• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Tahap Penelitian

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Peneliti melakukan pengambilan data baseline di sekolah. Jumlah sesi pengambilan data baseline menurut Martin & Pear (2007) adalah bervariasi, meskipun lebih baik jika dilakukan sebanyak lima sesi karena pola perilaku biasanya sudah stabil dan dapat diperbaiki. Oleh karena itu, pengambilan data baseline pada proses modifikasi perilaku yang dilakukan terhadap JE dan NS adalah sebanyak lima sesi. Data baseline diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara. Adapun tujuan dari pengambilan baseline adalah untuk melihat perkembangan keterampilan sosial berdasarkan dimensi keterampilan sosial masing-masing anak di dalam aktivitas sekolah dengan tahapan-tahapan kegiatan yang telah dirancang.

b. Membuat Rancangan Program Terapi

Membuat modul rencana kegiatan terapi bermain yang akan digunakan pada saat pelaksanaan terapi. Modul berisi jenis kegiatan yang akan dilakukan, penjelasan kegiatan dan tujuan atau target perilaku yang diterapkan pada masing-masing sesi terapi. Rancangan program terapi diperoleh dari hasil baseline untuk melihat keterampilan sosial spesifik masing-masing subjek.

c. Penjelasan Tentang Pelaksanaan Terapi Kepada Observer

Observer dalam penelitian ini adalah saudari Dini Lestari, S.Psi, Lia Susanti, dan Susi Bancin yang merupakan alumni dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Peneliti secara khusus mengadakan pertemuan dan diskusi kepada observer untuk memberikan gambaran umum tentang kondisi subjek, teknis selama pelaksanaan terapi dan berkaitan dengan tugas observer. Hal ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang data-data apa saja yang diobservasi. Tugas sebagai sisten meliputi menyiapkan ruang dan peralatan atau sebagai tokoh yang membantu dilaksanakannya rekayasa kejadian atau role play ketika berlangsungnya terapi. Tugas sebagai observer adalah mencatat setiap perilaku yang berhubungan dengan keterampilan sosial anak.

d. Pelaksanaan Program Terapi

Sebelum melaksanakan program terapi, peneliti terlebih dahulu memberikan keterangan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan terapi serta aturan yang diterapkan dalam program terapi kepada orangtua, terapis, dan sekolah. program terapi bermain direncanakan sebanyak 12 sesi. Masing-masing subjek menjalani waktu terapi yang berbeda yaitu 3 kali seminggu. Jadwal terapi NS yaitu Senin, Rabu, dan Sabtu. Sedangkan JE pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat. Berdasarkan total waktu pelaksanaan terapi yang dilakukan maka gambaran jadwal terapi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4. Jadwal Pelaksanaan Program SST

Hari/tanggal Waktu Tempat

Senin, 10 Februari 2014 90 Menit Rumah Subjek Selasa, 11 Februari 2014 90 Menit Tempat terapi

Rabu, 12 Februari 2014 90 Menit Rumah subjek Kamis, 13 Februari 2014 90 Menit Tempat terapi Jumat, 14 Februari 2014 90 Menit Tempat terapi Sabtu, 15 Februari 2014 90 Menit Rumah subjek Senin, 17 Februari 2014 90 Menit Rumah subjek Selasa, 18 Februari 2014 90 Menit Tempat terapi Rabu, 19 Februari 2014 90 Menit Rumah subjek Kamis, 20 Februari 2014 90 Menit Tempat terapi Jumat, 21 Februari 2014 90 Menit Tempat terapi Sabtu, 22 Februari 2014 90 Menit Rumah subjek

Senin, 23 Februari 2014 90 Menit Rumah subjek Selasa, 24 Februari 2014 90 Menit Tempat terapi Rabu, 25 Februari 2014 90 Menit Rumah subjek Kamis, 26 Februari 2014 90 Menit Tempat terapi Jumat, 27 Februari 2014 90 Menit Tempat terapi Sabtu, 28 Februari 2014 90 Menit Rumah subjek

Senin, 3 Maret 2014 90 Menit Rumah subjek

Kamis, 6 Maret 2014 90 Menit Tempat terapi

Sabtu, 8 Maret 2014 90 Menit Rumah subjek

Selasa, 11 Februari 2014 90 Menit Tempat terapi Kamis, 13 Februari 2014 90 Menit Tempat terapi

e. Pelaksanaan Follow Up

Pelaksanaan evaluasi yang dilakukan setelah setiap sesi terapi social skill training dilakukan. Peneliti melakukan evaluasi dengan cara memberikan latihan, melakukan wawancara, dan diskusi berdasarkan tugas yang diberikan di rumah. Follow up dilakukan setelah 2 minggu dilakukannya intervensi. Follow up diberikan setelah pemberian latihan kepada orangtua dan guru. Hal ini agar kegiatan intervensi tetap berjalan walaupun penelitian telah selesai. Lembar follow up sama dengan lembar observasi selama pelaksanaan intervensi.

f. Rancangan Program Penelitian

Adapun langkah-langkah dari program Social Skill Training yang akan dilakukan kepada anak autistic spectrum disorder (ASD) sesuai dengan

understanding emotion, play skill, dealing with conflict. Kegiatan terapi terdiri dari 12 sesi untuk keterampilan sosial yang perlu dilatih kepada anak ASD. Program terapi akan dilaksanakan setelah diberikan psikoedukasi kepada orangtua mengenai social skill training yang akan dilaksanakan, menjelaskan tujuan program terapi, dan memberikan psikoedukasi kepada orangtua dan guru mengenai tugas yang akan diberikan. Penilaian dan evaluasi dilakukan oleh orangtua dan guru. Selain itu akan dilakukan observasi sebagai tahapan baseline mengenai perilaku subjek dalam aktifitas sosial.

Tabel 3.5. Kegiatan Yang Dilakukan Kepada Orangtua dan Guru

Nama Kegiatan Tujuan Kegiatan

Psikoedukasi kepada orangtua  Orangtua dan guru diberikan psikoedukasi mengenai tujuan dan manfaat dari social skill training terhadap berkembangnya kemampuan interaksi sosial anak.

 Orangtua dan guru diberi pemahaman bahwa kerjasama dan adanya latihan di rumah membantu perkembangan interaksi sosial semakin lebih baik

Menjelaskan orientasi terapi  Pada tahap ini peneliti memberikan penjelasan mengenai rancangan terapi yang akan dilatih kepada anak berdasarkan metode, waktu pelaksanaan, dan tujuan masing-masing sesi.

Tabel 3.6. Kegiatan SST Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak ASD

Sesi dan waktu

Nama kegiatan Tujuan kegiatan Metode kegiatan

Sesi 1 Waktu: 90 Menit

Orientasi terapi Mengenal satu sama lain antara terapis dengan subjek dan partisipan lainnya. Menjelaskan

Menggunakan social story, demonstrasi, dan game.

informasi dasar mengenai program, dan tata tertib pelaksanaan terapi menggunakan book story. Sesi 2 Waktu: 45 Menit Understanding Emotions

Melatih berbagai macam emosi baik secara ekspresif dan reseptif (fokus pada perasaan sedih dan bahagia).

Demonstrasi dari terapismenggunakan script picture dan secara langsung, menggunakan social story script mengenai emosi,rekayasa kejadian, dan feedback dari terapis. Sesi 3 Waktu: 45 Menit Understanding Emotions

Melatih kemampuan mengenal berbagai macam emosi (fokus pada emosi rasa bersalah dengan mengatakan maaf dan reaksi emosi marah).

Demonstrasi dari terapismenggunakan script picture dan secara langsung, menggunakan social story script mengenai emosi,rekayasa kejadian, dan feedback dari terapis.

Sesi 4 Waktu: 45 Menit

Conversational Skill Melatih komunikasi non-verbal dan Verbal (ekspresi wajah, berjabat tangan dengan orang lain, dan melakukan kontak mata, bertanya dengan kalimat tanya yang tepat, dan memperhatikan orang yang sedang berbicara).

Demonstrasi, role play dengan menghadirkan anak-anak normal, dan bermain (“jongkok kring” dan tebak-tebakan).

Sesi 5 Waktu : 45 Menit

Conversational Skill Melatih kemampuan komunikasi terlibat dalam aktivitas bersama (mampu bekerjasama dalam suatu kegiatan, seperti membantu teman untuk mengerjakan tugasnya, diskusi, dan melakukan kegiatan bersama dengan orang lain).

Demonstrasi

menggunakan social story dan script picture, role play, rekayasa kejadian, Game lempar bola dan perang bantal, dan presentasi suatu topik mengenai

persahabatan.

Sesi 6 Waktu: 90 Menit

Conversational Skill Melatih komunikasi untuk mengatasi situasi sulit

(berkomunikasi saat menyampaikan maaf, bertanya

ketika ada tugas yang tidak dipahami, dan menjawab pertnyaan teman).

Demonstrasi dan rekayasa kejadian Demonstrasi script picture dan social story dan rekayasa kejadian, presentasi mengenai suatu topik cerita di

Dokumen terkait