• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Adapun saran yang peneliti berikan dalam rangka meningkatkan peranan balai Taman Nasional dalam menanggulangi perambahan hutan kawasan Taman Nasional Tesso Nilo khususnya penyidikan, perlindungan dan pengamanan hutan di Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan sebagai berikut: 1. Balai Taman Nasional Tesso Nilo untuk dapat kerjasama dengan

masyarakat agar lebih mudah melakukan penyidikan perambahan hutan. 2. Balai Taman Nasional Tesso Nilo agar mampu melakukan sosialisasi dan

penyuluhan tentang kehutanan kepada masyarakat supaya perlindungan hutan tetap terjaga dan mempermudah dalam menanggulangi perambahan hutan yang ada di sekitar kawasan Taman Nasional Tesso Nilo.

3. Perlunya penambahan personil polisi kehutanan agar mampu melakukan pengawasan dan pengamanan dengan semaksimal mungkin, begitu juga dengan sarana prasarananya.

4. Agar dapat melakukan kemitraan dengan masyarakat yang ada di sekitar kawasan Taman Nasional.

5. Pihak Balai Taman Nasional Tesso Nilo agar dapat meningkat koordinasi dengan masyarakat yang ada di desa sekitar kawasan Taman Nasional.

6. Balai Taman Nasional dapat membuat tata batas wilayah kawasan Taman Nasional Tesso Nilo dengan wilayah Desa yang ada di sekitar kawasan dengan sejelas mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Alam Setia Zain.(1996) .Hukum Lingkungan konservasi hutan, Rineka cipta. Andono, Ardi, 2003. Penanganan Gangguan Keamanan Hutan di Wilayah Kerja

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat II http://www.student. Unimaas.nl/a.andono/mklhpjrhn2003.pdf. Diakses 10 April 2014 Jam 22.30 Wib.

Arief, A.(2001). Hutan dan Kehutanan. Cetak ke-5. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Deni Susilawati.(2008). Skripsi. Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan Di Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Siak.UNILAK

Djajono, Ali.(2009). Perencanaan Ruang Kehutanan dan Masalahnya,Agro Indonesia.

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 663/Menhut-II/2009 Tentang Perubahan Fungsi Sebagian Kawasan Hutan Produksi Terbatas Di Kelompok Hutan Tesso Nilo seluas ± 44.492 (Empat Puluh Empat Ribu Empat Ratus Sembilan Puluh Dua) Hektar yang Terletak Di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau Menjadi Taman Nasional Tesso Nilo

Masri Singarimbun dan Sofian Efendi. 1989. Metode Penelitian surve. Jakarta:LP3ES.

Moh.Nazir.(2009).Metode Penelitian.Bandung:Ghalia Indonesia

Mohamad Pambundu Tika. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Obrika Simbolon.(2007). Skripsi. Peran PPNS Dalam Menangulangi Tindakan

Illegal Logging Di Dinas Kehutanan Kabupaten Kampar. UNRI

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 03/Menhut-II/2007 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan dalam pasal 36 ayat 2. 

Subyoto dkk. (1999). Ilmu Geografi dan Pelestarian Lingkungan Dalam PIPS. Jakarta: Universita Terbuka

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta

Suharsimi Arikunto.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Depertemen Pendididkan dan Kebudayaan.

Suharyono dan Moch. Amien.(1994). Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta : Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sumardi dan Widyastuti.(2007). Dasar-Dasar Perlindungan Hutan,Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Suprahman, Hayani.(2009). Buku Informasi Taman Nasional Tesso Nilo. Pangkalan Kerinci, Cemerlang.

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999, Tentang Kehutanan.

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Pasal 50 Ayat 3 tentang kehutanan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Pasal 69 Ayat 1 tentang kehutanan

W.J.S. Poerwadarminta.(1991). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Perum Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka.

Dokumantasi

Hasil Wawancara dan Pengamatan di lapangan

1. Penyidikan

Hasil wawancara pada hari Senin Tanggal 27 april 2015 dengan Polisi Kehutanan Taman Nasional Tesso Nilo, diperoleh informasi bahwa “Pemeriksaan terhadap setiap orang yang melakukan tindak pidana kehutanan khusunya di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo terus kami lakukan dan itu bagi siapapun yang melakukan perambahan hutan tersebut. Didalam kami melakukan penangkapan tentunya kami membutuhkan barang bukti dan barang bukti tersebut yang selama ini yang kami jumpai di lapangan seperti Mesin Genset, Sepeda Motor, Sinsow, Kapak, Parang, Cangkul dan peralatan lainnya”.

Hasil wawancara pada hari Selasa Tanggal 28 april 2015 dengan Camat Ukui di peroleh informasi bahwa “pemeriksaan, penyitaan barang bukti, dan penangkapan saya tidak tahu pasti apakah ada dilakukan oleh pihak Balai apakah tidak sebab ini merupakan tugas dan kewenangan dari Balai itu sendiri”.

Selanjutnya pada hari Rabu Tanggal 29 april 2015 penulis mewawancarai salah seorang Kepala desa yang berada di sekitar Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. diperoleh informasi “bahwa pemeriksaan, penyitaan barang bukti, penangkapan memang ada dilakukan oleh pihak petugas Balai Taman Nasional namun untuk proses selanjutnya saya tidak mengetahui sebab merupakan kewenangan dari Balai Taman Nasional”.

Hasil pengamatan di lapangan bahwa pelaksanaan penyidikan yang dilakukan oleh petugas Balai Taman Nasional dalam bidang pemeriksaan, penyitaan barang bukti dan penangkapan memang sudah dilakukan namun masih mengalami hambatan-hambatan. Hal ini dapat dilihat dari petugas yang masih minim yang berjumlah 18 orang petugas Polisi Kehutanan dengan luas wilayah ± 83.068 hektar, masih kurangnya sarana prasanana alat transportasi. Sehinga kondisi ini memberikan dampak terhadap pelaksanaan pemeriksaan dan penangkapan terhadap perambah hutan. Sehinga hal ini tidak memungkinkan untuk dapat bertindak dengan tegas terhadap perambah hutan.

2. Perlindungan

Hasil wawancara dengan Kepala Balai Taman Nasional yaitu Bapak Handayani, M. Sc. pada hari Senin Tanggal 4 Mei 2015 di peroleh informasi bahwa Balai Taman Nasional telah memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan juga penyuluhan mengenai status kawasanan Taman Nasional Tesso Nilo yang merupakan kawasan yang dilindungi oleh pemerintah sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 225/Menhut-II/2004 dan Surat Keputusan No. 663/Menhut-II/2009 dan juga kami berikan penyuluahan tentang Undang-undang kehutanan dan apa saja yang dilarang dan apa sanksi yang diberikan kepada melanggar begitu juga di dalam koordinasi dan kemitraan kepada masyarakan terus kami tingkatkan seperti dalam hal usaha madu sialang tesso nilo, pelatihan keterampilan, dan pelatihan Masyarakat Peduli Api (MPA) dan sebagainya”.

Hasil wawancara penulis pada hari Rabu Tanggal 6 Mei 2015 dengan salah seorang Kepala Desa yaitu Bapak Rossi diperoleh informasi bahwa soialisasi/penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat oleh Balai Taman Nasional sudah pernah dilakukan begitu juga dengan koordinasi dalam bidang perlindungan hutan dan perlu ditingkatkan namun di dalam kerjasama dalam bentuk kemitraan masyarakat memang sudah pernah diberikan seperti pelatihan-pelatihan baik itu keterampilan, pembentukan Tim Masyarakat Peduli Api (MPA) dan pengelolahan madu sialang tetapi setelah pelatihan hilang begitu saja masyarakat tidak mengetahui kepastian dan kejelasan dari pelatihan yang disebabkan tidak adanya bimbingan dari pihak Balai Taman Nasional tersebut”.

Hasil pengamatan di lapangan bahwa pelaksaanan perlindungan hutan dalam bentuk sosialisasi/penyuluhan, koordinasi dan kemitraan yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional memang sudah dilaksanankan, baik itu penyuluhan, koordinasi dan kemitraan masyarakat namun perlu ditingkatkan sebab di dalam perlindungan hutan perlu kerja sama dengan masyarakat yang berada di sekitar kawasan agar perlindungan terhadap Taman Nasional Tesso Nilo tetap tejaga dengan baik.

3. Pengamanan

Hasil wawancara kepada salah seorang Polisi Kehutanan pada hari Jumat Tanggal 8 Mai 2015 yaitu Bapak Santino Gomes diperoleh informasi bahwa Didalam menjaga keamanan Taman Nasional Tesso Nilo kami dari pihak Polisi Kehutanan terus melakukan patoli di sekitar kawasan yang rawan terjadinya

perambahan hutan dan membuat beberapa pos penjagaan di jalur - jalur tranportasi dan juga memasang papan-papan pemberitahuan seperti larang-larangan maupun sanksi pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

Hasil wawancara penulis kepada salah seorang masyarakat Desa yang berada di sekitar kawasan yaitu Bapak Safrin, S.sos. pada hari Senin Tanggal 11 Mei 2015 di peroleh informasi bahwa patroli yang dilakukan oleh Polisi Kehutanan di dalam meningkatkan keamanan Taman Nasional Tesso Nilo saya kurang tahu sebab merupakan tugas dari pihak Balai itu sendiri, namun didalam hal pembuatan pos penjagaan dan memang sudah dilakukan tetapi pos tersebut jarang saya jumpai penjaga atau petugas dari Balai itu sendiri dan ini merupakan suatu kelemahan dari pihak Balai Taman Nasional. Sedangkan untuk pemasangan papan pemberitahuan baik itu berbentuk larangan maupun sanksi yang berkaitan dengan Taman Nasional Tesso Nilo sudah dilaksanakan dan dapat kita lihat di tampat-tempat rawan perambahan yang di gunakan sebagai jalur tranportasi”.

Sedangkan dari hasil pengamatan dilapangan dalam hal pengamanan hutan Taman Nasional Tesso Nilo seperti patroli yang dilakukan oleh petugas masih belum sepenuhnya petugas melakukan pengawasan hal ini disebabkan sulitnya akses jalan, luasnya kawasan dan kurangnya sarana dan prasanan transportasi seperti sepeda motor, mobil dan pompong yang dimiliki oleh Balai Taman Nasional. Begitu juga untuk pos penjagaan sudah dilaksanankan namun pos tersebut jarang dijumpai penjaganya.

Berdasarkan data maupun informasi yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengamanan hutan Taman Nasional Tesso Nilo dinilai baik, namun di dalam melakukan patroli dan tata batas kawasan perlu ditingkatkan.

Pedoman Kuesioner Penelitian

Peranan Balai Taman Nasional Tesso Nilo Dalam Menanggulangi Perambahan Hutan Taman Nasional Tesso Nilo Di Kecamatan Ukui

Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau

No. Responden : Tanggal : A. Data Pribadi 1. Umur : 2. Jenis kelamin : 3. Asal/tempat tinggal : 4. Pendidikan terakhir : 5. Pekerjaan :

B. Persepsi masyarakat terhadap kawasan

1. Apa pendapat Saudara tentang perambahan hutan Taman Nasional Tesso Nilo?

2. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya perambahan hutan Taman Nasional Tesso Nilo?

3. Apa manfaat yang anda peroleh dengan adanya kawasan Taman Nasional Tesso Nilo?

4. Menurut anda apa kebijakan dari Taman Nasional Tesso Nilo untuk menangulangi perambahan hutan taman nasional tesso nilo?

5. Bagaimana peran penyidik di balai taman nasional menurut anda?

6. Bagaimana peran perlindungan hutan taman nasional tesso nilo menurut pendapat anda?

7. Apa pendapat anda tentang pengamana hutan taman nasional tesso nilo? Apakah sudah berjalan secara optimal atau belum?

8. Apa yang akan anda lakukan jika anda melihat perambahan hutan di Taman Nasional Tesso Nilo?

9. Apakah anda ikut terlibat dalam perembahan hutan Taman Nasional Tesso Nilo?

10.Bagaimana peranan pemerintah dalam mengatasi perambahan hutan saat ini?

11.Apa saja bentuk-bentuk perambahan hutan di Taman Nasional Tesso Nilo?

C. Frewensi Jawaban Responden Terhadap Penyidik,Perlindungan, Pengamanan Perambahan Hutan Taman Nasional Tesso Nilo Di Kecamatan Ukui,Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau

1. Frekwensi Jawaban Responden Terhadap Penyidikan Perambahan Hutan Taman

Nasional Tesso Nilo Di Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau

NO Intem Pertanyaan Kategori Penilaian Jumlah Sangat Berperan Cukup Berperan Kurang Berperan 1 Melakukan Pemeriksaan 2 Melakukan Penyitaan Barang Bukti 3 Penangkapan

2. Frekwensi Jawaban Responden Terhadap Perlindungan Perambahan Hutan Taman Nasional Tesso Nilo Di Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau

NO Intem Penilaian Kategori Penilaian Jumlah Sangat Berperan Cukup Berperan Kurang Berperan

1 Melakukan Sosialisasi dan

Penyuluhan

2 Melakukan Koordinasi dengan pihak – pihak terkait

3 Melakukan Kelola Sosial

(kemitraan dll)

3. Frekwensi Jawaban Responden Terhadap Pengamanan Dalam Menanggulangi

Peramabahan Hutan Taman Nasional Tesso Nilo Di Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau

NO Intem Pertanyaan Kategori Penilaian Jumlah Sangat Berperan Cukup Berperan Kurang Berperan 1 Melakukan patroli secara rutin

2 Membuat pos penjagaan di

tempat yang digunakan sebagai jalaur tranportasi

3 Melakukan penataan batas

seluruh kawasan di sertai dengan pemasangan papan

pemberikan papan pemberitahuan

Dokumen terkait