• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran-Saran

a. Hendaknya pemerintah lebih meningkatkan sosialiasi mengenai pentingnya pendidikan karakter kepada seluruh warga sekolah.

b. Pemerintah perlu menghadirkan pedoman penilaian pendidikan karakter yang benar-benar terukur dalam menilai karakter siswa. c. Pemerintah perlu menggalakan kegiatan-kegiatan edukatif bagi guru

sehingga guru benar-benar menjadi pioner maupun contoh teladan dalam pembelajaran pendidikan karakter oleh siswa dan dapat menguasai penilaian pendidikan karakter yang valid dan terukur. d. Mempertimbangkan dan mempelajari hambatan dan usulan yang

disampaikan dan diajukan oleh guru berkaitan dengan penilaian pendidikan karakter dengan memberikan jawaban dan bukti nyata. 2. Bagi sekolah:

a. Sekolah hendaknya lebih memperhatikan perkembangan karakter siswa dengan benar, sehingga siswa dapat tumbuh tidak hanya dalam hal intelektual, tetapi juga memiliki sikap, watak, dan tindakan yang positif.

b. Sekolah hendaknya lebih memfasilitasi perkembangan guru dalam menguasai asesmen sehingga di lapangan guru benar-benar menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, alih-alih bersifat subjektif ataupun tidak paham sama sekali tentang penilaian.

c. Guru perlu lebih dituntut untuk menguasai asesmen, sehingga dapat menolong dalam hal penilaian pendidikan karakter siswa.

d. Harus sering mengadakan evaluasi yang berguna bagi kemajuan sekolah maupun warga sekolahnya terutama mengenai penilaian pendidikan karakter.

3. Bagi guru:

a. Perlu membaca dan memahami isi pedoman pendidikan karakter, sehingga dapat membuat rencana dan melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dan benar.

b. Pendidikan karakter yang direncanakan hendaknya bukan hanya sebagai “pemanis” dalam memberikan pendidikan karakter yang tertempel indah di “RPP”.

c. Hendaknya saling bekerja sama dalam menerapkan dan memberikan pendidikan karakter yang baik kepada siswa, sehingga membantu siswa mengurangi hal/kebiasaan buruk dalam karakternya.

d. Hendaknya perlu mempelajari lagi dan meningkatkan kualitas berkaitan dengan penguasaan penilaian pendidikan karakter, sehingga ketika diterapkan, guru dapat mengukur karakter siswa dengan baik dan tepat.

e. Mempelajari lagi tentang langkah-langkah asesmen, sehingga terlatih dan menguasai seluk beluk penilaian pendidikan karakter sampai kepada bagian evaluasinya.

f. Dalam memberikan jawaban pada penelitian, guru hendaknya jujur dan konsisten sehingga dapat terekam dengan jelas hal atau bagian mana yang perlu ditolong berkaitan dengan penilaian pendidikan karakter.

g. Bila asesmen dijadikan ukuran kenaikan kelas bagi siswa, hendaknya hindari teknik penilaian yang bersifat subjektif, belum baik, dan belum ideal untuk dijadikan sebagai teknik penilaian pendidikan karakter yang tepat.

h. Bila tidak tahu atau paham mengenai asemen pendidikan karakter, guru hendaknya membangkitkan inisiatif diri untuk mencari tahu, meminta tolong kepada yang lebih ahli, atau mengusulkan kepada pihak sekolah agar difasilitasi.

i. Evaluasi hendaknya menjadi rutinitas bagi guru, sehingga guru setiap harinya bisa belajar dan menemukan cara atau strategi baru yang tepat dari hasil evaluasi yang ada, terutama berkaitan dengan penilaian pendidikan karakter.

j. Hambatan-hambatan yang terekam, hendaknya dijadikan pembelajaran, dicari jalan keluarnya atau strategi, sehingga ke depannya pelaksanaan penilaian pendidikan karakter dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien tanpa menambah beban guru.

4. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

a. Sebagai guru yang khusus mempelajari dan mengurusi karakter siswa, guru BK perlu lebih berperan aktif dalam pemberian dan penanaman pendidikan karakter di sekolah.

b. Guru BK perlu menguasai pedoman pendidikan karakter, sehingga dalam pengaplikasiannya di sekolah dapat diberikan dengan baik.

c. Hendaknya guru BK berinisiatif dalam menguasai dan menerapkan penilaian pendidikan karakter di sekolah, karena sesuai dengan bidang keilmuan yang dikuasai.

d. Guru BK harus menguasai hal-hal yang berkaitan dengan asesmen dan evaluasi, sehingga dapat diterapkan dalam menilai dan mengevaluasi program pendidikan karakter yang diberikan di sekolah.

e. Bila penilaian pendidikan karakter belum terdapat di sekolah, guru BK hendaknya memiliki inovasi dalam membuat bentuk penilaian pendidikan karakter yang sederhana namun terukur serta dapat digunakan dengan mudah oleh guru-guru lainnya.

5. Bagi Peneliti lain

a. Bagi para peneliti lain yang berminat pada asesmen pendidikan karakter, dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk melakukan penelitian lanjutan pada semua guru di 11 SMP dalam skala nasional ini, demi keterlaksanaan asesmen pendidikan karakter di sekolah yang lebih baik, objektif dan terukur.

b. Peneliti lain yang berminat pada asesmen pendidikan karakter terutama yang menggunakan observasi sebagai teknik penilaian pendidikan karakter, dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk menambah referensi dan melakukan penelitian lanjutan karena cukup banyak temuan-temuan pada penelitian ini yang dapat mendukung penelitian tentang teknik observasi di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat. A. Aziz. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dam Teknik Analisa

Data. Semarang: Salemba Medika.

Ambara, Didith Pramunditya, dkk. (2014). Asesmen Anak Usia Dini. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anas, Sudijono. (1995). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anas, Sudijono. (2010). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Andersen, L. W. (1981). Assessing Affective Characteristic in The Schools. Boston: Allyn and Bacon.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2011). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VII. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2009). Relliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Balitbang Depdiknas. (2006). Panduan Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Depdiknas. Barus, Gendon., Hastuti, M. M., & Sinaga, J. D., dkk. (2014). Penelitian Strategi

Nasional Pengembangan Model Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiental Learning.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Barus, Gendon. (2017, November). The Implementation of Assessment Character

Education Results in Secondary School. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, Volume 118. Diambil pada tanggal 20 Januari 2018,

dari https://www.atlantis-press.com/proceedings/icset-17/25886525

Barus, Gendon., Widanarto, Sebastianus., dan Sinaga, J. D. (2017). Laporan Tahunan

(1) PSHP: Pengembangan Model Asesmen Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Media Film Karakter. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Danandjaja. (2012). Metodologi Penelitian Sosial: Disertai Aplikasi SPSS for

Windows. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur-Balitbang.

Depdiknas. (2003). Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Fathurrohman, dkk. (2013). Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Gunawan, Heri. (2014). Pendidikan Karakter: Konsep dan Implikasi. Bandung: Alfabeta.

Iqbal, Hasan. (2006). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2017). Konsep Dan

Penguatan Pendidikan Karakter Untuk Sekolah Dasar Dan Sekolah Menengah.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Buku Induk Pembangunan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan

Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan

Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Kesuma, Dharma., Triana, Cepi., & Permana H. Johar. (2011). Pendidikan Karakter:

Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Kurinasih, Imas & Berlin Sani. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan

Mardapi. (tanpa tahun). Penilaian Pendidikan Karakter. Tersedia dalam http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Penilaian_karakter.pdf. Diakses 18 Agustus 2017.

Majid. Abdul. (2014). Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Narwanti, Sri. (2011). Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Pembentukan

Karakter dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia.

Pendidikan Karakter Diintegrasikan. (01 September 2010). Diakses pada 09 Januari

2018.

http://nasional.kompas.com/read/2010/08/31/19585479/pendidikan.karakter.dii ntegrasikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 23 Tahun 2006 menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Permana, Fuji Eka dan Puspita, Ratna. (07 September 2017). Ini 5 Saran KPAI Agar

Pendidikan Karakter Berhasil. Diakses pada 15 Januari 2018. http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/17/09/07/ovwe2t-ini-5-saran-kpai-agar-pendidikan-karakter-berhasil.

Poerwanti, E. (2001). Evaluasi pembelajaran, Modul Akta mengajar. UMM Press. Prastowo, Andi. (2014). Memahami Metode-Metode Penelitian: Suatu Tinjauan

Teoritis dan Praksis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Samani dan Hariyanto. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Sardiman AM. (28 September 2013). Pendidikan karakter dan Peran Pemerintah. Diakses pada 09 Januari 2018. http://www.infodiknas.com/pendidikan-karakter-dan-peran pemerintah.html

Sinaga dan Artati. (2017). Experiential Learning Theory (ELT)-Based Classical

Guidance Model to Improve Responsible Character (PDF Download

Available). Available from:

https://www.researchgate.net/publication/317336018_Experiential_Learning_T

heory_ELT-Based_Classical_Guidance_Model_to_Improve_Responsible_Character [accessed Jan 23 2018].

Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Prbandingan

Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.

Sudaryono., Margono, Gaguk., & Rahayu, Wardani. (2013). Pengembangan Instrumen

Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, Nana. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Suparno, Paul. (2015). Pendidikan Karakter Di Sekolah: Sebuah Pengantar Umum. Yogyakarta: PT Kanisius.

Suwandi, Sarwiji. (2010). Model Assesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Suyanto. (2010). Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Ditjenmandikdasmen.

Triatmanto. (2010). Tantangan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah.

http://eprints.uny.ac.id/3792/1/14Triatmanto_EDIT.pdf . Diunduh pada tanggal 18 Januari 2018.

Uno, Hamzah B. & Koni, Satria. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyudi. (2010). Asesmen Pembelajaran Berbasis Portofolio Di Sekolah. Jurnal Visi

Ilmu Pendidikan, Vol 2, No 1, 288-296. Diambil pada tanggal 19 Juni 2017,

dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jvip/article/view/370

Warsito, Hermawan. (1992). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Widodo, Estu. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departement Pendidikan Nasional.

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

https://kbbi.web.id/aspirasi diakses pada15 Januari 2018

http://www.referensimakalah.com/2013/02/jenis-jenis-assessment-penilaian.html diakses pada 17 Juli 2017.

161

ANGKET PENELITIAN

Disusun oleh:

Tim Peneliti PSHP 2017

KERJASAMA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

DAN

DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

KEMENRISTEKDIKTI

A. Pengantar

Angket ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keberlangsungan, kesulitan/hambatan-hambatan penilaian (asesmen) pendidikan karakter yang Bapak/Ibu lakukan di sekolah ini. Informasi atau data tersebut diharapkan dapat membantu memahami permasalahan mengenai keterlaksanaan evaluasi pendidikan karakter sehingga dapat dipikirkan jalan atau solusi pemecahannya, agar pelaksanaan pendidikan karakter dapat lebih baik. Penelitian ini difasilitasi oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Kemenristekdikti tahun 2017 dengan sampel skala nasional. Sekolah ini dipilih menjadi salah satu tempat penelitian ini. Untuk itu, dengan kerendahan hati, perkenankanlah kami memohon bantuan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket ini, sesuai dengan pemahaman, pengalaman, pemikiran, dan penilaian Bapak/Ibu terkait dengan masalah-masalah pelaksanaan pendidikan karakter dan sistem penilaiannya di sekolah ini. Keikhlasan dan bantuan Bapak/Ibu sangat bermanfaat bagi kami dalam mengembangkan sebuah model asesmen (penilaian) hasil pendidikan karakter di SMP. Kami menyadari pekerjaan ini sangat melelahkan Bapak/Ibu, hanya Tuhanlah Yang Maha Murah membalas kebaikan Bapak/Ibu. Kami hanya dapat menghaturkan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya.

Yogyakarta, Mei 2017 Tim Peneliti Dr. Gendon Barus, M. Si.

Koordinator Peneliti

B. Petunjuk Pengisian

1. Terdapat berbagai format pertanyaan dalam angket ini. Bapak/Ibu dimohon membaca secara cermat sebelum memberi respon.

2. Untuk pertanyaan yang disediakan alternatif jawabannya, lingkarilah huruf di depan setiap jawaban yang sesuai dengan penilaian/pengalaman/pendapat/ pemikiran Bapak/Ibu. Dimungkinkan pilihan jawaban Bapak/Ibu lebih dari satu pilihan jawaban. Kami menyediakan space kosong (_______) untuk menampung respon Bapak/Ibu yang belum terwakili pada alternatif pilihan itu, maka jika dipandang perlu berkenanlah Bapak/Ibu untuk mengisinya.

3. Untuk pertanyaan tertentu yang mengandung kemungkinan jawaban terbuka, kami menyediakan tempat isian berupa garis kosong atau kotak. Berkenanlah Bapak/Ibu mengisinya dengan jawaban yang sesuai.

4. Kami menyadari pekerjaan ini sangat melelahkan Bapak/Ibu, hanya Tuhanlah Yang Maha Murah membalas kebaikan Bapak/Ibu. Kami hanya dapat menghaturkan terima kasih.

Nama sekolah : Nama lengkap responden :

Jabatan stuktural :

Guru matapelajaran :

1. Menurut penilaian Bapak/Ibu, apakah sekolah ini memiliki perencanaan tentang pendidikan karakter?

A. Ada perencanaan yang baik dan operasional B. Ada perencanaan, namun kurang operasional C. Kurang direncanakan dengan baik

D. Tidak ada perencanaan yang jelas E. Saya kurang begitu paham

F. _____________________________________________________________ 2. Apakah Bapak/Ibu turut terlibat dalam menyusun perencanaan pendidikan karakter?

A. Ya, saya dan semua guru turut terlibat B. Ya, saya terlibat namun tidak semua guru C. Beberapa guru terlibat, tetapi saya tidak

D. Hanya Kepala Sekolah dan beberapa guru (tim) yang dilibatkan menyusun E. Saya kurang begitu paham

F. _____________________________________________________________

3. Pemerintah c.q Direktorat Pembinaan SMP, Depdiknas (2010) telah memberlakukan Pedoman Pendidikan Karakter di SMP. Sejauhmana Bapak/Ibu mengetahui isinya?

A. Saya sudah membaca dan mengetahui persis isinya B. Saya belum sempat membacanya

C. Saya merasa tidak perlu membaca/mempelajarinya

D. Hanya Kepala Sekolah dan beberapa guru yang ditugasi mempelajari E. Sudah pernah disosialisasikan sekolah atau melalui pelatihan guru

F. Pedoman itu bagus dan komplit, namun tidak operasional/sulit diterapkan G. Saya kurang begitu paham

H. _____________________________________________________________ 4. Bagaimanakah perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah ini?

A. Direncanakan dan dilaksanakan sesuai rencana

B. Perencanaannya bagus, namun pelaksanaannya sulit/kurang baik C. Perencanaan maupun pelaksanaan belum memuaskan

D. Kurang baik dalam perencanaan, namun baik dalam pelaksanaan E. Ditulis indah dalam RPP, namun miskin dalam aksi/sulit diterapkan F. Saya kurang begitu paham

G. Belum pernah dievaluasi antara rencana, pelaksanaan, maupun hasilnya Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter

(1) _______________________________ (6)________________________________ (2) _______________________________ (7) _______________________________ (3) _______________________________ (8) _______________________________ (4) ________________________________ (9) _______________________________ (5) ________________________________(10) _______________________________ 6. Indikasi apa yang dapat Bapak/Ibu tunjukkan/rasakan atas keberhasilan pendidikan karakter

di sekolah ini? Mohon dituliskan beberapa tanda/indikasi di kotak ini.

7. Indikasi apa yang dapat Bapak/Ibu tunjukkan/rasakan atas kekurangberhasilan pendidikan karakter di sekolah ini? Tuliskan beberapa tanda/indikasi di kotak ini.

1. Menurut Bapak/Ibu apakah asesmen (penilaian) pendidikan karakter itu penting? A. Sangat penting B. Penting C. Kurang penting D. Tidak perlu E. Membebani F. _____________________________________________________ 2. Bagaimanakah keterlaksanaan asesemen pendidikan karakter di sekolah ini?

A. Terlaksana rutin B. Dilaksanakan bila perlu

C. Dilaksanakan bila ada permintaan dari dinas pendidikan D. Jarang

E. Tidak pernah

(2) ___________________________________________________________________ (3) ___________________________________________________________________ 4. Bagaimana sekolah merancang asesmen pendidikan karakter di sekolah ini?

A. Sekolah belum memikirkan dan melakukannya B. Diserahkan kepada satu tim kerja untuk merancang C. Diserahkan kepada masing-masing guru untuk merancang D. Sekolah maupun guru belum pernah memikirkan hal itu E. Saya kurang begitu paham

F. ___________________________________________________________

5. Sepengetahuan Bapak/Ibu, pedoman penilaian pendidikan karakter di sekolah ini dibuat berdasarkan apa?

A. Mengikuti peraturan pemerintah

B. Membuat berdasarkan visi dan misi sekolah

C. Menggabungkan peraturan pemerintah dan Visi Misi sekolah

D. Membuat berdasarkan nilai-nilai yang berkembang di dalam sekolah E. Membuat berdasarkan inisiatif pemikiran Kepala sekolah dan Guru-guru F. ___________________________________________________________ 6. Sasaran apa yang Bapak/Ibu harapkan dari penilaian pendidikan karakter?

A. Sejauh mana terlaksana tidaknya pendidikan karakter B. Sejauh mana manfaat yang dicapai dari pendidikan karakter C. Sejauh mana efektivitas pencapaian tujuan pendidikan karakter

D. Hasil apa yang diperoleh terkait peningkatan/perbaikan karakter siswa

E. Hambatan/gangguan apa yang dialami dalam pelaksanaan pendidikan karakter F. Faktor-faktor pendukung apa yang menyumbang kelancaran pendidikan karakter G. Hal-hal apa yang dirasakan menjadi praktik baik (unggul) dalam pendidikan karakter H. Program/kegiatan apa yang perlu diperbaiki atau dihapuskan

7. Ranah pendidikan karakter manakah menurut Bapak/Ibu yang paling diutamakan untuk dinilai dalam asesmen pendidikan karakter di sekolah ini?

A. Kognitif (pengenalan/pemahaman) B. Afektif (perasaan, sikap, dan nilai) C. Psikomotorik (perilaku dan tindakan)

8. Dari ketujuh langkah penilaian berikut ini, langkah mana yang Bapak/Ibu lakukan? A. Menyusun Rencana Asesmen atau Evaluasi Hasil Belajar

B. Menghimpun Data

C. Melakukan Verifikasi Data D. Mengolah dan Menganalisis Data

E. Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan Menarik Kesimpulan F. Menyimpan Instrumen Asesmen dan Hasil Asesmen

G. Menindaklanjuti Hasil Evaluasi

A. Kepala sekolah (perannya: ………)

B. Wakasek Kesiswaan (perannya: ………)

C. Guru BK (perannya: ………..…)

D. Guru Agama (perannya: ………)

E. Guru PPKN (perannya: ………..…)

F. Guru Olahraga (perannya: ………..………)

G. Wali kelas (perannya: ……….)

H. Orang tua/komite sekolah (perannya: ………) I. ________________________________________________________________ 11. Apakah hasil asesemen pendidikan karakter siswa dapat dijadikan ukuran penentu siswa

naik kelas?

A. Ya, dijadikan sebagai ukuran

B. Sedikit ikut andil untuk dijadikan ukuran C. Tidak dijadikan sebagai ukuran

D. Hanya sebatas sebagai penilai sikap

E. 50% dijadikan ukuran, 50% penentu nilai sikap

F. ____________________________________________________________ 12. Bagaimanakah frekuensi dan durasi kegiatan asesmen hasil pendidikan karakter?

A. 1 kali per semester selama 1-3 hari atau lebih B. 1 kali per tahun selama 2 hari atau lebih C. 2 kali per semester selama 1-2 hari/kali D. 2 kali per tahun selama 2-4 hari/kali

E. Tidak menentu tergatung kebijakan sekolah F. Belum pernah dilakukan

1. Sebelum melakukan penilaian pendidikan karakter di sekolah, hal apa saja yang dilakukan atau dipersiapkan oleh Bapak/Ibu?

A. Saya menyiapkan alat/instrument untuk penilaian pendidikan karakter

B. Saya berkonsultasi terlebih dahulu dengan orang yang paham dengan pendidikan karakter

C. Saya menyiapkan bahan-bahan yang akan diguanakan dalam penilaian pendidikan karakter

D. Saya bekerja sama dengan guru lain dalam mempersiapkan diri dan bahan untuk penilaian diri

E. Saya mengecek lingkungan sekolah sehari sebelum dimulai penilaian pendidikan karakter

F. _______________________________________________________________ Pelaksanaan Penilaian Pendidikan Karakter

B. Observasi

C. Inventori skala sikap D. Wawancara

E. Anekdota record F. Diserahkan ke guru BK

H. Dokumentasi

I. Mencermati laporan orang tua (orang lain)

J. Penilaian dari antar siswa K. ________________________ 3. Berikut ini adalah teknik-teknik penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian

pendidikan karakter. Teknik manakah yang paling sering Bapak/Ibu gunakan? A. Tes Inteligensi B. Tes Bakat C. Tes Minat D. Tes Kepribadian E. Tes Kreativitas F. Tes Sikap

G. Tes Hasil Belajar H. Tes Individual I. Tes Kelompok J. Tes Tertulis K. Tes Lisan L. Tes Perbuatan M. Pengamatan N. Wawancara O. Angket P. Pemeriksaan Dokumen Q. Inventori

R. Daftar cek (Checklist) S. Skala Penilaian T. Skala Penilaian diri

4. Apa saja kelebihan dari teknik asesemen yang digunakan oleh Bapak/Ibu dalam mengasesmen pendidikan karakter di sekolah?

5. Apa saja kekurangan dari teknik asesemen yang digunakan oleh Bapak/Ibu dalam mengasesmen pendidikan karakter di sekolah?

6. Bagaimana cara Bapak/Ibu melaksanakan teknik penilaian pendidikan karakter tersebut? A. Memberikan tes kepada siswa

B. Meminta siswa mengisi lembar kerja penilaian

C. Meminta siswa menuliskan kekuatan dan kelemahan pribadi dirinya

D. Menugaskan siswa melakukan sebuah tindakan atau aksi nyata berhubungan dengan nilai-nilai karakter, kemudian dinilai

E. Memberikan siswa angket untuk diisi

F. Meminta siswa untuk saling menilai temannya

B. Tidak

Bila ya, kesimpulan paling umum apakah yang sering Bapak/Ibu temukan dari hasil penilaian tersebut?

1. Bentuk penilaian apakah yang Bapak/Ibu gunakan untuk menilai hasil pendidikan karakter siswa di sekolah ini?

A. Menggunakan angka 1-10 atau 1-100 B. Menggunakan huruf A-E

C. Menggunakan deskripsi (menggambarkan dengan kata atau kalimat) D. Angka dan deskripsi

E. Angka, huruf, dan deskripsi penilaian

F. __________________________________________________________

2. Apakah sekolah memiliki bentuk penilaian sendiri terhadap hasil asesmen pendidikan karakter di sekolah ini?

A. Ya, sekolah memiliki bentuk penilaian sendiri

B. Tidak, sekolah mengikuti bentuk penilaian dari pemerintah

C. Ya, sekolah mengkombinasi bentuk penilaian sendiri dan pemerintah

D. Ya, Sekolah bekerja sama dengan lembaga yang berkarya dalam bidang pendidikan karakter untuk membuat skor penilaian

E. Tidak, sekolah sama sekali tidak memiliki bentuk penilaian sendiri

F. ________________________________________________________________ 3. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu menganalisis dan mengelola data hasil asesemen

pendidikan karakter di sekolah ini? Mohon Bapak/Ibu berkenan menuliskan cara Bapak/Ibu menganalisis dan mengelolah data hasil penilaian pendidikan karakter di sekolah ini.

B. Ada tim yang ditunjuk untuk menginterpretasi C. Guru BK dan atau bersama wali kelas

D. Wali kelas saja E. Perwakilan siswa F. Masukan dari orang tua

G. Ahli penilaian dari luar sekolah H. Psikolog pendidikan

I. _______________________________________________________________

1. Adakah evaluasi bersama setelah melakukan asesemen pendidikan karakter di sekolah? A. Ya, ada proses evaluasi bersama

B. Ya, ada proses evaluasi tetapi hanya dilakukan beberapa guru yang bergabung dalam tim penilai

C. Ya, ada proses evaluasi, tetapi proses evaluasi dilakukan secara mandiri oleh guru-guru.

D. Tidak ada proses evaluasi bersama, tetapi guru mengevaluasi dengan menuliskan kritik dan saran

E. Tidak ada proses evaluasi sama sekali

F. __________________________________________________________

2. Berdasarkan teknik penilaian tertentu yang Bapak/Ibu gunakan untuk menilai hasil pendidikan karakter, apakah tujuan pendidikan karakter yang direncanakan sudah tercapai?

A. Sangat tercapai dengan memuaskan B. Tercapai dengan memuaskan

C. Tercapai, namun setengah memuaskan D. Kurang tercapai dan belum memuaskan E. Belum ada capaian sama sekali yang terlihat

F. ____________________________________________________________

3. Apakah pelaksanaan evaluasi pendidikan karakter di sekolah ini berjalan lancar dan baik? A. Ya, sangat lancar dan baik

B. Ya, lancar dan baik

C. Ya, cukup lancar dan cukup baik D. Tidak lancar dan tidak baik

E. Tidak, sangat tidak lancar dan tidak baik F. Belum pernah dilakukan evaluasi sama sekali

G. ____________________________________________________________

Evaluasi Penilaian Pendidikan

B. Cukup terlibat C. Kurang terlibat D. Tidak terlibat E. Sangat tidak terlibat

Dokumen terkait