karya ini
bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Yogyakarta, 25 Maret 2015
Penulis,
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT...ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN... xix
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pembatasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
xiv
F. Definisi Operasional ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Kajian Pustaka ... 10
1. Motivasi ... 10
2. Prestasi Belajar... 12
3. Pembelajaran Kooperatif... 16
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 20
5. Ilmu Pengetahuan Sosial... 23
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 25
C. Peta Literatur... 28
D. Kerangka Berpikir... 29
E. Hipotesis Tindakan ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Jenis Penelitian... 32
B. Setting Penelitian ... 34
C. Rencana Tindakan... 36
D. Teknik Pengumpulan Data... 46
E. Instrumen Penelitian ... 48
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 53
1. Validitas ... 53
2. Reliabilitas ... 58
G. Teknik Analisis Data... 59
xv
2. Kriteria Keberhasilan ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 64
A. Hasil Penelitian ... 64
1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 64
2. Peningkatan Motivasi... 78
3. Data Prestasi Belajar Siswa ... 83
B. Pembahasan... 88
1. Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD ... 88
2. Peningkatan Motivasi Siswa ... 90
3. Peningkatan Prestasi Belajar ... 93
BAB V PENUTUP ... 99
A. Kesimpulan ... 99
B. Keterbatasan Penelitian... 101
C. Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 102
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 35
Tabel 3.2 Variabel dan Instrumen Penelitian Motivasi ... 49
Tabel 3.3 Pernyataan Instrumen Kuesioner Motivasi... 49
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Siswa... 50
Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kuesioner Motivasi ... 50
Tabel 3.6 Kriteria Skor Kuesioner ... 51
Tabel 3.7 Rubrik Pengamatan Motivasi Siswa ... 51
Tabel 3.8 Kriteria Skor Lembar Pengamatan ... 52
Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 53
Tabel 3.10 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 53
Tabel 3.11 Kriteria Validasi Lembar Kuesioner... 55
Tabel 3.12 Skor Hasil Perhitungan Validasi Kuesioner ... 55
Tabel 3.13 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 57
Tabel 3.14 Hasil Rata-rata Validasi Perangkat Pembelajaran ... 57
Tabel 3.15 Kriteria Reabilitas Instrumen ... 59
Tabel 3.16 Target Kriteria Keberhasilan... 63
Tabel 4.1 Kondisi Awal Data Kuesioner ... 78
Tabel 4.2 Kondisi Awal Hasil Rata-rata Motivasi Siswa ... 79
Tabel 4.3 Data Observasi Siklus I... 80
Tabel 4.4 Data Kuesioner Siklus I ... 80
xvii
Tabel 4.6 Data Observasi Siklus II ... 82
Tabel 4.7 Data Kuesioner Siklus II... 82
Tabel 4.8 Hasil Rata-rata Motivasi Siswa Siklus II ... 83
Tabel 4.9 Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa KD 3.3... 83
Tabel 4.10 Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa KD 3.2... 85
Tabel 4.11 Kondisi Awal Data Rata-rata Nilai Siswa ... 86
Tabel 4.12 Kondisi Awal Data Persentase Siswa Mencapai KKM ... 86
Tabel 4.13 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 87
Tabel 4.14 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II... 88
Tabel 4.15 Data Persentase Kriteria Kuesioner Siklus I... 91
Tabel 4.16 Data Persentase Kriteria Kuesioner Siklus II... 92
Tabel 4.17 Data Peningkatan Motivasi ... 92
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Literatur Penelitian yang Relevan... 28
Gambar 3.1 Siklus penelitian Tindakan Kelas... 33
Gambar 4.1 Peningkatan Motivasi Siswa ... 92
Gambar 4.2 Persentase Pencapaian KKM Kondisi Awal ... 94
Gambar 4.3 Persentase Pencapaian KKM Siklus I ... 94
Gambar 4.4 Persentase Pencapaian KKM Siklus II... 96
Gambar 4.5 Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM ... 97
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 Validasi Instrumen ... 105
LAMPIRAN 2 Validasi Perangkat Pembelajaran... 112
LAMPIRAN 3 Data Kuesioner dan Observasi Kondisi Awal... 125
LAMPIRAN 4 Data Nilai Siswa Tahun pelajaran 2013/2014... 131
LAMPIRAN 5 Persentase Nilai IPS Kondisi Awal... 136
LAMPIRAN 6 Perangkat Pembelajaran Siklus I... 142
LAMPIRAN 7 Perangkat Pembelajaran Siklus II ... 173
LAMPIRAN 8 Soal Evaluasi... 206
LAMPIRAN 9 Hasil LKS Siklus I ... 213
LAMPIRAN 10 Hasil LKS Siklus II ... 223
LAMPIRAN 11 Hasil Soal Evaluasi ... 231
LAMPIRAN 12 Soal Evaluasi Sebelum Validitasi ... 238
LAMPIRAN 13 Hasil Lembar Observasi Siklus I ... 263
LAMPIRAN 14 Hasil Lembar Observasi Siklus II ... 274
LAMPIRAN 15 Foto-foto Kegiatan ... 285
1 BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, pembatasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi
operasional.
A. Latar Belakang Masalah
UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa,dan negara. Dunia
pendidikan pada dasarnya memberikan pengalaman belajar untuk dapat
mengembangkan seluruh potensi siswa melalui proses interaksi antara siswa
dengan siswa, siswa dengan guru ataupun siswa dengan lingkungannya.
Menurut Syahrun (1993:16), “Dalam pendidikan terdapat proses
pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara
dan perbuatan mendidik”. Salah satu pelajaran yang mendidik di lingkungan
Sekolah Dasar (SD) adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Mata pelajaran IPS di SD merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai
karena sebagian besar materi berisi hafalan dengan materi yang sangat banyak.
Sebenarnya, IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Diharapkan nantinya
siswa memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk.
Penelitian ini dilakukan di kelas V A SD Negeri Denggung. Berdasarkan
pengamatan yang telah peneliti lakukan pada 22 November tahun 2014 dan
wawancara dengan guru kelas. Peneliti memperoleh keterangan bahwa guru
kelas menyadari dalam proses pembelajaran di kelas memang masih sering
menggunakan model pembelajaran yang bersifat tradisional seperti ceramah.
Peneliti juga menggunakan lembar kuesioner yang dibagikan kepada setiap
siswa untuk mengetahui tingkat motivasi yang dimiliki pada kondisi awal.
Siswa terlebih dahulu membaca pernyataan-pernyataan pada lembar kuesioner
sebelum memberikan tanda check list (√) dan peneliti mengamati proses
pembelajaran dengan instrumen motivasi yang telah dibuat. Dari pengamatan
yang telah peneliti lakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung
diperoleh hasil motivasi sebesar 53,33 (kurang) sedangkan hasil perhitungan
dari kuesioner yang dibagikan dan diisikan oleh setiap siswa diperoleh hasil
sebesar 53,90 (kurang). Dari data tersebut maka diperoleh hasil rata-rata
motivasi yang dimiliki pada kondisi awal sebesar 53,61(kurang) menunjukkan
kriteria motivasi yang dimiliki siswa“kurang”.
Motivasi yang rendah tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil prestasi
IPS tahun pelajaran 2013/2014 pada KompetensiDasar (KD) 3.3 Memahami
manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia
diperoleh rata-rata 63,56 dengan 19 siswa atau 51,35% sudah mencapai
Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) dan 18 siswa atau 48,65% yang belum
mencapai KKM. Pada KD 3.2 Mengenal perubahan dan keberlanjutan yang
terjadi dalam kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia pada masa
penjajahan, masa tumbuhnya rasa kebangsaan serta perubahan dalam aspek
sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya diperoleh rata-rata 68,10 dengan 22
siswa atau 59,45% sudah mencapai KKM dan 15 siswa atau 40,55% yang
belum mencapai KKM. Mata pelajaran IPS di SD Negeri Denggung pada
tahun pelajaran 2013/2014 untuk nilai KKM sebesar 71,00. Dari data prestasi
belajar siswa pada 2 KD di atas maka diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar
pada kondisi awal sebagai berikut:
No Kompetensi Dasar Nilai Persentase KKM
1. 3.3 Memahami manusia dalam hubungannya
dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia. 63,56 51,35% 2. 3.2 Mengenal perubahan dan keberlanjutan yang
terjadi dalam kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan, masa tumbuhnya rasa kebangsaan serta perubahan dalam aspeksosial, ekonomi, pendidikan dan budaya.
68,10 59,45%
Rata-rataNilaiUlangan 65,83
PersentasePencapaian KKM 55,40%
Dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan dan melihat data yang
diperoleh, rendahnya motivasi dan prestasi belajar dapat dilihat pada saat
siswa menerima materi pelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan sikap siswa
memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pembelajaran
cenderung masih berpusat pada guru karena interaksi yang muncul hanya satu
arah yaitu antara guru kesiswa. Seorang guru yang baik seharusnya memiliki
model atau metode pengajaran yang bervariasi agar siswa tidak merasa cepat
bosan dengan pelajaran yang diajarkan karena itu sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Selain itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran hanya
menggunakan metode Tanya jawab, penugasan, ceramah, dan kurang
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS maka
peneliti bermaksud mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) sebagai model pembelajaran di
kelas VA di SD Negeri Denggung. Model pembelajaran ini diterapkan agar
dapat membantu guru dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa
kelas VA SD Negeri Denggung. Rusman (2011:202) mengemukakan bahwa
model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya
terdiri dari 4-5 orang dengan struktur kelompok yang heterogen.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kegiatan pembelajarannya lebih
berpusat pada siswa, dimana siswa bekerja dalam kelompok secara aktif,
melakukan diskusi, kerjasama, saling membantu dan semua anggota kelompok
mempunyai peran dan tanggung jawab yang sama. Peran guru lebih
ditekankan sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan
yang sedang dibahas, membimbing serta mengarahkan jalannya diskusi, serta
menilai kegiatan belajar mengajar yang berlangsung (Isjoni, 2009:92-94).
Berkaitan dengan hal di atas maka peneliti mencoba mengaplikasikan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang
“Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VA SD Negeri
Denggung”. Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk dapat
mengetahui model-model pembelajaran yang efektif sehingga dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di
kelas V A SD Negeri Denggung.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan dibatasi pada
siswa kelas V A di SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015 dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe STAD pada mata pelajaran
IPS pada tema 4: “Sehat itu penting” dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.3
Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah
Indonesia dan pada tema 7 “Sejarah Peradaban Indonesia” dengan KD 3.2
Mengenal perubahan dan keberlanjutan yang terjadi dalam kehidupan manusia
dan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan, masa tumbuhnya rasa
kebangsaan serta perubahan dalam aspek sosial, ekonomi, pendidikan dan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VA SD
Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan motivasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas
VA SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015?
3. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas
VA SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui bagaimana upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas
VA SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015.
2. Mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat meningkatkan motivasi belajar dalam mata pelajaran IPS
3. Mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada
siswa kelas VA SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian inidiharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi peneliti
Menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan peneliti khususnya
yang berkaitan dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
2. Bagi guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau masukan
tentang metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa
terhadap pembelajaran IPS.
4. Bagi Sekolah
Bagi sekolah dapat menambah bahan bacaan yang terkait dengan PTK
khususnya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
F. Definisi Operasional
Definisi Operasionaldalam penelitian ini adalah:
1. Motivasi
Motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga
yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan sesuatu yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Penelitian kali ini
dibatasi oleh 5 indikator motivasi diantaranya adalah keinginan mengikuti
pembelajaran, keinginan menyelesaikan tugas, sikap menghadapi kesulitan
belajar, sikap menghadapi kegagalan, keinginan untuk berprestasi.
2. Prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan dan diciptakan secara individu maupun secara kelompok
(Djamarah, 1994:19). Prestasi belajar mencakup aspek pengetahuan, sikap,
dan ketrampilan yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran.
Penelitian ini dibatasi aspek pengetahuan saja dikarenakan keterbatasan
waktu penelitian.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah tipe dari model
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru
dan siswa ditempatkan dalam sebuah tim belajar yang beranggotakan
empat sampai lima siswa yang heterogen (suku, agama, ras, adat istiadat,
4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam lingkungan
hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan hidup manusia dalam kelompok
yang disebut masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu
sosial, seperti sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan
10 BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dibahas mengenai kajian teori, hasil penelitian yang
relevan, peta literatur, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.
A. Kajian Pustaka
1. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Sardiman (2003:75) motivasi berasal dari keseluruan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Menurut Hamalik
(2009:173) istilah motivasi merujuk kepada semua gejala yang
terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu di mana
sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
motivasi belajar adalah suatu usaha guru dalam mendorong siswa
untuk melakukan kegiatan belajar yang terarah dan berlangsung secara
efektif agar tujuan pembelajaran tercapai atau bisa juga dikatakan
bahwa motivasi merupakan dorongan atau keinginan seseorang untuk
dapat melakukan suatu kegiatan, dalam hal ini berkaitan dengan
masing-masing siswa agar dapat mencapai tujuan atau daya penggerak
pada saat pembelajaran berlangsung.
b. Indikator Motivasi
Menurut Sardiman (2003:23) siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi dapat dicirikan sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam
waktu yang lama, tidak cepat putus asa).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa).
3) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang dicapainya).
4) Lebih senang kerja mandiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin.
6) Dapat mempertahankan pendapat (kalau sudah yakin akan sesuatu)
tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
7) Senang mencari dan memecahkan soal.
Sedangkan menurut Uno (2008), indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
4) Adanya penghargaan dalam belajar.
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan indikator
motivasi yang digunakan oleh peneliti hanya dibatasi pada 5 indikator
diantaranya adalah sebagai berikut: keinginan mengikuti pembelajaran,
keinginan menyelesaikan tugas, sikap menghadapi kesulitan belajar,
sikap menghadapi kegagalan, keinginan untuk berprestasi.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Hitzman (dalam Muhibbin, 2005:90) belajar merupakan
suatu perubahan yang terjadi dalam diri manusia disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku manusia.
Kegiatan belajar merupakan unsur yang sangat mendasar dalam setiap
peyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Jadi perubahan yang
ditimbulkan oleh pengalaman baru dapat dikatakan belajar apabila
mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
b. Unsur-unsur Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2003:50) terdapat unsur-unsur yang
terkait dalam proses belajar diantaranya: 1) motivasi siswa, 2) bahan
belajar, 3) alat bantu belajar, 4) suasana belajar, 5) kondisi subjek
yang belajar. Kelima unsur inilah yang bersifat dinamis yang sering
berubah, menguat atau melemah dan mempengaruhi proses belajar
siswa. Proses belajar pada hakekatnya merupakan perubahan dalam
tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu yang berulang-ulang
c. Pengertian Prestasi Belajar
Poerwadarminta (2002:768) mengemukakan prestasi adalah “hasil
yang telah dicapai atauu dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya”.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:895), prestasi berarti hasil yang
telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Prestasi
belajar adalah prestasi yang berupa adanya perubahan sikap dan
tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari
sesuatu (Hamalik 1994:45). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar (dalam Djamarah 1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah
dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Jadi, peneliti menyimpulkan
bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar dari pemahaman siswa yang
diperoleh dari proses pembelajaran berdasarkan kemampuannya atau
usahanya dalam belajar.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Menurut Miranda (2000), Winkel (1986), dan Santrock (1998) (dalam
Reni dan Hawadi 2006:168-169) menyimpulkan bahwa prestasi belajar
siswa ditentukan oleh empat faktor yaitu faktor yang pertama adalah
faktor-faktor yang ada pada diri siswa seperti taraf inteligensi, bakat
khusus, taraf pengetahuan yang dimiliki, taraf kemampuan berbahasa,
taraf organisasi kognitif, motivasi, kepribadian, perasaan, sikap, minat,
kelainan psikologis). Kedua, faktor-faktor yang ada pada lingkungan
keluarga, hubungan antar orang tua, hubungan orang tua dan anak,
jenis pola asuh dan keadaan sosial ekonomi keluarga. Ketiga,
faktor-faktor yang ada pada lingkungan sekolah yaitu guru (kepribadian guru,
sikap guru terhadap siswa, keterampilan didaktik, dan gaya mengajar),
kurikulum, organisasi sekolah, sistem sosial di sekolah, keadaan fisik
sekolah dan fasilitas pendidikan, hubungan sekolah dengan orang tua.
Keempat, faktor-faktor pada lingkungan sosial yang lebih luas yaitu:
keadaan sosial, politik, ekonomi dan keadaan fisik: cuaca, dan iklim.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang
dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut
dipengaruhi oleh faktor internal yang ada pada diri siswa dan faktor
eksternal yang ada di luar diri siswa atau lingkungan siswa.
Faktor-faktor yang telah dipaparkan di atas tidak jauh berbeda
dengan yang dikemukakan oleh Mulyasa (2006:191-192) tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu yang pertama,
pengaruh faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non sosial.
Faktor sosial adalah faktor yang menyangkut hubungan antar manusia
yang terjadi dalam berbagai situasi sosial seperti hubungan dengan
lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat. Sedangkan
faktor non sosial adalah faktor yang berasal dari lingkungan alam dan
dipengaruhi oleh peran guru sebagai fasilitator. Guru berperan dan
terlibat sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar siswa.
Kedua, pengaruh faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar seperti banyak pengaruh atau rangsangan dari faktor eksternal
yang mendorong individu belajar, keberhasilan belajar ditentukan oleh
faktor diri (internal) beserta usaha yang dilakukannya. Faktor eksternal
dan faktor internal berperan penting pengaruhnya dalam proses dan
hasil pencapaian prestasi belajar yang siswa peroleh dari pengalaman
belajar siswa itu sendiri.
e. Indikator Prestasi Belajar
Indikator pencapaian prestasi belajar adalah rata-rata nilai ulangan
dan persentase jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Rata-rata nilai ulangan yaitu skor yang diperoleh
siswa pada saat mengerjakan tes atau soal evaluasi dan skor
pencapaiannya didasari oleh KKM IPS sebesar 71,00. KKM adalah
sebagai acuan bahwa siswa telah mencapai penguasaan atau
pemahaman materi IPS.
f. Cara Meningkatkan Prestasi Belajar
Cara meningkatkan prestasi belajar menurut Mulyasa
(2006:189-190) adalah sebagai berikut: Pertama, belajar pada hakekatnya
merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi
kebutuhannya. Kedua, kegiatan belajar yang dilakukan siswa akan
kawan-kawan dikelompokkan ke dalam kawasan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Ketiga, belajar bukan diarahkan oleh suatu kekuatan
refleksi, tetapi dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan. Keempat,
belajar dilakukan karena adanya kebutuhan, yang menimbulkan
ketegangan dan mesti dipenuhi, sehingga mendorong individu untuk
mempergunakan pikiran dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Cara untuk meningkatkan prestasi belajar dapat dilaksanakan
dengan usaha-usaha sebagai berikut: pertama, peserta didik akan
berhasil kalau berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang
efisien sehingga mempertinggi prestasi (hasil) belajar. Kedua, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan
prestasi belajar, antara lain keadaan jasmani, keadaan sosial emosional,
lingkungan, memulai pelajaran, membagi pekerjaan, kontrol, sikap
yang optimistis, menggunakan waktu, cara mempelajari buku, dan
mempertinggi kecepatan membaca peserta didik. Ketiga, untuk
melancarkan belajar dan meningkatkan prestasi belajar dapat dibentuk
dengan kelompok belajar, rajin membaca, mengerjakan tugas dengan
segera dan menjaga keesehatan (Mulyasa, 2006:195).
3. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran adalah prosedur atau langkah-langkah yang
berurutan dalam mengembangkan ataupun melaksanakan kegiatan
banyak sekali macamnya salah satunya adalah pembelajaran
kooperatif. Menurut Sanjaya (dalam Rusman 2011:203) mengatakan
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar siswa
yang dilakukan dengan cara berkelompok. Sedangkan menurut
Priyanto (2007:189) (dalam Wena, 2009) pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki
aturan-aturan tertentu dan prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah
siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya
untuk mencapai tujuan bersama.
Model pembelajaran kooperatif, siswa akan duduk bersama dalam
kelompok yang beranggotakan empat sampai enam orang untuk
menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Dalam proses
pembelajarannya menurut Rusman (2011:201) model pembelajaran
kooperatif, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi
sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman dan memberikan
pengetahuan pada siswa yang mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman langsung dalam menemukan dan
menerapkan ide-ide mereka sendiri. Sependapat dengan pernyataan
Sugiyanto (2010:40) bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak
hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa melalui kerja
kelompok.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan
kelompok di mana siswa satu sama lain saling bekerjasama untuk
mendapatkan nilai yang maksimal dan guru berperan sebagai
fasilitator.
b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Rusman (2011:207) ciri-ciri model pembelajaran kooperatif
adalah sebagai berikut :
1) Pembelajaran secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan
secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Setiap
anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2) Didasarkan pada manajemen pembelajaran kooperatif
Manajemen pembelajaran kooperatif yaitu merancang
pelaksanaan pembelajaran, sebagai organisasi yang menunjukkan
pembelajaran yang efektif, dan sebagai kontrol untuk menunjukkan
kriteria keberhasilan pembelajaran melalui tes dan non tes.
3) Kemauan untuk bekerjasama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditunjukkan dari
keberhasilan kelompok dalam kerjasama, tanpa kerjasama yang
baik pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang
c. Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (1995:71) pembelajaran kooperatif dapat dibagi
menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
Merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana,
dimana siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan
anggota 4-5 orang secara heterogen. Siswa bekerja di dalam tim
dan guru memastikan semua anggota menguasai materi.
2) Teams Games Turnamen (TGT)
Siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain
untuk memperoleh tambahan point pada skor tim mereka.
Permainan disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan
dengan pelajaran yang di rancang untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap pelajaran di kelas.
3) Jigsaw
Siswa dibagi berkelompok dengan jumlah anggota 5-6 orang
secara heterogen. Setiap anggota kelompok masing-masing
ditugaskan untuk membuat sub bab yang berbeda-beda sesuai yang
ditugaskan. Kelompok siswa yang sedang mempelajari sub bab ini
disebut sebagai kelompok ahli. Setelah itu para siswa kembali
kekelompok asal mereka bergantian mengajarkan kepada teman
4) Think Pair Share
Tipe ini dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam
kelompok kecil (2-6 anggota).
Tahap 1 :Thinking(berpikir)
Tahap 2 :Pairing(berpasangan)
Tahap 3 :Sharing 5) Numbered Head Together
Pembelajaran tipe ini adalah variasi dari diskusi kelompok.
pembelajaran tipe ini dikembangkan oleh Russ Frank dengan
tujuan adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk saling
berbagi gagasan dan jawaban yang tepat.
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Student Teams Achievement Division (STAD) menurut
Hanafiah & Cucu (2012:44) merupakan model pembelajaran
kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil. Metode STAD
yang dikembangkan oleh Robert Slavin adalah metode paling
sederhana yang digunakan oleh para guru untuk mengajarkan
informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui
penyajian verbal maupun tertulis (Sugiyanto, 2010:44). Sedangkan
menurut Slavin (2007) (dalam Rusman 2011:213) model STAD
diteliti karena sangat mudah dan paling tepat untuk mengajarkan
materi-materi pelajaran ilmu pasti digunakan dalam matematika,
IPA, IPS, pKn, Bahasa Inggris, teknik dan konsep-konsep sains
lainnya pada jenjang pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai
perguruan tinggi.
Kesimpulan peneliti tentang STAD adalah suatu metode
pembelajaran yang paling sederhana dengan membentuk kelompok
kecil untuk mempermudah guru dalam proses pembelajaran yang
bahan pelajarannya sudah pasti.
b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut
Rusman (2011:215-216) adalah sebagai berikut:
1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2) Pembagian Kelompok
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompoknya terdiri
dari 4-5 siswa yang heterogen (beragam), baik jenis kelamin,
ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah).
3) Presentasi Materi dari Guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih
dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai serta
guru untuk memberikan motivasi agar siswa dapat belajar
dengan aktif dan kreatif.
4) Kegiatan Belajar dalam Tim (kerja Tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang dibagi secara
heterogen yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja
sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua
anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi.
Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan
bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan.
5) Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis
tentang materi yang dipelajari dan melakukan penilaian
terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok.
Siswa diberikan kuis secara individual dan tidak dibenarkan
untuk bekerjasama.
6) Penghargaan Prestasi Tim
Pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok yang
dilakukan guru adalah untuk memotivasi siswa dalam belajar
secara individual ataupun kelompok.
c. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut Sumantri (2002:35) kelebihan dalam menggunakan
1) Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung
tinggi norma-norma kelompok.
2) Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk
sama-sama berhasil.
3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan
mereka dalam berpendapat.
5. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial merupakan bidang keilmuan yang
mempelajari manusia di masyarakat, mempelajari manusia sebagai
anggota masyarakat. Definisi dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu
kajian tentang masyarakat. Tujuan Pendidikan IPS yang dikemukakan
oleh Hamid Hasan dan Kosasih dalam Solihatin dan Raharjo (2008:1)
adalah penyelenggara IPS mampu mempersiapkan, membina dan
membentuk kemampuan peserta didik yang menguasai pengetahui,
sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan
masyarakat.
Menurut Sumaatmadja (2002:123), menyatakan bahwa IPS adalah
suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang
pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik
berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi,
sosiologi, ilmu politik, dan psikologi.
Hakekat dari IPS yaitu mempelajari bidang kehidupan manusia di
masyarakat, mempelajari gejala dan masalah sosial yang menjadi
bagian dari kehidupan. Ilmu sosial digunakan untuk melakukan sebuah
pendekatan, analisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah yang
dilaksanakan pada pengkajian IPS.
b. Tujuan IPS dalam Pendidikan
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:175) mata
pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
Sedangkan menurut Daldjoeni (1981:23-24) IPS memiliki tujuan
1) IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang sosial
science.
2) IPS bertujuan untuk mendidik warga negara yang baik.
3) Pembelajaran IPS juga bertujuan untuk meningkatkan cara berpikir
demokratis.
4) Kegiatan pembelajaran IPS diarahkan untuk:
a) Membina warga negara Indonesia atas dasar moral pancasila/
UUD 45, nilai dan sikap sehingga terpupuk kemaunan dan
tekad untuk hidup secara bertanggung jawab.
b) Dapat memahami dan selanjutnya mampu memecahkan
masalah sosial dengan pandangan yang terbuka dan rasional
Berdasarkan kedua pernyataan di atas, peneliti menyimpulkan
tujuan IPS adalah berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, keterampilan dalam kehidupan sosial dan IPS
bertujuan untuk mendidik warga negara yang baik.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil-hasil penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran kooperatif tipe
STAD adalah sebagai berikut:
Setiyowati (2013) melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul
“Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar PKn Dengan Model Cooperative
Learning Tipe STAD Siswa Kelas IVB SD Kanisius Ganjuran”. Hasil
penelitian menunjukkan peningkatan minat dan prestasi pada pembelajaran
82,60 pada siklus II. Serta hasil belajar dari kondisi awal 39,19% menjadi
70,83% pada siklus I dan 87,5% pada siklus II.
Handrianto (2013) melakukan penelitian penelitian tindakan kelas yang
berjudul “Peningkatan Keaktifan, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa
Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata Pelajaran IPS Kelas
V SD Kalongan Depok Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013” Hasil
penelitian menunjukkan peningkatan motivasi pada kondisi awal sebesar
25,46%, dan pada kondisi akhir meningkat menjadi 86,44%. Sedangkan
untuk prestasi belajar IPS kondisi awal yang lulus KKM hanya 8 anak (40%),
dan pada kondisi akhir yang lulus KKM ada 27 anak (100%). Oleh karena
itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Sagita (2013) melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul
“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS
Menggunakan Model Pembelajaran Koopertif Teknik Student Teams
Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas V SDN Denggung Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran IPS pada
materi jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan
kemerdekaan indonesia di kelas V dengan pembelajaran kooperatif teknik
STAD memiliki dampak positif bagi siswa yang ditandai dengan
meningkatnya keaktifan, motivasi dan prestasi belajar dari kondisi awal
52,1% pada siklus I dan 71,0% pada siklus II. Sedangkan peningkatan
prestasi belajar menjadi 74,4 pada siklus I dan 78,3 pada siklus II.
Puspitasari (2013) melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul
“Peningkatkan Kreatifitas dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN
Caturtunggal 3 Yogyakarta Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode
STAD”. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kreatifitas siswa
dalam mempelajari mata pelajaran IPS. Hal tersebut ditunjukkan dengan
adanya peningkatan kreatifitas siswa dari kondisi awal sebesar 10,65%
meningkat ketika diterapkan model kooperatif metode STAD, yaitu sebesar
54,61% di pertemuan pertama dan 71% di pertemuan ke dua dan peningkatan
prestasi belajar siswa dari kondisi awal sebesar 48,93 menjadi 78,62 di
C. Peta Literatur
Berikut ini adalah peta literatur dari beberapa penelitian yang telah dilakukan.
Gambar 2.1 Bagan Literatur Penelitian yang Relevan
Berdasarkan peta literatur di atas peneliti meneliti variabel motivasi dan
prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada pelajaran IPS siswa kelas V A SD Negeri Denggung pada tahun pelajaran
2014/2015.
Setiyowati (2013) melakukan penelitian
penelitian tindakan kelas yang berjudul
“Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar
PKN Dengan ModelCooperative LearningTipe STAD Siswa Kelas IVB
SD Kanisius Ganjuran”.
Sagita (2013) melakukan penelitian
tindakan kelas yang berjudul
“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi
Belajar Mata Pelajaran IPS
Menggunakan Model Pembelajaran
Koopertif Teknikstudent teams achievement division(STAD) Pada
Siswa Kelas V SDN Denggung”
Puspitasari (2013) melakukan penelitian
tindakan kelas yang berjudul
“Peningkatkan Kreatifitas dan Prestasi
Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN
Caturtunggal 3 Yogyakarta Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Metode
STAD”.
Yang diteliti: “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V A SD Negeri Denggung”.
Handrianto (2013) melakukan
penelitian penelitian tindakan kelas
yang berjudul“Peningkatan Keaktifan,
Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa
Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Pada Mata Pelajaran IPS Kelas
V SDN Kalongan Depok Yogyakarta
D. Kerangka Berpikir
Pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit.
Penyebab sulitnya pelajaran IPS dapat dikarenakan oleh berbagai macam
faktor, diantaranya adalah pelajaran menghafal, sajian buku yang kurang
menarik, dan faktor mengajar guru. Kebanyakan guru ketika mengajarkan
pembelajaran IPS menggunakan metode ceramah atau cerita dan dengan
metode yang digunakan ini akan mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar
siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka model pembelajaran yang cocok untuk
digunakan adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini mengacu
pada kerjasama tim. Selama kegiatan pembelajaran siswa bekerjasama dalam
kelompok, sehingga akan terjadi interaksi baik siswa dengan siswa maupun
siswa dengan guru. Selama kegiatan pembelajaran siswa dan kelompok
berusaha secara bersama-sama untuk memecahkan suatu masalah yang
diberikan oleh guru. Dengan begitu, siswa di dalam kelompok akan merasa
bersemangat pada saat mengerjakan tugas kelompok karena merasa ada yang
mendukung dirinya dalam mengerjakan tugas. Siswa akan termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran IPS dan akan berpengaruh terhadap meningkatkan
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V A SD Negeri
Denggung tahun pelajaran 2014/2015 dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Penulis menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
motivasi sebagai pendukungnya.
b. Pembagian Kelompok
Penulis membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 4-5 anggota (heterogen).
c. Presentasi materi dari Guru
Penulis (guru) menyampaikan materi pembelajaran.
d. Kegiatan Belajar dalam Tim (kerja Tim)
Penulis membagikan LKS untuk dikerjakan bersama-sama dengan
kelompoknya.
e. Kuis (Evaluasi)
Penulis memberikan soal evaluasi untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa.
f. Penghargaan Prestasi Tim
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan motivasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas
V A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015.
3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas
32 BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dibahas mengenai jenis penelitian, setting penelitian,
rencana tindakan, pengumpulan data, instrumen penelitian, uji validitas dan
reliabilitas instrumen, teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian
tindakan kelas. Peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas bertujuan
untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V A SD Negeri
Denggung ajaran 2014/2015 dalam mata pelajaran IPS dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tujuan utama penelitian tindakan
kelas menurut Sanjaya (2011:16) adalah upaya untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran secara praktis dan hasil belajar.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian Kurt Lewin.
Model Kurt Lewin menurut Taniredja (2010:23) merupakan acuan pokok atau
dasar dari berbagai model penelitian tindakan kelas (PTK) yang lain, dan
dalam satu siklus penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari perencanaan
(planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi
(reflecting). Setelah siklus dilaksanakan harus ditindaklanjuti dengan
melakukan refleksi dari semua kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Jika tidak ada peningkatan dapat dilakukan dengan merancang
Di bawah ini merupakan tahapan dari setiap siklus:
Gambar 3.1 Model Siklus PTK Kurt Lewin (Taniredja, 2010: 23)
Arikunto (2006) dan Taniredja (2010: 17-19) menguraikan
langkah-langkah PTK sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu kegiatan merencanakan suatu tindakan
yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan. Dalam kegiatan perencanaan
ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain: (a) mengenal masalah
yang ada pada kelas tersebut, (b) menganalisis penyebab dari
permasalahan yang ada, dan (c) pengembangan metode pembelajaran yang
akan digunakan sebagai solusi atau pemecahan masalah. Siklus 1
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan 4. Refleksi
Siklus 2 2. Pelaksanaan 1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas merupakan penerapan isi
rancangan pada proses belajar mengajar di kelas. Dalam pelaksanaannya,
peneliti harus sebisa mungkin menjalankan pembelajaran sesuai dengan
yang telah direncanakan namun harus tetap berlaku wajar atau tidak di
buat-buat.
3. Pengamatan/observasi
Kegiatan pengamatan atau observasi dalam penelitian tindakan kelas
dilakukan untuk mengetahui informasi lengkap tentang perkembangan
proses pembelajaran. Pengamatan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan agar didapatkan data yang akurat untuk siklus
berikutnya.
4. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk menentukan
keputusan untuk menentukan siklus lanjutan atau berhenti karena
masalahnya sudah terpecahkan. Refleksi biasanya dilakukan setelah guru
pelaksana melakukan tindakan, refleksi dilakukan dengan cara melakukan
diskusi antara guru pelaksana dan guru pengamat.
B. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Denggung Kabupaten Sleman,
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V A SD Negeri Denggung
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah siswa
sebanyak 26 yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki
pada tahun pelajaran 2014/2015.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu pada semester
ganjil dan genap tahun pelajaran 2014/2015 dari bulan Agustus sampai
bulan Februari 2015.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Tahun 2014/2015
Agst Sept Okt Nov Des Jan Mart 1. Proses perijinan ke sekolah
2. 6. Pelaksanaan siklus I 7. Pelaksanaan siklus II 8. Pengolahan data hasil
C. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I
dan siklus II. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa
langkah persiapan, rencana tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi agar
penelitian dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan yang ingin
dicapai.
1. Persiapan
Langkah-langkah persiapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Meminta ijin kepada Kepala SD Negeri Denggung untuk melakukan
kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) di SD tersebut.
b. Melakukan wawancara pada kepala sekolah, guru mata pelajaran IPS,
dan sebagian siswa kelas V A SD Negeri Denggung.
c. Melakukan observasi pada siswa di kelas V A untuk memperoleh
gambaran siswa terhadap mata pelajaran IPS.
d. Mengidentifikasi masalah yang terdapat pada siswa di kelas V A
terhadap mata pelajaran IPS yang berdasarkan pada wawancara dan
observasi.
e. Meminta rekap nilai siswa kelas V A pada guru kelas mata pelajaran
IPS.
f. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok.
g. Menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data seperti
kisi-kisi kuesioner, kuesioner, kisi-kisi-kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi dan