• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterlaksanaan dan hambatan-hambatan asesmen pendidikan karakter (studi deskriptif eksploratif keterlaksanaan dan hambatan-hambatan asesmen pendidikan karakter di SMP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keterlaksanaan dan hambatan-hambatan asesmen pendidikan karakter (studi deskriptif eksploratif keterlaksanaan dan hambatan-hambatan asesmen pendidikan karakter di SMP)"

Copied!
232
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN ASESMEN PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Deskriptif Eksploratif Keterlaksanaan dan Hambatan-Hambatan Asesmen Pendidikan Karakter di SMP) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh: Maria Titian Moi Lay NIM: 141114052. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN ASESMEN PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Deskriptif Eksploratif Keterlaksanaan dan Hambatan-Hambatan Asesmen Pendidikan Karakter di SMP) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh: Maria Titian Moi Lay NIM: 141114052. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN MOTTO. Motto hidupku adalah:  . Jadilah Selalu Berkat dan Malaikat Bagi Sesama. Selalu Percaya Pada Tuhan dan Tolonglah Sesama, Kelak Berkat dan Penyertaan Tuhan akan Senantiasa Bersamaku dengan Segala Kebahagiaan dan Kemakmuran yang Mengikutinya  . . Fiat Foluntas Tua. Balaslah Kejahatan dengan Kebaikan. Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk kepada Anda. Ingatlah bahwa Anda menunjukkan penghargaan kepada orang lain bukan karena siapa mereka, melainkan karena siapa diri Anda. (Andrew T. Somers). . Orang yang berhasil dalam kehidupan ini adalah orang yang bangkit dan mencari situasi yang mereka inginkan. Jika tidak menemukannya, mereka akan menciptakannya. (George Bernard Shaw). . Orang hebat mencari sesuatu di dalam dirinya. Orang biasa mencari sesuatu di dalam diri orang lain. (Francois La Rochefoucauld). . Optimis artinya mengharapkan yang terbaik. Percaya diri artinya tahu mengatasi yang terburuk. Tidak akan ada kemajuan apa-apa jika Anda hanya bersikap optimis tanpa percaya diri. (Aksioma Zurich) . Kaca, porselen, dan nama baik adalah sesuatu yang gampang pecah, dan tidak akan dapat direkatkan kembali tanpa menimbulkan bekas. (Benjamin Franklin). . If you don’t like something, change it. If you don’t change it, change your attitude. (Maya Angelou). iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Karya ini saya persembahkan kepada: Dia yang telah memberikanku hembusan nafas kehidupan dan segala keajaiban dalam hidupku yaitu Tuhan. Cinta abadi dalam hidupku Tuhan Yesus, wanita yang menjadi teladan yakni Bunda Maria, dan penggerak dalam hidupku yaitu Roh Kudus. Kepercayaan Tuhan yang menjadi teladan, semangat dan tempat belajarku di dunia, Orang tuaku tercinta Aba Kornelius Lay (Alm.) dan Mama Maria Fermina Beku Lay Mereka yang menjadi semangat dan pendorong diriku agar menjadi orang sukses dan berhasil yaitu Kakak Gorgonius Lay (Alm.), Adik Raimundus Andreano Lay dan Fransiskus Minikus Savio Lay Diriku yang luar biasa dan sang adaptor hebat Maria Titian Moi Lay Seluruh keluarga besar dan leluhur saya, Almamater dan para guru di sekolah (TK Tunas Harapan Boawae, SDK Boawae, SMP dan SMA St. Clemens Boawae), Universitas Sanata Dharma terkhusus Program Studi Bimbingan dan Konseling dan para dosen dan Mas Moko, Sahabat dan Teman-Teman seperjuangan BK angkatan 2014, TemanTeman Gnc Ministry, BEMU “Kabinet Driyarkara Muda” 2016 dan DPMU 2017, Penghuni Kos Putri Cinta terutama untuk pemilik kos Bapak Mulyadi dan Ibu Susi yang selalu menolong saya, para penolong dan orang baik yang diberikan Tuhan untuk saya, seluruh makhluk hidup dan alam semesta, serta daerah asal saya NTT dan Kota Yogyakarta yang memberikan saya tempat untuk berlindung dan belajar.. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN ASESMEN PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Deskriptif Eksploratif Keterlaksanaan dan Hambatan-Hambatan Asesmen Pendidikan Karakter di SMP) Maria Titian Moi Lay Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2018 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan dan hambatan asesmen pendidikan karakter di SMP yang meliputi: (1) Perencanaan Pendidikan Karakter dan Asesmen Pendidikan Karakter, (2) Pelaksanaan Penilaian Pendidikan Karakter, (3) Evaluasi Penilaian Pendidikan Karakter, (4) Hambatan-Hambatan Penilaian Pendidikan Karakter, (5) Usaha-Usaha Sekolah Mengatasi Hambatan-Hambatan Penilaian Pendidikan Karakter. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif pada level eksploratif. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket terbuka dan tertutup yang disebarkan di 11 SMP dalam skala nasional kepada 51 orang kepala sekolah dan guru. Data dianalisis secara deskriptif eksploratif dengan teknik persentase dan hasilnya disajikan dalam perspektif grafik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah memiliki perencanaan pendidikan karakter (75%) dan hanya 10% guru yang benar-benar memahami isi pedoman pendidikan karakter. Pada perencanaan asesmen pendidikan karakter, 98% guru menilai penilaian pendidikan karakter itu penting, tetapi 18% guru mengakui bahwa penilaian tersebut dilaksanakan bila perlu dan jarang dilakukan. Pedoman pembuatan penilaian pendidikan karakter paling banyak mengkombinasikan peraturan pemerintah dan visi dan misi sekolah. Pada pelaksanaan penilaian pendidikan karakter, hal utama yang dilakukan oleh guru adalah menyiapkan alat/instrumen. Cara yang paling popular dalam menilai pendidikan karakter adalah observasi dengan segala kelebihan dan kelemahannya. Bentuk penilaian hasil pendidikan karakter siswa yang paling umum diberikan adalah dengan menggunakan huruf A-E. Hasil penilaian pendidikan karakter oleh 77% guru, dijadikan sebagai ukuran kenaikan kelas. Setelah menilai, 99% guru melakukan evaluasi dan 94 % guru mengakui evaluasi tersebut benar berjalan. Hambatan paling umum yang dihadapi guru adalah belum adanya soal atau tes yang dapat mengukur capaian pendidikan karakter. Usaha umum yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan ini adalah bertanya kepada pimpinan/ahli, melibatkan seluruh komponen sekolah, memahami karakter siswa, mengikuti seminar, dan mengikuti berbagai pelatihan yang berhubungan dengan penilaian pendidikan karakter. Kata kunci: pendidikan karakter di SMP, keterlaksanaan, hambatan, dan asesmen.. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE FEASIBILITY AND BARRIERS OF CHARACTER EDUCATION ASSESSMENT (An Explorative Descriptive Study of Character Education Assessment Feasibility and Barriers in Junior High School) Maria Titian Moi Lay Sanata Dharma University Yogyakarta 2018 The aim of this research was to know the feasibility and barriers of the character education assessment in Junior High School that include: (1) The Planning of Character Education and Assessment, (2) The Implementation of Character Education Assessment, (3) The Evaluation of Character Education Assessment, (4) The Barriers of Character Education Assessment, (5) The School‟s Efforts to Overcome the Character Education Assessment Barriers. This research was using a descriptive quantitative method in explorative level. Data were gathered using an open and closed questionnaire that was distributed to 11 Junior High School nationally with total 51 teachers and principals. The data were analyzed using explorative descriptive way with percentage technique and the result was formed in graphics perspective. The research result shows that 75% school with character education planning and only 10% teachers that really understand the content of character education guideline. In character education assessment planning, 98% teachers believed that character education assessment is important, but 18% teachers admitted that the assessment only conducted if needed and it was rarely done. The guideline of character education assessment creation was mostly combine government rules and school‟s vision and mission. In the character education assessment implementation, the main thing that teacher should do is preparing the instrument. The popular way to assess character education was advantages and disadvantages observations. The common assessment scoring for student‟s character education result was using A-E. The character education assessment was used by 77% teachers for class advancing requirements. After assessed the students, 94% teachers conducted an evaluation and 94% teacher admitted that the evaluation was indeed implemented. The common barriers that faced by teacher was the unavailability of test that able to measure the character education achievement. The teacher‟s common effort in dealing with this barrier was asking the principle or experts, involving all school‟s components, understand the students‟ character, following seminar, and joining various training that related to character education assessment. Keywords: character education in Junior High School, feasibility, barriers, and assessment.. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaanNya, sehingga pada kesempatan ini, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan baik. Karya ilmiah yang penulis telah selesaikan ini, merupakan sebuah karya yang memberikan penulis pengalaman baru dan berharga, di mana penulis boleh dan banyak mengalami berbagai macam proses di dalamnya baik suka maupun duka. Penulis sungguh dan sangat bersyukur mengalami semua ini. Karya ilmiah ini juga menjadi pendorong bagi penulis untuk terus berkarya dan mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya dalam pendampingan karakter bangsa menjadi generasi yang unggul, cerdas, dan humanis. Karya ilmiah ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah yang telah berhasil diselesaikan ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi penulis. Oleh karena itu, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Gendon Barus, M. Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling sekaligus dosen pembimbing penulisan skripsi yang merupakan salah satu dosen yang baik, sabar dan hebat, yang mau memberikan kesempatan kepada penulis menjadi Tim Peneliti PSHP 2017 di bawah asuhan beliau, memberikan nasihat, semangat, pemikiran dan pandangan yang luar. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. biasa, dan menjadi sumber inspirasi bagi penulis untuk menjadi manusia yang rendah hati dan berprestasi. 2. Juster Donal Sinaga, M. Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling yang mau membantu dengan memberikan arahan yang positif, dan memberikan semangat tersendiri kepada penulis terutama melalui pemikiran-pemikiran beliau. 3. Kepala sekolah dan Bapak/Ibu Guru dari 11 SMP (SMP N 31 Purworejo, SMP N 7 Cirebon, SMP Santo Aloysius Turi, SMP N 2 Playen, SMP N 4 Wates, SMP N 2 Giriwoyo, SMP Xaverius I Palembang, SMP K Santa Maria II Malang, SMP N 1 Gedungaji Baru, SMP N 7 Pangkalpinang, dan SMP Fransiskus Asisi Samarinda) yang berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis dan teman-teman Tim Peneliti PSHP 2017 untuk melakukan penelitian di sekolah serta mau menyediakan waktu menjadi responden di sela-sela kesibukan sebagai seorang guru. 4. Bapak/Ibu dosen, Mas Moko selaku pengurus sekretariat, dan karyawan Program Studi Bimbingan dan Konseling yang senantiasa mendukung dengan penuh kesabaran,. memberikan semangat, dan membagikan ilmunya baik. lewat pembelajaran maupun dalam proses penyelesaian penelitian ini. 5. Aba Kornelius Lay (Alm.), Mama Maria Fermina Beku Lay, Kakak Gorgonius Lay (Alm.), Adik Raimundus Andreano Lay dan Fransiskus Minikus Savio Lay yang senantiasa menjadi sumber kekuatan dan semangat bagi penulis untuk mengejar dan menggapai cita-cita serta menjadi orang sukses dan berguna bagi banyak orang. Terkhusus kepada Mama Fermina. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Beku Lay yang dalam kesendiriannya berjuang untuk selalu memberikan kebahagiaan dan segala yang terbaik untuk penulis dan adik-adik dengan penuh cinta dan hal-hal positif. 6. Kakak Jefri Marianus Boboy, sang sumber inspirasi dan orang baik yang boleh Tuhan perkenankan hadir dengan cara „istimewa‟ untuk bertemu dengan penulis. Kakak yang sudah seperti keluarga dan saudara sendiri, yang dalam hidupnya memberikan segala pembelajaran positif, dorongan untuk senantiasa berprestasi, pesan-kesan semangat dan contoh teladan dalam meraih kesuksesan dengan kerja keras dan perbuatan baik. 7. Keluarga besar dan leluhur penulis, yang dengan caranya masing-masing selalu menjadi sumber kekuatan dan motivasi untuk mewujudkan segala citacita dan harapan. 8. Para penasihat yang sekaligus berperan sebagai sahabat, teman, dan keluarga dalam hidup penulis yakni Sr. Veronika Lusia Buke PPYK, Sr. Damiana Lestari Widiastuti FCh, dan Romo Blasius OCD. Mereka adalah salah satu anugerah terindah yang Tuhan berikan untuk penulis dalam mengarungi kehidupan terutama dalam masa perkuliahan dengan banyak hal dan kebaikan positif yang mereka berikan lewat perkataan maupun perbuatan mereka. Contoh teladan mereka adalah pembelajaran hidup yang sangat berharga. 9. Teman-teman seperjuangan BK angkatan 2014 terutama kepada Rahmi Suciana, Guslita Seventina, Estorina Br Bangun, Chatarina Dewi Anggraeni, Yasinta Kusuma Ardi, Mariana Agnonika Tatus, Nicolaus Daru Purbandono, Fuad Insani Anif, Rachmadi Bambang, dan Chandra Filemon yang telah. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. menjadi keluarga, teman, dan penolong penulis sejak awal penulis berkuliah dan hidup di Yogyakarta. Semoga pertemanan ini terus berlanjut hingga selama-lamanya. 10. Teman-teman penelitian PSHP 2017 (Lita, Dias, Vincent, Brigita, Inggrid, Yus, Bambang, Eko, Govan, Billy, Christian) yang senantiasa berjuang bersama untuk menuntaskan penelitian ini. 11. Organisasi dan teman-teman Gaudiance and Counseling Ministry, Badan Ekesekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma “Kabinet Driyarkara Muda” 2016 (Kementerian Lingkungan Hidup: Fr. Willy, Vena, Dikta, dan Anggra) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma 2017 (Komisi Personalia: Suryo dan Danti) yang dengan caranya masing-masing telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk berkembang, belajar, dan berkarya bersama orang-orang hebat yang ada di dalamnya di luar perkuliahan penulis di kampus. 12. Kos Putri Cinta No. 220 terutama kepada Bapak Mulyadi dan Ibu Susi yang telah menerima dan memberikan tempat berteduh kepada penulis sejak awal penulis berkuliah. Terima kasih untuk segala kebaikan, kesabaran dan pertolongan-pertolongan yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Tak lupa juga untuk penghuni kos dan kamar No. 102 yang dengan caranya masing-masing memberikan kenyamanan dan ruang yang sangat istimewa untuk penulis. 13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu, yang telah membantu penulis selama penulisan laporan skripsi hingga terselesaikannya dengan baik.. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... iii HALAMAN MOTTO .................................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi HALAMAN PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... vii ABSTRAK .................................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................................. xv DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xxii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 9 C. Pembatasan Masalah ........................................................................................... 11 D. Rumusan Masalah ............................................................................................... 11 E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 12 F. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 12 G. Batasan Istilah .................................................................................................... 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................ 17 A. Hakikat Pendidikan Karakter .............................................................................. 17. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Pengertian Karakter ....................................................................................... 17 2. Pengertian Pendidikan Karakter .................................................................... 19 3. Tujuan Pendidikan Karakter.......................................................................... 20 4. Fungsi Pendidikan Karakter .......................................................................... 21 5. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter ............................................................. 22 6. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter.................................................................... 24 7. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter ................................................ 28 B. Hakekat Asesmen ................................................................................................ 30 1. Pengertian Asesmen, Tes, dan Evaluasi ........................................................ 30 2. Tujuan Asesmen ............................................................................................ 34 3. Fungsi Asesmen ............................................................................................ 34 4. Ruang Lingkup Asesmen .............................................................................. 35 5. Prinsip-Prinsip Asesmen ............................................................................... 36 6. Jenis-Jenis Asesmen ...................................................................................... 38 7. Teknik-Teknik Asesmen ............................................................................... 42 8. Langkah-Langkah Asesmen .......................................................................... 51 9. Tes Sebagai Teknik Asesmen ....................................................................... 54 C. Pelaksanaan Asesmen Pendidikan Karakter di SMP .......................................... 55 1. Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter di SMP ........................................... 55 2. Teknik-Teknik Asesmen Pendidikan Karakter di SMP ................................ 56 D. Penilaian Pendidikan Karakter di SMP ............................................................... 57 1. Penilaian Pendidikan ..................................................................................... 57 2. Penilaian Pendidikan Karakter ...................................................................... 58 E. Evaluasi Pendidikan Karakter di SMP ................................................................ 60 1. Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Evaluasi Pendidikan .................................... 60 2. Evaluasi Program Pendidikan Karakter di SMP ........................................... 63 F. Hambatan Penilaian Pendidikan Karakter di SMP ............................................. 65 G. Kajian Penelitian yang Relevan .......................................................................... 66 BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 69 A. Jenis Penelitian .................................................................................................... 69. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 71 C. Subjek Penelitian................................................................................................. 73 D. Defenisi Variabel Penelitian ............................................................................... 74 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 75 1. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 75 2. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 77 F. Validitas Instrumen ............................................................................................. 78 G. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 78 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 83 A. Hasil Penelitian ................................................................................................... 83 1. Deskripsikan keterlaksanaan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter dan asesmen pendidikan karakter di SMP ...................................... 83 2. Gambaran pelaksanaan dan proses penilaian pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMP ................................................................................... 105 3. Gambaran proses evaluasi penilaian pendidikan karakter di SMP ............. 117 4. Hambatan-hambatan yang dihadapi Para guru di SMP dalam proses penilaian pendidikan karakter ..................................................................... 123 5. Usaha-usaha yang dilakukan para guru di SMP dalam mengatasi hambatan-hambatan penilaian pendidikan karakter .................................... 124 B. Pembahasan ....................................................................................................... 126 1. Deskripsikan keterlaksanaan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter dan asesmen pendidikan karakter di SMP .................................... 126 2. Gambaran pelaksanaan dan proses penilaian pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMP ................................................................................... 135 3. Gambaran proses evaluasi penilaian pendidikan karakter di SMP ............. 143 4. Hambatan-hambatan yang dihadapi dan solusi yang dilakukan para guru di SMP dalam proses penilaian pendidikan karakter .......................... 144 5. Usaha-usaha yang dilakukan para guru di SMP dalam mengatasi hambatan-hambatan penilaian pendidikan karakter .................................... 145 BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 149. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. A. Kesimpulan ....................................................................................................... 149 B. Saran-Saran ....................................................................................................... 151 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 156 LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 161. xviii.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Penelitian............................................................................................. 72 Tabel 3.2 Waktu Pengambilan Data................................................................................ 72 Tabel 3.3 Subyek Penelitian ............................................................................................ 73 Tabel 3.4 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 75 Tabel 3.5 Kriteria Deskriptif Persentase Tingkat Penilaian Menurut Suharsimi (2011) .............................................................................................................................. 80 Tabel 4.1 Perencanaan tentang Pendidikan Karakter ...................................................... 83 Tabel 4.2 Penyusunan Perencanaan Pendidikan Karakter .............................................. 84 Tabel 4.3 Pengetahuan Guru tentang Pedoman Pendidikan Karakter di SMP ............... 85 Tabel 4.4 Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter ....................................... 86 Tabel 4.5 Ragam Kegiatan Pendidikan Karakter yang Dilaksanakan di SMP Menurut 51 Guru ............................................................................................................. 87 Tabel 4.6 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter yang Dirasakan 51 Guru Indikator Hasil Pendidikan Karakter ............................................................................... 89 Tabel 4.7 Indikasi Kekurangberhasilan Pendidikan Karakter di SMP Menurut 51 Guru Indikasi Pendidikan Karakter Kurang Berhasil ..................................................... 91 Tabel 4.8 Sikap Guru Terhadap Penting/Tidaknya Asesmen Pendidikan Karakter ........................................................................................................................... 93 Tabel 4.9 Keterlaksaanaan Asesmen Pendidikan Karakter............................................. 94 Tabel 4.10 Rancangan Sekolah Tentang Asesmen Pendidikan Karakter ....................... 96 Tabel 4.11 Pedoman Pembuatan Penilaian Pendidikan Karakter ................................... 96 Tabel 4.12 Sasaran dari Penilaian Pendidikan Karakter ................................................. 98 Tabel 4.13 Ranah Pendidikan Karakter .......................................................................... 99 xix.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.14 Langkah-Langkah Asesmen ........................................................................ 100 Tabel 4.15 Langkah-Langkah Asesmen Yang Paling Sulit Menurut Guru .................. 101 Tabel 4.16 Pihak yang Terlibat dalam Perancangan Asesmen Pendidikan Karakter ......................................................................................................................... 102 Tabel 4.17 Asesmen sebagai Ukuran Kenaikan Kelas.................................................. 103 Tabel 4.18 Frekuensi dan Durasi Kegiatan Asesmen Hasil Pendidikan Karakter ......................................................................................................................... 104 Tabel 4.19 Hal yang Dilakukan Sebelum Melakukan Penilaian Pendidikan Karakter ......................................................................................................................... 106 Tabel 4.20 Cara Guru Menilai Hasil Pendidikan Karakter Siswa ................................ 107 Tabel 4.21 Teknik-Teknik Penilaian Pendidikan Karakter ........................................... 108 Tabel 4.22 Pelaksanaan Teknik Penilaian Pendidikan Karakter ................................... 111 Tabel 4.23 Kesimpulan Penilaian Hasil Pendidikan Karakter ...................................... 112 Tabel 4.24 Bentuk Penilaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa ................................... 114 Tabel 4.25 Bentuk Pedoman Penilaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa ................... 115 Tabel 4.26 Pihak yang Terlibat dalam Menginterpretasi dan Mengambil Kesimpulan Hasil Pendidikan Karakter Siswa ............................................................. 117 Tabel 4.27 Tindakan Evaluasi ....................................................................................... 118 Tabel 4.28 Ketercapaian Pendidikan Karakter yang Direncanakan .............................. 119 Tabel 4.29 Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Karakter ................................................ 120 Tabel 4.30 Keterlibatan Sasaran Asesmen Pendidikan Karakter .................................. 121 Tabel 4.31 Kendala Proses Asesmen Pendidikan Karakter .......................................... 123. xx.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.32 Upaya-Upaya Guru Mengatasi Hambatan Asesmen Pendidikan Karakter ......................................................................................................................... 124 Tabel 4.32 Usulan Guru Agara Asesmen Pendidikan Karakter Berjalan Sesuai Rencana ......................................................................................................................... 125. xxi.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Angket Penelitian ...................................................................................... 161 Lampiran 2 Tabel Data Hasil Angket Penelitian .......................................................... 172 Lampiran 3 Salah Satu Surat Izin Penelitian dari 11 SMP ........................................... 202 Lampiran 4 Dokumentasi .............................................................................................. 203. xxii.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dipapaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk karakter dan budaya bangsa. Pendidikan karakter yang hadir di Indonesia merupakan pemberian bantuan pendidikan dalam bentuk penanaman nilainilai karakter dalam diri penerima pendidikan (peserta didik). Menurut Suparno (2015: 6) “pendidikan karakter sangat penting terutama bagi perkembangan hidup anak didik dan bagi perkembangan bangsa dan negara Indonesia ke depan”. Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, beliau mengawali kerjanya sebagai kepala pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II dengan mengangkat isu tentang pendidikan karakter bangsa sebagai pilar pembangunan. Sejak awal tahun 2010, tepatnya pada tanggal 14 Januari, pemerintah yakni Kementerian Pendidikan Nasional mencanangkan program “Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa” sebagai gerakan nasional. Setelah dicanangkan program ini, beberapa Direktorat Jenderal dengan direktoratdirektorat yang ada segera menindaklanjuti dengan menyusun rambu-rambu penerapan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Kementerian Pendidikan berhasil menyusun “Desain Induk Pendidikan Karakter”. Kemudian di bagian. 1.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Direktorat. PSMP,. yakni. di. bagian. Puskur. juga. telah. membuat. rancangan pelaksanaan dengan mengembangkan silabus yang dikaitkan dengan nilai-nilai karakter bangsa (Sardiman AM: 2013). Program yang telah berhasil disusun tersebut, oleh pemerintah dihimbau untuk diimplementasikan di sekolah-sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut, Direktorat Pembinaan SMP menerbitkan buku panduan yang berjudul Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama yang diterbitkan pada tahun 2010. Bagi program pendidikan karakter di SMP, agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik, Direktorat Pembinaan SMP secara khusus mengembangkan pendidikan karakter yang diharapkan dapat diimplementasikan di seluruh SMP di Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan pedoman Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Pertama Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional (2010), pendidikan karakter terintegrasi di SMP dilaksanakan melalui proses pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan pembinaan kesiswaan. Program pendidikan karakter yang digencarkan dan diberi perhatian khusus dalam praksis pendidikan nasional tentunya dapat dilaksanakan melalui keseharian pembelajaran yang sudah berjalan di sekolah. Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Fasli Jalal di Jakarta (Selasa, 31/08/2010) mengatakan bahwa pendidikan karakter yang dihimbau dan didorong pemerintah untuk dilaksanakan di sekolah-sekolah tidak akan membebani guru dan siswa. Sebab, hal-hal yang terkandung dalam pendidikan karakter.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. sebenarnya sudah ada dalam kurikulum, namun selama ini tidak dikedepankan dan diajarkan secara tersurat. Menurut Fasli, sekolah bebas untuk memilih dan menerapkan nilai-nilai yang hendak dibangun dalam diri siswa. Bahkan pemerintah berusaha dalam mendorong sekolah terutama guru-guru untuk memunculkan. keragaman. bentuk. pelaksanaan. pendidikan. karakter.. (http://nasional.kompas.com/read/2010/08/31/19585479/pendidikan.karakter.d iintegrasikan). Seiring berjalannya waktu, pendidikan yang diberikan tetapi kurang menekankan pada aspek penanaman karakter menimbulkan berbagai macam permasalahan dikalangan generasi muda. Jelas terlihat, entah melalui pengalaman pribadi maupun lewat media massa atau sosial bahwa dasar-dasar nilai karakter yang menjadi ciri baik seseorang yang khas mulai tergerus dimakan oleh arus globalisasi. Marak terjadi dekadensi atau penurunan kualitas moral seperti tidak jujur, mencuri, melalaikan tugas dan tanggungjawab, menghancurkan lingkungan, bermusuhan, malas beribadah, tidak hormat pada yang lebih tua, malas berjuang, bullying dan masih banyak lagi. Hal ini juga terjadi karena generasi sekarang menganggap bahwa intelektual dan tren mengikuti perkembangan zaman merupakan hal yang lebih. penting,. dibandingkan. dengan. menumbuhkembangkan. dan. mengaplikasikan nilai-nilai karakter. Menjadi hal yang cukup mengejutkan manakalah faktanya adalah yang menjadi pelaku penurunan nilai karakter yang telah susah payah ditanamkan dari rumah, sekolah, maupun lingkungan adalah generasi muda. Padahal.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. mereka adalah orang-orang yang sedang mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Melihat fenomena ini, sekolah yang menjadi tempat atau rumah kedua bagi siswa dalam menghabiskan dan menyibukkan diri dengan belajar, tentu dipertanyakan kualitas pemberian pendidikannya terutama dalam pemberian dan pengembangan pendidikan karakter. Hal ini tentunya menjadi bahan evaluasi untuk menemukan formula yang lebih tepat dalam menanamkan pendidikan karakter yang lebih tepat sasaran dan efektif untuk mencapai tujuan penanaman pendidikan karakter. Hasil. olah evaluasi. tersebut,. mendorong pemerintah melalui. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk lebih berusaha mengatasi dan mengurangi dekadensi moral dengan cara memasukan pendidikan karakter ke dalam kurikulum pembelajaran di sekolah. Sekarang ini di Indonesia, kurikulum yang sedang diberlakukan dan diaplikasikan adalah kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 pendidikan karakter mendapatkan tekanan lebih besar dengan penekanan pada Kompetensi Inti (KI) 1 dan 2 tentang ketakwaan dan karakter yang harus ditekankan di sekolah oleh setiap guru lewat mata pelajaran masing-masing. Menurut Suyanto (Sinaga dan Artati, 2017: 15) menjadi masalah baru lagi, ketika pendidikan karakter yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Direktorat Pembinaan SMP ternyata belum diaplikasikan sampai pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari. Semua ini terjadi karena pemerintah dalam mendesain kurikulum belum mengorientasikan kurikulum secara integral ke dalam semua materi pelajaran..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Pemberian. pendidikan. karakter. oleh. pemerintah. juga. belum. memberikan dampak nyata perubahan pada karakter peserta didik. Selain itu, pemberian pendidikan karakter oleh guru tidak diimbangi dengan alternatif atau cara mudah agar dapat mendeteksi seberapa besar penurunan kualitas karakter peserta didik. Padahal kembali lagi seperti yang kita ketahui, bahwa gerakan pendidikan karakter di sekolah khususnya di SMP di seluruh tanah air telah digalakan sejak 2010, namun belum dibicarakan dan dikembangkan mengenai sistem asesmen dan evaluasi pendidikan karakter yang terstandar (Barus, 2017: 155). Hal ini menjadi penting karena dengan adanya sistem penilaian ini, guru akan secara tepat dapat mendeteksi penurunan kualitas karakter peserta didik. Hasil penilaian pendidikan karakter juga dapat membantu dalam menyusun serta merancang pembelajaran maupun kegiatan non pembelajaran yang lebih tepat sasaran dalam menumbuhkan karakter peserta didik. Oleh karena itu, alat penilaian yang tepat yang dapat membantu guru menilai karakter siswa sangat dibutuhkan. Langkah/cara atau alternatif mudah yang dapat dilakukan oleh guru selaku pendidik untuk menilai karakter siswa adalah dengan menggunakan asesmen (penilaian). Asesmen merupakan sebuah proses/cara dalam memberikan penilaian terhadap siswa guna mendapatkan informasi yang dapat digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para peserta didik, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode dan atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu. Asesmen dapat memudahkan.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. guru dan sekolah dalam mencari data selengkap-lengkapnya tentang siswa dan kebutuhan mereka terutama untuk menggali karakter mereka. Melihat fenomena ini, guru sebagai pendidik sejak awal diharapkan telah memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai dalam mengasesmen dan mengelola hasil asesmen. Tetapi, pada kenyataannya banyak masalah dan kesulitan yang dihadapi guru dalam melakukan asesmen, khususnya dalam menilai pelaksanaan hasil pendidikan karakter. Guru di Indonesia mungkin mendapat sedikit bekal tentang asesmen ketika mereka duduk di bangku perkuliahan. Tetapi ketika terjun ke lapangan, asesmen yang menjadi salah satu kunci dalam menilai dan mengukur hasil pendidikan kebanyakan lebih berfokus pada mengukur hasil belajar. Sedangkan dalam hal penilain sikap terutama berkaitan dengan pendidikan karakter, guru tidak cukup paham untuk mulai dari mana atau menggunakan cara apa yang tepat. Secara umum, dalam penilaian sikap dan karakter peserta didik di sekolah terutama SMP, guru hanya mengandalkan observasi dan keaktifan peserta didik di kelas maupun luar kelas. Cara-cara penilaian seperti ini tentunya mengandung banyak kelemahan seperti subjektif, sporadik, persepsional, inkonsistensi, kurang sistematik, dan mengundang banyak perdebatan (Barus, Widanarto & Sinaga, Laporan Tahunan (1) PSHP 2017: 2). Hal ini tentunya harus dihindari, sehingga peserta didik tidak merasa dirugikan terutama bila penilaian karakter tersebut juga dijadikan sebagai acuan dalam penilaian rapor atau berkontribusi dalam penentuan kenaikan kelas. Perbaikan dan peningkatan pendidikan karakter di SMP semestinya dimulai dari.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. penyelidikan evaluatif untuk memperoleh gambaran obyektif seperti apa potret pelaksanaan pendidikan karakter di SMP saat ini, sejauhmana pendidikan karakter secara aktual sungguh dibutuhkan para peserta didik (berdasarkan character needs assessment), seperti apa pelayanan itu seharusnya dirancangkembangkan, bagaimana proses dan hasil pendidikan karakter dinilai dan dievaluasi, ragam kegiatan pendidikan karakter apa yang telah terimplementasikan secara aktual kepada peserta didik, sejauhmana kualitas implementasi program pendidikan karakter, sejauhmana hasil pendidikan karakter di SMP. Malangnya, sampai saat ini belum ditemukan model evaluasi program pendidikan karakter di SMP yang efektif untuk mengukur hasil. Intrumen penilaian pendidikan karakter yang dibakukan hingga saat ini belum tersedia, maka hal ini dibebankan menjadi tugas guru untuk menyusunnya (Barus, Widanarto & Sinaga, Laporan Tahunan (1) PSHP 2017: 9). Bila ditelusuri dengan cermat mengenai keterlaksanaan penilaian pendidikan karakter di sekolah, maka dapat dipastikan hasilnya belum memuaskan. Berdasarkan pengalaman observasi dan wawancara terhadap beberapa guru yang telah dilakukan oleh peneliti, dengan jujur mereka menyampaikan bahwa mereka tidak paham dan tidak tahu tentang dan bagaimana penggunaan asesmen pendidikan karakter di lingkungan sekolah karena tidak adanya pedoman penilaian yang terstandar. Pada tubuh sekolah sendiri, penanaman dan penilaian pendidikan karakter memang ada, tetapi pedoman tersebut diciptakan oleh guru berdasarkan pemahamannya dan tidak.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. dibuatkan standar penilaian yang dipatenkan oleh pihak sekolah. Selain itu, pemberian dan penilaian pendidikan karakter juga ditanamkan dan digabungkan dalam kegiatan ekstrakulikuler seperti pramuka, OSIS, PMR, kegiatan keagamaan, olahraga, seni dan ekstrakurikuler lainnya yang dapat mengembangkan nilai-nilai karakter, yang mana juga menjadi patokan guru dalam menilai sejauh mana perkembangan karakter peserta didik tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa penilaian pendidikan karakter secara sederhana ada di sekolah, tetapi belum baku, terukur, dan valid. Hambatan lain yang perlu dilihat dan dihadapi adalah kurangnya edukasi dari pemerintah atau lembaga yang bertanggungjawab dalam memberikan pengetahuan kepada guru dan sekolah mengenai penting dan bergunanya asesmen pendidikan karakter siswa bagi sekolah dan bagi siswa itu sendiri. Tentunya ini hanya segelintir hambatan yang benar-benar terekam oleh proses wawancara awal dengan para guru. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatifalternatif solusinya, serta perlu dikembangkan suatu model pelaksanaan dan evaluasinya. secara. lebih. operasional. dan. efektif. sehingga. mudah. diimplementasikan di sekolah. Berdasarkan “Keterlaksanaan. hal dan. di. atas. peneliti. tertarik. Hambatan-Hambatan. mengangkat. Asesmen. judul. Pendidikan. Karakter di SMP”. Peneliti melakukan penelitian deskriptif kuantitatif pada level eksploratif yang bertujuan untuk menganalisis deskripsi hasil jawaban soal-soal dalam angket penelitian yang sudah disesuaikan dengan judul.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. penelitian dalam rangka tugas akhir. Penelitian ini,diharapkan memberikan gambaran secara jelas mengenai bagaimana keterlaksanaan penilaian pendidikan karakter di sekolah dan apa hambatan-hambatan yang dihadapi oleh guru maupun sekolah terutama di tingkat SMP. Hasil penelitian ini akan sangat membantu dalam meninjau ulang proses asesmen (dalam bentuk penilaian apa pun) yang sudah berjalan di sekolah dan dijadikan sebagai sumber inspirasi dalam merefleksikan sistem penilaian umum yang selama ini telah digunakan di sekolah atau dapat dijadikan loncatan baru dalam menciptakan sistem penilaian, pengukuran, maupun evaluasi yang sederhana tetapi mampu mengukur secara tepat jalannya pendidikan karakter dan hasil pendidikan karakter peserta didik di SMP. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut: 1. Pendidikan yang diberikan di sekolah tetapi kurang menekankan pada aspek penanaman karakter menimbulkan berbagai macam permasalahan dikalangan generasi muda, yakni terjadi penurunan kualitas moral pada generasi muda. 2. Pendidikan karakter yang dicanangkan oleh pemerintah belum sampai pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. 3. Pemberian dan penanaman pendidikan karakter di sekolah-sekolah belum memberikan bekal memadai bagi guru dalam menilai dan mendeteksi sebarapa besar hasilnya. 4. Pemerintah belum mengembangkan suatu sistem penilaian, pengukuran maupun evaluasi pendidikan karakter yang terstandar di SMP. 5. Belum adanya sistem penilaian yang mampu mengukur secara tepat mengenai pelaksanaan dan hasil pendidikan karakter siswa di sekolah. 6. Dalam hal penilaian sikap terutama berkaitan dengan pendidikan karakter, guru tidak mengetahui harus mulai dari mana atau menggunakan cara apa yang tepat. 7. Ada indikasi guru kurang paham dan tidak tahu menggunakan asesmen pendidikan karakter di sekolah. 8. Ada indikasi bahwa penilaian karakter siswa di sekolah masih bersifat subjektif karena guru kurang paham mengaplikasikan asesmen pendidikan karakter yang objektif, valid, dan terpercaya. 9. Model evaluasi program pendidikan karakter di SMP yang efektif untuk mengukur hasil pendidikan karakter secara holistik/komprehensif hingga saat ini belum ditemukan dan tersedia, maka guru dibebankan untuk menyusunnya. 10. Penilaian pendidikan karakter secara sederhana ada di sekolah, tetapi belum baku, terukur, dan valid..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. 11. Kurangnya edukasi oleh pemerintah atau lembaga yang bertanggungjawab dalam memberikan pengetahuan kepada guru dan sekolah mengenai penting dan bergunanya asesmen pendidikan karakter siswa. 12. Sangat dibutuhkan alat penilaian yang tepat yang dapat membantu guru menilai karakter siswa. 13. Adanya hambatan-hambatan dalam proses asesmen pendidikan karakter. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada menjawab permasalahan yang teridentifikasi di atas khususnya berkaitan dengan keterlaksanaan dan hambatan-hambatan asesmen pendidikan karakter di Sekolah Menengah Pertama dalam skala nasional. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah keterlaksanaan perencanaan pendidikan karakter dan asesmen pendidikan karakter di SMP? 2. Bagaimanakah proses pelaksanaan penilaian pendidikan karakter di SMP dijalankan? 3. Bagaimanakah proses evaluasi penilaian pendidikan karakter di SMP? 4. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi para guru di SMP dalam proses penilaian pendidikan karakter? 5. Usaha-usaha apa sajakah yang dilakukan sekolah yaitu SMP untuk mengatasi hambatan-hambatan penilaian pendidikan karakter?.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan keterlaksanaan perencanaan pendidikan karakter dan asesmen pendidikan karakter di SMP. 2. Memperoleh gambaran proses pelaksanaan penilaian pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMP. 3. Memperoleh gambaran proses evaluasi penilaian pendidikan karakter di SMP. 4. Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapi para guru di SMP dalam proses penilaian pendidikan karakter. 5. Mengidentifikasi usaha-usaha yang dilakukan para guru di SMP dalam mengatasi hambatan-hambatan penilaian pendidikan karakter. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan informasi dan pengetahuan dalam bidang keterlaksanaan dan hambatan-hambatan asesmen pendidikan karakter di sekolah, khususnya untuk SMP di seluruh Indonesia. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pemerintah 1) Penelitian ini memberikan sumbangan dalam mengumpulkan data mengenai. ragam. penilaian, keterlaksanaan,. hambatan,. dan.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. kesulitan asesmen (penilaian) pendidikan karakter di sekolah khususnya SMP. 2) Pemerintah memiliki gambaran dalam menciptakan asesmen (penilaian) pendidikan karakter di sekolah yang sesuai dan mudah digunakan serta diaplikasikan oleh para guru SMP di sekolah. b. Bagi sekolah dan guru 1) Penelitian. ini. memberikan. sumbangan. yang. baik. dalam. mengetahui pemahaman dan penggunaan asesmen (penilaian) pendidikan karakter di sekolah serta hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi oleh sekolah berkaitan dengan penggunaan instrumen penilaian pendidikan karakter. 2) Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber acuan dan bahan evaluasi untuk membenahi dan menggalakan penggunaan asesmen yang baik dan benar sebagai penilai dan pengukur pendidikan karakter siswa di sekolah. 3) Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber masukan dan refleksi mendalam. bagi. guru,. agar. dapat. mengaplikasikan. dan. menggunakan secara tepat asesmen (penilaian) pendidikan karakter di sekolah. c. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling 1) Penelitian ini dapat menjadi bagian dari refleksi guru BK dalam memahami betapa pentingnya penilaian pendidikan karakter untuk siswa. Oleh karenanya siswa tidak hanya berkembang dalam hal.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. intelektual,. tetapi. berdasarkan. penilaian. tersebut. dapat. membimbing siswa dalam hal pengembangan karakter. 2) Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber acuan dan dorongan bagi guru BK dalam membuat dan menghasilkan penilaian sederhana yang baik dan tepat berdasarkan ilmu ke-BKan dalam mengukur perkembangan karakter, sehingga guru BK ikut ambil bagian dalam perkembangan karakter siswa ke arah yang lebih baik. 3) Hasil penelitian ini dapat menginspirasi guru BK dalam membantu guru-guru di sekolah untuk meningkatkan pemahaman mengenai penilaian pendidikan karakter siswa yang lebih bermanfaat dan mudah bagi evaluasi dan mencari solusi bersama untuk lebih meningkatkan perkembangan karakter siswa ke arah yang lebih baik dan positif. d. Bagi peneliti 1) Peneliti memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru mengenai keterlaksanaan dan hambatan-hambatan asesmen pendidikan karakter yang ada di SMP. 2) Peneliti mendapat kesempatan pembelajaran melalui prosedur penelitian dan pengembangan secara ilmiah..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. e. Bagi peneliti lain Prosedur penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai referensi dalam mengkaji dan mengembangkan keterlaksanaan dan hambatan-hambatan asesmen pendidikan karakter di SMP. G. Batasan Istilah 1. Karakter Karakter adalah kepribadian yang membedakan dan menjadikan seseorang unik dibandingkan orang lain yang diyakini dan digunakan sebagai panduan cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. 2. Pendidikan karakter Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang agar mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter kuat yang diinginkan melalui pendidikan budi yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Asesmen Asesmen adalah penilaian yang digunakan untuk memperoleh berbagai macam informasi yang disesuaikan dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan sehingga tujuan tersebut dapat tercapai. 4. Asesmen pendidikan karakter Asesmen pendidikan karakter adalah penilaian yang digunakan untuk memperoleh. berbagai. macam. informasi. data. karakeristik. dan.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. perkembangan karakter siswa yang disesuaikan dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan sehingga tujuan penanaman pendidikan karakter tersebut dapat tercapai. 5. Keterlaksanaan asesmen pendidikan karakter Keterlaksanaan asesmen pendidikan karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian dan evaluasi pendidikan karakter yang dilakukan oleh pendidik karakter yaitu guru kepada peserta didik di sekolah terutama SMP. 6. Hambatan-hambatan asesmen pendidikan karakter Hambatan-hambatan asesmen pendidikan karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hambatan-hambatan yang dialami oleh para pelaku pendidik karakter di sekolah, yakni kepala sekolah dan guru-guru..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan kajian teori dan kajian penelitian yang relevan. Kedua sub-bagian tersebut merupakan bagian-bagian dari kajian pustaka yang berisikan teori-teori pendukung dan penelitian yang relevan yang diperoleh dari berbagai sumber dan jurnal ilmiah. Setiap pengertian dan penjabaran didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan dapat dipertanggungjawabkan. Masing-masing sub-bagian akan dijabarkan secara singkat, padat dan komprehensif. Berikut merupakan penjabaran dari masing-masing sub-bagian. A. Hakikat Pendidikan Karakter 1. Pengertian Karakter Karakter berasal dari Bahasa Yunani „karasso‟ berarti cetak biru, format dasar, seperti sidik jari. Menurut Kemendiknas (2010), karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian sesorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagi kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Karakter yang tercipta ini akan menjadikan seseorang memiliki kekhasan atau keunikan yang berbeda dengan yang lainnya. Menurut Samani dan Hariyanto (2015: 41) karakter merupakan cara berpikir dan berperilaku yang khas dari tiap individu yang berguna dalam hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang memiliki. 17.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. karakter baik adalah individu yang mampu membuat keputusan dan selalu siap bertanggungjawab terhadap setiap akibat dari keputusan yang diambil atau dipilih dirinya. Sejalan dengan pemikiran tesebut, Sinaga dan Artati (2017: 16) menjelaskan bahwa karakter merupakan kepribadian milik seseorang yang terbentuk melalui internalisasi hasil berbagi kebajikan yang dipercaya dan dijadikan dasar untuk perspektif, berpikir, berperilaku, dan beraksi, yang menjadi karakteristik unik setiap individu dalam hidup dan bekerja sama dalam keluarga, sekolah, masyarakat, dan bangsa. Driyarkara (Suparno, 2015: 28) menyamakan karakter dengan budi pekerti. Menurut Driyarkara, seseorang disebut memiliki budi pekerti atau karakter bila orang tersebut mempunyai kebiasaan untuk mengalahkan dorongan yang tidak baik yang timbul dari dalam dirinya, atau secara positif orang mempunyai kebiasaan untuk menjalankan dorongan yang baik. Pendidikan budi pekerti, bakat-bakat yang baik tentu harus dikembangkan sehingga mendominasi kehidupan orang itu. Bakat awal itu harus dikembangkan sehingga karakternya menjadi baik. Unsur pendidikan tentunya berperan sangat penting dalam membangun karakter seseorang. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka secara sederhana dapat. disimpulkan. bahwa. karakter. adalah. kepribadian. yang. membedakan dan menjadikan seseorang unik dibandingkan orang lain yang diyakini dan digunakan sebagai panduan cara pandang, berpikir,.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. bersikap, dan bertindak baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. 2. Pengertian Pendidikan Karakter Thomas Lickona (Gunawan, 2014: 23) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai pendidikan yang membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya dapat terlihat dalam tindakan nyata seseorang yakni tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya. Sementara itu, Suparno (2015: 29) menjelaskan bahwa “pendidikan karakter berarti pendidikan yang berguna dalam membantu siswa agar siswa-siswa mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter kuat yang diinginkan”. Menurut Megawangi (Kesuma, Triana & Permana. 2011: 5) mendefenisikan pendidikan karakter sebagai sebuah usaha dalam mendidik anak-anak sehingga mereka dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Hampir sejalan dengan penjelasan sebelumnya, Zubaedi (2011) juga menjelaskan bahwa pendidikan karakter dimaknai sebagai upaya dilakukannya penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhan, diri sendiri, antar sesama, dan.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. lingkungannya. Nilai-nilai luhur tersebut yakni antara lain: kejujuran, kemandirian, sopan santun, kemuliaan sosial, kecerdasan berpikir, dan berpikir logis. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang agar mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter kuat yang diinginkan melalui pendidikan budi yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Tujuan Pendidikan Karakter Kemendiknas (2011: 7) menegaskan bahwa pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi: a. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik. b. Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila. c. Mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. Fathurrohman, dkk. (2013) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan karakter secara khusus, yaitu untuk:.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. a. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa yang religius. b. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter dan karakter bangsa. c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan. e. Mengembangkan. lingkungan. kehidupan. sekolah. sebagai. lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. 4. Fungsi Pendidikan Karkater Kemendiknas (2011: 7) menegaskan bahwa pendidikan karakter berfungsi untuk: a. Membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural. b. Membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. c. Membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni. Berdasarkan kebijakan. Nasional. Pembangunan Karakter. Bangsa (Narwanti, 2011: 18), fungsi pendidikan karakter adalah: a. Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi. Pembangunan karakter bangsa berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia dan warga negara Indonesia agar berpikiran dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila. b. Fungsi perbaikan dan penguatan. Pembangunan karakter bangsa berfungsi memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggungjawab dalam pengembangan potensi warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera. c. Fungsi penyaring. Pembangunan karakter bangsa berfungsi memilah budaya sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermanfaat. 5. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter Prinsip-prinsip dasar pendidikan karakter di sekolah menurut Kemendiknas (2010) adalah sebagai berikut: a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etik sebagai basis karakter..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku. c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif untuk membangun karakter. d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian. e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua pesreta didik, membangun karakter peserta didik, dan membantu peserta didik untuk sukses. g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik. h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama. i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter. j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter. k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guruguru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik Menurut Fathurrohman, dkk. (2013) prinsip-prinsip pendidikan karakter sebagai berikut:.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. a. Berkelanjutan yang artinya bahwa proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan sebuah proses panjang dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. b. Pengembangan nilai-nilai karakter terintegrasi melalui setiap mata pelajaran dan setiap kegiatan kurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler. c. Nilai karakter tidak diajarkan tapi dikembangkan melalui proses belajar. d. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan. 6. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di SMP Pada tingkat SMP dipilih 20 nilai karakter utama yang disarikan dari butir-butir SKL SMP (Permendiknas No. 23 Tahun 2006) dan SK/KD (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). Berikut ini adalah daftar 20 nilai utama yang dimaksud dan deskripsi singkatnya. a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (religius). Pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan ajaran agamanya. b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri 1) Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. 2) Bertanggungjawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang harus dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. 3) Bergaya hidup sehat Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. 4) Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5) Kerja keras Perilaku yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 6) Percaya diri Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya. 7) Berjiwa wirausaha Sikap dan perilaku mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. 8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki. 9) Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 10) Ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 11) Cinta ilmu Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan. c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama 1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik atau hak diri sendiri dan orang lain serta tugas atau kewajiban diri sendiri serta orang lain. 2) Patuh pada aturan-aturan sosial Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. 3) Menghargai karya dan prestasi orang lain Sikap. dan. menghasilkan. tindakan. yang. mendorong. sesuatu. yang. berguna. dirinya. bagi. untuk. masyarakat,. mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain. 4) Santun Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang. 5) Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. e. Nilai kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 1) Nasionalis Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. 2) Menghargai keberagaman Sikap memberikan respek atau hormat terhadap berbagai macam hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama. 7. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SMP Suyanto (2010: 9), menegaskan bahwa keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui terutama melalui pencapaian butirbutir Standar Kompetensi Lulusan peserta didik yang meliputi sebagai berikut: a. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja b. Memahami kekurangan dan kelebihan diri c. Menunjukkan sikap percaya diri d. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas e. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional b. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif c. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. d. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya e. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. f. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial g. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab h. Menerapkan. nila-nilai. kebersamaan. dalam. kehidupan. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia i. Menghargai karya seni dan budaya nasional j. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya k. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik l. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun m. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; menghargai adanya perbedaan pendapat n. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana o. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sederhana p. Menguasai. pengetahuan. pendidikan menengah. yang. diperlukan. untuk. mengikuti.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. q. Memiliki jiwa kewirausahaan Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah. Budaya sekolah yang dimaksud yaitu perilaku keseharian, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbolsimbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah yang harus berlandaskan pada nilai-nilai tersebut. B. Hakekat Asesmen 1. Pengertian Asesmen, Tes dan Evaluasi a. Pengertian Asesmen Asesmen diadopsi dari kata assessment yang diartikan sebagai penilaian. Asesesmen (penilaian), dalam penggunaannya bagaimanapun bukan lebih dari sekedar pengujian. Penilaian adalah penerapan dari berbagai cara dan penggunaan berbagai macam alat. Penilaian digunakan untuk memperoleh berbagai macam informasi tentang sejauhmana hasil belajar peserta didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi yang digapai oleh peserta didik. Proses penilaian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau membantu menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar peserta didik. Menurut Suwandi (2010: 7) penilaian adalah proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan. Sementara itu, Linn dan Grounlund (Uno dan.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Koni, 2012: 1) menegaskan asesemen (penilaian) adalah sebuah prosedur yang digunakan dalam mendapatkan informasi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar siswa. Asesmen juga dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data karakteristik siswa dengan aturan tertentu. Selain itu, asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh guna mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para peserta didik, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode dan atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu. Dalam kegiatan asesmen terkandung kegiatan mengukur dan. menilai.. Asesmen. lebih. sering. dihubungkan. dengan. pencapaian tujuan. Sudjana (1989) berpendapat bahwa proses penilaian yang dilakukan tidak hanya diarahkan kepada tujuantujuan pendidikan yang telah ditetapkan, tetapi juga kepada tujuantujuan yang tersembunyi, termasuk menilai efek samping yang mungkin timbul. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, maka dapat dilakukan penilaian apakah telah mencapai tujuan seperti yang diharapkan atau masih perlu dilakukan berbagai tindakan lain untuk pencapaian tujuan..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka secara sederhana dapat disimpulkan bahwa asesmen adalah penilaian yang digunakan untuk memperoleh berbagai macam informasi yang disesuaikan dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan sehingga tujuan tersebut dapat tercapai. b. Pengertian Tes Menurut Zainul A. dan Mulyana A. (Wahyudi, 2010: 289) tes diartikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan guna memperoleh informasi tentang atribut pendidikan atau psikologi tertentu dan setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut memiliki jawaban atau ketentuan yang dianggap benar, dan apabila jawaban tersebut tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka jawaban Anda dianggap salah. Hampir sejalan dengan pengertian di atas, menurut Poerwanti (Wahyudi, 2010: 289) tes merupakan seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh para peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman atau penguasaan mereka terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu. Selain itu, Arikunto (2012) menegaskan tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian, yang mana cara tersebut berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyan-pertanyaan itu dianggap.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. sebagai informasi terpercaya yang mencerminkan kemampuan dirinya. Informasi tersebut dinyatakan sebagai masukan yang sangat penting dalam mempertimbangkan siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu, dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan. c. Pengertian Evaluasi Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yakni evaluation yang berarti penilaian dan atau penaksiran. Edwind Wandt dan Geral W. Brwon (Sudijono, 1995: 1) menyatakan; “Evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu mengandung pengertian; suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu”. Sedangkan menurut Uno dan Koni (2012: 3) evaluasi merupakan sebuah proses pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran dengan membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan atau dipilih. Suwandi (2010: 8) berpendapat bahwa evaluasi sebagai sebuah penilaian keseluruhan program pendidikan termasuk perencanaan suatu program subtansi. pendidikan, termasuk. kurikulum beserta penilaian, dan pelaksanaannya, pengadaan, dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan, serta reformasi pendidikan secara keseluruhan. Sementara itu, Ralph.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Tyler (Arikunto, 2013) menegaskan evaluasi adalah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana suatu tujuan tercapai. Dengan kata lain, evaluasi sebagai proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar dan proses menilai sesuatu yang didasarkan pada kriteria atau tujuan yang. telah. ditetapkan,. yang. selanjutnya. diikuti. dengan. pengambilan keputuasan atas obyek yang dievaluasi. 2. Tujuan Asesmen Sumardi & Sunaryo (Ambara, dkk. 2014:56) menyebutkan beberapa tujuan asesmen, yaitu: a. Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini. b. Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhankebutuhan khususnya, serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak. c. Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan khususnya dan memonitor kemampuannya. 3. Fungsi Asesmen Menurut Ambara, dkk. (2014), dengan melihat tujuan asesmen, asesmen memiliki fungsi sebagai berikut:.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. a. Sebagai alat/bahan untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu. b. Sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajaran siswa. c. Digunakan untuk menemukan dan menentukan di mana letak masalah yang dihadapi serta apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak. d. Guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis dan objektif, sesuai dengan kualitas yang dihadapi. Poerwanti (2001: 38) mengatakan fungsi asesmen ada empat yaitu: a. Menggambarkan. sejauhmana. seorang. peserta. didik. telah. menguasai suatu kompetensi. b. Membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah pemilihan program, pengembangan kepribadian dan penjurusan. c. Menemukan kesulitan belajar dan prestasi yang bisa dikembangkan serta sebagai alat diagnosis perlu tidak siswa mengikuti remedial atau program pengayaan. d. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan ataupun yang sedang berlangsung. 4. Ruang Lingkup Asesmen Uno dan Koni (2012:17) isi model penilaian kelas ini meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik penilaian, langkah-langkah.

Gambar

Tabel 4.32 Upaya-Upaya Guru Mengatasi Hambatan Asesmen Pendidikan
Tabel 3.1  Jadwal Penelitian  No  Tanggal  Pertemuan  Keterangan  Tempat  1.  Senin, 1 Mei  2017
Tabel 3.3  Subyek Penelitian
Tabel 4.27  Tindakan Evaluasi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan sumbangan pengetahuan dan pemahaman mengenai implementasi pendidikan karakter terkait dalam

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di SMP Negeri 1 Pacitan dalam (1) ciri-ciri setting sekolah pada pendidikan karakater,

Hasil menunjukan bahwa: 1) Pemahaman warga sekolah mengenai konsep pendidikan karakter cukup beragam namun terdapat kesamaan bahwa konsep pendidikan karakter adalah usaha

merasa tidak ada keharusan untuk.. mempertanggungjawabkan perihal pelaksanaan pendidikan karakter yang terjadi di sekolah. 2) Kurangnya pemahaman guru tentang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat dan pemahaman guru-guru di beberapa SMP di Indonesia yang meliputi; 1) Metode penilaian pendidikan

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru BK di sekolah, melalui penelitian ini guru BK dapat meningkatkan program layanan Bimbingan dan Konseling di

Hasil menunjukan bahwa: 1) Pemahaman warga sekolah mengenai konsep pendidikan karakter cukup beragam namun terdapat kesamaan bahwa konsep pendidikan karakter adalah usaha

Kemudian permasalahan pendidkan karakter memiliki focus yang sangat penting di sekolah ini, Adapun metode atau program yang dilaksanakan yaitu setiap guru BK memiliki Anekdot atau bisa