BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
1. Saran Metodologis
a. Pada penelitian selanjutnya perlu melakukan modifikasi atas modul penelitian SST untuk anak ASD sebelum menerapkannya kepada subjek lain atau intervensi untuk permasalahan psikologis lainnya, khususnya berhubungan dengan anak-anak anormal. Modul dapat digunakan sebagai acuan gambaran umum, sedangkan pencapaian secara spesifik sesuaikan dengan hasil baseline masing-masing anak.
b. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika SST dilakukan dalam bentuk group SST yang terdiri dari anak normal dan anormal. Hal ini untuk membantu anak dalam menyelesaikan konflik dalam kelompok.
2. Saran Praktis
a. Psikoedukasi kepada ora ngtua, guru, terapis mengenai penerapan SST dalam kegiatan masing-masing subjek melalui tugas dan pelatihan yang diberikan. Hal ini untuk melatih konsistensi subjek setelah selesai terapi. Masing-masing orangtua, guru, dan terapis akan diberikan pelatihan dan wacana mengenai penerapan SST.
b. Program terapi bagi kedua subjek, perlu adanya kelas sosialisasi atau terapi kelompok bagi anak yang terdiri dari anak-anak normal dan
anormal. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan sosial anak lainnya. Mereka akan dengan mudah memahami peran sosial dan aturan sosial ketika berhubungan secara langsung dengan teman sebaya. c. Memberikan psikoedukasi kepada teman-teman subjek di sekolah
mengenai sikap menyayangi teman. Hal ini dilakukan untuk mengurangi terjadinya bullying terhadap subjek dan mendorong anak-anak normal lainnya untuk memiliki rasa persahabatan yang lebih baik.
d. Pemantauan kondisi subjek terus dilakukan dalam kurun waktu selama 1 bulan sampai 2 bulan ke depan mengenai perkembangan penerapan SST untuk meningkatkan keterampilan sosial subjek.
DAFTAR PUSTAKA
Amaral, D&Dawson, G, et all. (2011). Autism Spectrum Disorders. Newyork: Oxford University Press.
APA, (2004). Diagnostic and statistical manual Of Mental Disorder (4th ed text Revision). Washington, DC. American Psychiatric Association
APA, (2013). Diagnostic and statistical manual Of Mental Disorder (5th ed text) Washington, Dc. American Psychiatric Association.
Atchison, Ben J & Dirett, D (2012).Conditions In Occupational Therapy. Effect On Occupational Performance. Fourth Edition. Wolters Kluwer Health:
Philadelphia.
Bauminger, N, Marjorie, Salomon. (2008). Children With Autism And Their Friends; a multidimensional study Of Friendship in High Functioning Autistic Spectrum Disorder. Journal abnormal Child Psychology. Springer Science.
Barlow, D, Mathew, K, et all. Single Case Experimental Design. Strategies For Studying Behavior Change. Third Edition. Boston.
Bellini, Scott. (2006). ASD Keterampilan sosial Profile.
AAPC Publishing.
Bordens, Konneth, Bruce. (2001). Research Design And Methods. USA: McGraw-Hill.
Brereton, Avril. (2002). Pre Schooler With ASD. Philadephia&London: Kingsly Publisher.
Cartledge, G. & Millburn, J. F. (1995). Teaching Social Skill to Children &Youth. Innovative Aproach, 3rd ed. Massachussets: Allyn & Bacon.
Catugno, Albert, J. (2009). Social Competence And Social Skill Training And Interaction For Children With Autism Spectrum Disorders. Boston: American Psychological Association.
Catugno, Albert. J. (2009). Group Interventions For Children With Autism Spectrum Disorder: A focus on social competency and social skills. London&Philadelphia: Jessica Kingsley Publishing.
Cohen&Wheelwright, (2000). Self Referential Cognition And Emphaty In Autism. CambridgeUnited Kingdom: Autism Research Centre, Department of Psychiatry, University of Cambridge
Cornish&Ross. (2004). Social skill training For Adolescent With General Moderate Learning Difficulties. New York: Kingsly Publisher.
Choise, NHS (2014). http://www.nhs.uk/Conditions/Autistic-spectrum-disorder/Pages/Causes.aspx. NHS Information Links.
DetikHealth. (2012). 8 Dari 1000 Orang Di Indonesia Adalah Penyandang ASD.
DeMatteo, Francis J. (2012). Social Skill Training For Young Adults With ASD Spectrum Disorder: Overview and implications for practice. National Teacher Education Journal. Volume 5, 57-65.
.
Feng, Hua. (2008). The Effects of Theorry Of Mind And Social skill training On The Social Competence Of A Sixth-Grade Student With ASDm. Journal Of
Possitive Behavior Interventions.
Gimpel, G.A. & Merrell, K.W. (1998). Social Skill of Children and Adolescents:Conceptualization, Assessment, Treatment. New Jersey:
Lawrence Erlbaum Associates Publisher.
Gooding, L.F. (2011). The Effect Of A Music Therapy Social Training Program On Improving Social Competence In Children And Adolescence With Social Skills Deficits, The Journal Of Music Therapy Vol 48 No.4 Winter.
Hadi, Sutrisno. Metode Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Keenan, Mickey, et all. (2006). Applied Behviour Analysis And Autism. London&Philadelphia: Jessica Kingsley Publishing.
Kluge, Matthew. (2008). Family Functioning and Coping Behaviors in Parents of Children with ASD. Journal Psychology. USA : Spinger Scinece.
Martin dan Pear. (2005). Behavior Modification: What It Is and How To Do It. United States America : Pearson Practice Hall.
Morris, R.J. (1985). Behavior Modification With Exceptional Children: Principles and Practices. USA: Scott, Foresman and Company.
Matson, L, Jhonny. (2011). International Handbook Of ASD And Pervasive Developmental Dosorder.
Matson, L, Jhonny. (2002). The Relationship Between Behavior Motivation And Social Functioning In Person With Intellectual Impairment.
Miltenberger, Raymond G. (2008). Behavior Modification Principles & Procedures – Fifth Edition. United state of america: Wadsworth, Cengage Learning.
Newson. (1998). Long-term Autcome For Children With ASD Who Received Early.Intensive Behabioral Treatment. Los Anggeles:University Of California.
Poerwandari, E.K. (2001). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia: Lembaga Pembangunan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3).
Plimley, L&Maggie, B. (2007). Social Skills And Autistic Spectrum Disorder. London: Paul Chapman Publishing.
Reichow, B, Steiner Amanda (2011). Social Skills Groups For People Aged 6 to 21 with autism spectrum disorder (ASD). Editor: Mark W. Lipsey, Vanderbilt University, USA .
Salomon, M, Jones, G. (2004). A social Adjustment Enhancement intervention For High Functioning Autism, Asperger’s Syndrome, And Pervasive Developmental Disorder NOS. Jurnal Of Autism And Developmental Disorder Vol 34 No.6 december.
Sparks, BF&Friedman, S.D (2007). Neurologgy; Brain Structural Abnormalitas In Your Children With Autism Spectrum Disorder. American Academy: Royal Jubilee Hospital.
Stewart, C,J., & Cash, W.B. (2003). Interviewing : Principle and practices. 10th ed. New York : Mc. Graw-Hill.
Stone, Wendy, et all (2010). TRIADSocial Skill Assestement Assessing Children With Autism Spectrum Disorder. USA: Vanderbilt Kennedy Center.
Turkington, Carol & Anan, Ruth. (2007). Encyclopedia Of Autistic Spectrum Disorder. New York: Facts On file an imprint of infobase Publishing.
Wenar, C&Patricia Kerig. (1994). Developmental Psychopathology: from Infancy Through Adolescence (4th Edition). Boston: McGrawHill.
Wiseman, N (2009). A Parent Expert Walks You Through Everything You Need To Leal And Do. The First Year. Autism Spectrum Disorder. United States Of America: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.
LAMPIRAN A
Autistic Social Skill Profile
(ASSP)
SKALA PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013/2014
Dengan Hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan
Thesis di Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara, saya membutuhkan sejumlah data yang hanya akan
saya peroleh dengan adanya kerja sama dengan saudara dalam
mengisi skala ini.
Saya mohon kesediaan saudara meluangkan waktu sejenak
untuk mengisi skala ini. Saya sangat mengharapkan saudara
memberikan jawaban yang jujur, terbuka dan apa adanya, bukan
berdasarkan apa yang seharusnya.
Tidak ada jawaban yang salah dalam pengisian skala. Semua
jawaban dan identitas Saudara akan dijaga kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Cara menjawab skala ini
akan dijelaskan di dalam petunjuk dalam pengisian skala dan
kemudian periksalah kembali jawaban Saudara, jangan sampai ada
nomor yang terlewatkan.
Akhirnya atas segala partisipasi dan ketulusan saudara, saya
sangat menghargai dan mengucapkan terima kasih atas
kerjasamanya.
Medan, Desember 2013
Hormat Saya,
IDENTITAS DIRI
Nama Anak (Inisial) : Usia : Sekolah/kelas :
Hubungan dengan anak : Ibu Ayah Guru Terapis Lainnya
PETUNJUK PENGISIAN
1. Isilah identitas diri Saudara dengan benar pada kolom yang telah
disediakan di atas (identitas ini akan dijaga kerahasiaannya).
2. Skala terdiri dari 42 aitem. Saudara diminta untuk memilih salah
satu jawaban yang ada di samping pernyataan dengan cara
melingkari jawaban yang saudara pilih. Pilihan jawabannya adalah:
TP : Jika pernyataan Tidak pernah dengan diri anak
KK: Jikapernyataan Kadang-kadang dengan diri anak
S : Jika pernyataan Sering dengan diri Anak
SS : Jika pernyataan Sangat Sering dengan diri anak
Contoh Pengisian:
NO PERNYATAAN TP KK S SS
1 Anak tersenyum ketika sedang
KK S SS TPberkenalan
- Selamat Mengerjakan –
NO Pernyataan TP KK S SS
1 Mengajak teman melakukan aktivitas
bersama.
TP KK S SS
2 Mengikuti kegiatan dengan teman TP KK S SS
3 Mengambil bagian dalam permainan dan
kegiatan.
TP KK S SS
4 Berinteraksi dengan teman sebaya
mengikuti kegiatan terstruktur.
TP KK S SS
5 Berinteraksi dengan teman sebaya
mengikuti kegiatan tidak terstruktur.
TP KK S SS
6 Membuat pertanyaan untuk mencari
informasi mengenai seseorang teman
berbicara.
TP KK S SS
7 Terlibat interaksi sosial dengan teman
sebaya secara personal.
TP KK S SS
8 Berinteraksi dalam kelompok dengan
teman.
9 Mampu melakukan percakapan dua arah TP KK S SS
10 Menunjukan rasa simpati terhadap orang
lain.
TP KK S SS
11 Mengenal ekspresi wajah orang lain TP KK S SS
12 Mengenal bahasa tubuh orang lain. TP KK S SS
13 Meminta bantuan dari orang lain TP KK S SS
14 Mengerti lelucon/ humor dari orang lain TP KK S SS
15 Mampu menjaga jarak yang pantas saat
berinteraksi dengan teman sebaya.
TP KK S SS
16 Mempertimbangkan suatu kejadian dari
sudut pandang berbeda.
TP KK S SS
17 Menawarkan bantuan kepada orang lain TP KK S SS
18 Mengekspresikan perasaan secara verbal. TP KK S SS
19 Merespon sapaan orang lain. TP KK S SS
20 Mengikuti pembicaraan dengan dua orang.
atau lebih tanpa menyela.
TP KK S SS
21 Menyapa orang lain. TP KK S SS
22 Memberi pujian terhadap orang lain. TP KK S SS
23 Memperkenalkan diri sendiri kepada orang
lain.
TP KK S SS
kepadanya.
25 Mengerti arti pujian yang disampaikan
orang lain.
TP KK S SS
26 Memperbolehkan teman sebaya mengikuti
kegiatan bersama-sama dengannya.
TP KK S SS
27 Merespon teman sebaya yang mengajak
untuk melakukan kegiatan bersama-sama.
TP KK S SS
28 Menjawab pertanyaan dari orang lain. TP KK S SS
29 Menjalani interaksi positif dengan teman
sebaya.
TP KK S SS
30 Melakukan kompromi dengan orang lain. TP KK S SS
31 Mengubah topik pembicaraan sesuai
kemauan.
TP KK S SS
32 Salah mengartikan perhatian orang lain TP KK S SS
33 Memberikan komentar tidak sesuai. TP KK S SS
34 Melakukan ketertarikan dan hobi . TP KK S SS
35 Mengakhiri percakapan secara kasar/ tidak
pantas
TP KK S SS
36 Gagal membaca isyarat untuk mengakhiri
percakapan.
TP KK S SS
37 Menunjukkan rasa takut/cemas untuk
berinteraksi dengan orang lain.
TP KK S SS
38 Mengalami interaksi negatif dengan teman
sebaya.
39 Bertingkah laku yang tidak pantas di
lingkungan sosial.
TP KK S SS
40 Menunjukan ketidaktertarikan berinteraksi
dengan orang lain
TP KK S SS
41 Dimanipulasi oleh teman sebaya TP KK S SS
42 Secara sukarela melakukan kegiatan
dengan teman sebaya.
TP KK S SS
Periksa kembali jawaban Saudara, jangan sampai
terdapat nomor yang terlewati dan jawaban yang saudara
untuk satu nomor
LAMPIRAN B
Latihan dan Lembar
Tugas
LATIHAN
Di Rumah
Di sekolah
Adik subjek diminta untuk melihat game yang sedang ia mainkan. Apakah yang ia akan lakukan kepada adiknya. Apakah ia akan marah atau mengijinkan adiknya untuk bermain bersama.
Ketika ia bermain bersama: orangtua memberikan pujian dan latih adiknya untuk memeluk/mengatakan aku sayang koko Subjek. Latih Adik Subjek tidak merebut mainan Subjek secara paksa.
Buat surat yang seolah-olah dari teman yang Subjek pukul. Contohnya : Namaku ---aku sedih karena temanku di sekolah Subjek memukulku. Aku tidak melakukan kesalahan. Tapi ia memukulku hanya karena menunggu antrian. Aku sedih...padahal dia adalah teman terbaikku. Aku sayang kepadanya..bahkan dia tidak minta maaf kepadaku..
Membuat rekayasa kejadian seolah-olah ibu menangis karena SUBJEK menangis minta ipad. Lihat reaksi Subjek pada saat itu. Apakah Subjek mengatakan “mama jangan menangis” . Mama Subjek menjelaskan bahwa penyebab mamanya menangis adalah karena Subjek tidak patuh. Setelah itu dengan Mei, Mei pura-pura kakinya terinjak Subjek. Bagaimana reaksi Subjek apakah Subjek minta maaf?. Arahkan agar Subjek minta maaf. Kegiatan ini dapat diterapkan setiap harinya dan di tempat lain.
Contoh Surat (postcard problem)
Medan, 10 Februari 2014
Dear ...
Aku sayang kamu. Aku sedih karena kemarin kamu
marah dan tidak membolehkanku melihat game
milikmu. Aku ingin bermain bersama denganmu.
Seperti teman-teman yang lain bermain bersama.
Kenapa kamu marah ketika aku melihat mainanmu?
Jika sekarang kamu sedang bermain game, apakah
teman kamu boleh bermain
denganmu?_________________________________
__________________________________________
__________
Contoh Dealing With conflict
Meminta subjek dan anak typical lainnya untuk memcahkan masalah atau mencari solusi ketika ada masalah. Agar fun setiap kelompok berlomba untuk menggunting dan mewarnai potongan kata ini dan menempel di karton.
PROBLEM AND
SOLUTION
MASALAH DAN
Dealing With Conflict
Sakit
Ada teman yang melakukan “Bullying”
(mengejek, marah, memukul, mengganggu,
meminta uang teman).
Guru memberikan Tugas sekolah.
Merasa Lelah di dalam Kelas atau Terapi.
Melihat daun di rumah, supermarket,
atau restaurant.
Terjatuh atau terjebak.
Jika kalah atau gagal
Di bawa ke rumah sakit
Mengatakan kepada guru ketika ada teman
yang melakukan “bullying”.
Permisi kepada guru untuk ke kamar mandi
setelah itu masuk ke kelas dan belajar.
Mendengarkan guru cara mengerjakan tugas
Beli obat dan Minum Obat
Mengatakan tolong kepada orang lain agar
dibantu
“tubuh terasa sakit”
Menyentuh daun sambil tersenyum
Tidak Menangis dan mengatakan RIP jika gagal
Mengatakan kepada teman “jangan berbuat
nakal karena kita adalah teman”.
Tarik nafas dan hembuskan sebanyak 10 kali
Membaca tugas terlebih dahulu
Meminta mama menemani kamu untuk
menyentuh daun
Mengatakan kepada orangtua ketika ada teman
yang melakukan “bullying”
Jika tidak mengerti baru bertanya kepada guru
“Bu soal nomor ini bagaimana mengerjakannya”.
Minum air putih agar kembali segar untuk
belajar
Contoh Role Play
Subjek dan Peneliti sedang menempel
Stiker dan kertas. Waktu sudah mau habis,
Peneliti mengerjakan dengan terburu-buru.
Pada saat itu Subjek sedang duduk sambil
menempel. Tiba-tiba Subjek berdiri ketika Bu
Peneliti lewat. Subjek melakukannya dengan
tidak sengaja karena ia tidak melihat Peneliti
sedang lewat. Tugas art Peneliti terjatuh dan
Peneliti marah (ekspresi wajah marah) dan
mendorong bahu Subjek
Peneliti: Gara-gara kamu tugasku rusak..
Subjek : Diam..menunduk..sedih...(eskpresi
wajah sedih) Maaf Peneliti saya tidak sengaja
Role Play dibuat sesuai dengan perilaku anak, baik yang positif dan tidak. Peneliti dan subjek saling bertukar peran sebagai anak yang baik dan anak yang suka melukai temannya. Contoh role play di bawah ini dibuat ketika subjek berkelahi dengan temannya di sekolah.
1. Apa yang dirasakan
Subjek?______________Kenapa?______
____________________
2. Apa yang dirasakan Bu
Peneliti?____________
Kenapa?_________________________
Role Play
Aku Subjek berusia 9 tahun. Aku sedih karena
kemarin Peneliti marah kepadaku. Padahal aku
tidak sengaja menjatuhkan tugasnya. Peneliti
marah kepadaku.Aku sudah minta maaf, tetapi
Peneliti marah dan mendorongku. Aku
sedih....aku ingin menangis....
Aku masih ingin berteman dengan Peneliti.
Apakah dia masih marah kepadaku?padahal aku
Peneliti dan subjek saling bertukar peran sebagai anak yang baik dan anak yang suka melukai temannya.
tidak salah, aku tidak sengaja menjatuhkannya.
Aku sedih....
1.Karena Peneliti anak yang baik, ia akan?
Meminta maaf kepada Subjek.
2.Ketika ada teman tidak sengaja
menjatuhkan tugas kita dan dia sudah
minta maaf. Apa yang akan dijawab?
Okay aku sudah maafkan
Besoknya, Peneliti menemui Subjek dan
mengatakan? Aku minta maaf kepada Subjek.
Subjek sangat senang sekaliiiiiiiiiiiiiiiiii (ekspresi
bahagia). Mereka pun kembali bermain bersama.
Peneliti akan sayang kepada teman,
Contoh Latihan magic word
Menggunakan potongan kertas untuk melatih subjek memahami magic words. Masing-masing kelompok diminta untuk menggunting dan menempel potongan kertas pada karton. Masing-masing kelompok memiliki kebebasan untuk membuat kata tersebut ke dalam gambar, mewarnainya atau membuat kreasi lainnya.
THE MAGIC WORDS
Maaf
Tolong
Terimakasih
Permisi
Contoh Rekayasa Kejadian
Pada saat datang ke rumah subjek, anak Typical tidak masuk ke rumah dan tetap berdiri di depan pintu sebelum subjek menyapa dan mempersilahkan teman-temannya masuk.
Ketika bermain, salah satu anak typical terjatuh. Anak lainnya berusaha menolong anak tersebut. Pada situasi berikutnya, anak lain yang berdiri di dekat subjek jatuh dan apakah reaksi subjek ketika melihat kondisi tersebut?
Setelah melatih anak untuk menyelesaikan masalahnya ketika di bully, apakah yang akan dilakukan. Anak-anak
typical berpura-pura menganggu dan mendorong subjek. Apakah subjek akan melapor kepada guru atau orangtua?
Rekayasa dilakukan setelah diberikan contoh dan presentasi mengenai sikap kepada teman.
Ketika sedang snack time anak mendapat kue kecuali anak yang berada di sebelah subjek. Peneliti mencoba untuk mengarahkan dengan bertanya “kamu tidak mendapat kue?.
BUKU PENGHUBUNG ORANGTUA DAN GURU