• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V A SD Negeri Denggung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V A SD Negeri Denggung."

Copied!
313
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK

Saputro, Andreas Tri Waluyo Aji. (2015). Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPSMenggunakan Model PembelajaranKooperatif TipeSTAD Pada Siswa Kelas V A SD Negeri Denggung. (Skripsi). Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V A SD Negeri Denggung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dalam mata pelajaran IPS; dan (3) apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas V A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 26 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar pengamatan motivasi dan tes pilihan ganda.Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD telah dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: menyampaikan tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi guru, kegiatan belajar dalam kelompok, pemberian kuis, dan pemberian penghargaan kepada siswa; (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal motivasi siswa sebesar 53,61 (kurang) setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi79,17 (baik)

kemudian dengan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 85,42 (baik sekali); (3) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 65,83 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 55,40%, pada siklus I menjadi 59,80 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 26,92%, kemudian pada siklus II menjadi sebesar 77,70 dengan persentase pencapaian KKM 80,77%.

(2)

ix

ABSTRACT

Saputro, Andreas Tri Waluyo Aji. (2015).Motivation Enhancement and IPS Learning Accomplishment Using Cooperative Learning Model STAD Type In Class V A Denggung Elementary School.(Thesis). Yogyakarta. Course Study Education of Primary School Teacher, Facualy of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research is formed the background of motivation and learning accomplishment in class V A Denggung Elementary School. The aims of this research was to know (1) how the effort to improve motivation and social class learning achievements using the model of cooperative learning STAD type; (2) Ascertain whether the using of cooperative learning STADtype is able to increase motivation in social class subjects; and (3) Ascertain whether the using of cooperative learning STAD type can improve their performance study in social class subjects on the students class V A Denggung Elementary School year 2014/2015.

This research is kind of research the act of class (PTK). The subject of this research is students class V A Denggung Elementary School year 2014/2015 which contains of 26 students. The object of this research is improving student learning and achievement of motivation on the subjects IPS. Istrument used in this research is the questionnaire, motivation and test sheets of observation. The technique of analysis of data used to research this is descriptive analysis.

The results of research shows that (1) ways to improve motivation and social class learning achievements STAD typemotivation enhancement and IPS learning accomplishment using cooperative learning model STAD type steos is conveying the purpose and motivation, the division of the group of teachers, presentation, learning activities in the group, the provision of a quiz, and the award to the studens; (2) the implementation of cooperative STAD type of learning to improve motivation, can be seen from the initial conditions of the average student 53,61 (bad) motivation in the cycle I after performed the act of increasing 79,17 (good) then continued with the action in the cycle II of increased by 85,42 (very good); (3) the application of type of learning cooperative STAD can improve student learning achievemens, can be seen from the initial conditions the average value of the remedial studend 65,83 with an average KKM the achievement of the percentage of 55,40%, after the action in the cycle I obtained the average value of the remedial studens average 59,80 with achievement KKM of the percentage of 26,92%, then continued in the cycle II obtained the average velue of the remedial students 77,70 with average KKM the achiemenet of the percentage of 80,77%

(3)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI

DENGGUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Andreas Tri Waluyo Aji Saputro

NIM: 111134191

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI

DENGGUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Andreas Tri Waluyo Aji Saputro

NIM: 111134191

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan yang senantiasa menjaga dan melindungi

perjalanan hidupku

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Bapak dan Ibuku yang selalu menjadi semangat hidupku Bapak Leonardus

Supriyo dan Ibu Parini terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

Kakakku Beni Heriyanto, teman-teman PPL, seluruh warga SD Negeri Denggung

(8)

v

MOTTO

Tuhan tidak merubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya (Ir. Soekarno)

Ide lebih berbahaya dari sebuah senjata. (Joseph Stalin)

Cara terbaik menemukan masa depan adalah dengan menciptakannya. (Abraham Lincoln)

Pendidikan akar yang pahit, tapi buahnya manis. (Aristoteles)

Ketika orang lain bisa melakukan pekerjaan yang kamu anggap sulit tetapi percayalah kamupun bisa melakukannya

Banyak solusi untuk memecahkan masalah yang kamu hadapi

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Maret 2015

Penulis,

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Andreas Tri Waluyo Aji Saputro

NIM : 111134191

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENINGKATAN

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V A

SD NEGERI DENGGUNG

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media

lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis:

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 25 Maret 2015

Yang menyatakan,

(11)

viii

ABSTRAK

Saputro, Andreas Tri Waluyo Aji. (2015). Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPSMenggunakan Model PembelajaranKooperatif TipeSTAD Pada Siswa Kelas V A SD Negeri Denggung. (Skripsi). Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V A SD Negeri Denggung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dalam mata pelajaran IPS; dan (3) apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas V A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 26 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar pengamatan motivasi dan tes pilihan ganda.Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD telah dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: menyampaikan tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi guru, kegiatan belajar dalam kelompok, pemberian kuis, dan pemberian penghargaan kepada siswa; (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal motivasi siswa sebesar 53,61 (kurang) setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi79,17 (baik)

kemudian dengan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 85,42 (baik sekali); (3) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 65,83 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 55,40%, pada siklus I menjadi 59,80 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 26,92%, kemudian pada siklus II menjadi sebesar 77,70 dengan persentase pencapaian KKM 80,77%.

(12)

ix

ABSTRACT

Saputro, Andreas Tri Waluyo Aji. (2015).Motivation Enhancement and IPS Learning Accomplishment Using Cooperative Learning Model STAD Type In Class V A Denggung Elementary School.(Thesis). Yogyakarta. Course Study Education of Primary School Teacher, Facualy of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research is formed the background of motivation and learning accomplishment in class V A Denggung Elementary School. The aims of this research was to know (1) how the effort to improve motivation and social class learning achievements using the model of cooperative learning STAD type; (2) Ascertain whether the using of cooperative learning STADtype is able to increase motivation in social class subjects; and (3) Ascertain whether the using of cooperative learning STAD type can improve their performance study in social class subjects on the students class V A Denggung Elementary School year 2014/2015.

This research is kind of research the act of class (PTK). The subject of this research is students class V A Denggung Elementary School year 2014/2015 which contains of 26 students. The object of this research is improving student learning and achievement of motivation on the subjects IPS. Istrument used in this research is the questionnaire, motivation and test sheets of observation. The technique of analysis of data used to research this is descriptive analysis.

The results of research shows that (1) ways to improve motivation and social class learning achievements STAD typemotivation enhancement and IPS learning accomplishment using cooperative learning model STAD type steos is conveying the purpose and motivation, the division of the group of teachers, presentation, learning activities in the group, the provision of a quiz, and the award to the studens; (2) the implementation of cooperative STAD type of learning to improve motivation, can be seen from the initial conditions of the average student 53,61 (bad) motivation in the cycle I after performed the act of increasing 79,17 (good) then continued with the action in the cycle II of increased by 85,42 (very good); (3) the application of type of learning cooperative STAD can improve student learning achievemens, can be seen from the initial conditions the average value of the remedial studend 65,83 with an average KKM the achievement of the percentage of 55,40%, after the action in the cycle I obtained the average value of the remedial studens average 59,80 with achievement KKM of the percentage of 26,92%, then continued in the cycle II obtained the average velue of the remedial students 77,70 with average KKM the achiemenet of the percentage of 80,77%

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala

berkat, cinta dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STAD PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI DENGGUNGdengan lancar

sesuai dengan waktu yang diharapkan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program

studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik,

tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.

4. Drs. YB Adimassana, M.A. selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang

(14)

xi

6. Dra. Sri Susilowati, M.Pd. selaku Kepala SD Negeri Denggung yang telah

memberikan ijin penelitian kepada penulis.

7. Ari Trisnawati, S.Pd. selaku guru kelas V B SD Negeri Denggung yang

telah memberikan banyak bantuan selama penelitian di sekolah.

8. Radiman, A.Ma. selaku guru kelas V A SD Negeri Denggung yang telah

membantu penulis dalam penelitian tindakan kelas.

9. Para guru SD Negeri Denggung yang telah meluangkan waktu dan

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

10. Siswa/siswi kelas V A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015

yang telah bekerjasama selama penelitian.

11. Teman-teman PPL (Andri, Agus, Hadi, Kelik, Yoha, Yeriko, Thomas) yang

telah membantu dan berbagi dalam penyusunan skripsi serta pelaksanaan

penelitian.

12. Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang penuh kesabaran mendidik dan

membimbing peneliti selama menempuh kuliah.

13. Teman-teman PGSD angkatan 2011 khususnya kelas B, yang berjuang

dalam suka dan duka bersama menempuh pendidikan di PGSD.

14. Keluargaku, Bapak Leonardus Supriyo, Ibu Parini, dan Beni Heriyanto yang

selalu memberikan bantuan moril, materi dan spiritual kepada penulis

(15)

xii

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, dan perhatian, terimakasih untuk

semuanya.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis berharap saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak

untuk perbaikan menuju kesempurnaan karya ini. Semoga karya ini

bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Yogyakarta, 25 Maret 2015

Penulis,

(16)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT...ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

(17)

xiv

F. Definisi Operasional ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Motivasi ... 10

2. Prestasi Belajar... 12

3. Pembelajaran Kooperatif... 16

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 20

5. Ilmu Pengetahuan Sosial... 23

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 25

C. Peta Literatur... 28

D. Kerangka Berpikir... 29

E. Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian... 32

B. Setting Penelitian ... 34

C. Rencana Tindakan... 36

D. Teknik Pengumpulan Data... 46

E. Instrumen Penelitian ... 48

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 53

1. Validitas ... 53

2. Reliabilitas ... 58

G. Teknik Analisis Data... 59

(18)

xv

2. Kriteria Keberhasilan ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 64

A. Hasil Penelitian ... 64

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 64

2. Peningkatan Motivasi... 78

3. Data Prestasi Belajar Siswa ... 83

B. Pembahasan... 88

1. Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD ... 88

2. Peningkatan Motivasi Siswa ... 90

3. Peningkatan Prestasi Belajar ... 93

BAB V PENUTUP ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Keterbatasan Penelitian... 101

C. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 35

Tabel 3.2 Variabel dan Instrumen Penelitian Motivasi ... 49

Tabel 3.3 Pernyataan Instrumen Kuesioner Motivasi... 49

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Siswa... 50

Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kuesioner Motivasi ... 50

Tabel 3.6 Kriteria Skor Kuesioner ... 51

Tabel 3.7 Rubrik Pengamatan Motivasi Siswa ... 51

Tabel 3.8 Kriteria Skor Lembar Pengamatan ... 52

Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 53

Tabel 3.10 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 53

Tabel 3.11 Kriteria Validasi Lembar Kuesioner... 55

Tabel 3.12 Skor Hasil Perhitungan Validasi Kuesioner ... 55

Tabel 3.13 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 57

Tabel 3.14 Hasil Rata-rata Validasi Perangkat Pembelajaran ... 57

Tabel 3.15 Kriteria Reabilitas Instrumen ... 59

Tabel 3.16 Target Kriteria Keberhasilan... 63

Tabel 4.1 Kondisi Awal Data Kuesioner ... 78

Tabel 4.2 Kondisi Awal Hasil Rata-rata Motivasi Siswa ... 79

Tabel 4.3 Data Observasi Siklus I... 80

Tabel 4.4 Data Kuesioner Siklus I ... 80

(20)

xvii

Tabel 4.6 Data Observasi Siklus II ... 82

Tabel 4.7 Data Kuesioner Siklus II... 82

Tabel 4.8 Hasil Rata-rata Motivasi Siswa Siklus II ... 83

Tabel 4.9 Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa KD 3.3... 83

Tabel 4.10 Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa KD 3.2... 85

Tabel 4.11 Kondisi Awal Data Rata-rata Nilai Siswa ... 86

Tabel 4.12 Kondisi Awal Data Persentase Siswa Mencapai KKM ... 86

Tabel 4.13 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 87

Tabel 4.14 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II... 88

Tabel 4.15 Data Persentase Kriteria Kuesioner Siklus I... 91

Tabel 4.16 Data Persentase Kriteria Kuesioner Siklus II... 92

Tabel 4.17 Data Peningkatan Motivasi ... 92

(21)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Literatur Penelitian yang Relevan... 28

Gambar 3.1 Siklus penelitian Tindakan Kelas... 33

Gambar 4.1 Peningkatan Motivasi Siswa ... 92

Gambar 4.2 Persentase Pencapaian KKM Kondisi Awal ... 94

Gambar 4.3 Persentase Pencapaian KKM Siklus I ... 94

Gambar 4.4 Persentase Pencapaian KKM Siklus II... 96

Gambar 4.5 Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM ... 97

(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 Validasi Instrumen ... 105

LAMPIRAN 2 Validasi Perangkat Pembelajaran... 112

LAMPIRAN 3 Data Kuesioner dan Observasi Kondisi Awal... 125

LAMPIRAN 4 Data Nilai Siswa Tahun pelajaran 2013/2014... 131

LAMPIRAN 5 Persentase Nilai IPS Kondisi Awal... 136

LAMPIRAN 6 Perangkat Pembelajaran Siklus I... 142

LAMPIRAN 7 Perangkat Pembelajaran Siklus II ... 173

LAMPIRAN 8 Soal Evaluasi... 206

LAMPIRAN 9 Hasil LKS Siklus I ... 213

LAMPIRAN 10 Hasil LKS Siklus II ... 223

LAMPIRAN 11 Hasil Soal Evaluasi ... 231

LAMPIRAN 12 Soal Evaluasi Sebelum Validitasi ... 238

LAMPIRAN 13 Hasil Lembar Observasi Siklus I ... 263

LAMPIRAN 14 Hasil Lembar Observasi Siklus II ... 274

LAMPIRAN 15 Foto-foto Kegiatan ... 285

(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, pembatasan masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi

operasional.

A. Latar Belakang Masalah

UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa,dan negara. Dunia

pendidikan pada dasarnya memberikan pengalaman belajar untuk dapat

mengembangkan seluruh potensi siswa melalui proses interaksi antara siswa

dengan siswa, siswa dengan guru ataupun siswa dengan lingkungannya.

Menurut Syahrun (1993:16), “Dalam pendidikan terdapat proses

pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara

dan perbuatan mendidik”. Salah satu pelajaran yang mendidik di lingkungan

Sekolah Dasar (SD) adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Mata pelajaran IPS di SD merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai

(24)

karena sebagian besar materi berisi hafalan dengan materi yang sangat banyak.

Sebenarnya, IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Diharapkan nantinya

siswa memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk.

Penelitian ini dilakukan di kelas V A SD Negeri Denggung. Berdasarkan

pengamatan yang telah peneliti lakukan pada 22 November tahun 2014 dan

wawancara dengan guru kelas. Peneliti memperoleh keterangan bahwa guru

kelas menyadari dalam proses pembelajaran di kelas memang masih sering

menggunakan model pembelajaran yang bersifat tradisional seperti ceramah.

Peneliti juga menggunakan lembar kuesioner yang dibagikan kepada setiap

siswa untuk mengetahui tingkat motivasi yang dimiliki pada kondisi awal.

Siswa terlebih dahulu membaca pernyataan-pernyataan pada lembar kuesioner

sebelum memberikan tanda check list (√) dan peneliti mengamati proses

pembelajaran dengan instrumen motivasi yang telah dibuat. Dari pengamatan

yang telah peneliti lakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung

diperoleh hasil motivasi sebesar 53,33 (kurang) sedangkan hasil perhitungan

dari kuesioner yang dibagikan dan diisikan oleh setiap siswa diperoleh hasil

sebesar 53,90 (kurang). Dari data tersebut maka diperoleh hasil rata-rata

motivasi yang dimiliki pada kondisi awal sebesar 53,61(kurang) menunjukkan

kriteria motivasi yang dimiliki siswa“kurang”.

Motivasi yang rendah tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil prestasi

(25)

IPS tahun pelajaran 2013/2014 pada KompetensiDasar (KD) 3.3 Memahami

manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia

diperoleh rata-rata 63,56 dengan 19 siswa atau 51,35% sudah mencapai

Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) dan 18 siswa atau 48,65% yang belum

mencapai KKM. Pada KD 3.2 Mengenal perubahan dan keberlanjutan yang

terjadi dalam kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia pada masa

penjajahan, masa tumbuhnya rasa kebangsaan serta perubahan dalam aspek

sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya diperoleh rata-rata 68,10 dengan 22

siswa atau 59,45% sudah mencapai KKM dan 15 siswa atau 40,55% yang

belum mencapai KKM. Mata pelajaran IPS di SD Negeri Denggung pada

tahun pelajaran 2013/2014 untuk nilai KKM sebesar 71,00. Dari data prestasi

belajar siswa pada 2 KD di atas maka diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar

pada kondisi awal sebagai berikut:

No Kompetensi Dasar Nilai Persentase KKM

1. 3.3 Memahami manusia dalam hubungannya

dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia. 63,56 51,35% 2. 3.2 Mengenal perubahan dan keberlanjutan yang

terjadi dalam kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan, masa tumbuhnya rasa kebangsaan serta perubahan dalam aspeksosial, ekonomi, pendidikan dan budaya.

68,10 59,45%

Rata-rataNilaiUlangan 65,83

PersentasePencapaian KKM 55,40%

Dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan dan melihat data yang

diperoleh, rendahnya motivasi dan prestasi belajar dapat dilihat pada saat

siswa menerima materi pelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan sikap siswa

(26)

memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pembelajaran

cenderung masih berpusat pada guru karena interaksi yang muncul hanya satu

arah yaitu antara guru kesiswa. Seorang guru yang baik seharusnya memiliki

model atau metode pengajaran yang bervariasi agar siswa tidak merasa cepat

bosan dengan pelajaran yang diajarkan karena itu sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Selain itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran hanya

menggunakan metode Tanya jawab, penugasan, ceramah, dan kurang

melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu,

untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS maka

peneliti bermaksud mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) sebagai model pembelajaran di

kelas VA di SD Negeri Denggung. Model pembelajaran ini diterapkan agar

dapat membantu guru dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa

kelas VA SD Negeri Denggung. Rusman (2011:202) mengemukakan bahwa

model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya

terdiri dari 4-5 orang dengan struktur kelompok yang heterogen.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kegiatan pembelajarannya lebih

berpusat pada siswa, dimana siswa bekerja dalam kelompok secara aktif,

melakukan diskusi, kerjasama, saling membantu dan semua anggota kelompok

mempunyai peran dan tanggung jawab yang sama. Peran guru lebih

ditekankan sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan

(27)

yang sedang dibahas, membimbing serta mengarahkan jalannya diskusi, serta

menilai kegiatan belajar mengajar yang berlangsung (Isjoni, 2009:92-94).

Berkaitan dengan hal di atas maka peneliti mencoba mengaplikasikan

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan

motivasi dan prestasi belajar dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang

“Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VA SD Negeri

Denggung”. Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk dapat

mengetahui model-model pembelajaran yang efektif sehingga dapat

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di

kelas V A SD Negeri Denggung.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan dibatasi pada

siswa kelas V A di SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015 dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe STAD pada mata pelajaran

IPS pada tema 4: “Sehat itu penting” dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.3

Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah

Indonesia dan pada tema 7 “Sejarah Peradaban Indonesia” dengan KD 3.2

Mengenal perubahan dan keberlanjutan yang terjadi dalam kehidupan manusia

dan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan, masa tumbuhnya rasa

kebangsaan serta perubahan dalam aspek sosial, ekonomi, pendidikan dan

(28)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VA SD

Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan motivasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas

VA SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015?

3. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas

VA SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui bagaimana upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas

VA SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015.

2. Mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan motivasi belajar dalam mata pelajaran IPS

(29)

3. Mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada

siswa kelas VA SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian inidiharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi peneliti

Menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan peneliti khususnya

yang berkaitan dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

2. Bagi guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau masukan

tentang metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa

terhadap pembelajaran IPS.

4. Bagi Sekolah

Bagi sekolah dapat menambah bahan bacaan yang terkait dengan PTK

khususnya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

(30)

F. Definisi Operasional

Definisi Operasionaldalam penelitian ini adalah:

1. Motivasi

Motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga

yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan sesuatu yang telah

direncanakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Penelitian kali ini

dibatasi oleh 5 indikator motivasi diantaranya adalah keinginan mengikuti

pembelajaran, keinginan menyelesaikan tugas, sikap menghadapi kesulitan

belajar, sikap menghadapi kegagalan, keinginan untuk berprestasi.

2. Prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan dan diciptakan secara individu maupun secara kelompok

(Djamarah, 1994:19). Prestasi belajar mencakup aspek pengetahuan, sikap,

dan ketrampilan yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran.

Penelitian ini dibatasi aspek pengetahuan saja dikarenakan keterbatasan

waktu penelitian.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah tipe dari model

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru

dan siswa ditempatkan dalam sebuah tim belajar yang beranggotakan

empat sampai lima siswa yang heterogen (suku, agama, ras, adat istiadat,

(31)

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

IPS adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam lingkungan

hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan hidup manusia dalam kelompok

yang disebut masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu

sosial, seperti sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan

(32)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dibahas mengenai kajian teori, hasil penelitian yang

relevan, peta literatur, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Pustaka

1. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Sardiman (2003:75) motivasi berasal dari keseluruan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan

memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Menurut Hamalik

(2009:173) istilah motivasi merujuk kepada semua gejala yang

terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu di mana

sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

motivasi belajar adalah suatu usaha guru dalam mendorong siswa

untuk melakukan kegiatan belajar yang terarah dan berlangsung secara

efektif agar tujuan pembelajaran tercapai atau bisa juga dikatakan

bahwa motivasi merupakan dorongan atau keinginan seseorang untuk

dapat melakukan suatu kegiatan, dalam hal ini berkaitan dengan

(33)

masing-masing siswa agar dapat mencapai tujuan atau daya penggerak

pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Indikator Motivasi

Menurut Sardiman (2003:23) siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi dapat dicirikan sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam

waktu yang lama, tidak cepat putus asa).

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa).

3) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik

mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang dicapainya).

4) Lebih senang kerja mandiri.

5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin.

6) Dapat mempertahankan pendapat (kalau sudah yakin akan sesuatu)

tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.

7) Senang mencari dan memecahkan soal.

Sedangkan menurut Uno (2008), indikator motivasi belajar dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

4) Adanya penghargaan dalam belajar.

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

(34)

Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan indikator

motivasi yang digunakan oleh peneliti hanya dibatasi pada 5 indikator

diantaranya adalah sebagai berikut: keinginan mengikuti pembelajaran,

keinginan menyelesaikan tugas, sikap menghadapi kesulitan belajar,

sikap menghadapi kegagalan, keinginan untuk berprestasi.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Hitzman (dalam Muhibbin, 2005:90) belajar merupakan

suatu perubahan yang terjadi dalam diri manusia disebabkan oleh

pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku manusia.

Kegiatan belajar merupakan unsur yang sangat mendasar dalam setiap

peyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Jadi perubahan yang

ditimbulkan oleh pengalaman baru dapat dikatakan belajar apabila

mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

b. Unsur-unsur Belajar

Menurut Oemar Hamalik (2003:50) terdapat unsur-unsur yang

terkait dalam proses belajar diantaranya: 1) motivasi siswa, 2) bahan

belajar, 3) alat bantu belajar, 4) suasana belajar, 5) kondisi subjek

yang belajar. Kelima unsur inilah yang bersifat dinamis yang sering

berubah, menguat atau melemah dan mempengaruhi proses belajar

siswa. Proses belajar pada hakekatnya merupakan perubahan dalam

tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu yang berulang-ulang

(35)

c. Pengertian Prestasi Belajar

Poerwadarminta (2002:768) mengemukakan prestasi adalah “hasil

yang telah dicapai atauu dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya”.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:895), prestasi berarti hasil yang

telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Prestasi

belajar adalah prestasi yang berupa adanya perubahan sikap dan

tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari

sesuatu (Hamalik 1994:45). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar (dalam Djamarah 1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah

dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Jadi, peneliti menyimpulkan

bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar dari pemahaman siswa yang

diperoleh dari proses pembelajaran berdasarkan kemampuannya atau

usahanya dalam belajar.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Menurut Miranda (2000), Winkel (1986), dan Santrock (1998) (dalam

Reni dan Hawadi 2006:168-169) menyimpulkan bahwa prestasi belajar

siswa ditentukan oleh empat faktor yaitu faktor yang pertama adalah

faktor-faktor yang ada pada diri siswa seperti taraf inteligensi, bakat

khusus, taraf pengetahuan yang dimiliki, taraf kemampuan berbahasa,

taraf organisasi kognitif, motivasi, kepribadian, perasaan, sikap, minat,

(36)

kelainan psikologis). Kedua, faktor-faktor yang ada pada lingkungan

keluarga, hubungan antar orang tua, hubungan orang tua dan anak,

jenis pola asuh dan keadaan sosial ekonomi keluarga. Ketiga,

faktor-faktor yang ada pada lingkungan sekolah yaitu guru (kepribadian guru,

sikap guru terhadap siswa, keterampilan didaktik, dan gaya mengajar),

kurikulum, organisasi sekolah, sistem sosial di sekolah, keadaan fisik

sekolah dan fasilitas pendidikan, hubungan sekolah dengan orang tua.

Keempat, faktor-faktor pada lingkungan sosial yang lebih luas yaitu:

keadaan sosial, politik, ekonomi dan keadaan fisik: cuaca, dan iklim.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang

dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut

dipengaruhi oleh faktor internal yang ada pada diri siswa dan faktor

eksternal yang ada di luar diri siswa atau lingkungan siswa.

Faktor-faktor yang telah dipaparkan di atas tidak jauh berbeda

dengan yang dikemukakan oleh Mulyasa (2006:191-192) tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu yang pertama,

pengaruh faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non sosial.

Faktor sosial adalah faktor yang menyangkut hubungan antar manusia

yang terjadi dalam berbagai situasi sosial seperti hubungan dengan

lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat. Sedangkan

faktor non sosial adalah faktor yang berasal dari lingkungan alam dan

(37)

dipengaruhi oleh peran guru sebagai fasilitator. Guru berperan dan

terlibat sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar siswa.

Kedua, pengaruh faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar seperti banyak pengaruh atau rangsangan dari faktor eksternal

yang mendorong individu belajar, keberhasilan belajar ditentukan oleh

faktor diri (internal) beserta usaha yang dilakukannya. Faktor eksternal

dan faktor internal berperan penting pengaruhnya dalam proses dan

hasil pencapaian prestasi belajar yang siswa peroleh dari pengalaman

belajar siswa itu sendiri.

e. Indikator Prestasi Belajar

Indikator pencapaian prestasi belajar adalah rata-rata nilai ulangan

dan persentase jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM). Rata-rata nilai ulangan yaitu skor yang diperoleh

siswa pada saat mengerjakan tes atau soal evaluasi dan skor

pencapaiannya didasari oleh KKM IPS sebesar 71,00. KKM adalah

sebagai acuan bahwa siswa telah mencapai penguasaan atau

pemahaman materi IPS.

f. Cara Meningkatkan Prestasi Belajar

Cara meningkatkan prestasi belajar menurut Mulyasa

(2006:189-190) adalah sebagai berikut: Pertama, belajar pada hakekatnya

merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi

kebutuhannya. Kedua, kegiatan belajar yang dilakukan siswa akan

(38)

kawan-kawan dikelompokkan ke dalam kawasan kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Ketiga, belajar bukan diarahkan oleh suatu kekuatan

refleksi, tetapi dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan. Keempat,

belajar dilakukan karena adanya kebutuhan, yang menimbulkan

ketegangan dan mesti dipenuhi, sehingga mendorong individu untuk

mempergunakan pikiran dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Cara untuk meningkatkan prestasi belajar dapat dilaksanakan

dengan usaha-usaha sebagai berikut: pertama, peserta didik akan

berhasil kalau berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang

efisien sehingga mempertinggi prestasi (hasil) belajar. Kedua, terdapat

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan

prestasi belajar, antara lain keadaan jasmani, keadaan sosial emosional,

lingkungan, memulai pelajaran, membagi pekerjaan, kontrol, sikap

yang optimistis, menggunakan waktu, cara mempelajari buku, dan

mempertinggi kecepatan membaca peserta didik. Ketiga, untuk

melancarkan belajar dan meningkatkan prestasi belajar dapat dibentuk

dengan kelompok belajar, rajin membaca, mengerjakan tugas dengan

segera dan menjaga keesehatan (Mulyasa, 2006:195).

3. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran adalah prosedur atau langkah-langkah yang

berurutan dalam mengembangkan ataupun melaksanakan kegiatan

(39)

banyak sekali macamnya salah satunya adalah pembelajaran

kooperatif. Menurut Sanjaya (dalam Rusman 2011:203) mengatakan

bahwa pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar siswa

yang dilakukan dengan cara berkelompok. Sedangkan menurut

Priyanto (2007:189) (dalam Wena, 2009) pembelajaran kooperatif

merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki

aturan-aturan tertentu dan prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah

siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya

untuk mencapai tujuan bersama.

Model pembelajaran kooperatif, siswa akan duduk bersama dalam

kelompok yang beranggotakan empat sampai enam orang untuk

menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Dalam proses

pembelajarannya menurut Rusman (2011:201) model pembelajaran

kooperatif, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi

sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman dan memberikan

pengetahuan pada siswa yang mempunyai kesempatan untuk

mendapatkan pengalaman langsung dalam menemukan dan

menerapkan ide-ide mereka sendiri. Sependapat dengan pernyataan

Sugiyanto (2010:40) bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak

hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa melalui kerja

kelompok.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan

(40)

kelompok di mana siswa satu sama lain saling bekerjasama untuk

mendapatkan nilai yang maksimal dan guru berperan sebagai

fasilitator.

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Rusman (2011:207) ciri-ciri model pembelajaran kooperatif

adalah sebagai berikut :

1) Pembelajaran secara Tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan

secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Setiap

anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

2) Didasarkan pada manajemen pembelajaran kooperatif

Manajemen pembelajaran kooperatif yaitu merancang

pelaksanaan pembelajaran, sebagai organisasi yang menunjukkan

pembelajaran yang efektif, dan sebagai kontrol untuk menunjukkan

kriteria keberhasilan pembelajaran melalui tes dan non tes.

3) Kemauan untuk bekerjasama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditunjukkan dari

keberhasilan kelompok dalam kerjasama, tanpa kerjasama yang

baik pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang

(41)

c. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (1995:71) pembelajaran kooperatif dapat dibagi

menjadi beberapa macam, yaitu:

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

Merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana,

dimana siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan

anggota 4-5 orang secara heterogen. Siswa bekerja di dalam tim

dan guru memastikan semua anggota menguasai materi.

2) Teams Games Turnamen (TGT)

Siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain

untuk memperoleh tambahan point pada skor tim mereka.

Permainan disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan

dengan pelajaran yang di rancang untuk mengetahui pemahaman

siswa terhadap pelajaran di kelas.

3) Jigsaw

Siswa dibagi berkelompok dengan jumlah anggota 5-6 orang

secara heterogen. Setiap anggota kelompok masing-masing

ditugaskan untuk membuat sub bab yang berbeda-beda sesuai yang

ditugaskan. Kelompok siswa yang sedang mempelajari sub bab ini

disebut sebagai kelompok ahli. Setelah itu para siswa kembali

kekelompok asal mereka bergantian mengajarkan kepada teman

(42)

4) Think Pair Share

Tipe ini dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam

kelompok kecil (2-6 anggota).

 Tahap 1 :Thinking(berpikir)

 Tahap 2 :Pairing(berpasangan)

 Tahap 3 :Sharing 5) Numbered Head Together

Pembelajaran tipe ini adalah variasi dari diskusi kelompok.

pembelajaran tipe ini dikembangkan oleh Russ Frank dengan

tujuan adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk saling

berbagi gagasan dan jawaban yang tepat.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Student Teams Achievement Division (STAD) menurut

Hanafiah & Cucu (2012:44) merupakan model pembelajaran

kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil. Metode STAD

yang dikembangkan oleh Robert Slavin adalah metode paling

sederhana yang digunakan oleh para guru untuk mengajarkan

informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui

penyajian verbal maupun tertulis (Sugiyanto, 2010:44). Sedangkan

menurut Slavin (2007) (dalam Rusman 2011:213) model STAD

(43)

diteliti karena sangat mudah dan paling tepat untuk mengajarkan

materi-materi pelajaran ilmu pasti digunakan dalam matematika,

IPA, IPS, pKn, Bahasa Inggris, teknik dan konsep-konsep sains

lainnya pada jenjang pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai

perguruan tinggi.

Kesimpulan peneliti tentang STAD adalah suatu metode

pembelajaran yang paling sederhana dengan membentuk kelompok

kecil untuk mempermudah guru dalam proses pembelajaran yang

bahan pelajarannya sudah pasti.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut

Rusman (2011:215-216) adalah sebagai berikut:

1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

2) Pembagian Kelompok

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompoknya terdiri

dari 4-5 siswa yang heterogen (beragam), baik jenis kelamin,

ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah).

3) Presentasi Materi dari Guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih

dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai serta

(44)

guru untuk memberikan motivasi agar siswa dapat belajar

dengan aktif dan kreatif.

4) Kegiatan Belajar dalam Tim (kerja Tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang dibagi secara

heterogen yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja

sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua

anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi.

Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan

bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan.

5) Kuis (Evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis

tentang materi yang dipelajari dan melakukan penilaian

terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok.

Siswa diberikan kuis secara individual dan tidak dibenarkan

untuk bekerjasama.

6) Penghargaan Prestasi Tim

Pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok yang

dilakukan guru adalah untuk memotivasi siswa dalam belajar

secara individual ataupun kelompok.

c. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Sumantri (2002:35) kelebihan dalam menggunakan

(45)

1) Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung

tinggi norma-norma kelompok.

2) Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk

sama-sama berhasil.

3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok.

4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan

mereka dalam berpendapat.

5. Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan sosial merupakan bidang keilmuan yang

mempelajari manusia di masyarakat, mempelajari manusia sebagai

anggota masyarakat. Definisi dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu

kajian tentang masyarakat. Tujuan Pendidikan IPS yang dikemukakan

oleh Hamid Hasan dan Kosasih dalam Solihatin dan Raharjo (2008:1)

adalah penyelenggara IPS mampu mempersiapkan, membina dan

membentuk kemampuan peserta didik yang menguasai pengetahui,

sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan

masyarakat.

Menurut Sumaatmadja (2002:123), menyatakan bahwa IPS adalah

suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang

pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik

(46)

berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi,

sosiologi, ilmu politik, dan psikologi.

Hakekat dari IPS yaitu mempelajari bidang kehidupan manusia di

masyarakat, mempelajari gejala dan masalah sosial yang menjadi

bagian dari kehidupan. Ilmu sosial digunakan untuk melakukan sebuah

pendekatan, analisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah yang

dilaksanakan pada pengkajian IPS.

b. Tujuan IPS dalam Pendidikan

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:175) mata

pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,

nasional, dan global.

Sedangkan menurut Daldjoeni (1981:23-24) IPS memiliki tujuan

(47)

1) IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang sosial

science.

2) IPS bertujuan untuk mendidik warga negara yang baik.

3) Pembelajaran IPS juga bertujuan untuk meningkatkan cara berpikir

demokratis.

4) Kegiatan pembelajaran IPS diarahkan untuk:

a) Membina warga negara Indonesia atas dasar moral pancasila/

UUD 45, nilai dan sikap sehingga terpupuk kemaunan dan

tekad untuk hidup secara bertanggung jawab.

b) Dapat memahami dan selanjutnya mampu memecahkan

masalah sosial dengan pandangan yang terbuka dan rasional

Berdasarkan kedua pernyataan di atas, peneliti menyimpulkan

tujuan IPS adalah berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,

memecahkan masalah, keterampilan dalam kehidupan sosial dan IPS

bertujuan untuk mendidik warga negara yang baik.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil-hasil penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran kooperatif tipe

STAD adalah sebagai berikut:

Setiyowati (2013) melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul

“Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar PKn Dengan Model Cooperative

Learning Tipe STAD Siswa Kelas IVB SD Kanisius Ganjuran”. Hasil

penelitian menunjukkan peningkatan minat dan prestasi pada pembelajaran

(48)

82,60 pada siklus II. Serta hasil belajar dari kondisi awal 39,19% menjadi

70,83% pada siklus I dan 87,5% pada siklus II.

Handrianto (2013) melakukan penelitian penelitian tindakan kelas yang

berjudul “Peningkatan Keaktifan, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa

Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata Pelajaran IPS Kelas

V SD Kalongan Depok Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013” Hasil

penelitian menunjukkan peningkatan motivasi pada kondisi awal sebesar

25,46%, dan pada kondisi akhir meningkat menjadi 86,44%. Sedangkan

untuk prestasi belajar IPS kondisi awal yang lulus KKM hanya 8 anak (40%),

dan pada kondisi akhir yang lulus KKM ada 27 anak (100%). Oleh karena

itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Sagita (2013) melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul

“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS

Menggunakan Model Pembelajaran Koopertif Teknik Student Teams

Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas V SDN Denggung Tahun

Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran IPS pada

materi jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan

kemerdekaan indonesia di kelas V dengan pembelajaran kooperatif teknik

STAD memiliki dampak positif bagi siswa yang ditandai dengan

meningkatnya keaktifan, motivasi dan prestasi belajar dari kondisi awal

(49)

52,1% pada siklus I dan 71,0% pada siklus II. Sedangkan peningkatan

prestasi belajar menjadi 74,4 pada siklus I dan 78,3 pada siklus II.

Puspitasari (2013) melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul

“Peningkatkan Kreatifitas dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN

Caturtunggal 3 Yogyakarta Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode

STAD. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kreatifitas siswa

dalam mempelajari mata pelajaran IPS. Hal tersebut ditunjukkan dengan

adanya peningkatan kreatifitas siswa dari kondisi awal sebesar 10,65%

meningkat ketika diterapkan model kooperatif metode STAD, yaitu sebesar

54,61% di pertemuan pertama dan 71% di pertemuan ke dua dan peningkatan

prestasi belajar siswa dari kondisi awal sebesar 48,93 menjadi 78,62 di

(50)

C. Peta Literatur

Berikut ini adalah peta literatur dari beberapa penelitian yang telah dilakukan.

Gambar 2.1 Bagan Literatur Penelitian yang Relevan

Berdasarkan peta literatur di atas peneliti meneliti variabel motivasi dan

prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada pelajaran IPS siswa kelas V A SD Negeri Denggung pada tahun pelajaran

2014/2015.

Setiyowati (2013) melakukan penelitian

penelitian tindakan kelas yang berjudul

“Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar

PKN Dengan ModelCooperative LearningTipe STAD Siswa Kelas IVB

SD Kanisius Ganjuran”.

Sagita (2013) melakukan penelitian

tindakan kelas yang berjudul

“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi

Belajar Mata Pelajaran IPS

Menggunakan Model Pembelajaran

Koopertif Teknikstudent teams achievement division(STAD) Pada

Siswa Kelas V SDN Denggung”

Puspitasari (2013) melakukan penelitian

tindakan kelas yang berjudul

“Peningkatkan Kreatifitas dan Prestasi

Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN

Caturtunggal 3 Yogyakarta Melalui

Model Pembelajaran Kooperatif Metode

STAD.

Yang diteliti: “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V A SD Negeri Denggung”.

Handrianto (2013) melakukan

penelitian penelitian tindakan kelas

yang berjudul“Peningkatan Keaktifan,

Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa

Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD Pada Mata Pelajaran IPS Kelas

V SDN Kalongan Depok Yogyakarta

(51)

D. Kerangka Berpikir

Pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit.

Penyebab sulitnya pelajaran IPS dapat dikarenakan oleh berbagai macam

faktor, diantaranya adalah pelajaran menghafal, sajian buku yang kurang

menarik, dan faktor mengajar guru. Kebanyakan guru ketika mengajarkan

pembelajaran IPS menggunakan metode ceramah atau cerita dan dengan

metode yang digunakan ini akan mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar

siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka model pembelajaran yang cocok untuk

digunakan adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini mengacu

pada kerjasama tim. Selama kegiatan pembelajaran siswa bekerjasama dalam

kelompok, sehingga akan terjadi interaksi baik siswa dengan siswa maupun

siswa dengan guru. Selama kegiatan pembelajaran siswa dan kelompok

berusaha secara bersama-sama untuk memecahkan suatu masalah yang

diberikan oleh guru. Dengan begitu, siswa di dalam kelompok akan merasa

bersemangat pada saat mengerjakan tugas kelompok karena merasa ada yang

mendukung dirinya dalam mengerjakan tugas. Siswa akan termotivasi untuk

mengikuti pembelajaran IPS dan akan berpengaruh terhadap meningkatkan

(52)

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V A SD Negeri

Denggung tahun pelajaran 2014/2015 dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Penulis menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan

motivasi sebagai pendukungnya.

b. Pembagian Kelompok

Penulis membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 4-5 anggota (heterogen).

c. Presentasi materi dari Guru

Penulis (guru) menyampaikan materi pembelajaran.

d. Kegiatan Belajar dalam Tim (kerja Tim)

Penulis membagikan LKS untuk dikerjakan bersama-sama dengan

kelompoknya.

e. Kuis (Evaluasi)

Penulis memberikan soal evaluasi untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa.

f. Penghargaan Prestasi Tim

(53)

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan motivasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas

V A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015.

3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas

(54)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dibahas mengenai jenis penelitian, setting penelitian,

rencana tindakan, pengumpulan data, instrumen penelitian, uji validitas dan

reliabilitas instrumen, teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian

tindakan kelas. Peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas bertujuan

untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V A SD Negeri

Denggung ajaran 2014/2015 dalam mata pelajaran IPS dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tujuan utama penelitian tindakan

kelas menurut Sanjaya (2011:16) adalah upaya untuk meningkatkan kualitas

proses pembelajaran secara praktis dan hasil belajar.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian Kurt Lewin.

Model Kurt Lewin menurut Taniredja (2010:23) merupakan acuan pokok atau

dasar dari berbagai model penelitian tindakan kelas (PTK) yang lain, dan

dalam satu siklus penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari perencanaan

(planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi

(reflecting). Setelah siklus dilaksanakan harus ditindaklanjuti dengan

melakukan refleksi dari semua kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Jika tidak ada peningkatan dapat dilakukan dengan merancang

(55)

Di bawah ini merupakan tahapan dari setiap siklus:

Gambar 3.1 Model Siklus PTK Kurt Lewin (Taniredja, 2010: 23)

Arikunto (2006) dan Taniredja (2010: 17-19) menguraikan

langkah-langkah PTK sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu kegiatan merencanakan suatu tindakan

yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan. Dalam kegiatan perencanaan

ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain: (a) mengenal masalah

yang ada pada kelas tersebut, (b) menganalisis penyebab dari

permasalahan yang ada, dan (c) pengembangan metode pembelajaran yang

akan digunakan sebagai solusi atau pemecahan masalah. Siklus 1

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Pengamatan 4. Refleksi

Siklus 2 2. Pelaksanaan 1. Perencanaan

(56)

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas merupakan penerapan isi

rancangan pada proses belajar mengajar di kelas. Dalam pelaksanaannya,

peneliti harus sebisa mungkin menjalankan pembelajaran sesuai dengan

yang telah direncanakan namun harus tetap berlaku wajar atau tidak di

buat-buat.

3. Pengamatan/observasi

Kegiatan pengamatan atau observasi dalam penelitian tindakan kelas

dilakukan untuk mengetahui informasi lengkap tentang perkembangan

proses pembelajaran. Pengamatan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan agar didapatkan data yang akurat untuk siklus

berikutnya.

4. Refleksi

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk menentukan

keputusan untuk menentukan siklus lanjutan atau berhenti karena

masalahnya sudah terpecahkan. Refleksi biasanya dilakukan setelah guru

pelaksana melakukan tindakan, refleksi dilakukan dengan cara melakukan

diskusi antara guru pelaksana dan guru pengamat.

B. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Denggung Kabupaten Sleman,

(57)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V A SD Negeri Denggung

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah siswa

sebanyak 26 yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki

pada tahun pelajaran 2014/2015.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar

siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu pada semester

ganjil dan genap tahun pelajaran 2014/2015 dari bulan Agustus sampai

bulan Februari 2015.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Tahun 2014/2015

Agst Sept Okt Nov Des Jan Mart 1. Proses perijinan ke sekolah

2. 6. Pelaksanaan siklus I 7. Pelaksanaan siklus II 8. Pengolahan data hasil

(58)

C. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I

dan siklus II. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa

langkah persiapan, rencana tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi agar

penelitian dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan yang ingin

dicapai.

1. Persiapan

Langkah-langkah persiapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Meminta ijin kepada Kepala SD Negeri Denggung untuk melakukan

kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) di SD tersebut.

b. Melakukan wawancara pada kepala sekolah, guru mata pelajaran IPS,

dan sebagian siswa kelas V A SD Negeri Denggung.

c. Melakukan observasi pada siswa di kelas V A untuk memperoleh

gambaran siswa terhadap mata pelajaran IPS.

d. Mengidentifikasi masalah yang terdapat pada siswa di kelas V A

terhadap mata pelajaran IPS yang berdasarkan pada wawancara dan

observasi.

e. Meminta rekap nilai siswa kelas V A pada guru kelas mata pelajaran

IPS.

f. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok.

g. Menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data seperti

kisi-kisi kuesioner, kuesioner, kisi-kisi-kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi dan

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Literatur Penelitian yang Relevan
Gambar 3.1 Model Siklus PTK Kurt Lewin (Taniredja, 2010: 23)
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.3 Pernyataan Instrumen Kuesioner Motivasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil pengamatan tinggi tanaman menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata tinggi tanaman antar varietas jagung yang diuji dengan kisaran 140,32–181,13 cm, dimana

Analisis data yang digunakan adalah hubungan antara panjang usus dan panjang total tubuh ikan, serta jenis makanan yang ada dalam usus ikan untuk

All music ensemble types discussed in the analysis that follows are multipurpose in character. None is solely connected with Muslim ceremonial contexts and this prob-

Berdasarkan hasil gambaran dan analisis system yang telah berjalan di atas, yang ditinjau melalui use case dan Activity diagram dapat digambarkan beberapa

Hasil analisa menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA) menunjukkan bahwa zeolit alam Karangnunggal yang diaktivasi dengan H 2 SO 4 dapat digunakan untuk menyerap Fe 3+

Karyawan harus memberitahukan kepada atasan mengenai segala hubungan atau transaksi bisnis yang diajukan antara Bank dan perusahaan lain yang dapat menimbulkan

Assuming that the expectations theory holds, what does the market expect the yield on 2-year Treasury securities to be five years from