• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan berkaitan dengan pembahasan dan kesimpulan diatas adalah:

1. Sebaiknya segera diadakan pembaharuan UUPM yang sudah jauh tertinggal karena dibentuk ketika Pasar Modal di Indonesia masih sederhana dan saat ini Pasar Modal sudah sangat canggih sehingga UUPM tidak bisa mengakomodir kebutuhan industri Pasar Modal. Hal ini semakin urgent untuk dilakukan menimbang bahwa lembaga pengawas pasar modal juga sudah beralih ke OJK. Maka untuk mengakomodir dan menciptakan pengawasan yang lebih efektif dan efisien sehingga mampu mewujudkan kondisi pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien hendaknya dengan segera diadakan revisi UUPM.

2. OJK selaku otoritas pengawasan yang baru hendaknya mampu mendorong atau memberi pengaruh yang besar untuk segera mengadakan pembaharuan UUPM dan peraturan hukum lainnya yang terkait dengan pasar modal. Hukum yang menjadi landasan OJK dalam melakukan pengawasan, oleh karena itu untuk mampu berjalan dengan baik, pengawasan itu memerlukan landasan atau koridor hukum yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang ada di dalam masyarakat. Hal ini seharusnya menjadi acuan agar OJK gencar dalam melakukan pembaharuan produk hukum yang berkaitan dengan pengawasan yang mereka lakukan.

BAB II

SISTEM PENGAWASAN PASAR MODAL SEBELUM TERBENTUKNYA OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

A. Tinjauan Umum Mengenai Pasar Modal

1. Definisi pasar modal dan landasan hukum pasar modal a. Definisi pasar modal

Sebelum menguraikan mengenai definisi dari pasar modal, terlebih dahulu perlu mengetahui bagaimana posisi pasar modal dalam struktur pasar keuangan (Financial Market). Pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan. Pasar keuangan ini meliputi kegiatan pasar uang (money market), pasar modal (capital market), dan lembaga pembiayaan lainnya seperti sewa beli (leasing), anjak piutang (factoring), modal ventura (venture capital), kartu kredit. Pasar keuangan memainkan fungsi, yaitu menyediakan mekanisme untuk menentukan harga aset keuangan, membuat aset keuangan lebih likuid dan mengurangi biaya peralihan aset.35

Pengertian pasar modal sebagaimana pasar pada umumnya yaitu merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Disini yang diperjualbelikan adalah modal atau dana. Jadi pasar modal mempertemukan penjual modal/dana dengan pembeli modal/dana yang lazim disebut investor.

Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan.

36

“lembaga pasar modal adalah merupakan pelengkap disektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar

Definisi pasar modal menurut Marzuki Usman :

35

M.Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : Prenada Media, 2004), hlm. 13.

36

modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik dana dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go

public).”37

Pembeli dana/modal adalah mereka, baik perorangan maupun kelembagaan/badan usaha yang menyisihkan kelebihan dana/uangnya untuk usaha yang bersifat produktif. Sedang penjual modal/dana adalah perusahaan yang memerlukan dana atau tambahan modal untuk keperluan usahanya.38 Istilah pasar modal (Capital Market) berarti suatu tempat atau sistem bagaimana cara dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan dana untuk kapital suatu perusahaan, merupakan pasar tempat orang membeli atau menjual surat efek yang baru dikeluarkan.39

Pasar modal juga disebut sebagai bursa efek, dalam bahasa Inggris disebut Securitas Exchange atau Stock Market, seperti tampak pada istilahnya berbeda, namun pada intinya sama yaitu merupakan tempat bertemunya penjual dana dan pembeli dana yang di pasar modal atau bursa tersebut diperantarai oleh para anggota bursa selaku pedagang perantara perdagangan efek untuk melakukan transaksi jua-beli.40

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian pasar modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan atau merupakan aktivitas yang memperjualbelikan surat-surat berharga.

Pasar modal disebut sebagai bursa efek karena pasar modal adalah tempat memperdagangkan efek.

41

37

Marzuki Usman, “Pasar Modal Sebagai Piranti untuk Mengalokasi Sumber Daya Ekonomi Secara Optimal”, Jurnal Keuangan dan Moneter, Volume 1, Nomor 1, Juli 1989.

38

Ibid.

39

Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1996), hlm. 10.

40

Ibid.

41

Adapun UUPM Pasal 1 angka (13) memberi pengertian :

Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Dengan demikian, pasar modal adalah sebuah tempat memperdagangkan efek yang diterbitkan oleh perusahaan publik yang melibatkan lembaga dan profesi yang terkait dengan efek.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan unsur-unsur dari pengertian pasar modal adalah :

1) Adanya perusahaan atau lembaga usaha lainnya yang menawarkan saham atau obligasi kepada masyarakat dan telah memenuhi syarat- syarat yang diperlukan.

2) Adanya masyarakat investor, lembaga investasi seperti asuransi, dana pensiun dan sebagainya, yang bersedia membeli saham atau obligasi.

3) Adanya lembaga pasar modal yang dapat mempertemukan untuk peminta dan penyedia dana.

4) Adanya perantara dan pedagang efek yang berperan sebagai lembaga penunjang pasar modal.

b. Landasan hukum pasar modal

Pasar modal telah dikenal sejak lama di Indonesia, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Pengaturan hukum atau landasan hukum merupakan perangkat yang harus ada di pasar modal, karena rumit dan luasnya bidang yang terkait dengan pasar modal ini.42

42

Abdul R. Saliman, Op. cit., hlm. 234.

Dengan mengetahui sumber-sumber hukum yang menjadi titik tolak dalam penetapan suatu keputusan yang berlaku di pasar modal, diharapkan pembuat keputusan tidak berlaku sewenang-wenang dalam rangka menegakkan hukum. Aturan-aturan yang berlaku menjadi pegangan bagi seluruh

pelaku pasar modal untuk menentukan apakah penindakan terhadap pelanggaran yang dilakukan mengacu kepada hukum yang berlaku di bidang pasar modal.43

Sumber hukum yang menjadi landasan dan ruang lingkup kehidupan dari industri pasar modal adalah :44

43

M.Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.cit. hlm. 42.

44

Ibid., hlm. 43.

1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (PP ini mencabut keberlakuan Keppres Nomor 53 Tahun 1990 tentang Pasar Modal).

3) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.

4) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1995 tentang Pencabutan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990 tentang Pasar Modal sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 284/KMK.010/1995.

5) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana oleh Pemodal Asing. 6) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 647/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham Efek oleh Pemodal Asing (maksimal 85% dari modal disetor)

7) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 455/KMK.01/1997 tanggal 4 September 1997 tentang Pembelian Saham oleh Pemodal Asing melalui Pasar Modal.

8) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 179/KMK.010/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Permodalan Perusahaan Efek.

9) Seperangkat peraturan pelaksana yang dikeluarkan Ketua Bapepam sejak tanggal 17 Januari 1996.

Kebutuhan Akan perangkat hukum dan peraturan pelaksanaanya sangat diperlukan karena laju pertumbuhan ekonomi dan perkembangan pasar modal berjalan dengan pesat. Para pelaku pasar modal terutama masyarakat investor memerlukan adanya kepastian hukum dalam pasar modal disamping adanya aspek full and fair disclosure.

Investor tidak termotivasi untuk memasuki pasar modal Indonesia jika pasar yang bersangkutan tidak memiliki perangkat aturan yang menjamin perlindungan, kepastian hukum, dan keadilan. Apalagi bisnis di bidang pasar modal adalah bisnis yang mengandalkan kepercayaan. Kepercayaan itu akan lebih aman dan terjamin jika dipayungi oleh peraturan yang jelas dan mengikat,45

Bagi negara-negara maju, pasar modal merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan pemerintah untuk pelaksanaan kebijakan moneter. Sedangkan di negara sedang berkembang, peranan tersebut ditambah lagi dengan peranan sebagai agen pembangunan (development agent).

atau lebih dikenal dengan kepastian hukum.

2. Peranan Pasar Modal Bagi Pembangunan Ekonomi

46

45

I Putu Gede Ary Suta, Op.cit., hlm. 60.

46

Mandala Manurung dan Prathama Rahardja, Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia), (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), hlm. 68.

Berkembangnya pasar modal di berbagai negara disebabkan karena banyaknya manfaat yang dapat diberikan bagi pengembangan perekonomian suatu negara. Manfaat ini antara lain sebagai berikut :

a. Memperbaiki Struktur Permodalan Perusahaan

perusahaan dapat meningkatkan permodalannya tidak hanya dalam bentuk pinjaman (loan), tetapi juga dimungkinkan dalam bentuk equity melalui penerbitan saham di pasar modal. Perusahaan dapat menghimpun dana dengan menawarkan saham yang belum dikeluarkan (porteppel) dan atau menerbitkan saham dalam rangka penambahan modal dasar.47

dengan tersedianya berbagai instrumen pasar modal, perusahaan akan memperoleh alternatif yang lebih luas untuk mendapatkan dana dengan cost yang paling rendah.

b. Meningkatkan Efisiensi Alokasi Sumber-Sumber Dana

48

Dengan transparans, suatu perusahaan akan terhindar dari praktik-praktik mark-up dan manipulasi. Penerapan prinsip full and fair disclosure akan memperkuat posisi pemegang saham dan Bapepam untuk memantau kinerja perusahaan-perusahaan. Adanya keharusan untuk menerapkan prinsip keterbukaan di pasar modal sebagai suatu keniscayaan yang akan melahirkan budaya fairness. Hal itu selanjutnya akan menciptakan perilaku bisnis yang baik di pasar modal, sehingga akan berpengaruh terciptanya ekonomi yan sehat.

c. Menunjang Terciptanya Perekonomian yang Sehat

49

47

M.Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.cit., hlm. 34.

48

Ibid., hlm. 35.

49

d. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

Melalui pasar modal, masyarakat mempunyai kesempatan untuk dapat memiliki saham-saham perusahaan yang go public. Dana yang diperoleh perusahaan akan digunakan untuk pengembangan usaha yang selanjutnya akan dapat meningkatkan produksi nasional.50

Pasar modal memberikan kemungkinan bagi investor lokal maupun asing untuk melakukan divestasi manakala menginginkan untuk tidak lagi berinvestasi di sektor tertentu. Pelepasan saham kepada masyarakat merupakan cara yang baik bagi perusahaan yang tidak ingin meneruskan investasinya. Karena dengan begitu, perusahaan ikut menanam modal, bukan hanya mengharapkan keuntungan yang besar dalam waktu yang relatif singkat, tanpa menyumbang apapun bagi kehidupan masyarakat. Bagi masyarakat pelepasan saham itu memberikan kemungkinan kepada masyarakat luas untuk ikut menikmati keberhasilan perusahaan di dalam kegiatan usahanya.

e. Membuka Alternatif Divestasi (Pelepasan Modal)

51

Semakin banyak perusahaan yang listing di bursa akan memberikan peluang kepada pemerintah untuk menghimpun pendapatan negara dari sektor pajak dan wajib pajak perusahaan. Selain itu, dengan banyaknya emiten dan perusahaan yang listing diharapkan akan banyak terjadi transaksi. Dari transaksi itulah pemerintah bisa memperoleh pendapatan melalui pajak. f. Meningkatkan Penerimaan Negara

50

Ibid.

51

Berkembangnya pasar modal memungkinkan penerimaan negara melalui pajak dapat lebih ditingkatkan.52

Kalau pendapatan per kapita masyarakat meningkat, maka penyelenggara tidak perlu terlalu kuat menekankan pinjaman luar negeri untuk pembiayaan sektor ekonomi. Pinjaman luar negeri dapat dikonsentrasikan pada upaya pembangunan infrastruktur dan sarana bagi masyrakat. Pembiayaan kegiatan ekonomi bertumpu pada penghimpunan dana masyarakat melalui pasar modal untuk memenuhi kebutuhan akan pembiayaan aktivitas sektor riil.

g. Dapat Mengurangi Utang Luar Negeri Pihak Swasta

53

Pasar modal dapat dijadikan media bagi generasi muda dalam berpartisipasi membangun perekonomian nasional. Dengan jiwa dan semangat yang dinamis serta berani menghadapi tantangan memungkinkan bagi generasi muda untuk mengembangkan pasar modal yang membutuhkan sikap dinamis, kreatif dan berani mengambil keputusan serta siap menghadapi resiko. Perkembangan lebih banyak dibebankan kepada kaum muda. Pasar modal yang merupakan aktivitas yang amat dinamis tampaknya lebih cocok untuk kaum muda agar dapat dengan memberikan kontribusinya bagi perkembangan pasar modal pada khususnya dan ekonomi pada umumnya. Prinsip keterbukaan yang merupakan prinsip yang mengandalkan kejujuran dan rasa tanggung jawabnya diharapkan akan mampu membangun mental kaum muda untuk jujur dan bertanggungjawab.

h. Sarana Bagi Generasi Muda

54 52 Ibid. 53 Ibid., hlm. 37. 54 Ibid.

3. Instrument investasi di pasar modal

Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal.55 Arti efek menurut UUPM Pasal 1 angka 5 adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Pengertian efek ini mencakup efek dalam arti luas.56 Sedangkan Prof. Limperg memberikan definisi menurut hak pemegangnya, yaitu:57

Keterbatasan dana atau modal seringkali menjadi alasan utama bagi dunia usaha untuk tidak melakukan ekspansi sesuai dengan kesempatan atau peluang bisnis yang tersedia. Tidak sedikit para pengusaha yang bisnisnya jalan di tempat karena modal yang terbatas dan tidak jarang usahawan melewatkan peluang yang tersedia akibat tidak didukung oleh modal yang kuat untuk jangka panjang.

a. Hak pemilikan atas sebagian kekayaan/permodalan perusahaan. b. Hak untuk menerima bagian laba perusahaan.

c. Hak dalam bagian utang jangka panjang.

Secara umum instrumen di pasar modal dapat dibedakan atas beberapa katagori :

1) Instrumen Utang (Obligasi)

58

55

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (Kebijakan Moneter dan Perbankan), (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), hlm. 507.

56

M.Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.cit., hlm. 181.

57

B. De Smalen, Bursa Efek, Perusahaan Efek dan Lalu Lintas Efek, (Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 1997), hlm. 12.

58

Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan dapat menggunakan sumber yang berasal dari luar. Biasanya dana yang berasal dari pihak luar dapat berupa pinjaman bank yang merupakan sumber konvensional atau berupa surat utang (debt instruments). Salah satu instrumen utang yang dikenal adalah obligasi.59

Obligasi merupakan bukti pengakuan utang dari perusahaan dan instrumen ini sering disebut dengan bonds.60 Obligasi adalah sekuritas berpendapatan tetap (fixed income securities) yang diterbitkan berhubungan dengan perjanjian utang.61 Sebagai sekuritas berpenghasilan tetap obligasi mempunyai karakteristik, yaitu:62

d) mempunyai nilai nominal (nilai pari)

a) surat berharga yang mempunyai kekuatan hukum; b) memiliki jangka waktu tertentu atau jatuh tempo; c) memberikan pendapatan tetap secara periodik;

63

Beberapa keuntungan perusahaan bila menerbitkan obligasi antara lain tidak terdapatnya campur tangan pemilik dana terhadap perusahaan dan tidak ada controlling interest oleh pemilik obligasi terhadap perusahaan seperti halnya perusahaan yang menerbitkan saham. Selanjutnya dana obligasi dapat digunakan dalam jangka panjang. Menggunakan obligasi sebagai sumber dana bisa mendatangkan jumlah dana yang diperoleh dalam jumlah yang besar karena calon investor berasal dari berbagai kalangan yang terdiri dari individu, lembaga seperti dana pensiun, asuransi dan reksadana yang memiliki dana dalam jumlah besar

.

59

Ibid.

60

Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Op.cit., hlm. 67.

61

Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar Modal Di Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hlm. 21.

62

Ibid.

63

Dyah Ratih Sulistyastuti, Saham dan Obligasi Ringkasan Teori dan Soal Jawab, (Yogyakarta : Universitas Atmajaya, 2002), hlm. 82

siap diinvestasikan.64 Namun disisi lain, beban finansial dari penerbitan obligasi juga relatif besar, karena harus membayar pokok pinjaman pada saat jatuh tempo dan bunga obligasi selama obligasi tersebut belum jatuh tempo.65

Menurut SK Menteri Keuangan RI No. 1548/KMK/013/1996, obligasi adalah bukti utang dari emiten yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada saat jatuh tempo sekurang-kurangnya 1 tahun sejak tanggal emisi.

66

Obligasi yang dikeluarkan emiten juga beragam tergantung keinginan dari emiten.67

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham.

2) Instrumen Penyertaan (Saham)

68

Saham adalah surat tanda bukti pemilikan suatu perseroan terbatas sebagai suatu investasi modal yang akan memberikan hak atas dividen perusahaan yang bersangkutan.69 Saham merupakan instrumen yang lebih populer di masyarakat. Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham atau sering pula disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan.70 Implikasi dari kepemilikan atas saham mencerminkan kepemilikan atas suatu perusahaan. Berbeda dengan obligasi, saham tidak memiliki jatuh tempo dan tidak memberikan pendapatan tetap.71

64

Yulfasni, Loc.cit.

65

Mandala Manurung dan Prathama Rahardja, Op.cit., hlm.99.

66

Ibid.

67

Kasmir, Op.cit., hlm. 211.

68

Mangasa Simatupang, Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa Dana, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2010), hlm. 19.

69

Edilius dan Sudarsono, Kamus Ekonomi Uang dan Bank, (Jakarta : Rineka Cipta, 1994), hlm. 239.

70

Dahlan Siamat, Loc.cit.

71

Setiap perusahaan yang menjual saham berarti melepaskan hak kepemilikan sebesar saham yang dijualnya. Misalnya, jika saham yang dijual besarnya 10%, maka perusahaan menyerahkan hak kepemilikannya kepada pembeli saham sebesar 10%. Dengan demikian setiap pembeli saham adalah pemilik perusahaan. Tetapi bukan berarti perusahaan yang menjual sahamnya akan kehilangan kontrol atau penguasaan atas manajemen tersebut. Pemilik lama hanya akan kehilangan kekuasaan kontrol manajemen bila saham yang dijualnya ≥ 51%. Jadi berbeda antara memiliki perusahaan dan menguasai perusahaan. Tetapi yang memiliki ≥ 51% sahamlah yang menguasai perusahaan. Hal ini disebabkan bila memiliki 51% saham, maka separoh lebih hak suara berada di tangan mereka. Sehingga apapun keputusannya, tidak bisa dihalangi oleh pemegang saham yang lain.72

Dalam pasar modal dikenal instrumen lain yang merupakan pengembangan dari efek utama, saham dan obligasi, yaitu Indonesian Depository Receipt, dan Efek Beragun Aset.

3) Instrumen efek lainnya

73

72

Mandala Manurung dan Prathama Rahardja, Op.cit., hlm. 94.

73

M.Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.cit. hlm. 194 a) Indonesian Depository Receipt (IDR)

Indonesian Depository Receipt disebut juga sertifikat penitipan efek Indonesia. Efek jenis ini diatur dalam Peraturan Bapepam No.IX.A.10. Penawaran umum Sertifikat Penitipan Efek Indonesia harus melalui pengajuan pernyataan pendaftaran kepala Bapepam. Peraturan No.IX.A.10 mendefinisikan efek sebagai berikut :

“efek yang memberikan hak kepada pemegangnya atas efek utama yang dititipkan secara kolektif pada bank kustodian yang telah mendapatkan persetujuan dari Bapepam”

Sedangkan yang dimaksud dengan efek utama adalah “efek yang dititipkan pada bank kustodian yang menjadi dasar diterbitkannya sertifikat efek Indonesia”.74

Efek beragun aset adalah efek yang disekuritisasi. Artinya, aset tersebut dinilai dengan efek yang kemudian diperjualbelikan. Sekuritisasi aset merupakan suatu proses menjadi suatu piutang atau tagihan yang

kemudian ditransformasikan ke dalam efek yang dijamin dengan aset tersebut. Kumpulan piutang atau tagihan tersebut diubah menjadi investasi yang diperdagangkan di pasar modal.

b) Efek Beragun Aset

75

“Efek Beragun Aset (EBA) adalah efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, efek bersifat utang yang dijamin pemerintah, sarana peningkatan kredit (credit enhancement)/arus kas (cash flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut”.

Dasar hukum dari efek beragun aset ini adalah Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 peraturan itu memberikan definisi,

76

Dengan efek ini perusahaan yang tengah membutuhkan dana besar yang mendesak dan tidak ingin terkena kewajiban pembayaran bunga kredit, maka perusahaan bisa mengeluarkan efek yang nilainya dijaminkan

74 Ibid. 75 Ibid., hlm. 196. 76 Ibid.

dengan aset yang dimiliki oleh perusahaan. Aset yang diagunkan tersebut harus telah mendapat penilaian dari penilai (appraisal).77

Ditinjau dari sudut etimologi kata derivatif berarti derifat atau turunan yang tidak lain maksudnya efek yang merupakan produk-produk yang berasal atau berhubungan (derive) dari atau dengan efek-efek lain yang merupakan efek utama seperti saham atau obligasi.

4) Instrumen Efek Derivatif

78

Hak yang diberikan kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru yang diterbitkan oleh suatu perusahaan disebut bukti Right atau preemptive right.

Efek-efek derivatif yang terdapat di pasar modal antara lain right, option, dan warrant.

a) Right

79

Preemptive right yaitu suatu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan dengan pengeluaran saham baru. 80Dengan Right itu pemegang saham lama berhak untuk didahulukan mendapatkan penawaran beli dari perusahaan secara proporsional pada harga yang telah ditetapkan sebelumnya untuk jangka waktu pendek, tetapi pemilik right tidak mendapatkan dividen, karena ia bukan bukti pemilikan (equity).81

77 Ibid. 78 Yulfasni, Op.cit., hlm. 34. 79

Dahlan Siamat, Op.cit., hlm. 509.

80

Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Op.cit. hlm. 72.

81

M.Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.cit., hlm. 203.

Penerbitan right di pasar modal Indonesia juga disebut penawaran efek terbatas dengan hak membeli lebih dahulu. Biasanya perusahaan menetapkan bahwa setiap pemegang saham lama diberi hak untuk

membeli sejumlah saham baru dengan suatu perbandingan yang ditentukan.82

Option menurut Abdurrahman suatu privelesa atau hak istimewa untuk membeli atau menjual, menerima atau menyerahkan harta benda yang diberikan sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui dan biasanya dengan ganti rugi atau harga. Sedangkan dalam hubungannya dengan saham menurut Jack Francis option adalah “hak kontraktual, tetapi bukan merupakan kewajiban yang diberikan kepada pemilik hak untuk menjual atau membeli sejumlah tertentu saham dengan harga tertentu pada suatu waktu tertentu. Option mempunyai dua tipe, yaitu call option dan put option. Yang dimaksud dengan call option adalah “options to buy”. ... the option grants the owner of the option the right to buy financial asset

Dokumen terkait