• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

1. Bagi Dewan Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Dewan Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung perlu terus menerus

memperhatikan dan mengupayakan pendampingan keluarga baik melalui tim

pendamping keluarga ataupun berbagai bentuk pendampingan keluarga termaksuk

2. Bagi Tim Pendamping Keluarga di Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Tim pendamping keluarga diharapkan dapat menumukan bentuk-bentuk

pendampingan keluarga yang sesuai dengan pasangan suami istri yang ada di

Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung, sehingga pasangan suami istri dapat

terbantu dalam membangun keluarga kristiani.

3. Bagi Pasangan Suami Istri di Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Pasangan suami istri di Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung

diharapkan dapat melaksanakan kebiasaan baik di dalam keluarganya serta

memanfaatkan berbagai program pendampingan keluarga yang ada di paroki,

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab Deuterokanonika. (2006) Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta

A.M . Mangunhardjana . (1985) Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius. C. Groenen. (1983). Firman Tuhan Dalam Keluarga Dalam Majalah Ekawarta.

KWI.

Daymon Christine dan Holloway Immy. (2002), Metode-metode Riset Kualitatif

Falam Public Relations dan Marketing Gaumnications. (penerjemah

Cahaya Wiratama) Yogyakarta:Bentang Pustaka.

Dapiyanta, F. X. (2011). Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah. Yogyakarta

Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Obor (Dokumen asli terbitan tahun 1966).

Gunawan Adi. (2003). Program Kaderisasi Pendampingan Keluarga. Yogyakarta Gilarso, T. Drs., SJ (1995). Membangun Keluarga Kristiani. Yogyakarta :

Kanisius

Hardiwardoyo Purwa. Al., MSF (2007). Pendampingan Keluarga di Paroki Kita. Yogyakarta: Kanisius

Hardawiryana, R, SJ, (1991). Dokumen Konsili Vatikan II : Gaudium Et Spes. Jakarta: Obor

James Dobson C. Dr (2007). Cinta Kasih Seumur Hidup Yogyakarta

Konferensi Wali Gereja Indonesia. (2011). Pedoman Pastoral Keluarga. Jakarta : Obor

Kitab Hukum Kanonik (2005). Codex Iuris Canonici. Jakarta

Lalu, Yosef, Pr . (2007). dalam PKKI II Keterampilan Dalam Pendampingan Keluarga. Jakarta:Komisi Kateketik KWI.

Brayat Minulyo. (2006). Kursus Persiapan Hidup Berkeluarga. Keuskupan Agung Semarang:Kanisius

Yohanes Paulus II. (1981). Familiaris Consoratio. (R. Hardawirjana, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1979).

[1] KUESIONER

UPAYA MEMBANGUN KELUARGA KRISTIANI MELALUI PENDAMPINGAN KELUARGA DI PAROKI KUNJUNGAN SANTA MARIA PENIUNG, KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT

A.Kata Pengantar

Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana upaya pasangan suami istri dalam membangun keluarganya sebagai keluarga kristiani di Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis meminta kesediaan Bapak-Ibu untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan kenyataan yang ada di dalam kehidupan berumah tangga. B. Identitas Pengisian Nama : Umur : Usia Perkawinan : Jenis Pekerjaan : C. Petunjuk Pengisian

Kuesioner ini terdiri dari sejumlah pertanyaan. Sebelum mengisi kuesioner ini, Bapak-Ibu diminta untuk membaca setiap pertanyaan ini dengan cermat. Setelah membacanya dengan cermat, Bapak-Ibu diminta untuk memilih salah satu jawabaan yang sesuai dengan keadaan yang dialami Bapak-Ibu dalam kehidupan berumah tangga dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada jawaban yang tersedia.

[2]

1. Keluarga kristiani merupakan keluarga yang membangun persekutuan hidup berdasarkan persaudaraan dan iman akan Yesus Kristus

a. Setuju c. Ragu-ragu

b. Tidak setuju d. Tidak setuju

2. Sakramen perkawinan menjadi dasar utama dalam membangun keluarga kristiani

a. Setuju c. Ragu-ragu

b. Kurang setuju d. Tidak setuju

3. Berdoa, mengikuti perayaan ekaristi, membaca dan merenungkan Kitab Suci, mengikuti pembinaan iman menjadi dasar hidup keluarga kristiani.

a. Setuju c. Ragu-ragu

b. Kurang setuju d. Tidak setuju

4. Keluarga kristiani dapat dibangun melalui relasi yang baik antara suami-istri, orang tua, keluarga, masyarakat dan Tuhan.

a. Setuju c. Ragu-ragu

b. Kurang setuju d. Tidak setuju

5. Memelihara cinta kasih dalam keluarga merupakan salah satu ciri-ciri dari keluarga kristiani

a. Setuju c. Ragu-ragu

b. Kurang setuju d. Tidak setuju 6. Keluarga kristiani adalah keluarga yang terbuka akan keturunan

a. Setuju c. Ragu-ragu

b. Kurang setuju d. Tidak setuju

7. Kursus persiapan perkawinan merupakan upaya untuk mempersiapkan pasangan suami-istri dalam membangun keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia

a. Setuju c. Ragu-ragu

b. Kurang setuju d. Tidak setuju

8. Kesetiaan antara pasangan suami-istri dalam hidup berumah tangga sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keutuhan keluarga

[3]

b. Kurang setuju d. Tidak setuju

9. Komunikasi yang baik didalam hidup berumah tangga merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keutuhan kelurga

a. Setuju c. Ragu-ragu

b. Kurang setuju d. Tidak setuju

10. Pendampingan keluarga merupakan upaya untuk membangun keluarga menjadi keluarga kristiani

a. Setuju c. Ragu-ragu

b. Kurang setuju d. Tidak setuju

11. Apakah bapak-ibu sering mengikuti pendampingan keluarga yang dilaksankan oleh paroki

a. Sering c. Ragu-ragu

b. Kurang sering d. Tidak sering

12. Apa yang menjadi motivasi bapak-ibu dalam mengikuti pendampingan keluarga

a. Mendapatkan pengetahuan baru

b. Mendapat solusi atas kesulitan-kesulitan yang dialami dalam hidup berkeluarga

c. Memperkembangkan iman

d. Lainnya………..

13. Apakah bapak-ibu setuju bahwa tujuan dari dilaksanakanya pendampingan keluarga adalah, agar tercapainya kesejahteraan dan berkembangnya iman dalam keluarga yang didampingi

a. Setuju c. Ragu-ragu b. Kurang setuju d. Tidak setuju

14. Bentuk pendampingan keluarga seperti apa yang sudah bapak ibu ikuti a. Katekese keluarga c. Retret Keluarga

b. Rekoleksi keluarga d. Kunjungan Keluarga

15. Apakah pendampingan keluarga yang ibu ikut telah membantu bapak-ibu dalam membangun keluarga kristiani

[4]

b. Kurang membantu d. Tidak membantu

16. Apakah pendampingan keluarga yang dilaksanakan oleh paroki membantu bapak-ibu dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada dalam keluarga bapak-ibu

a. Membantu c. Ragu-ragu b. Kurang membantu d. Tidak membantu 17. Seberapa sering pendampingan keluarga dilaksanakan di paroki ini

a. Sering c. Ragu-ragu b. Kurang sering d. Tidak sering

18. Siapakan yang selama ini memberikan pendampingan keluarga kepada bapak-ibu

a. Kaum Religius b. Katekis

c. Tim khusus pendamping

d. Lainnya……….

19. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti pelaksanaan pendampingan keluarga

a. Sibuk dalam perkerjaan

b. Kurangnya tenaga pendamping

c. Proses pendampingan yang belum baik d. Materi yang tidak sesuai

20. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti pelaksanaan pendampingan keluarga

a. Proses yang menarik b. Materi yang sesuai

c. Tim pendamping yang berpengalaman d. Adanya dukungan dari pastor paroki

21. Apakah pendampingan keluarga yang sudah ada perlu untuk ditingkatkan lagi a. Perlu c. Ragu-ragu

b. Kurang perlu d. Tidak perlu

[5]

a. Katekese keluarga c. Retret Keluarga b. Rekoleksi keluarga d. Kunjungan Keluarga

23. Materi pendampingan yang seperti apa yang diharapakan bapak-ibu dalam mengikuti pendampingan keluarga

a. Materi mengenai pemahaman keluarga kristiani b. Materi mengenai dasar-dasar keluarga kristiai c. Materi mengenai cirri-ciri dari keluarga kristiani

d. Materi mengenai upaya dalam membangun keluarga kristiani

24. Menurut bapak-ibu waktu yang tepat untuk melaksankaan pendampingan keluarga berapa kali

a. Satu minggu sekali c. Satu tahun dua kali b. Satu bulan sekali d. Satu tahun sekali

25. Menurut bapak-ibu, apa yang perlu dilakukan oleh paroki dalam meningkatkan pendampingan keluarga

a. Membentuk tim pendamping b. Mengkader tim pendamping c. Membuat program pendampingan

Dokumen terkait