BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
5.2.1 Saran Penelitian
Beberapa saran yang diajukan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Setiap orang tua harus tetap memberikan pantauan ketika anaknya menonton televisi dalam keadaan sesibuk apapun.
2. Setiap orang tua hendaknya terus mempertahankan kepedulian terhadap tayangan televisi terutama kartun, baik nilai positif maupun negatif yang terkandung di dalamnya.
3. Setiap orang tua hendaknya lebih bertindak tegas lagi bagi para orang tua yang terlalu memanjakan anak-anaknya, agar tidak terjerumus dengan tayangan-tayangan televisi saat ini.
5.2.2 Saran Dalam Kajian Akademis
1. Penelitian kualitatif pada umumnya tidak mempunyai ukuran yang pasti
tentang batas benar atau salah, semua tergantung dari nilai, etika dan moral yang dianut peneliti. Karena itu, peneliti menyarankan bagi mereka yang
berminat untuk meneliti penelitian kualitatif agar mempunyai ukuran yang pasti dalam melakukan penelitian.
2. Penelitian kualitatif ini seharusnya menjadi pencerahan dari permasalahan
yang diteliti dan mampu menambah wawasan pengetahuan dan memperluas penelitian komunikasi serta menambah pengalaman khususnya bagi mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU
5.2.3 Saran Dalam Kaitan Praktis
1. Pihak yang berwenang selayaknya lebih teliti lagi menyaring
tayangan-tayangan televisi, program untuk anak-anak seharusnya di setarakan banyaknya dengan program untuk dewasa.
2. Setiap orang tua hendaknya memperkenalkan anak dengan media massa lain
agar tidak terbiasa hanya dengan satu media dan menganggapnya sebagai satu-satunya media terpercaya.
3. Setiap orang tua harus lebih kritis dalam memahami pertumbuhan program
televisi, serta dapat melihat derajat kepentingan atau kemudaratan bagi anaknya.
DAFTAR REFERENSI
Amir Purba, dkk. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan ; Pustaka Bangsa
Press
Baran, Stanley J. 2004. Pengantar komunikasi massa: Literasi media dan budaya. Jakarta ; Salemba Humanika
Baran, Stanley J. 2009. Introduction to Mass Communication, Media Literacy and Culture. New York ; The McGraw-Hill Companies
Black, James A. dan Dean J. Champion. 2001. Metode dan Masalah Penelitian
Sosial. Bandung ; Refika Aditama
Buckingham, D. 1993. Children Talking Television, The making of Television Literacy. London : The Falmer Press
Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kuantitatif. Jakarta ; Kencana
Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta ; PT Raja
Grafindo
Persada
Chen, Milton. 1994. Anak-Anak dan Televisi. Jakarta ; PT Gramedia Pustaka
Utama
Effendi, Onong Uchana, 2002. Ilmu, Teori dan filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu
Furchan, Arief. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional
Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta ; Erlangga
Kryantoro, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta ; Raja
Grafindo Persada
Kryantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta ;
Kencana
Prenada Media Group
McQuail, Dennis. 1987. Mass Communication Theory. Jakarta ; PT. Gelora
Aksara Pratama
McQuail, Dennis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail Edisi 6. Jakarta ;
Salemba Humanika
Moleong, Rexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung ; Remaja
Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung ; Remaja Rosda Karya
Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta ; UGM Press Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung ; Remaja
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Yogyakarta ; Prenada Media Grup
Taylor. Shelley E, dkk. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta ; Kencana.
Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu Komunkasi. Bogor: Ghalia
Sumber Lain:
http://www.republika.co.id/berita/gayahidup/parenting/14/09/23/ncc907-jaga-anak-anda-dari-tom-and-jerry-little-krisna-sinchan-dan-spongebob diunduh pada tanggal 23 September 2014
http://www.anneahira.com/animation.htm diunduh pada tanggal 17 Juni 2014 http://www.google.com/url?q=http://www.daftar.co/film-animasi-buatan-indonesia diunduh pada tanggal 08 Maret 2014
http://news.liputan6.com/read/2110651/spongebob-dihapus-kpi-tolong-jangan-usik-tayangan-spongebob diunduh pada tanggal 26 September 2014
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/09/23/kpi-ini-lima-acara-tv-yang-berbahaya-bagi-anak-anak diunduh pada tanggal 23 September 2014
https://atwarbajari.wordpress.com/tag/literasi-media/ diunduh pada tanggal 31 Juli 2011
http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/22-literasi-media diunduh pada tanggal 12 Agustus 2014
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt500cfca9a4ef1/kpi-prihatin-orang-tua-tak-dampingi-anak diunduh pada tanggal 23 Juli 2012
http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/32134-film-kartun-tak-selalu-identik-dengan-ramah-anak diunduh pada tanggal 21 Juni 2014
http://www.parenting.co.id/article/berita.ayahbunda/info.keluarga/pengaruh.tel evisi.terhadap.kemampuan.kognitif.anak/002/002/138/ab diunduh pada tanggal 4 April 2011
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37728/4/Chapter%20II.pdf diunduh pada tanggal 18 September 2013
https://agussetiaman.wordpress.com/2008/11/07/perkembangan-media-massa-dan-media-literasi-di-indonesia/ diunduh pada tanggal 4 Maret 2010
PEDOMAN WAWANCARA
(Dilaksanakan dengan teknik wawancara mendalam)
PERAN ORANG TUA DALAM MEMBATASI TAYANGAN TELEVISI BAGI ANAK DI PERGURUAN TK PERMATA BANGSA BINJAI BARAT
(Studi Kasus terhadap Wacana di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun di Indonesia)
Oleh : Deby Aqmarina (110904107)
Adapun beberapa pertanyaan yang diajukan kepada para orang tua sebagai informan utama penelitian ini adalah:
1. Apakah Bapak/Ibu selalu menemani atau memantau anak anda ketika
menonton televisi?
2. Berapa kali dalam satu hari anak Bapak/Ibu menonton televisi? 3. Berapa jam dalam satu hari anak Bapak/Ibu menonton televisi?
4. Apakah Bapak/Ibu membiasakan anak menonton kartun saja?
5. Apakah Bapak/Ibu tau tayangan kartun apa yang menjadi favorit anak anda?
6. Apakah Bapak/Ibu tau dan memahami tayangan kartun favorit anak anda
yang menjadi konsumsinya setiap kali menonton televisi?
7. Apakah Bapak/Ibu memberikan dukungan anak anda terhadap tayangan
kartun favoritnya tersebut?
8. Setujukah Bapak/Ibu jika anak anda menonton tayangan kartun itu?
9. Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai kartun favoritnya tersebut?
10.Apakah anak Bapak/Ibu tidak mau menonton tayangan kartun yang lain selain daripada kartun favoritnya tersebut?
11.Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai tayangan-tayangan televisi saat ini?
12.Tahukah/pahamkah Bapak/Ibu mengenai simbol panduan dalam menonton
televisi seperti R (Remaja), D (Dewasa), BO (Bimbingan Orang Tua) dan lain sebagainya?
13.Bagaimana Bapak/Ibu membatasi tayangan televisi jika bersimbolkan bukan untuk anak anda?
14.Tahukah Bapak/Ibu jika KPI berencana untuk menghapus beberapa
tayangan kartun di Indonesia?
15.Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai wacana tersebut?
16.Bagaimanakah Bapak/Ibu menyaring tayangan-tayangan televisi saat ini (kebanyakan untuk orang dewasa) agar tidak menjadi konsumsi anak Bapak/Ibu jika KPI menghapus tayangan kartun favorit anak anda? 17.Apakah kiat/strategi Bapak/Ibu agar anak anda tetap menonton tayangan
Informan I : Ibu Winda
Peneliti : Apakah Bapak/Ibu selalu menemani atau memantau anak anda
ketika menonton televisi?
Narasumber : Selalu, selalu menemani dan memantau tontonannya, tidak saya lewatkan waktu-waktu dia menonton tv
Peneliti : Buk, berapa kali dalam satu hari anak Ibu menonton televisi? Narasumber : Gak terlalu sering lah, paling tidak 2-3 kali, karna si adek tu
kecil-kecil udah banyak kegiatan di luar sekolah, kayak les-les, piano, sempoa, les di sekolah juga dia ikut
Peneliti : Berapa jam dalam satu hari anak Ibu menonton televisi?
Narasumber : Ya itu tadi, paling cuma 30-2 jam karna hari Minggu cuma hari yang full ia menonton televisi, dan cuma boleh kartun. Yaa selagi gak ada acara keluarga, liburan keluarga atau ada pekerjaan rumah (PR), saya masih mengizinkan ia untuk menonton kartun full pada hari Minggu itu, kadang juga ditemeni ayahnya
Peneliti : Apakah Ibu membiasakan anak menonton kartun saja?
Narasumber : Yaa tentu aja, memang harus kartun aja tontonannya. Kan masih anak dibawah umur dan jangan sampe nonton yang lain-lain lah
Peneliti : Apakah Ibu tau tayangan kartun apa yang menjadi favorit anak
anda?
Narasumber : Iya tau, paling suka dia Spongebob Squarepants
Peneliti : Apa Ibu tau dan memahami tayangan kartun favoritnya itu? Apa
yang terkandung di dalamnya, bagaimana pesannya, bagaimana dampaknya
Narasumber : Paham, itu kan banyak ngajarin tentang persahabatan, tolong menolong, lucu pula, baik, positif, kadang ada juga ejek-ejekan, jahil, tapi itu kan biasa, anak-anak juga ngerti dan kita juga harus kasih tau juga kan saya sesekali nonton bareng si anak
Peneliti : Apakah Ibu memberikan dukungan anak anda terhadap tayangan
Narasumber : Dukung aja kok, kan masih kartun. Lagian selalu dibawah awasan saya
Peneliti : Apakah anak Ibu tidak mau menonton tayangan kartun yang lain
selain daripada kartun favoritnya tersebut?
Narasumber : Selama ini saya selalu ngebimbing Kheysa supaya nonton kartun lain yang bermanfaat juga namun memang dari pemantauan saya sih iya, dia masih lebih milih Spongebob daripada yang lain
Peneliti : Nah saya mau bertanya nih Buk, menurut Ibu mengenai
tayangan-tayangan televisi saat ini itu gimana sih?
Narasumber : Kita semua juga tau ya, kebanyakan untuk dewasa, apalagi sinetron-sinetron yang gak mendidik
Peneliti : Ibu tau dan paham tidak mengenai simbol panduan dalam
menonton televisi seperti R (Remaja), D (Dewasa), BO (Bimbingan Orang Tua) dan lain sebagainya?
Narasumber : Paham saya paham
Peneliti : Nah, jadi bagaimana Ibu membatasi tayangan televisi jika
bersimbolkan bukan untuk Kheysa?
Narasumber : Kan masih dalam pengawasan saya, jadi gak khawatir lah bisa saya saring secara langsung juga, dan selagi masih dalam pemantauan saya ketika ia menonton televisi, saya selalu mengizinkannya menonton kartun tersebut meskipun sudah ada simbol seperti itu dan selama saya menemani Kheysa menonton Spongebob, rasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, nak. Namanya juga kartun. Walaupun ada kartun yang terdapat cuplikan seperti mencuri, kekerasan dan hal negatif lainnya. Tapi untuk kartun Spongebob Squarepants, menurut saya aman aman aja
Peneliti : Ibu tahu gak kalau KPI berencana untuk menghapus beberapa
tayangan kartun di Indonesia?
Narasumber : Tau tau, itukan wacana sudah lumayan lama
Narasumber : Bagus sih kalo ada kartun yg menurut mereka gak baik, tapi kalo spongebob saya rasa positif-positif aja kok, harusnya KPI itu perhatiin tayangan lain aja.. udah tau tayangan anak-anak itu dikit
Peneliti : Apa kiat/strategi Ibu agar anak anda tetap menonton tayangan
kartun favoritnya dirumah agar tidak menonton tayangan lainnya? Narasumber : Yah apa boleh buat ya, saya pasti membiasakan anak saya nonton
kartun lain dulu, kan masih banyak kartun lain yang positif juga, selain itu pasang tv berlangganan khusus anak-anak aja saya, biar gak jadi pikiran dan buat khawatir orang tua seperti saya
Peneliti : Wah, iya Bu. Kalau begitu, saya rasa cukup
pertanyaan-pertanyaan yang telah saya ajukan dan saya udah dapat informasi yang banyak nih. Terima kasih banyak ya, Bu
Narasumber : Iya, Nak sama-sama
Informan II : Ibu Sri Bulanna
Peneliti : Apakah Ibu selalu menemani atau memantau anak anda ketika
menonton televisi?
Narasumber : Gak selalu, Nak. Namanya juga ada kerjaan diluar. Yang lebih sering itu Bibinya, pembantu rumah tangga saya dirumah
Peneliti : Berapa kali dalam satu hari anak Ibu menonton televisi?
Narasumber : 2 atau 3 kali lah
Peneliti : Berapa jam Bu kira-kira?
Narasumber : Paling lama 4 jam saya rasa
Peneliti : Apa Ibu membiasakan anak menonton kartun saja?
Narasumber : Pastilah, lagian dia gak suka yang lain-lain, memang anak-anak kan sukanya kartun
Peneliti : Apakah Ibu tau tayangan kartun favoritnya apa?
Narasumber : Iya tau, dia suka Tom & Jerry, nak. Vino itu suka kali sama kucing, jadi dia saya liat suka kali juga sama kartun Tom & Jerry. Tapi nggak juga sih, dia masih mau nonton kartun lain kayak
Boboy Boy itu, Upin & Ipin pun dia suka. Saya dukung aja kartun-kartun itu sih, gak berbahaya kok menurut saya. Sesekali saya menemani dia nonton dulu, kalo gak berbahaya ya udah, saya lepas dia nonton sendiri. Kan kartun itu gak kayak sinetron-sinetron sekarang yang buat anak-anak berimajinasi berlebihan
Peneliti : Apakah Ibu tau dan memahami tayangan kartun favoritnya
tersebut? Dampaknya, manfaatnya
Narasumber : Sedikit banyaknya saya paham, sebenarnya sebelum betul-betul melepas anak saya nonton tv sama bibinya, saya selalu nemani dulu dan mantau dulu
Peneliti : Ibu memberikan dukungan anak anda terhadap tayangan Tom &
Jerry itu untuk ditonton Vino?
Narasumber : Dukung-dukung aja sih, Vino anak yang penurut loh gak pernah macem-macem seperti yang ditakutkan orang tua kalo nonton Tom & Jerry
Peneliti : Emang menurut Ibu bagaimana kartun Tom & Jerry itu?
Narasumber : Yang saya liat cuma kejar-kejaran kucing sama tikus saja, tapi sebenernya ngajarin kalo binatang sudah dipukul-pukul, ketimpa ini itu, barang yang berat dan sakit, eh gak mati-mati, tapi ya itu tadi kalo anaknya gak paham atau salah memaknai kartun itu, ya saya kasih tau
Peneliti : Nah, bagaimana menurut Ibu mengenai tayangan-tayangan
televisi saat ini?
Narasumber : Semua juga tau, gak mendidik ya. Lebih banyak gak mendidik daripada yang mendidik, kasian nanti anak-anak ya termasuk Vino malah jadi nonton yang aneh-aneh kalo gak di awasi
Peneliti : Tahukah/pahamkah Ibu mengenai simbol panduan dalam
menonton televisi seperti R (Remaja), D (Dewasa), BO (Bimbingan Orang Tua) dan lain sebagainya?
Narasumber : Iya saya tau, tapi itu sih setau saya kalo tayangan bukan buat anak-anak kebanyakan tayang malam
Peneliti : Bagaimana Ibu menyaring tayangan televisi jika bersimbolkan bukan untuk Vino?
Narasumber : Pasti saya kasih tau, Alhamdulillah anaknya penurut, Vino itu anak yang mudah di kasih tau, menurut saya karena sekolah disini dia jadi anak yang penurut. Kalau kedapatan simbol yang bukan untuknya tapi dia gak sengaja nonton tayangan itu, saya pasti kasih tau. Saya pasti nasehati sebelumnya kalau itu bukan untuknya,
kadang sedikit saya beri gimmick seperti tayangan itu banyak
hantunya, Nak. Dengan gitu, Vino langsung nurut. Lagian Vino itu tidak terlalu banyak punya kesempatan nonton tayangan yang bersimbol seperti itu, jam 8 paling tidak dia udah tidur. Jadi saya gak perlu khawatir
Peneliti : Tahukah Ibu jika KPI berencana untuk menghapus beberapa
tayangan kartun di Indonesia?
Narasumber : Wah, belum tau saya Nak, apa aja itu kartunnya?
Peneliti : Tom & Jerry termasuk Bu, karena katanya mengandung
kekerasan seperti yang Ibu sampaikan tadi, selain itu Spongebob, Little Krisna, Crayon Sinchan, dan lain-lain. Bagaimana menurut pendapat Ibu?
Narasumber : Ya kalo menurut KPI itu tayangan gak pantes ditayangin, harusnya yang dihapus itu cuplikan-cuplikannya aja. Jangan kartunnya juga, nanti anak-anak nonton apa? Malah sekarang tayangan televisi banyak yang aneh-aneh, memang sih gak semua kartun dihapuskan, tapi yang jadi favorit mereka nanti gimana. Pasti orang tua lah paling berperan lagi
Peneliti : Nah, jadi apa kiat/strategi Ibu agar Vino bisa tetap menonton
tayangan kartun favoritnya dirumah agar tidak menonton tayangan lainnya?
Narasumber : Apa boleh buat, beli VCD atau DVD lah yang banyak untuk penggantinya nonton tv, sebelumnya saya ajarin juga ke pembantu rumah tangga saya, bibinya, supaya bisa melakukan hal yang sama ketika saya lagi gak nemani Vino nonton tv.
Peneliti : Iya Bu, kalau begitu terima kasih atas waktunya ya, Bu. Maaf buat Vino udah nungguin kita ngobrol padahal dia sudah minta pulang
Narasumber : Gak papa, Nak. Sama-sama
Informan III : Bapak Hendra Sucitra
Peneliti : Apa Sir selalu menemani atau memantau anak anda ketika
menonton televisi?
Narasumber : Selalu, tapi si bungsu jarang nonton tv lebih sering nonton kartun di smartphone saya lo, nonton di youtube atau liat-liat fotonya dari hp saya
Peneliti : Berapa kali dalam satu hari Chintya menonton televisi?
Narasumber : Paling 2 kali, sebelum pergi sekolah itupun kalo sempat, sama sore setelah siap semua aktivitas
Peneliti : Berapa jam Sir kira-kira?
Narasumber : 2 jam 3 jam lah udh paling lama sekali itu
Peneliti : Apakah Sir selalu membiasakan anak menonton kartun saja?
Narasumber : Pasti, gak ada tayangan lain yang saya izinkan selain kartun
Peneliti : Apakah Bapak/Ibu tau tayangan kartun apa yang menjadi favorit
Chintya?
Narasumber : Menurut gerak geriknya, dia suka simpan gambar Spongebob, suka koleksi barang-barang bentuk Spongebob, kotak pensil, tas, semua alat tulis dia Spongebob, tontonannya pun Spongebob
Peneliti : Apakah Sir tau dan memahami tayangan kartun favorit anak anda
yang menjadi konsumsinya itu?
Narasumber : Sewaktu saya ikut nonton Spongebob saya paham lah, kartun, warna kuning, cuma isinya lelucon sama cerita-cerita positif
Peneliti : Apakah Sir memberikan dukungan anak anda terhadap tayangan
kartun favoritnya tersebut?
Narasumber : Selagi gak berbahaya saya dukung, itu kan jangkauannya memang untuk anak-anak, jd anak-anak gak berpikiran jauh dari yang kita
kira kalo nonton kartun seperti Spongebob ini, batasannya masih ada dan ceritanya buat anak-anak suka
Peneliti : Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai kartun favoritnya
tersebut?
Narasumber : Lucu, ngajarin yang baik-baik, gak ngandung kekerasan, baguslah
Peneliti : Apakah Chintya tidak mau menonton tayangan kartun yang lain
selain daripada kartun favoritnya tersebut, Sir?
Narasumber : Semenjak saya paralelkan tv saya ke kamar saya dan istri, dia masih mau nonton kartun lain, pas di smartphone saya pun gitu
Peneliti : Paralel tv? Bagaimana itu, Sir?
Narasumber : Iya, TV dirumah saya hanya ada 3, di kamar saya dan istri, di kamar anak sulung saya dan di ruang televisi. Jadi tiap kali nonton tv, anak-anak saya yang lain yang masih kecil-kecil itu nonton tv nya ya disitu. Tapi, yang membedakan itu channel nya hanya saya dan istri yang bisa menggantinya. Alias saya paralel kan tv itu ke kamar saya. Itu ya supaya anak-anak saya tidak menonton yang aneh-aneh, terutama Chintya anak bungsu saya, jadi apa yang saya tonton, itulah yang mereka tonton
Peneliti : Wah, menarik sekali, Sir. Menurut Sir tayangan-tayangan televisi
saat ini itu gimana?
Narasumber : Waduh, merusak imajinasi anak, gak real sama sekali, kalo anak-anak nonton kan bisa berimajinasi jauh dari umurnya dia, Ketika yang tidak mungkin dapat terjadi malah bisa terjadi padahal dibuat melalui setting dan efek-efek aja, tak ada yang real. Itu kan tak dapat dijangkau pemikirannya oleh anak-anak. Masa ada manusia berubah jadi binatang, masa ada tuyul-tuyul bertingkah lucu, tayangan seperti apa itu
Peneliti : Tahukah/pahamkah Sir mengenai simbol panduan dalam
menonton televisi seperti R (Remaja), D (Dewasa), BO (Bimbingan Orang Tua) dan lain sebagainya?
Narasumber : Tau, tapi gak semua saya liat nyantumkan simbol seperti itu, sinetron Tuyul-tuyul itu coba misalnya, apa coba. Selain tidak mendidik, gak ada pula simbolnya. Kalo anak-anak yang gak diawasi orang tua nonton begituan? Saya sih langsung ambil tindakan saja
Peneliti : Apa tindakan yang Sir lakukan dalam membatasi tayangan
televisi jika bersimbolkan bukan untuk Chintya?
Narasumber : Saya ganti. Toh channel nya yang bisa ganti cuma saya. Gak
khawatir-khawatir amat haha
Peneliti : Sir tau kalau KPI berencana untuk menghapus beberapa tayangan
kartun di Indonesia?
Narasumber : Tau saya, saya baca langsung dari website resmi KPI
Peneliti : Bagaimana menurut pendapat Sir?
Narasumber : Bagus, karna itu jugalah saya paralelkan tv ke kamar saya, tapi harusnya yang dihapus jangan itu. Coba liat tv sekarang, sinetron sekarang, mana yang lebih baik dihapus.
Peneliti : Jadi bagaimanakah Sir menyaring tayangan-tayangan televisi saat
ini (kebanyakan untuk orang dewasa) dan kiat apa yang Sir lakukan agar tidak menjadi konsumsi Chintya, apa itu terus pakai tv yang di paraelelkan seperti sekarang atau bagaimana?
Narasumber : Saya larang, betul-betul saya larang. Disiplin itu nomor satu, apalagi bagi anak-anak seusia anak saya yang paling kecil ini, disiplin harus dibentuk dari usianya sekarang. Jam 8 saya tekankan sudah tidur, istirahat karna besok sekolah, sudah masuk kamar, matikan lampu, tidur dan saya sepakat pasang tv berlangganan dengan istri saya, biar kalo saya dan istri sedang tidak mengontrolnya dirumah, si anak bisa tenang nonton. Saya pesankan juga sama yang jagain dia dirumah. Apa boleh buat ya, daripada nonton sinetron?
Peneliti : Iya Sir, kalau begitu cukup informasi yang saya dapatkan, Sir.
Terima kasih banyak atas waktunya, Sir
Informan IV : Ibu Nurul
Peneliti : Apakah Ibu selalu menemani atau memantau anak anda ketika
menonton televisi?
Narasumber : Selalu, selalu saya temani
Peneliti : Berapa kali dalam satu hari anak Ibu menonton televisi?