• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : Kesimpulan dan Saran

B. Saran

Kalimantan dikategorikan Endangered atau langka. Orangutan Kalimantan selama sepuluh tahun terakhir ini telah mengalami penurunan populasi sebanyak 50 persen selama 10 tahun terakhir. Penurunan tersebut dapat dilihat dari semakin berkurangnya daerah di mana orangutan berdiam, luas hutan yang menjadi habitat bagi orangutan, dan peningkatan eksploitasi terhadap orangutan itu sendiri.

Berkaitan dengan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran untuk menjaga keanekaragaman hayati Indonesia dari kepunahan, saran tersebut adalah :

175

civ 1. Peraturan yang telah dirancang olah pemerintah agar tidak menjadi peraturan belaka yang tidak dapat memberikan efek jera kepada pelaku dari perdagangan terhadap kehidupan liar ini.

2. Pemerintah diharapkan dapat melaksanakan peraturan perundangundangan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga celah-celah yang biasa digunakan oleh para pelaku perdagangan ilegal dapat ditutup. Agar dapat tercipta kefektifan dan keefisienan yang maksimal dari undangundang tersebut, perlu dilakukan pelatihan bagi para aparat, pemberian insentif yang lebih layak, dan dukungan-dukungan lainnya seperti peralatan.

3. Peningkatan kesadaran masyarakat pemerintahan untuk tidak mengeksploitasi keanekaragaman hayati secara berlebihan juga perlu dilakukan dengan bekerjasama dengan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) melalui pemberian program penyuluhan kepada masyarakat. Peningkatan kesadaran para aparat dan pejabat pemerintahan melalui penyuluhan unutk memberikan pengertian mengenai arti penting keanekaragaman hayati bagi kita dan generasi yang akan datang.

4. Mendorong dilakukannya kerjasama internasional, seperti dalam kasus panda, untuk melakukan konservasi bagi spesies-spesies Indonesia yang tergolong endemik sekaligus terancam oleh kepunahan. Kerjasama internasional dapat memberikan Indonesia transfer teknologi dalam melakukan konservasi terhadap kehidupan liar di Indonesia. Metodologi

cv konservasi yang didapat dari hasil kerjasama Internasional dapat menyelamatkan populasi dari satwa-kehidupan liar tersebut. Populasi kehidupan liar yang tidak terganggu dapat mengeluarkan spesies tersebut dari statusnya yang terancam. Dengan status yang tak lagi terancam, perdagangan atas spesies ini dapat dilaksanakan dan mendatangakan keuntungan bagi pemerintah di berbagai bidang seperti, pariwisata, atau keuntungan finansial langsung dari perdagangan atas spesies yang tidak lagi terancam punah tersebut.

cvi

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Birne, Patricia and Alay Boyle, “International Law and the Environment”, (Oxford University Press : 2002).

Broad, S., Mulliken, T. & Roe, D., “The Nature and Extent of Legal and Illegal Trade in Wildlife”. (Flora and Fauna International Resource Africa and TRAFFIC International, London : 2003).

Famighetti, Robert ed., THE WORLD ALMANAC AND BOOK OF FACTS 2000, (1999)

Grieser Johns, A. “Pangolins for Television: A case study of the commercialisation of Viet Nam’s wildlife and the impact of a development project”. (Orgut Consulting AB, Stockholm, Sweden : 2004).

Kadarusman, Mulia Nurhasan, “Natural Resources Management for Ecoregion Papua” Departement of Biodiversity, Ecology and Evolution, Paul Sabatier University. France, 2007

Meijjard, E., and H.D Rijksen, “Di Ambang Kepunahan! Kondisi Orangutan Liar di Awal Abad 21 (Our Vanishing Relative, The Status of Wild Orangutans at the Close of the Twentieth Century”), Cet.1 , diterjemahkan oleh S.N. Kartika Sari, (Jakarta : The Gibbon Foundation, 2001).

Milner-Gulland, E. J. and Mace, R., “Conservation of Biological Resources”. (Blackwell Science, Oxford, UK : 1998)

cvii Neumann, R. P. and Hirsch, E. “Commercialisation of Non-timber Forest Products: Review and analysis of research”. ( Center for International Forestry Research, Bogor, Indonesia : 2000 ).

Nijman, Vincent, “Hanging in the Balance: An Assessment of trade in Orangutans and Gibbons in Kalimantan, Indonesia”, (TRAFFIC South East Asia : 2005).

Oldfield, S. “The Trade in Wildlife –Regulation for Conservation”. (Earthscan, London, UK and Sterling, Virginia, USA : 2003)

Ropke, Inge, “Trade, Development, and Sustainability – a critical assessment in the free trade Dogma”, Ecological Economics, Vol. 9, 1944, Hal. 15.

Riyatno, “ Perdagangan Internasional dan Lingkungan Hidup “, program pascasarjana FH UI, (Jakarta, UI Press: 2004)

Sand, Phiilipe, “Principle of International Environmental law I- Frameworks, Standards, and Implementation”, (Manchester and New York : Manchester University Press, 1994)

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, “Penelitian Hukum Normative : Suatu Tinjauan Singkat”, (Jakarta, Rajawali : 1986)

Starke, J.G., “Pengantar Hukum Internasional (An Introduction to International Law) Jilid I, diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djaja Atmadja (Jakarta : Sinar grafika, 1992)

cviii TRAFFIC, “What’s Driving the Wildlife Trade? A Review of Expert Opinion on

Economic and Social Drivers of the Wildlife Trade and Trade Control Efforts in Cambodia, Indonesia, Lao PDR and Vietnam”. East Asia and Pacific Region Sustainable Development Discussion Papers. East Asia and Pacific Region Sustainable Development Department, World Bank, Washington, DC, 2008.

“STILL IN BUSINESS: The Ivory Trade in Asia, Seven Years After the CITES Ban”, (TRAFFIC Network Report : April 1997)

Van Schaik, C.P., Husson, S., Meijaard, E., Singleton, I. & Wich, S. “The status of orang-utans in Indonesia, 2003”. (2004)

JURNAL DAN MAKALAH

Black, Elizabeth, “The High Cost of Conservation: Can Enhancement-of-Survival Permits Save Foreign Endangered Species?”, 20 Geo. Int'l Envtl. L. Rev. 397, (Georgetown International Environmental Law Review : 2008)

Burns, William C., “CITES and the Regulation of International Trade in Endangered Species of Flora: A Critical Appraisal”, 8 Dick. J. Int'l L. 203, 208-10 (1990).

Departemen Kehutanan, “Convention in International Trade in Endagered Species of Wild Flora and Fauna (CITES) dan Keikutsertaan Indonesia”.

Departemen Kehutanan, “Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007-2011”, (Departemen Kehutanan Republik Indonesia : 2007)

cix Favre, David S. , “A Precautionary Tale 6 “, (Environmental Law Review), 18

September 1993.

Heimert, Andrew J., “How the Elephant Lost His Tusks”, 104 YALE L.J. 1473 (1995).;

“International Legal Protection of Wild Fauna and flora”, Amsterdam ,1997

Joseph R. Berger, “The African Elephant, Human Economies, and International Law: Bridging a Great Rift for East and Southern Africa”, 13 Geo. Int'l Envtl. L. Rev. 417, (2001)

Kosloff, Laura H., and Mark C. Trexler, “The Convention on International Trade in Endangered Species: Enforcement Theory and Practice in the United States”, 5 B.U. Int'l L.J. 327 (1987).

Padgett, Bill, “The African Elephant, Africa, and CITES: The Next Step”, 2 IND. J. GLOBAL LEGAL STUD. 529 (1995);

Saleh, Chairul , Imelda Hilaluddin, Fatni Hanif, “Lokakarya mengenai Penegakan Hukum Perdagangan Ilegal Hidupan Liar”, 17 Juli 2007

UNEP, “Illegal International Trade in Live Orangutan”, (UNEP : 2006)

UNESCO, World Heritage in Young Hands, An Educational Resource Kit for Teachers, (Paris : UNESCO) United Nations.."Report of the World Commission on Environment and Development." General Assembly

cx

ARTIKEL

Afrida, Nani, “ Orang Utan: from Illegal Trade to Conservation”, The Jakarta Post, 17 November 2008

Dursin, Kanis “Animal trade thrives amid crackdown”, The Jakarta Post, 5 maret 2004

“Indonesian Laws Against Trade in Endagered Orangutan Ignored”, ENS, Juni 2005

“Kerugian Negara Akibat Perdagangan Liar mencapai Rp.200M”, Media Indonesia, 8 maret 2009

Lang, Kristina Cawthon, “Orangutan”

<http://pin.primate.wisc.edu/factsheet/entry/orangutan/cons>

Magell, Hillary, “How Pandas Reach U.S. Zoos, Why They're Needed”, National Geographic News, Mei 2, 2003.

Poten ,Constance J., “America’s Illegal Wildlife Trade : A Shameful Harvest”, National Geographic, September 1991.

Sihotang, Butet, “Press Release Profauna : Pro Fauna Demand Stop for Illegal Wildlife Trade in Sumatra to Stop” Warren, Lyyne, “Bisnis Panda”, National Geographic, Juli 2006

cxi

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN / DOKUMEN

Convention Concerning the Protection of the World Cultural and Natural Heritage, 16 November 1992.

Convention on the International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna, 3 Maret 1973.

Convention on Biological Diverstiy, 5 Juni 1992.

Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosiste

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, LN. No. 14 tahun 1999, TLN No.3803

PP nomor 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Hewan, LN No. 15 tahun 1999, TLN No.3804.

Keputusan Menteri Kehutanan No: 62/kpts-II/1998 tentang Tata Usaha peredaran tumbuhan dan Satwa Liar

Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.104/kpts-II/2000 tentang Tata Cara Mengambil Tumbuhan Liar dan Menangkap satwa Liar.

Elliot, Susan, “Data Finansial Kebun Binatang Atalanta”, Atalanta Zoo, Atalanta, Amerika Serikat. IUCN, “Changes in numbers of species in the threatened categories (CR, EN, VU) from 1996 to 2006“. (IUCN : 2006)

cxii

INTERNET

__________, <http://grasp.rucc.net.au/files/trade_continuing_traffic_report.pdf>.

“A Symbol needs saving”

“Ancaman Orangutan”

African Elephant Ivory Sales Allowed Before Renewed Ban”,

<http://www.ensnewswire. com/ens/jun2010/201006-14-02.asp>, 14 juni 2010

CITES Glossary,

CITES: UN Wildlife Convention Gives Green Light to Ivory Sale,

<http://www.traffic.org/home/2010/6/2/cites-un-wildlife-conventiongives-green- light-to-ivory-sale.html>, 2 Juni 2010

“CITES Permits 60 Tons of Elephant Ivory to Be Sold”, <http://www.ensnewswire. com/ens/jun2010/2010-06-04-01.asp>, 4 Juni 2010

Clarke, Matt, “Report Highlights to Indonesia’s Illegal Freshwater Turtles Trade”, agustus animals alarming level”, <http://thejakartapost.com>,

cxiii “Indonesia Biodiversity hotspots”,

<http://www.comptonfoundation.org/scenario/Environment/Indonesia

_Biodiversity_HotSpot.pdf>.

“Indonesia-Details”, <https://www.cbd.int/countries/profile.shtml?country=id >

“Ivory Sale Gets Green Light From Wildlife Trade Watch Dog”, 4juni 2007,

<Http://www.nationalgeographic.com/news/2007/06/070604- ivorysale.html>.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Menghitung Orangutan yang Tersisa”, 17 oktober 2010.

<http://www.wwf.or.id/index.php?fuseaction=news.detail&language= &id=NWS1161051624> ,

“Profauna Indonesia, Helps Uncovering Illegal Parrot Trade Syndycate in Bali”, <http://www.evana.org>,

“Roti Island Snake-necked Turtles become all but extinct”, WWF-Indonesia, September 2006,

<http://www.wwf.or.id/index.php?fuseaction=news.detail&language=&id=NWS113 8767530>

“Stories and History”, 1998, <http://elephant.elehost.com>,

cxiv “Traffic : Perdagangan Hewan Langka”, 25 November 2010,

<http://www.medanbisnisonline.com>

U.S. Fish & Wildlife Service International Affairs, “News Release”,

<http://www.fws.gov/international/facts/pandaprs.html> (26 Agustus1998)

“Wildlife Trade: What is it?”,< http://traffic.org>.

“WWF terbitkan daftar spesies yang terancam perdagangan hidupan liar”, WWF Indonesia, 25 mei 2010.

<http://www.wwf.or.id/index.php?fuseaction=news.detail&language=&id NWS1180104842 >

WWF Survey : Most Endangered Orangutan Population Needs Urgent Protection