• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Tiap-tiap Bank memiliki ketentuan yang berbeda-beda dalam batasan limit kartu kredit. Sebaiknya kepada nasabah atau pemegang kartu kredit harus lebih selektif dalam mengelola keuangan sehingga tidak mengalami pembayaran kartu kredit yang over limit.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kartu kredit yang over limit pada Bank Danamon Cabang Sutomo Medan

a. Faktor dari bank itu sendiri

Bank memang sengaja membiarkan nasabah pemegang kartu kredit untuk limit, karena hal itu memang menguntungkan pihak Bank.

b. Faktor dari nasabah sendiri

Sebaiknya nasabah tidak menjadikan kartu kredit sebagai gaya hidup (konsumtif) yang hanya sebagai pemuas keinginan akan suatu barang semata untuk gaya hidup, nasabah kartu kredit agar dapat mengontrol penggunaan kartu kredit. Ketika jumlah pemakaian sudah mendekati batas maksimum yang telah ditentukan, nasabah jangan menggunakan transaksi

menggunakan kartu kredit lagi. Nasabah diharapkan untuk menambah pengetahuan dalam menaikkan kartu kredit yang tepat.

. Ada beberapa cara agar pemegang kartu kredit terhindar dari biaya overlimit

kartu kredit antara lain :

a. Dengan tidak memilih opsi setuju. Proses transaksi overlimit tidak akan

pernah diproses oleh Bank tanpa ada persetujuan dari pemegang kartu.

b. Pemegang harus rajin mengecek surat tagihan bulanan kartu kredit sebab

pihak Bank bisa saja menambah atau menurunkan limit pemegang kartu.

c. Dengan registrasi layanan peringatan transaksi. Pemegang kartu harus

memiliki layanan pemberitahuan peringatan transaksi, hal ini cukup membantu karena kartu kredit pemegang kartu bisa mengirimkan tanda peringatan apabila pemegang bertransaksi mendekati persentase tertentu yang telah mendekati batas kredit.

d. Menjaga pemakaian kartu kredit untuk bertransaksi agar tetap rendah.

Mengusahakan menjaga transaksi 30% dari limit kartu kredit atau lebih rendah.

e. Melakukan pemeriksaan setiap kali hendak melakukan transaksi.

3. Upaya penyelesaian dan tanggung jawab nasabah pemegang kartu kredit pada Bank Danamon Cabang Sutomo Medan adalah nasabah membayar biaya over limit kepada Bank sudah benar, hal ini sudah benar karena membuat permasalahan yang ada tidak semakin panjang dan ribet tanpa perlu berurusan dengan hukum.

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

A, Abdurrachman. 1991. Ensiklopedia, Ekonomi, Perdagangan dan Keuangan. Jakarta: Pradnya Paramita.

Ais, Chatamarrasjid. 2005. Hukum Perbankan Nasional Indonesia . Jakarta: Fajar Interpratama.

Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru.2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat.

Collins. 1998. Dictionary of Economics. Cambridge : Collins Reference. Dury. 1984. Credit Card. London: Butterworths.

Elly Erawaty, A.F, dan J.S Badudu. 1996. Kamus Hukum Ekonomi. Jakarta: Elips. Fitzgerald, P.J, 1962. Criminal La w and Punishment. Oxford : Clarendom Press. Fuady, Munir, 2001. Hukum Perbankan Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ibrahim, Johannes. 2004. Kartu Kredit Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan.

Bandung : Refika Aditama.

Ismail. 2014. Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta : Kencana Prenanda Media Group.

Hermansyah. 2005. Hukum Perbankan Nasional Indonesia . Jakarta : Fajar Interpratama Offset.

Kasmir. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya . Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Kurniawati, Erry. 2011. Hemat dengan Kartu Kredit. Yogyakarta : Bentang Pustaka. Raharja, Gustav Fawa. 2013. Buku Pintar Kartu Kredit. Jakarta : Flash Books.

Latumaerissa, Julius.R. 2011.Bank dan Lembaga Keuangan Lain Jakarta : Salemba Empat.

Marti, John dan Anthony Zeilinger. 1982. Micro Sand Money: New Technology in Ba nking a nd Shopping. London : Policy Studied Institute.

Sahetapy, J.E dan B. Mardjono Reksodiputro. 1983. Paradoks Dalam Kriminologi. Jakarta : Rajawali Press.

Shakti, Roy. 2011. Credit Card Revolution. Jakarta : Media Pressindo.

Siamat, Dahlan.1999. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sunggono, Bambang. 1998. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Supramono, Gatot. 1995. Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis. Jakarta : Djambatan.

Supriyono, Maryanto. 2011. Buku Pintar Perbankan. Jakarta : Andi Pubkisher.

Susanto, I.S. 1998. Tinjauan Kr iminologi Terhadap Kejahatan Ekonomi. Semarang : Fakultas Hukum Diponogoro.

Usman, Rachmad, 2001. Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Widiyono, Try, 2006. Aspek Operassional Tranksaksi Produk Perbankan di Indonesia . Bogor : Ghalia Indonesia.

B. INTERNET

Darko.2013 .Dasar Hukum Penggunaan Kartu Kredit. http://filedarko.blogspot.com/ 2013/06/ dasar-hukum-penggunaan-kartu-kredit.html,diakses 1 Mei 2015. M. Husni Nanang dan Ahmad Muhjin. 2008. Mengakali Pengakal Kartu Kredit.

http://www.inilah.com /berita/ ekonomi /2008/02/15/12502/ mengakali-pengakal- kartu- kredit.html, diakses 5 Mei 2015

C. PERUNDANG-UNDANGAN

Republik Indonesia, 2009 Peraturan Bank Indonesia tentang Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, Pasal 1 angka (4).

Hasil Wawancara

1. Apa pengertian kartu kredit? Jawab :

Kartu kredit adalah kartu yang digunakan sebagai pengganti uang tunai yang dipergunakan sebagai transaksi pembayaran. Di mana pemakaian kartu kredit dapat dilakukan pembayarannya secara sekaligus maupun cicilan pada saat jatuh tempo.

2. Bagaimana prosedur dalam penerbitan kartu kredit sendiri? Jawab :

Persyaratan dalam mengajukan permohonan kartu kredit harus mengisi dan mendandatangani aplikasi kartu kredit sesuai yang dimohonkan oleh aplikan. Permohonan mengajukan penerbitan kartu kredit umumnya relatif sama pada semua bank.

Sistem Kerja dalam mengajukan permohonan hingga disetujuinya penerbitan kartu kredit, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Nasabah mengajukan permohonan sebagai pemegang kartu dengan memenuhi persyaratan yang tercantum dalam aplikasi atau formulir permohonan, memuat:

1) Data pribadi.

Dicantumkan nama pribadi secara lengkap sesuai dengan identitas pemohon (KTP, paspor), nomor KTP, kewarganegaraan, tanggal lahir, alamat lengkap dari pemohon dan status kepemilikannya serta pendidikan terakhir dari pemohon.

Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pribadi adalah KTP, paspor, kewarganegaraan, ijazah dan lainnya sesuai dengan kebutuhan. 2) Data pekerjaan.

Yang dimaksud dengan pekerjaan, dapat wiraswasta atau pegawai

swasta/kalangan professional tertentu. Disebutkan nama

perusahaannya, bidang usaha, lamanya berusaha, jabatan dan departermen, lamanya bekerja, alamat kantor, kota, dan jumlah karyawan. Dokumen-dokumen yang perlu dilengkapi bagi wiraswasta adalah seluruh data perusahaan yang mendukung beserta perijinannya, sedangkan bagi pegawai swasta/kalangan professional dapat berupa surat keterangan tentang penghasilan dari lembaga yang bersangkutan bertugas.

3) Data penghasilan dan referensi Bank.

Penghasilan pemohon dihitung besarnya per tahun dari penghasilan pokok dan penghasilan tambahan. Aktivitas pemohon dalam menatabukukan penghasilan yang diperolehnya pada lembaga keuangan Bank dan bukan Bank disertai dengan dokumen-dokumen rekening koran, tabungan, deposito atau pendukung lainnya.

4) Data lainnya.

Merupakan data pendukung sesuai dengan masing-masing pemohon. Misalnya pemohon telah berkeluarga apa belum, akan dimintakan keterangan tentang suami/istri, perusahaan atau pekerjaannya,

dilengkapi dengan domisili lembaga dimaksud. Selain itu data lainnya berupa rekening bagi pendebetan transaksi.

5) Data kartu tambahan.

Diisi bagi pemohon yang melengkapi dengan kartu tambahan. Untuk kartu tambahan dimintakan dokumen-dokumen pribadi yang dipersyaratkan.

6) Pernyataan pemohon.

Umumnya dalam setiap aplikasi, terdapat pernyataan dari pemohon tentang kebenaran dari informasi yang diberikan kepada Bank penerbit, dokumen yang diserahkan, menerima alasan-alasan terhadap penolakan aplikasi penerbitan kartu kredit dan kesediaan untuk terikat dalam persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam perjanjian penerbitan kartu kredit.

Pernyataan dari salah satu Bank penerbit, berbunyi :

‘’Semua informasi dalam formulir ini adalah lengkap dan benar. Dengan menandatangani formulir ini saya/kami memberi kuasa kepada Bank untuk memeriksa semua kebenaran data adanya dengan cara bagaimanapun dan menghubungi sumber manapun yang layak menurut Bank. Saya/kami mengerti bahwa Bank berhak menolak permohonan ini tanpa harus memberikan alasan apapun pada saya/kami dan semua dokumen yang telah diserahkan tidak akan dikembalikan. Bila kartu saya/kami disetujui akan terikat oleh

syarat-syarat dan ketentuan perjanjian kartun yang akan dikirim bersama dengan kartunya.”

b. Bank menganalisis permohonan nasabah berdasarkan data yang

diterima. Analisis yang dilakukan oleh Bank penerbit seperti halnya permohonan yang diajukan bagi fasilitas kredit pada umumnya. Bank harus bersikap hati-hati dengan prinsip-prinsip penilaian kredit yang benar sesuai prosedur perkreditan.

c. Permohonan yang dinilai “layak” akan ditindak-lanjuti oleh pihak Bank dengan menerbitkan “kartu kredit” atas nama pemohon beserta kartu tambahan yang diminta.

3. Apakah perbedaan kartu kredit dengan kartu debit ? Kartu debit

a. Kartu debit diterbitkan oleh bank kepada nasabah yang membuka rekening

tabungan.

Biasanya kartu debit memiliki logo bank dan jaringan yang bekerjasama seperti Visa, Mastercard, Cirrus dan lain sebagainya. Dengan logo tersebut, kartu debit dapat digunakan di seluruh merchant yang bekerjasama.

b. Kartu debit dapat dimiliki oleh seluruh nasabah yang memiliki tabungan tanpa

kecuali.

c. Untuk menggunakan kartu debit, nasabah perlu memiliki dana pada rekening

tabungannya. Batas transaksi adalah berdasarkan jumlah tabungan pemiliknya.

d. Pada umumnya, transaksi dengan kartu debit membutuhkan pin. Meski begitu, transaksi juga bisa dilakukan dengan tanda tangan layaknya kartu kredit pada merchant-merchant tertentu.

e. Kartu debit bebas iuran. Biaya transaksi dan lain sebagainya menurut

sepenuhnya kepada rekening tabungan yang digunakan.

f. Pada keadaan yang umum, kartu debit tidak dapat digunakan untuk

berbelanja online. Beberapa bank belakangan mengeluarkan fitur transaksi online dengan kartu debit, seperti bank Mandiri atau BNI, dengan jumlah merchant yang terbatas dan tidak seleluasa kartu kredit.

Kartu Kredit

a. Diterbitkan oleh bank kepada nasabah yang memenuhi persyaratan. Nasabah

tidak memerlukan rekening tabungan di bank yang bersangkutan. Kartu kredit juga biasanya disebut sebagai kartu hutang.

b. Kartu kredit memiliki pagu limit kredit, yaitu sejumlah nilai yang dapat

digunakan oleh nasabah untuk melakukan transaksi. Nasabah tidak perlu memiliki dana terlebih dahulu untuk melakukan sebuah transaksi.

c. Transaksi biasanya dilakukan dengan membubuhkan tanda tangan. Pin hanya

dibutuhkan untuk tarik tunai di mesin ATM. Sementara itu, transaksi online dengan kartu kredit akan membutuhkan CVV (3 angka terakhir yang tertera di balik kartu).

d. Transaksi kartu kredit dapat dilakukan di hampir seluruh merchant yang

menerima pembayaran dengan mesin EDC (Visa/Mastercard), baik offline maupun online.

e. Tagihan akan dikirimkan kepada nasabah setiap bulan dengan opsi pembayaran penuh, sebagian atau minimum. Jika dibayarkan tidak penuh, maka bunga akan dikenakan pada ketentuan masing-masing bank.

f. Pada umumnya kartu kredit membebankan iuran tahunan, bea materai dan bea

pembayaran.

4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam menggunakan kartu kredit?

Jawab :

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nasabah dalam penggunaan kartu kredit, diantaranya adalah faktor gaya hidup, faktor budaya dan faktor kelompok referensi.

5. Apakah benar perjanjian sebagai landasan penerbitan kartu kredit ? Jawab :

Ya benar, penerbitan kartu kredit antara pihak Bank dan nasabah tidak dapat dilepaskan dari perikatan yang dibuat di antara kedua belahpihak, yaitu bersumber dari perjanjian.

6. Apakah ada akibat hukum dari perjanjian penerbitan kartu kredit ? Jawab :

Ya ada, sesuai dengan ketentuan perjanjian pada Pasal 1338 KUHPerdata yang tertera pada aplikasi pengisian formulir penerbitan kartu kredit.

7. Apa yang dimaksud dari over limit kartu kredit ? Jawab :

Overlimit maksudnya apabila limit kartu kredit yang dibelanjakan pemegang kartu sudah maksimum. Apabila pengguna kartu kredit mengalami overlimit akan dikenakan biaya tambahan.

8. Apa sajakah pertimbangan suatu bank untuk dapat menaikkan limit kartu kredit seorang nasabah?

Jawab :

a. Pendapatan bulanan

Bank akan melihat berapa besar pendapatan nasabah dalam setiap bulannya. Dengan demikian, mereka bisa memperkirakan kemampuan membayar nasabah, bank tidak akan mengambil resiko dengan menaikkan limit kartu kredit nasabah

Setelah mempertimbangkan pendapatan nasabah, maka bank akan melihat pinjaman nasabah. Bank akan menilai apakah jika limit kartu kredit nasabah dinaikkan, hal itu tidak akan memberatkan nasabah. Jika sampai memberatkan nasabah, maka kemungkinan limitnya tidak akan dinaikkan. Sebab ditakutkan jika nanti sampai terjadi kredit macet yang merugikan bank.

b. Domisili dan lama tinggal

Hal yang menjadi pertimbangan bank dalam menentukan limit kartu kredit adalah domisili dan lama tinggal. Nasabah dari luar kota akan sulit untuk mengajukan kenaikan, karena mereka tidak mau sibuk mencari nasabah jika kemudian terjadi tunggakan pembayaran. Selain itu orang yang lebih lama

tinggal di suatu tempat cenderung lebih gampang mendapatkan kenaikkan dibandingkan yang belum lama.

c. Status kepemilikan rumah

Dalam menentukan limit kartu kredit nasabah, status kepemilikan rumah menjadi faktor yang penting. Bank cenderung lebih memprioritaskan nasabah pemilik rumah dibanding nasabah yang menghuni rumah sewaan.

d. Jumlah kredit yang diajukan

Faktor terakhir yang dipertimbangkan dalam menentukan limit kartu kredit nasabah adalah jumlah kredit yang diajukan. Bank akan melihat apakah permohonan nasabah layak untuk dikabulkan atau tidak.

9. Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kartu kredit yang over limit? Jawab :

Jadi ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya kartu kredit yang over limit:

a. Faktor dari Bank penerbit sendiri

Bank mendapat fee base incame, maksudnya mendapat biaya tambahan jika pemegang kartu kredit mengalami over limit.

b. Faktor dari pemegang kartu kredit sendiri

1. Kartu kredit sebagai gaya hidup (konsumtif)

Dengan semakin mudahnya pemilik kartu bertransaksi tanpa

menggunakan uang tunai, serta semakin banyaknya iming-iming yang ditawarkan, membuat pemegang kartu kredit menggunakan kartu kredit

hanya sebagai pemuas keinginan akan suatu barang semata untuk gaya hidup

2. Ketidakdisplinan pemegang kartu mengontrol penggunaan kartu kredit

Pemegang kartu tidak dapat mengontrol batas maksimum yang boleh digesek setiap bulannya. Ketika jumlah pemakaian sudah mendekati batas maksimum yang telah ditentukan namun tidak dapat menahan godaan untuk menggunakan kartu kredit, sehingga menyebabkan over limit.

3. Kurangnya pengetahuan pemegang kartu dalam menaikkan limit kartu

kredit yang tepat. Jumlah limit kartu kredit yang ideal adalah sebesar lima kali dari pengeluaran rutin bulanan nasabah. Jadi jika kurang faham dalam menaikkan limit kartu kredit dapat menyebabkan kartu kredit over limit.

10. Bagaimana upaya penyelesaian nasabah yang memiliki kartu kredit over limit? Jawab :

Penyelesaian nya dengan cara nasabah membayar biaya over limit kepada Bank yang bersangkutan dan besarnya biaya over limit tiap-tiap bank memiliki ketentuan yang berbeda-beda.

Pewawancara Narasumber

Amelia Regina Siregar Erita Damanik

Dokumen terkait