• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.2. Saran

Pemerintah Kota Bogor pada dasarnya telah melaksanakan program penanggulangan kemiskinan selama beberapa tahun. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan program tersebut maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Penyusunan program penanggulangan kemiskinan di Kota Bogor sebaiknya

didahului dengan kajian akademik agar lebih sistematis dan terencana dengan baik.

2. Perlu dibuat database berkaitan dengan kemiskinan di Kota Bogor dalam sebuah sistem informasi penanggulangan kemiskinan di Kota Bogor agar dapat diketahui oleh mayarakat secara lebih luas.

3. Program penanggulangan kemiskinan di Kota Bogor perlu lebih diprioritaskan dalam APBD dengan alokasi anggaran yang memadai.

4. Perlu senantiasa dilakukan koordinasi antara berbagai instansi yang berperan dalam keberhasilan penanggulangan kemiskinan di Kkota Bogor baik yang berhubungan dengan pendataan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya sehingga berkurangnya angka kemiskinan di Kota Bogor dapat terwujud.

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Permasalahan kemiskinan di Kota Bogor merupakan permasalahan yang terus terjadi dari tahun ke tahun. Hal ini bertolak belakang dengan kenyataan bahwa Kota Bogor merupakan daerah yang memiliki kondisi perekonomian yang cukup baik. Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kota Bogor pada tahun 2004- 2012 berada pada kisaran angka 6 persen. Angka indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Bogor juga terus meningkat hingga pada tahun 2012 mencapai 76,4. Namun pada saat bersamaan jumlah KK miskin di Kota Bogor mencapai 7 persen.

Berdasarkan hasil kajian, beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah KK miskin di Kota Bogor antara lain adalah alokasi belanja langsung ( belanja public) dalam APBD dan jumlah pengangguran. Alokasi Belanja langsung APBD dan angka pengangguran di Kota Bogor berpengaruh nyata terhadap jumlah KK dengan nilai koefisien negatif untuk belanja langsung dan positif untuk pengangguran, artinya jika ada peningkatan belanja langsung APBD sebesar 1 persen, maka akan menurunkan angka persentase KK miskin sebesar 11.99 persen dan jika ada kenaikan 1 persen angka pengangguran maka akan meningkatkan 5.64 persen jumlah KK miskin.

Berdasarkan analisis SWOT, komponen kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) lebih dominan secara intenal dan eksternal. Berdasarkan hal tersebut, maka strategi penanggulangan kemiskinan yang tepat untuk diterapkan di Kota Bogor adalah strategi W-T yaitu dengan mengatasi kelemahan untuk menghadapi ancaman. Beberapa program dan kebijakan yang dapat diterapkan antara lain adalah : (a) peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan SDM penduduk miskin Kota Bogor, (b) pembuatan kebijakan yang mengharuskan investor untuk mempekerjakan warga Kota Bogor terutama penduduk miskin, (c) program pemutakhiran data penduduk miskin Kota Bogor secara periodik, (d) penyusunan program APBD yang lebih berfokus pada penanggulangan kemiskinan di Kota Bogor dengan porsi anggaran yang memadai, (e) pengaturan penduduk pendatang yang berencana tinggal menetap dan perlindungan produk lokal agar tidak mempengaruhi upaya pemberdayaan penduduk miskin Kota

Bogor dan (f) pencegahan penguasaan lahan oleh swasta secara berlebihan terutama yang berpotensi menyingkirkan penduduk lokal Kota Bogor.

7.2. Saran

Pemerintah Kota Bogor pada dasarnya telah melaksanakan program penanggulangan kemiskinan selama beberapa tahun. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan program tersebut maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : 5. Penyusunan program penanggulangan kemiskinan di Kota Bogor sebaiknya

didahului dengan kajian akademik agar lebih sistematis dan terencana dengan baik.

6. Perlu dibuat database berkaitan dengan kemiskinan di Kota Bogor dalam sebuah sistem informasi penanggulangan kemiskinan di Kota Bogor agar dapat diketahui oleh mayarakat secara lebih luas.

7. Program penanggulangan kemiskinan di Kota Bogor perlu lebih diprioritaskan dalam APBD dengan alokasi anggaran yang memadai.

8. Perlu senantiasa dilakukan koordinasi antara berbagai instansi yang berperan dalam keberhasilan penanggulangan kemiskinan di Kkota Bogor baik yang berhubungan dengan pendataan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya sehingga berkurangnya angka kemiskinan di Kota Bogor dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kota Bogor. 2013. Kota Bogor Dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Bogor.

BPS Kota Bogor. 2011. Kota Bogor Dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Bogor

BPS Kota Bogor. 2012. Kota Bogor Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Bogor

Cardiman. 2006. Strategi Alokasi Belanja Publik untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Tesis. IPB:Bogor

Criswardani Suryawati, 2005. Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional. http://www.jmpkonline.net/Volume_8/Vol_08_No_03_2005

Freeman, Robert J. Dan Craig D. Shoulders. 2000. Government and Nonprofit Accounting-Theory and Practice. New Jersey. Prentice Hall

Hariyandi, Indrajaya, Yuwono, 2005. Penganggaran sektor Publik. Bayu media Publishing : Malang

Kuncoro, Mudrajad. Otonomi dan Pembangunan Daerah, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004.

Mankiw, NG. 2003. Pengantar Ekonomi, Edisi ke-2, Jilid ke-2. Haris M, penerjemah; Wisnu CK, editor. Jakarta : Penerbit Erlangga. Terjemahan dari : Principles Of Economics.

Montgomery, Roger, Sudarno Sumarto, Sultan Mawardi, Syaiku Usman, Nina Toyamah, Vita Vebriary dan John Strain, 2002.”Deregulation of Indonesia’s Intrregional Agricultural Trade’, Bulletin of Indonesia Economic Studies

Nurkse, Ragnar. 1953. Problems of Capital Formation in Underdeveloped Countries. New York: Oxford University Press

.

Pemerintah Kota Bogor. 2008. Laporan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Walikota-Wakil Walikota Kota Bogor 2004-2008. Sekretariat Daerah Kota Bogor, Bogor.

Pemerintah Kota Bogor. 2014. Laporan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Walikota-Wakil Walikota Kota Bogor 2009-2014. Sekretariat Daerah Kota Bogor, Bogor.

Pemerintah Kota Bogor. 2005. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Bogor 2005-2025. Sekretariat Daerah Kota Bogor, Bogor.

Pemerintah Kota Bogor. 2009. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor 2009-2014. Sekretariat Daerah Kota Bogor, Bogor.

Pradhan, M., A. Suryahadi, S. Sumarto, dan L. Pritchett (2000) “Measurements of Poverty in Indonesia, 1996, 1999 and beyond” Policy Research Working Paper #2438, The World bank : Washington DC

Rusli, S. 2007. Pembangunan Kebutuhan Dasar Manusia. Bogor : Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah Sekolah Pascasarjana IPB. Sajogyo. 1987. "Ekologi pedesaan : Sebuah Bunga Rampai. Jakarta : Rajawali

Pers

Saputro, Agung Eddy Suryo dan Agung Priyo Utomo. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Secara Makro di Lima Belas Provinsi tahun 2007. Jurnal Organisasi dan Manajemen. Vol 6. (No 2): 89-100

Seers, Dudley. 1970 New Approaches Suggested by The Columbia Employment Programme; dalam International Labour Review

Setiyawati dan Hamzah, 2007. Analisis Pengarug PAD, DAU, DAK dan Belanja Pembangunan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Pengangguran. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2007, Vol.4, No. 2, hal. 211-228

Siregar, Hermanto dan Dwi Wahyuniarti, 2008, Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin.

http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/PROS_2008_MAK

Streeten, P. with Burki, S. J., Haq, M. U., Hicks, N. & Stewart F. (1981). First things first: Meeting basic human needs in developing countries. New York: Oxford University Press.

Redaksi Sinar Grafika. 2005. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009. Jakarta: Sinar Grafika

Rusdarti dan Sebayang. 2013. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Jawa Tengah”. Jurnal Economia Volume 9, Nomor 1, April 2013

Tambunan, Dr. Tulus T.H. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia : Beberapa Isu Penting. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Tambunan, Dr. Tulus T.H. 1996. Perekonomian Indonesia. Bogor : Ghalia Indonesia

Tambunan, Dr. Tulus T.H. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia : Beberapa Isu Penting. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Todaro, M. P. dan S.C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi, Edisi ke-8. Haris M, penerjemah; Wisnu CK, editor. Jakarta : Penerbit Erlangga. Terjemahan dari : Economic Developme

Widjaja. 2005. Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia: Dalam

Rangka Sosialisasi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Lampiran 1. Data Analisis Regresi Berganda

Belanja

Langsung Riil (juta Rp) (X1)

Pengangguran (x2) Persentase KK Miskin (Y) Tahun 1 2 3 6 1999 101553.0 16321.0 21.48 2000 105721.0 16696.0 20.29 2001 100433.0 17070.0 19.98 2002 115236.0 17444.0 19.77 2003 125187.0 18711.0 19.62 2004 188609.0 65488.0 19.28 2005 193133.0 97782.0 19.19 2006 235613.0 77958.0 19.04 2007 236222.0 71785.0 19.78 2008 306410.0 85784.0 18.49 2009 316042.0 90638.0 18.29 2010 360498.0 72015.0 17.47 2011 393753.0 44985.0 7.21 2012 404541.0 39417.0 6.64

Lampiran 2. Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Persentase KK Miskin SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0.898232781 R Square 0.806822128 Adjusted R Square 0.771698879 Standard Error 2.210660296 Observations 14 ANOVA df SS MS F Significance F Regression 2 224.5210845 112.2605422 22.97117 0.0001182 Residual 11 53.7572084 4.887018946 Total 13 278.2782929 Coefficients Standard

Error t Stat P-value Lower 95%

Intercept 104.0575018 14.50609307 7.173365102 1.813E-05 72.129806

X Variable 1 -11.99441799 1.794803377

-

6.682859049 3.455E-05 -15.944754 X Variable 2 5.636998563 1.293397082 4.358289223 0.0011395 2.7902508

Upper 95% Lower 95.0% Upper 95.0%

135.9851974 72.12980625 135.9851974

-8.044082392 -15.94475358

- 8.044082392 8.483746345 2.790250782 8.483746345

Lampiran 3. Hasil Fokus Group Diskusi Analisis SWOT Kemiskinan Kota Bogor

Strength (Kekuatan) Opportunity (Peluang)

- Regulasi tentang penanggulangan kemiskinan - Pemkot konsen dalam hal ini

- Tersedianya anggaran (149 M th 2011) - Pendapatan asli daerah

- Data detail kemiskinan

- Penyelenggaraan pendidikan kota bogor - Pembangunan

- Sudah ada lembaga khusus yang menangani kemiskinan (TKPKD: tim koordinasi

penanggulangan kemiskinan daerah) - Danya CSR dari swasta

- Pembangunan kota bogor cepat / pesat

- Program Pemda untuk atasi kemiskinan banyak

- Lokasi kota bogor strategis untuk investasi

- Dukungan dari daerah sekitar: hasil pertanian

- Sektor usaha dan sektor industri banyak

- Dukungan pemerintah spt: PKH, jamkesmas

- Adanya investor hotel, swalayan - Potensi wisata luar kota tinggi - Kerjasama antar daerah - Pertumbuhan wilayah sekitar

Weakness (Kelemahan / Hambatan) Threath (Ancaman)

- Identifikasi warga miskin belum ada - Evaluasi belanja pembangunan belum ada - Kebijakan pembangunan tidak melibatkan

orang lokal

- Kebijakan tenaga kerja terutama sektor swasta belum membuka peluang untuk sumberdaya lokal

- Perijinan tidak sesuai dengan peruntukan - Pembangunan tidak sesuai perencanaan kota - Miss alokasi anggaran: penentuan anggaran

tidak terkait dengan misi menurunkan kemiskinan

- Lulusan SMA kurang bisa diterima dalam dunia kerja

- Pemerataan (tidak merata) pembangunan pada seluruh wilayah Kota bogor

- Tidak ada kebijakan yg mengkaitkan sektor pertumbuhan ekonomi dengan upaya peningkatan kemiskinan

- Materi pendidikan belum mengadopsi kebutuhan pasar (skill dll)

- Kepedulian aparatur yang rendah melihat kondisi nyata lapangan

- LSM yang menangani kemiskinan kurang shg advokasi kurang

- Program banyak sebagai charity

- Akses kepada lembaga keuangan kurang

- Pembangunan kota bogor pesat - Penduduk terancam tersingkir

karena tidak mampu bersaing dengan penduduk pendatang (migrasi masuk)

- Penguasaan sumberdaya oleh swasta

- Globalisasi

- Paham tradisionall (banyak anak banyak rejeki)

Dokumen terkait