• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

B. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian tentang tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo di desa Widodomartani, Ngemplak, Sleman Yogyakarta, berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis harapkan antara lain :

1. Masyarakat dan generasi muda dapat terus meningkatkan dan melestarikan budaya yang telah turun temurun sebagai warisan budaya khususnya masyarakat sekitar daerah tersebut.

ke sisi negatif untuk menghindari kemusyrikan. Karena tujuan tradisi ini untuk mendapatkan keberkahan dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat. 3. Diharapkan dengan pelajaran Ki Ageng Wonolelo masyarakat dapat

meningkatkan pemahaman beragama saling menghormati dan menghargai sesama manusia dan menjalankan perintah-Nya.

4. Sebagai orang tua pelajaran dari tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo dapat mengambil nilai-nilai pendidikan Islam yang dapat diterapkan terhadap anak dan kehidupan lingkungan keluarga.

Daftar Pustaka

Agus, Salim. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiarawacana. Anonim. 2014. Profil Desa kelurahan Widodomartani, Yogyakarta: Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

An-Nahlawi, Abdurrahman . 1992. Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan lslam, Bandung: CV. Ponogoro.

An-Nahlawy, Abdurrahman. 1989. Prinsip-Prinsip Metode Pendidikan Islam, terjemah oleh Dahlan dan Soelaiman. Bandung: Diponegoro.

Ashraf, Ali. 1989. Horison Barx Pendidikan lslam, Jakarta: Pustaka Progressif

Ashraf, Ali. 1398. Crisisin Moslem Education of Jeddah : King Abdul Aziz University. Haironi. 2006. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Malam Tujuh Likur pada

Masyarakat Melayu di Desa Sekura Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas. Skrispsi. Tidak dipublikasikan, Pontianak: STAIN Pontianak.

Ismail SM, dkk. 2001. Paradigma lslam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Bina Cipta.

Langgulung, Hasan. 1980. Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan lslam, Bandung : Al-Ma'anaf.

Miles, B. Matthew & Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Rohmani, Dewi. 2011. Perubahan Sosial Budaya Pada Upacara Adat Saparan Ki Ageng Wonolelo di Pondok Wonolelo Widodomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta, UNY.

Salim, Moh. Haitami dan Mahrus, Erwin. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

Sudarwan, Denim. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia. Moloeng, Lexy J 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda

Karya.

Alwi, Hasan. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa

Yulis, Rama. 1994. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Kalam Mulia.

Shohib Tohir, H. Muhammad. 2011. Muhsaf Al-Qur‟an: PT. Karya Toha Putra Jl. Kauman 16 Semarang

http://safardanil21.blogspot.co.id/2015/05/tafsir-ayat-pendidikan-anak Q.S. Luqman/diakses pada tanggal 17 Agustus 2017 Pukul 09. 12

LAMPIRAN

Lampiran 1.

PEDOMAN WAWANCARA A. Untuk trah Ki Ageng Wonolelo

Nama:

1. Bagaimana riwayat atau sejarah Ki Ageng Wonolelo?

2. Sejak kapan pelaksanaan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo?

3. Apakah tujuan dari pelaksanaan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo?

4. Siapa sajakah yang ikut terlibat dalam pelaksanaan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo?

5. Bagaimana persiapan yang dilakukan dalam pelaksanaan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo?

6. Simbol-simbol apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo?

7. Benda-benda apa saja yang digunakan dalam kirab dan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo?

Lampiran 2.

B. Untuk Juru Kunci Makam Ki Ageng Wonolelo Nama:

1. Apakah tujuan dan makna dari adanya pelaksanaan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo?

2. Simbol apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo?

3. Benda-benda pusaka apa saja yang digunakan dalam kirab serta tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo?

4. Dimana tempat penyimpanan pusaka-pusaka itu?

5. Apakah selain hari tradisi saparan, ada masyarakat berziarah ke makam Ki Ageng Wonolelo?

Lampiran 3.

C. Untuk Panitia Tradisi Saparan Ki Ageng Wonolelo Nama:

1. Siapa sajakah yang terlibat dalam pelaksanaan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo? 2. Bagaimana persiapan yang dilakukan dalam pelaksanaan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo?

3. Berapa lama persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tradisi saparn Ki Ageng Wonolelo?

4. Adakah kendala yang biasanya dihadapai dalam kegiatan ini berlangsung? 5. Apa bentuk kegiatan dalam mengisi kemeriahan tradisi saparan ini? 6. Berapa lama kegiatan tradisi saparan ini berlangsung?

Lampiran 4.

D. Untuk Pengunjung Tradisi Saparan Ki Ageng Wonolelo Nama:

1. Apakah Anda selalu berkunjung setiap tahunnya dalam tradisi saparan ini? 2. Manfaat apa yang Anda dapat dengan adaanya kegiatan tradisi saparan ini? 3. Apakah Anda mengetahui riwayat atau sejarah Ki Ageng Wonolelo?

4. Menurut Anda hal yang paling menarik di dalam kegiatan tradisi saparan ini?

5. Apakah yang membuat Anda untuk datang mengunjungi kegiatan tradisi saparan ini? 6. Apakah Anda juga ingin mendapatkan kue apem yang akan dibagikan pada saat tradisi saparan ini dan apakah kue apem ada makna tersendiri bagi Anda?

Lampiran 5.

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 2. Pintu masuk ke makam Ki Ageng Wonolelo

Gambar 3. Suasana pasar malam, masyarakat memanfaatkan untuk berdagang

Gambar 5. Banyak masyarakat setempat memanfaatkan suasana saparan dengan berdagang

Gambar 6. Tempat penyebaran kue apem seberat 1, 5 ton berdekatan dengan masjid Ki Ageng Wonolelo

Gambar 7. Kue apem yang telah dipersiapkan oleh panitian saparan

Gamabar 9. Kesenian tarian daerah pada saat memeriahkan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo

Gambar 10. Kesenian persiapan wayang kulit yang akan memeriahkan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo

Gambar 11. Para pengunjung sedang menyaksikan pentas seni budaya Jatilan dalam tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo

Gambar 12. Para pemuda mempersiapkan peralatan hiasan kaligrafi yang akan di gunakan pada saat tradisi saparan berlangsung.

Gambar 13. Para pemuda mempersiapkan peralatan tratak tenda yang akan di gunakan pada saat tradisi saparan berlangsung.

Gambar 14. Suasana pengunjung pada saat perebutan apem yang telah di bagikan oleh panitia saparan.

Gambar 15. Surat kabar ” Tribun Jogja” berisi tentang kegiatan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo

Gambar 15. Surat ijin pelaksanaan upacara adat saparan Ki Ageng Wonolelo

Gambar 16. Jadwal kegiatan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo ke-49, tanggal 28 Oktober sampai dengan 12 November 2016

JUDUL SKRIPSI :Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan Ki Ageng Wonolelo Di Desa Widodomartani Kec Ngemplak Kabupaten Sleman Tahun 2015

ABSTRAK : ABSTRAK

Ernawati, Isnaini. 2017. Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan Ki Ageng Wonolelo di Desa Widodomartani Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman Tahun 2015. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen pembimbing Mufiq, S.Ag,.M.Phil

Kata kunci: Nilai-nilai Pendidikan Islam dan Tradisi Saparan.

Setiap daerah mempunyai tradisi dan kebudayaan yang berbeda-beda sesuai dengan sejarah, asal-usul dusun. Tradisi saparan ini menarik untuk diteliti karena, ciri khas dari saparan Ki Ageng Wonolelo ini adalah gunungan Apem dan Kirap pusaka peninggalan Ki Ageng Wonolelo. Dalam saparan itu ada perebutan apem yang dipercayai apabila mendapat apem akan mendapat berkah,apem dipercayai warga dapat sebagai tolak bala berbagai macam tanaman dari hama tanaman, dan memberikan keselamatan bagi yang memakannya.

Upacara Adat Saparan Ki Ageng Wonolelo untuk menghormati arwah leluhur penyebar Agama Islam yaitu Ki Ageng Wonolelo sebagai cikal bakal adanya dusun Pondok Wonolelo. Adapun fokus masalah penelitian adalah : Bagaimana pemahaman masyarakat mengenai tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo?, Bagaimana pelaksanaan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo?, Apakah nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo?.

Metodologi dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif berupa pengamatan (observasi), wawancara, dan dokumentasi. Peneliti dalam penelitian ini bertindak secara langsung ke lapangan sehingga mendapatkan data yang real di dalam tradisi Saparan Ki Ageng Wonolelo tersebut sehingga bisa mendapatkan data yang akurat.

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan diperoleh: penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat sangat baik tentang tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo. Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung di dalam tradisi tersebut adalah adanya kebersamaan, kerukunan, bertoleransi, dan saling menghormati tanpa memandang ras dan suku karena di hadapan Sang Pencipta adalah sama. Serta nilai sosial dengan adanya tradisi tersebut mendatangkan kehidupan sosial budaya. Nilai religius untuk meningkatkan keimanan wujud syukur kita terhadap kenikmatan dan karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT.

PENGARANG : NAMA : ISNAINI ERNAWATI

e-Mail : ernawati.isnaini@yahoo.co.id

PEMBIMBING : MUFIQ. S.Ag. M.Phil.

FAKULTAS : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

JURUSAN : Pendidikan Agama Islam

Dokumen terkait