• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Kekurangan penelitian ini berkaitan dengan sempitnya ruang lingkup penelitian. Model dan corak praktik multikulturalisme di Asrama Deiyai di Dusun Tegalwaras hanya lah satu contoh kasus. Yogyakarta memiliki jangkauan wilayah yang luas dan masing-masing kawasan memiliki model dan corak praktik multikulturalisme yang khas atau unik.

Keunikan model dan corak tersebut disebabkan oleh tak bisa digeneralisasikannya pandangan dan perilaku mahasiswa atau pendatang asal Papua yang tinggal di Yogyakarta. Keragaman pandangan dan perilaku juga berkaitan dengan dimana pendatang asal Papua tersebut tinggal. Pandangan

dan perilaku hidup mahasiswa Papua yang tinggal di kos atau kontrakan akan berbeda dengan mereka yang tinggal di asrama. Tak ada jaminan juga jika pandangan dan perilaku mahasiswa di Asrama Deiyai mewakili pandangan dan perilaku penghuni asrama mahasiswa Papua lain di Yogyakarta.

Persoalan menjadi lebih kompleks jika melihat pada fakta bahwa para pendatang asal Papua tak hanya berstatus sebagai mahasiswa, namun juga berstatus sebagai peserta didik dari pendidikan atau lembaga formal di segala tingkatan (Sekolah Dasar-Perguruan Tinggi), memiliki keragaman umur dan latar belakang yang beragam, dan ada juga elemen warga Papua yang tinggal di Yogyakarta sebagai pekerja, baik sendirian maupun sudah berkeluarga. Tak dipungkiri pula bahwa wacana multikulturalisme secara luas berkaitan dengan pendatang dari beragam daerah, tak hanya dari Papua saja.

Konsekuensi dari penelitian kualitatif memang mesti mendalam, bukan meluas. Maka saran penulis atas kekurangan-kekurangan yang ada di penelitian ini, baik yang sudah disebutkan maupun belum, baiknya bisa menjadi bahasan dalam penelitian-penelitian para akademisi lain yang tertarik pada wacana multikulturalisme. Baik di tempat yang sama (dengan perspektif baru sebagai kritik dan perbandingan) maupun tempat lain di Yogyakarta. Baik penelitian sosial dengan metodologi kualitatif maupun kuantitatif. Baik dalam perspektif sosiologis maupun perspektif ilmu sosial yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Asyari-Afwan, Budi. (2015). Mutiara Terpendam Papua: Potensi Kearifan Lokal untuk Perdamaian di Tanah Papua. Yogyakarta: Center for Religious and Cross-cultural Studies/CRCS.

Azra, Azyumardi. (2013). Identitas dan Krisis Budaya: Membangun

Multikulturalisme Indonesia. Tersedia di

http://snb.or.id/article/14/identitas-dan-krisis-budaya-membangun-multikulturalisme-indonesia. Diakses pada 4 Mei 2015 pukul 10.17 WIB. Budiman, Hikmat. (Ed.). (2009). Hak Minoritas: Ethos, Demos, dan batas-batas

Multikulturalisme. Jakarta: Yayasan Interseksi.

Buwono, Hamengku. (2007). Merajut Kembali Keindonesiaan Kita. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Haba, John. (2012). Pancasila dan Kemajemukan Etnis di Indonesia. Jurnal Bhinneka Tunggal Ika. Vol. 3 (2): 95-121.

Hardiman, F. Budi. (2011). Hak-hak Asasi Manusia: Polemik dengan Agama dan Kebudayaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Hefner, Robert W. (ed.). (2007). Politik Multikulturalisme: Menggugat Realitas Kebangsaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Herimanto & Winarno. (2010). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hermawan, Iwan. (2014). Pendidikan Bagi Pendatang di Tengah Mayoritas masyarakat Pribumi. Jurnal Sosio Didaktika, Vol. 1 (1, Mei): 79-88. Hidayah, Nur. (2009). Masyarakat Multikultural. Tersedia di

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/MASYARAKAT%20%20MULT IKULTURAL.pdf. Diakses pada 5 Mei 2015 pukul 13.30 WIB.

Ikbar. Yanuar. (2012). Metode Penelitian Sosial Kualitatif. Bandung: Refika Aditama.

Irhandayaningsih, , Ana. (2012). Kajian Filosofis Terhadap Multikulturalisme Indonesia. Jurnal HUMANIKA. Vol. 15 (9, Januari-Juli).

Kusumadewi, Lucia Ratih. (2010). Kembalinya Subjek: Sosiologi Kembali Memaknai Multikulturalisme. Jurnal Sosiologi MASYARAKAT, Vol. 15 (2, Juli): 61-84.

Miles, Matthew B &A. Michael Hubberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy. J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Refika Aditama

Parekh, Bhikhu. (2008). Rethingking Multiculturalism: Keberagaman Budaya dan Teori Politik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Pratiwi, Porwanti Hadi. (2010). Multikultur dalam Ethnic dan Cultural Group.

Tersedia di

http://101.203.168.85/sites/default/files/tmp/MASYARAKAT%20%20MU LTIKULTURAL_0.pdf. Diakses pada 5 Mei 2015 pukul 14.00 WIB.

Salehudin Ahmad. (2013). Dilema Asrama Daerah dalam Membentuk Kesadaran Multikultural Mahasiswa (Studi atas Lima Asrama Daerah di Yogyakarta). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Setyaningrum. Arie. (2003). Multikulturalisme sebagai Identitas Kolektif, Kebijakan Politik, dan Realitas Sosial. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 7 (2, November): 243-260.

Suparlan, Suparlan. (2002). Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultur. Jurnal Antropologi Indonesia. Vol. 69: 98-105

Sunarso. et. al. (2006). Pendidikan Kewarganegaraan: Pkn untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY Press.

Suyanto, Bagong & Sutinah. (eds.). (2011). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Prenada Media

Strauss, Anselm & Corbin, Juliet. (2003). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Walgito, Bimo. (2003). Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Zudianto, Herry. (2008). Kekuasaan sebagai Wakaf Politik: Manajemen Yogyakarta Kota Multikultur. Yogyakarta: Kanisius.

Pedoman Observasi

Waktu/tanggal :

Tempat :

Aspek yang diteliti/diamati

Kondisi Asrama Deiyai.

a. Sejarah singkat pendirian dan peresmian asrama.

b. Posisi asrama di kampung dalam konteks tata ruang kawasan kampung. c. Deskripsi gedung asrama beserta fasilitasnya.

d. Kegiatan sehari-hari penghuni asrama (kultural)

e. Kegiatan khusus yang diselenggarakan asrama (formal). f. Struktur penggurus asrama

g. Peraturan asrama.

Kondisi dan informasi Dusun Tegalwaras RT 05 RW 29, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY secara umum.

a. Profil umum kampung dan masyarakat (pekerjaan, dsb) b. Struktur pengurus kampung

Pedoman Wawancara Warga Asrama Deiyai 1. Identitas diri: a. Nama lengkap : b. Usia : c. Jurusan/Fakultas/Kampus : d. Tahun angkatan : e. Asal daerah :

f. Menempati asrama sejak :

2. Daftar Pertanyaan

PERSEPSI

a. Deskripsikan persepsi Anda tentang Yogyakarta, baik kehidupan sosial maupun masyarakatnya, sewaktu Anda masih berada di Papua.

b. Dari mana Anda memiliki referensi persepsi tentang Yogyakarta selama berada di Papua?

c. Deskripsikan persepsi Anda tentang Yogyakarta, baik kehidupan maupun masyarakatnya, setelah Anda tinggal di Yogyakarta, terutama setelah tinggal di Asrama Deiayi.

d. Adakah perubahan persepsi mengenai masyarakat Yogyakarta saat berada di Papua dan sewaktu sudah tinggal di Yogyakarta?

e. Persepsi apa saja yang terbukti? f. Persepsi apa saja yang tak terbukti?

g. Sebagai warga asli Papua, bagaimana rasanya tinggal di sebuah daerah dengan elemen masyarakat yang memiliki banyak perbedaan, mulai dari etnis, agama mayoritas, kebudayaan, gaya hidup, pandangan hidup, dan sebagainya?

h. Bagaimana rasanya hidup sebagai minoritas? Bagaimana perbedaannya dibanding dulu waktu masih menjadi anggota masyarakat mayoritas di Papua?

i. Apakah hak-hak (hidup) mendasar Anda bisa diakses dengan mudah dan baik di Yogyakarta? Pangan, papan, sandang? Serta pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier?

j. Atau ada hal-hal tertentu yang Anda rasa lebih terbatas menyangkut status Anda sebagai warga asal Papua?

k. Apakah Anda merasa hak atas kebebasan bersuara, berpendapat, berekespresi, dan berkreasi Anda terjamin selama tinggal di Yogyakarta? l. Sepengetahuan Anda, persepsi negatif (sentimen, stereotip,

stigma/prasangka, rasisme) apa saja yang berkembang dan kemudian melekat pada warga asal Papua yang tinggal di Yogyakarta?

m. Apakah persepsi-persepsi negatif (sentimen, stereotip, stigma/prasangka, rasisme) tersebut benar?

n. Menurut Anda mengapa persepsi tersebut muncul? Apa motivasinya? o. Apakah menurut Anda persepsi tersebut berkaitan dengan masalah

rasisme? Jika iya, tolong jelaskan.

p. Apakah menurut Anda persepsi tersebut berkaitan dengan masalah politik atau ideologi? Jika iya, tolong jelaskan.

q. Apakah menurut Anda persepsi tersebut berkaitan dengan masalah pendidikan? Jika iya, tolong jelaskan.

r. Apakah menurut Anda persepsi tersebut berkaitan dengan masalah ekonomi? Jika iya, tolong jelaskan.

s. Menurut Anda apakah media memiliki peran dalam membentuk persepsi tersebut?

t. Apakah Anda bisa menunjuk dengan pasti atau mengira-ngira pihak yang memunculkan persepsi tersebut?

u. Bagaimana pendapat Anda tentang warga asal Papua yang menjadi pelaku pelanggaran hukum di Yogyakarta? Apakah perlakuan mereka lah yang menjadi penyebab munculnya persepsi-persepsi negatif tersebut?

v. Sebagai pihak yang menjadi korban, bagaimana Anda menanggapi beragam persepsi negatif tersebut?

w. Apakah kawan-kawan satu asrama memiliki reaksi atau tanggapan yang sama?

x. Menurut Anda mengapa persepsi negatif tersebut tetap ada dan berkembang? Siapa yang patut disoroti atau bahkan disalahkan atas kondisi yang demikian?

y. Ke depan, apa harapan Anda atas isu ini? Apakah Anda memiliki niat maupun peran aktif agar isu tentang persepsi yang keliru tersebut bisa hilang?

INTERAKSI

a. Bagaimana sejarah keberadaan Anda tinggal di Asrama Deiyai?

b. Dari sekian banyak pilihan tempat tinggal—kos-kosan, kontrakan, pondokan, dsb—apa yang membuat Anda memutuskan untuk tinggal di Asrama Deiyai?

c. Menurut Anda apa kelebihan dan kekurangan tinggal satu asrama kabupaten dibanding kos, kontrakan, atau pondokan?

d. Menurut Anda apa kelebihan dan kekurangan dari tinggal di kos, kontrakan, atau pondokan dibanding di asrama kabupaten?

e. Apakah Anda bersosialisasi dan berinteraksi dengan warga kampung sekitar asrama?

f. Apa atau dalam rangka apa saja interaksi tersebut terjadi?

g. Bagaimana frekuensi interaksi Anda dengan warga kampung sekitar Asrama?

h. Dalam pandangan Anda, kesan atau sikap seperti apa yang ditunjukkan oleh warga kampung sekitar asrama? Apakah sesuai dengan pandangan Anda tentang karakteristik orang Yogyakarta/Jawa?

i. Pernahkah Anda diundang oleh warga kampung sekitar asrama untuk mengikuti suatu kegiatan?

j. Pernahkah Anda berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh warga kampung sekitar asrama?

k. Pernahkah ada kegiatan Asrama Deiyai dimana Anda berprtisipasi di dalamnya dan kegiatan tersebut mengundang warga kampung sekitar? l. Pernahkah ada kegiatan Asrama Deiyai dimana Anda berprtisipasi di

dalamnya dan kegiatan tersebut juga melibatkan warga kampung sekitar? m. Pernahkah Anda melakukan kegiatan kultural (nongkrong, dsb) bersama

warga kampung sekitar?

n. Apakah Anda pernah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari warga sekitar yang berhubungan dengan status Anda sebagai warga asal Papua? (Keterangan: perlakuan tidak menyenangkan tersebut maknanya luas, bisa dari tindakan kecil semisal tak dianggap, dilarang mengekos atau mengontrak rumah, dsb sampai tindak intimidasi dan diskriminasi).

o. Jika pernah, bagaimana reaksi Anda?

p. Apakah Anda pernah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan selama di Yogyakarta yang berhubungan dengan status Anda sebagai warga asal Papua? (Keterangan: perlakuan tidak menyenangkan tersebut maknanya luas, bisa dari tindakan kecil semisal tak dianggap, dilarang mengekos atau mengontrak rumah, dsb sampai tindak intimidasi dan diskriminasi).

q. Jika pernah, bagaimana reaksi Anda?

r. Apakah teman Anda yang sama-sama berasal dari Papua pernah mendapat perlakuan tak menyenangkan yang berhubungan dengan status teman Anda sebagai warga asal Papua? (Keterangan: perlakuan tidak menyenangkan tersebut maknanya luas, bisa dari tindakan kecil semisal tak dianggap, dilarang mengekos atau mengontrak rumah, dsb sampai tindak intimidasi dan diskriminasi).

s. Jika pernah, bagaimana reaksi dan tanggapan Anda dan teman Anda? t. Seberapa besar pengaruh kejadian-kejadian tak menyenangkan itu

terhadap persepsi Anda terhadap warga Yogyakarta secara umum dan warga kampung sekitar asrama secara khusus?

u. Apakah Anda sebagai penghuni asrama ikut dilibatkan dalam pembuatan peraturan yang diberlakukan di asrama?

v. Sebagai warga pendatang, adakah ketidaksetujuan atau keberatan atas beberapa aturan yang diberlakukan pada Anda oleh warga kampung maupun warga asli Yogyakarta? Jika ada, apa alasan keberatan Anda?

MULTIKULTURALISME

a. Secara umum, apakah Anda nyaman tinggal di Yogyakarta? b. Jika ada hal yang tak membuat nyaman, tolong sebut dan jelaskan.

c. Menurut Anda, apakah masyarakat Yogyakarta menganggap dan menerima keberadaan Anda?

d. Adakah elemen masyarakat Yogyakarta yang memiliki perhatian pada isu-isu seputar Papua yang menyangkut Anda dan kawan-kawan lain?

e. Adakah elemen masyarakat Yogyakarta yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan Anda dan kawan-kawan Papua lain?

f. Adakah elemen masyarakat Yogyakarta yang cenderung membenci Anda dan kawan-kawan Papua lain, dengan kata lain, pihak tersebut terkena paham rasisme?

g. Pernahkah Anda dan kawan-kawan Anda bersitegang atau berkonflik dengan elemen masyarakat Yogyakarta yang pembenci tersebut?

h. Bagaimana Anda sendiri menyikapi keberadaan elemen masyarakat seperti itu?

i. Apakah Anda tahu wacana tentang multikulturalisme? Jika tahu, tolong jelaskan dalam sepengetahuan Anda.

j. Apakah praktik multikulturalisme yang demikian ideal dalam teori juga terlaksana di dalam praktiknya sehari-hari dimana Anda sendiri yang merasakan karena sudah punya pengalaman tinggal di Yogyakarta?

k. Apakah praktik multikulturalisme yang demikian ideal dalam teori juga terlaksana di dalam praktiknya sehari-hari di kampung ini dimana Asrama Deiyai termasuk di dalamnya?

l. Jika belum terlaksana, menurut Anda apa penyebabnya? Apa yang perlu dibenahi?

m. Menurut Anda, bagaimana idealnya hubungan sosial yang terjalin antar elemen masyarakat yang majemuk seperti di Yogyakarta?

Pedoman Wawancara Warga Tegalwaras RT 05 RW 29, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY 1. Identitas diri: a. Nama lengkap : b. Usia : c. Pekerjaan :

d. Tinggal di kampung sejak :

2. Daftar Pertanyaan

INTERAKSI DAN PERSEPSI

a. Jelaskan persepsi Anda terhadap warga Papua yang tinggal di Yogyakarta secara umum. Citra apa yang melekat pada mereka?

b. Apakah Anda tahu keberadaan Asrama Deiyai di tempat tinggal Anda? Seberapa jauh pengetahuan Anda tentang asrama tersebut?

c. Dari informasi yang beredar di lingkungan sosial Anda, terutama di kampung ini, jelaskan persepsi Anda terhadap warga Papua yang tinggal di Asrama Deiyai.

d. Dari mana Anda memperoleh persepsi yang demikian?

e. Adakah persepsi tersebut dipengaruhi oleh pemberitaan di media? Jika iya, contohkan salah satu berita beserta sumber medianya.

f. Pernahkah Anda berinteraksi langsung dengan warga Asrama Deiyai? g. Jika pernah, ceritakan pengalaman Anda, dalam situasi dan konteks apa? h. Bagaimana penilaian Anda tentang komunikasi antara Anda dan warga

asrama?

i. Seberapa sering Anda berinteraksi langsung dengan warga Asrama Deiyai?

j. Pernahkah Anda menemukan perbedaan persepsi antara yang berasal dari persepsi umum masyarakat dengan yang berasal dari pengalaman Anda langsung berintereaksi dengan warga Papua di asrama?

k. Pernahkah Anda diundang oleh warga Asrama Deiyai atas kegiatan mereka?

l. Pernahkah Anda berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan warga asrama?

m. Pernahkah Anda melihat partisipasi warga Asrama Deiyai atas kegiatan yang diselenggarakan oleh kampung?

n. Pernahkah Anda melakukan kegiatan kultural (nongkrong, dsb) bersama warga asrama?

o. Pernahkah Anda mendapat perlakuan tak menyenangkan dari warga asal Papua? Jika pernah, apa reaksi Anda?

p. Seberapa besar pengaruh pengalaman tersebut terhadap persepsi Anda terhadap warga Papua?

q. Pernahkah Anda mendapat perlakuan tak menyenangkan dari warga asal Papua yang tinggal di asrama? Jika pernah, apa reaksi Anda?

r. Seberapa besar pengaruh pengalaman tersebut terhadap persepsi Anda terhadap warga Papua yang tinggal di asrama?

s. Sepengetahuan Anda, apakah pernah terjadi gesekan atau konflik atau ribut-ribut antara warga kampung dengan penghuni asrama?

t. Jika pernah terjadi, bagaimana reaksi dan tanggapan Anda sendiri atas peristiwa tersebut?

u. Pernahkah Anda menyaksikan pelanggaran peraturan kampung yang dilakukan oleh warga asrama? Jika pernah, bagaimana sikap Anda?

MULTIKULTURALISME

a. Apakah Anda sadar jika secara etnis, warga Papua dan warga Yogyakarta/Jawa berbeda dalam banyak hal? Apa saja perbedaan itu menurut pemahaman Anda?

b. Selama ini bagaimana sikap Anda terhadap perbedaan-perbedaan itu? c. Apakah Anda merasa terganggu dengan keberadaan Asrama Deiyai di

d. Jika Anda seorang pemilik kos-kosan atau kontrakan, apakah Anda akan mengizinkan mahasiswa asal Papua tinggal di tempat Anda tersebut? e. Menurut Anda, dengan kondisi masyarakat Yogyakarta yang begitu

majemuk oleh para pendatang, idealnya para pendatang tersebut tinggal dimana? Kosan, kontrakan, pondokan, atau asrama mahasiswa daerah? Jelaskan beserta alasannya.

f. Secara umum dan sepengetahuan Anda, bagaimana penerimaan warga kampung terhadap keberadaan asrama tersebut?

g. Dalam konteks masyarakat Yogyakarta yang terkenal toleran dan lekat dengan sikap-sikap baik lain yang sesuai dengan nilai multikulturalisme, apakah dalam kenyataannya hal tersebut hadir dalam praktik dan hubungan sosial sehari-hari masyarakat kampung dengan warga asrama? h. Menurut Anda sejauh mana keberhasilan nilai multikulturalisme yang

diterapkan di Yogyakarta terutama dalam praktiknya? Apakah masyarakat Yogyakarta sudah bersikap adil terhadap minoritas, melindungi, dan merangkul dalam iklim kesetaraan?

i. Jika belum, menurut Anda bagian mana yang keliru dan mesti dibenahi? j. Dalam praktik konteks praktik tersebut, Anda sebagai salah satu anggota

dari kaum mayoritas di Yogyakarta, apakah sudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?

k. Bagaimana pendapat Anda tentang elemen masyarakat Yogyakarta (ormas) yang bersikap tidak toleran dan jauh dari semangat multikulturalisme serta mudah memprovokasi dengan tindak kekerasan? l. Apakah keberadaan mereka patut dipertahankan atau sebaiknya tak ada? m. Menurut Anda ketegangan yang kadang muncul antara warga Papua

dengan warga asli Yogyakarta disebabkan oleh apa?

n. Apakah kasus-kasus tersebut berperan dalam membentuk persepsi Anda tentang warga Papua secara umum dan warga asrama secara khusus? o. Apakah Anda memiliki tawaran solusi atas permasalahan tersebut?

p. Menurut Anda, masih terkait isu dan teori multikulturalisme yang indah, bagaimana idealnya hubungan sosial yang terjalin antar elemen masyarakat yang majemuk seperti di Yogyakarta?

Kode Wawancara

No Kode Keterangan Penjelasan

1. Prspi Persepsi Proses seseorang untuk mengetahui,

menginterpretasikan, dan

mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, tentang sifat-sifatnya, kualitasnya, dan keadaan yang lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi, sehingga terbentuk gambaran mengenai orang yang dipersepsi.

2. Prsng Prasangka Pernyataan yang hanya didasarkan

pada pengalaman dan keputusan yang tak teruji sebelumnya.

3. Stp Stereotip Pemberian sifat tertentu terhadap

seseorang berdasarkan kategori yang bersifat subjektif hanya karena ia berasal dari kelompok lain atau

keyakinan seseorang untuk

menggeneralisasikan sifat-sifat tertentu yang cenderung negatif tentang orang lain karena dipengaruhi oleh pengetahuan atau pengalaman tertentu.

4. Rsm Rasisme Bentuk diskriminasi yang didasarkan

atas perbedaan ras.

untuk memaksa orang atau pihak lain berbuat sesuatu) dengan gertakan dan/atau ancaman.

6. Dsk Diskriminasi Tindakan membeda-bedakan dan

kurang bersahabat dari kelompok

dominan terhadap kelompok

subordinasinya, atau dari kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas.

7. Intr Interaksi Hubungan yang bersifat sosial. Baik

antar orang, orang dengan kelompok, maupun antar kelompok. Terdiri dari kontak dan komunikasi.

8. Mlt Multikulturalisme Sebuah ideologi yang mengakui serta mengagungkan perbedaan dalam lingkup kesederajatan, baik secara individual maupun secara kebudayaan.

9. Ham HAM Hak Asasi Manusia. Mencangkup

hak-hak mendasar manusia untuk hidup dengan layak dan manusiawi.

Pedoman Wawancara Warga Asrama

1. Identitas diri:

a. Nama lengkap : Mikael Kudiai

b. Usia : -

c. Jurusan/Fakultas/Kampus : P Sosiologi, FIS, UNY

d. Tahun angkatan : 2013

e. Asal daerah : Paniai, Papua.

f. Menempati asrama sejak : 2015 2. Daftar Pertanyaan

PERSEPSI

a. Deskripsikan persepsi Anda tentang Yogyakarta, baik kehidupan sosial maupun masyarakatnya, sewaktu Anda masih berada di Papua.

Dalam pikiran biasa saja. Kalau di Papua pikiran terhadap para pendatang juga macam2. Tak hanya dari Jawa, tapi juga ada yang dari Sumatera, Kalimantan, dsb. Kegiatan ekonomi kan dkuasai mereka, jadi pikiran yang muncul juga kadang tidak baik.

Jogja dipandang biasa saja. Kan diceritakan oleh teman2 jika dimana saja di Jogja bisa buat belajar. Waktu itu belum ada penilaian tentang orang Yogyakarta seperti apa. Yang jelas pikiran saya positif sebab di Jogja berarti bisa buat belajar dan menjalin hubungan dengan orang2. Dapat info dari abang2 juga katanya jika belajar di Jogja itu nyaman dan makanan murah. Jogja katanya juga Kota Budaya kedua seteah Bali. b. Dari mana Anda memiliki referensi persepsi tentang Yogyakarta selama

berada di Papua?

Dari kakak2 dan abang2 yang sudah selesai dan sudah kembali ke Papua. Dari media pegetahuan tentang Jogja saya dapat tentang budayanya. c. Deskripsikan persepsi Anda tentang Yogyakarta, baik kehidupan maupun

masyarakatnya, setelah Anda tinggal di Yogyakarta, terutama setelah tinggal di Asrama Deiayi.

Kalau secara pribadi sebenarnya Jogja itu aman. Cuma kadang terjadi hal2 yang tidak kita inginkan kan, akhirnya kembali ke diri kita sendiri.

Comment [H1]: Prspi

Comment [H2]: Prspsi

Kalau kita bersikap baik juga masyarakat Jogja akan bersikap baik. Cuma kadang terjadi hal2 yang tak diinginkan diantara kami dan warga Jogja sehingga kadang ada konflik begitu.

Secara umum masyarakat Jogja itu sifatnya tenang. Sebenarnya juga ramah. Untuk di lingkungan di sekitar juga aman dan oke. Untuk komunikasinya dan hubungannya juga baik.

d. Adakah perubahan persepsi mengenai masyarakat Yogyakarta saat berada di Papua dan sewaktu sudah tinggal di Yogyakarta?

Ada.

e. Persepsi apa saja yang terbukti? Sifat umum tadi dan soal biaya hidup. f. Persepsi apa saja yang tak terbukti?

Barangkali tak ada.

g. Sebagai warga asli Papua, bagaimana rasanya tinggal di sebuah daerah dengan elemen masyarakat yang memiliki banyak perbedaan, mulai dari etnis, agama mayoritas, kebudayaan, gaya hidup, pandangan hidup, dan sebagainya?

Saya sendiri kan jurusan Sosiologi. Jadi kondisi yang demikian bagi saya bisa jadi bahan pembelajaran. Saya merasa nyambung atas jurusan dan kondisi itu. Saya bisa saling belajar saat berjumpa dengan orang2 yang berbeda. Menarik itu.

h. Bagaimana rasanya hidup sebagai minoritas? Bagaimana perbedaannya dibanding dulu waktu masih menjadi anggota masyarakat mayoritas di Papua?

Awalnya memang kaget. Karena tiap hari jumpa dengan orang Jogja yang berbeda. Lama2 ya terbiasa.

i. Apakah hak-hak (hidup) mendasar Anda bisa diakses dengan mudah dan baik di Yogyakarta? Pangan, papan, sandang? Serta pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier?

Sudah cukup baik.

Comment [H4]: Intr Comment [H5]: Prspi Comment [H6]: Ham Comment [H7]: Intr Comment [H8]: Prspi Comment [H9]: Mlt

Dokumen terkait