• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Hakekat Asesmen

7. Teknik-Teknik Asesmen

Pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar siswa terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat dilakukan dengan teknik tes dan non tes. Poerwati (2001) menegaskan teknik-teknik asesmen yaitu:

a. Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang diberi tes dan berdasarkan hasil tugas-tugas tersebut akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada oramg tersebut. Alat tes ini memberikan tekanan pada dimensi kuantitatif dari berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan mengukur berapa banyak dari aspek tertentu terdapat pada seseorang.

b. Teknik non tes adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi baik secara langsung ataupun tak langsung, angket, wawancara, dan sosiometri. Teknik non tes digunakan sebagai pelengkap dan digunakan sebagai pertimbangan tambahan dalam pengambilan keputusan penentuan kualitas hasil belajar.

Poerwati (2001) mendeskripsikan jenis-jenis tes berdasarkan taknik-tekniknya, sebagai berikut.

a. Teknik Tes

1) Test ditinjau dari berbagai fungsinya, dapat dibagi atas:

a) Speed test atau tes kecepatan, yaitu suatu tes untuk mengetahui kecepatan seseorang mengerjakan suatu tugas dengan kelompok soal-soal yang relatif kesulitannya dianggap sama.

b) Power test atau tes batas kesanggupan, yaitu suatu tes untuk mengetahui sejauhmana kemampuan peserta didik yang hendak dites.

c) General survey test, yaitu dilakukan untuk mengetahui tingkat pelajaran yang dikuasai seseorang yang dibandingkan dengan kecepatan orang lain yang dianggap sebaya dengan kepandaiannya.

d) Diagnostic test atau tes pengukuran, yaitu suatu tes yang dilakukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang dialami oleh peserta didik atau suatu unit pelajaran, sehingga dapat diketahui hal-hal yang perlu mendapat perbaikan.

2) Tes ditinjau dari segi banyaknya orang yang dites. Test ini terdiri atas:

a) Tes individual, yaitu tes yang diberikan kepada peserta didik untuk dapat mengetahui faktor-faktor individualnya. b) Tes kelompok, yaitu tes yang diberikan oleh seorang guru

3) Test ditinjau dari segi cara penyampaian bahan, dapat dibagi atas:

a) Tes bahasa, yaitu tes untuk menguji kemampuan berbahasa. Ini dapat ditempuh dengan lisan atau tulisan.

b) Tes perbuatan atau tes tingkah laku. Ini dapat dilakukan dengan menyuruh mempraktekkan, seperti praktek wudhu, salat, dan sebagainya.

4) Test ditinjau dari segi proses pembuatan tes, terdiri atas:

a) Standardiset test, yaitu tes yang disusun oleh suatu lembaga, yang orang-orangnya terdiri atas orang-orang yang ahli pada bidang mata pelajaran yang hendak diteskan itu.

b) Tes buatan guru, yaitu tes yang dibuat oleh seorang guru sendiri dalam mata pelajaran tertentu.

5) Tes ditinjau dari segi awal dan akhir pelaksanaan program pengajaran, terdiri atas:

a) Tes awal atau pre-test, yaitu tes yang dilakukan sebelum pelajaran inti diberikan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik dapat menguasai pelajaran yang akan diberikan.

b) Post test, yaitu tes yang diberikan pada akhir pelajaran. Tes ini disebut juga tes formatif, yaitu tes untuk mengukur pencapaian TIK (Tujuan Instruksional Khusus) yang

merupakan umpan balik untuk mencari motivasi dari suatu masalah terhadap guru untuk mempelajari kelemahan-kelemahan dalam pengujian dan sebagainaya.

c) Sumatif test, yaitu tes yang dilakukan pada tiap akhir catur wulan untuk mengetahui penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan dalam setiap catur wulan. 6) Tes ditinjau dari segi tujuan khusus dilaksanakannya. Tes ini

terdiri atas:

a) Achievement test atau tes penguasaan, yaitu tes yang bertujuan meneliti tingkat kemajuan yang dicapai peserta didik dalam suatu pelajaran.

b) Intelligence test atau tes kecerdasan, yaitu tes yang bertujuan meneliti atau mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik.

c) Tes minat, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meneliti kecenderungan atau minat peserta didik.

d) Tes kepribadian, yaitu suatu tes yag dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sifat pribadi peserta didik.

7) Tes ditinjau dari segi strukturnya, terdiri atas:

a) Essay test atau tes menerangkan, yaitu suatu bentuk tes yang meminta jawaban dengan jalan menerangkan sehingga memerlukan jawaban agak panjang. Jenis tes menjawab, terbagi atas:

a) Short answer test, yaitu tes menjawab pendek. Biasanya pertanyaan diakhiri dengan akhiran “kah”.

b) Completion test, yaitu tes melengkapi. Biasanya dibuat dengan kalimat yang tidak lengkap, hanya dengan titik-titik (…….).

b) Tes pilihan, terdiri atas:

(a) True False test, yaitu tes yang terdiri atas pernyataan-pernyataan yang mengandung salah satu dari dua kemungkinan benar atau salah.

(b) Multiple choice test atau tes pilihan ganda. Peserta tes dituntut untuk memilih salah satu dari pernyataan-pernyataan yang tersedia sebagai jawaban yang tepat. (c) Matching test atau tes menjodohkan. Peserta didik

dituntut untuk menjodohkan pernyataan-pernyataan yang paling ada hubungannya secara logis dan tepat. (d) Rearrangment test atau tes mengatur kembali. Tes ini

merupakan pernyataan yang tidak teratur dan peserta didik diharap menyusun dengan rapi dan benar.

b. Teknik non tes

Dengan menggunakan teknik penilaian non tes, asesmen atau evaluasi proses dan hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dengan melakukan observasi atau pengamatan, melakukan wawancara, menyebar angket, dan

lain-lain. Teknik penilaian non tes menurut Uno dan Koni (2012: 19-32) antara lain:

1) Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja adalah penilaian yang digunakan untuk mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini menuntut peserta didik untuk menunjukkan unjuk kerja sehingga ketercapaian kompetensinya dapat dinilai. a) Daftar Cek

Penilaian unjuk kerja dapaat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Pada penilaian ini, peserta didik memperoleh nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai dan sebaliknya.

b) Skala Rentang

Penilaian unjuk kerja ini, memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinu, di mana pilihan kategori nilai yang tersedia lebih dari dua. Penilaian ini sebaiknya dilakukan lebih dari satu penilai sehingga faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat.

2) Penilaian Produk

Penilaian produk merupakan penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian ini, tidak hanya dinilai dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya.

3) Penilaian Proyek

Penilaian ini merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengelolahan, dan penyajian data.

4) Portofolio

Penilaian ini merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan peserta didik dalam satu periode tertentu. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan.

5) Penilaian Sikap

Sikap berasal dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon suatu objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang

dimiliki oleh seseorang. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik, yaitu:

a) Observasi Perilaku

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam suatu hal. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik pembinaan.

b) Pertanyaan Langsung

Guru juga dapat bertanya secara langsung terhadap peserta didik berkaitan dengan suatu hal. Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik terhadap suatu objek sikap. c) Laporan Pribadi

Penggunaan cara ini adalah di mana peserta didik diminta untuk membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan atau hal yang menjadi objek sikap. Dari ulasan yang diberikan oleh peserta didik, dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.

6) Pengamatan atau Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan untuk mengkaji perilaku kelas, interaksi antara siswa dan guru, dan faktor-faktor yang

dapat diamati (observable) lainnya, terutama keterampilan/kecakapan sosial (social skills). Observasi bisa dilakukan secara formal ataupun informal, terstruktur (structured) maupun tidak terstruktur (unstructured).

7) Interviews (interviu)

Melakukan interviu tidak bisa lepas dari proses mengobservasi siswa yang sedang melakukan proses pembelajaran (in action). Oleh karena itu pertanyaan yang diajukan sebaiknya semakin lama semakin mendetil terkait dengan proses dan strategi penalaran yang digunakan.

8) Angket

Angket dipergunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mudah diakses dengan cara lain. Hasilnya adalah berupa data deskriptif. Biasanya berupa angket sikap (Attitude

Questionnaires).

9) Work Sample Analysis (Analisa Sampel Kerja)

Work Sample Analysis (Analisa Sampel Kerja) digunakan untuk

mengkaji respon yang benar dan tidak benar yang dibuat siswa dalam pekerjaannya. Hasilnya berupa informasi mengenai kesalahan atau jawaban benar yang sering dibuat siswa berdasarkan jumlah, tipe, pola, dsb.

Anecdotal record adalah pencatatan mengenai seseorang dalam

sesuatu atau banyak aspek. Pencatatan ini dibuat oleh evaluator baik berdasarkan pengamatannya sehari-hari maupun berdasarkan autobiografi peserta didik.

11) Sociometri

Sociometri merupakan suatu teknik untuk mengetahui

hubungan-hubungan antara perserta didik dalam kelas atau kelompok-kelompok dalam kelas.

Dokumen terkait