• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, dapat diberikan beberapa saran kepada berbagai pihak sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menambah salah satu bahan ajar pembelajaran sastra dalam menanamkan nilai-nilai religi pada siswa. 2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan agar siswa dapat memanfaatkan dan menerapkan nilai-nilai religi yang terdapat dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya penelitian yang berkaitan dengan nilai religi.

190

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmosuwito, Subiyantoro. 2010. Perihal Sastra dan Religiositas dalam Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Darmadi, Hamid. 2012. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta. Djamaludin dan Fuat. 2011. Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ginanjar, Nurhayati.2012. Pengkajian Prosa Fiksi Teori dan Praktik. Surakarta: Cakrawala Media.

Hamalik, Oemar. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Helliyatun. 2009.“Hafalan Sholat Delisa Karya Tere Liye dan Relevansinya

terhadap Pendidikan Agama Islam”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diunduh dari http://digilib.uin-suka.ac.id/.../BAB%20I%2CV...html. Pada tanggal 10 Mei 2017

Ilyas, Yunahar. 2013. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI. _______. 2016. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: LPPI.

Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

________. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurhayati. 2012. Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: Cakrawala Media. RahmantoB.1988. Metode Pengajaran Sastra.Yogyakarta: Kanisius. Roestiyah, N.K. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

1

Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi Robert Stanton. (Terjemahan Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ofiset. (Buku asli diterbitkan tahun 1965).

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Wacana University Press.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukirno. 2009. Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif. Purworejo: UMP Press.

_______. 2016. Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Waluyo, Herman J. 2011. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: UNS Press.

Lampiran 2 Sinopsis Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan

Judul : Sebening Syahadat Penulis : Diva Sinar Rembulan Penerbit : Best Media

Tebal : 448 halaman

Terbit : 2016

Sebening Syahadat, menceritakan tentang kisah seorang remaja bernama Sam. Sam yang baru saja kembali dari Amerika, akhirnya menjejakkan kakinya di kota Bandung karena permintaan ayahnya. Di sekolahnya yang baru, dia kembali bertemu Andro, sahabat kecilnya. Ia juga berteman dengan Deo, Febri, Dafa, dan Ali. Pertemuan mereka terjadi di arena balap liar. Walaupun Ali terlihat seperti anak nakal, namun dia sangat religius. Sam sering menemani Ali untuk melaksanakan shalat tahajud dan itulah pertama kalinya Sam melihat seorang muslim melaksanakan shalat.

Di hari berikutnya, tanpa Sam tahu takdir hidupnya. Dia bertemu dengan Haba, gadis muslimah dari SMA seberang. Sifat Haba yang dingin, membuat Sam penasaran. Berawal dari pertolongan Sam kepada Haba, akhirnya Sam berhasil mengetahui nama gadis muslimah tersebut. Disitulah kedekatan mereka bermula. Dengan ikrar menjadi teman surga, Haba dan Sam berteman baik. Hingga pertemanan tersebut ternodai oleh sikap Haba yang kurang menyenangkan, Haba

menginginkan agar Sam menjadi kekasih Sandy. Sam yang dipenuhi amarah akhirnya mengiyakan permintaan Haba untuk bersama Sandy.

Hubungan Sam dan Sandy tidak berjalan lama. Lewat Sindy sang Mama akhirnya Sam bertemu kembali dengan Haba. Semakin kagum Sam dengan Haba yang selalu mengajarinya berbuat baik. Akan tetapi perbedaan keyakinanlah yang akhirnya membuat Haba menjaga jarak dengan Sam. Sam tidak pernah menyerah dan selalu berjuang untuk mendapatkan hati Haba. Sampai akhirnya, Sam menemukan jati dirinya di Islam yaitu pada setiap Sam membaca ayat Al-Qur’an, Sam cinta dengan suara azan, Sam cinta dengan sosok Rasulullah, dan Sam kagum dengan Allah yang Maha Besar. Ia memutuskan untuk menjadi seorang mualaf dan dapat menahlukkan hati Haba kembali.

Lampiran 3 Biografi Pengarang Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan

Diva Sinar Rembulan lahir di Purwokerto, 24 April 1999. Ia adalah alumni SMA Negeri 11 Semarang. Saat ini, dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Diponegoro. Ia memiliki prinsip ingin menjadi yang terbaik dan bisa membahagiakan orang lain. Meski usianya masih muda, ia mampu menghasilkan suatu karya yang luar biasa yaitu novel Sebening Syahadat. Novel ini sangat menarik karena didalamnya banyak mengandung ajaran nilai-nilai religi dan pesan moral dengan tujuan agar pembaca dapat mengambil hikmah atau pelajaran di dalam novel tersebut. Novel bertema religi ini telah dibaca lebih dari 800 ribu kali di Wattpad.

138

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecah kanmasalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstra kterkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan

Pembelajaan

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar/Alat 3.9 Menganalisis isi

dan kebahasaan novel

Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik  Menemukan isi (unsur intrinsik dan ekstrinsik) dan kebahasaan (ungkapan, majas, pribahasa) novel  Mempresentasi-kan, mengomentari, dan merevisi unsur-unsur intrinsik dan kebahasaan novel Menganal isis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik Bentuk instrumen: uraian dan lembar pengamatan.

2 x 45 menit

Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik. 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan. Lampi

ran

139

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII/ 1 (Satu) Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

140

kebahasaan novel intrinsik dalam novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar

Rembulan.

4) Siswa mampu menganalisis nilai religi dalam novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar

Rembulan.

C. Tujuan Pembelajaran

1) Siswa dapat menganalisis unsur intrinsik dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan.

2) Siswa dapat menganalisis nilai religi yang meliputi akidah, akhlak, dan syariah dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan.

D. Materi Pembelajaran

1) Pengertian novel;

2) Pengertian unsur intrinsik (tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sudut pandang);

3) Nilai religi (akidah, akhlak, dan syariah).

E. Metode Pembelajaran

1) tanya jawab 2) diskusi

3) pemberian tugas

F. Model Pembelajaran

Model: Investigasi Kelompok (Group Investigation)

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 4. Pendahuluan

141

e) Guru mengucapkan salam dan berdoa;

f) Guru mempresensi dan mengkondisikan kelas agar siswa siap dalam mengikuti kegiatan belajar;

g) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran;

h) Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan dipelajari khususnya tentang novel.

5. Kegiatan Inti f) Mengamati

(3) Guru memberikan materi mengenai unsur intrinsik dan nilai religi yang terdapat dalam novel;

(4) Siswa mendengarkan atau mengamati apa yang dijelaskan oleh guru. g) Mempertanyakan

(3) Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami tentang unsur intrinsik dan nilai religi dalam novel kepada guru; (4) Guru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa.

h) Mengumpulkan informasi

(4) Guru membentuk siswa menjadi 4-5 kelompok;

(5) Guru menyediakan subjek penelitian (sinopsis novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan) dan meminta siswa untuk membaca sinopsis novel dan mencari unsur intrinsik dan nilai religi dalam novel. Guru memberikan batasan waktu untuk membaca; (6) Guru meminta masing-masing kelompok untuk berdiskusi dan saling

bertukar pikiran atau pendapat antarkelompok. i) Menalar

(3) Guru meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas;

(4) Siswa lainnya memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang ada di depan.

j) Mengkomunikasikan

(2) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi kelompok.

6. Penutup

(4) Guru dan siswa melaksanakan refleksi terhadap proses pembelajaran, yaitu mengenai kesulitan siswa dalam memahami unsur intrinsik dan nilai religi yang terdapat dalam novel;

(5) Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran

(6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam penutup

H. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

142

2) Bahan : Sinopsis Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan; 3) Sumber Belajar: Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas

XII, power point materi mengenai pengertian novel, unsur intrinsik, dan nilai religi pada novel.

I. Teknik Penilaian

d) Penilaian Kognitif

No. Butir-butir Soal Skor

1. 2.

3.

Jelaskan pengertian novel!

Sebutkan dan jelaskan unsur intrinsik dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan! Sebutkan dan jelaskan nilai religi dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan!

Kriteria Skor:

No. Aspek yang dinilai Skor

a. Jawaban lengkap

Jawaban kurang lengkap Tidak ada jawaban

20 10 0 b. Jawaban 5 unsur atau lebih

Jawaban kurang lengkap 3-4 unsur Jawaban 1-2 unsur Tidak menjawab 40 20 10 0 c. Jawaban 3-4 nilai religi

Jawaban 2 nilai religi Jawaban 1 nilai religi Tidak menjawab 40 20 10 0 Total Skor : a + b + c = 100 e) Penilaian Psikomotorik Instrumen Skor (1-4) Ket T (3-4) KT (2) TT (1) 3. Mempresentasikan unsur intrinsik dan

nilai religi novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan.

143

Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan.dengan bahasa Anda sendiri dengan tepat.

Keterangan :

T = Tepat KT = Kurang tepat TT = Tidak tepat

Pedoman penskoran psikomotorik No.

Soal Kriteria Penilaian Skor

1. Mempresentasikan unsur intrinsik dan nilai religi novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan. e. Tepat

4

f. Kurang tepat 2-3

g. Tidak tepat 1

h. Tidak presentasi 0

2. Menceritakan kembali isi novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan.dengan bahasa Anda sendiri dengan tepat.

e. Tepat 4

f. Kurang tepat 2-3

g. Tidak tepat 1

h. Tidak presentasi 0

Penilaian keterampilan untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus berikut:

Nilai = Jumlah skor x 100 4

(Nilai/100 x 4= Rentang Angka Huruf) Dengan predikat:

Rentang Angka Huruf Peringkat

3,45 – 4,00 A 2,90 – 3,45 B 2,35 – 2,90 C 1,80 – 2,35 D 1,25 – 1,80 E f) Penilaian Afektif

144 No Nama Kerja

Sama

Tanggung

jawab Santun Disiplin

Menghargai orang lain

Pedoman Penilaian :

Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s.d. 5

Penafsiran angka : 1. Sangat kurang, 2. Kurang, 3. Cukup, 4. Baik, 5. Amat baik

Nilai Akhir Siswa : x100%

al SkorM aksim

capaian Skor

Guru Pengampu,

Noviana Tri Astuti 132110003

Lampiran 6 KARTU PENCATAT DATA

No Unsur Intrinsik Novel Sebening Syahadat

1. Tema Halaman

a. Tema Mayor : Percintaan seseorang yang berbeda agama

“Sementara Sam yang sudah mengerti dengan “beda” yang dimaksud Haba tidak bisa berkata apa-apa. Ia tidak menyangka jika perbedaan di antara keduanya akan berdampak besar bagi hubungannya dengan Haba. Melepaskan tali yang mulai terikat, menjauhkan jarak yang mulai dekat. Sam benar-benar tidak memikirkan hal ini akan terjadi. Kata-kata itu kini terus terekam berulang-ulang di telinga Sam. Kita beda, Sam.”

“Perbedaan itu perlu sayang. Tapi kalau sudah menyangkut Tuhan itu sudah susah. Kalau nggak pindah Tuhan ya pindah pacar. Iya kan Mas?” Sekali lagi, kalimat itu keluar dari orang dekatnya dan itu dari Hada. Kalimat yang sangat tidak Sam sukai.”

61

145

“Gimana bisa jadi imam yang baik? Dengan penciptamu saja ia enggan cinta, bagaimana dengan cintanya padamu?” Hada terus berbicara, seakan ia tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya yang mulai mencekam. “Mau ganteng seberapa, mau baik sebagaimana, kalau sudah beda agama sih kandas.”

b. Tema Minor 1) Keikhlasan

“Haba secara perlahan mengambilnya, tatapan matanya tidak sama sekali memandang seseorang di hadapannya, ia malu untuk menunjukkan betapa kehilangannya ia terhadap Sam, betapa ia benar-benar tersakiti karena seseorang yang sebenarnya ia cintai merelakannya untuk menikah dengan lelaki lain.”

“Sam memandang cincin itu dengan tersenyum. Toh, pada akhirnya cincin itu akan menjadi milik Haba, tidak peduli siapa yang akan memberikannya, atau bahkan pada saat pernikahan Ali dan Haba sekalipun, ia sudah mencoba untuk ikhlas. Ia kembali meluruskan niatnya untuk memberikan cincin itu, apa pun kondisinya, bahkan saat sudah jelas perasaan Sam tidak dapat terbalaskan.”

2) Kerinduan

“Kehampaan itu kian nyata di dalam hatinya, walau sering kali ia menutup rapat-rapat hatinya tentang Sam. Tapi yang ada, hatinya malah semakin merindu.”

“Dari arah samping, Sam malah bergantian tertawa renyah. Ia rindu. Tidak tidak, ia sangat rindu dengan Haba. Bahkan kepolosannya tidak berubah hingga sekarang, walau keduanya sama-sama tahu umur mereka sudah lebih dari kepala dua.”

3) Kejujuran

“Ummi, maafin Haba ya. Haba belum bisa jadi anak yang salehah, Haba bohong dan sampai sekarang Haba belum bisa jujur. Haba takut kalau pertemanan Haba bakal hilang lagi, Haba nggak mau Ummi. Maafin Haba.”

“Haba mengangguk pelan. Ia masih canggung karena tidak berhasil berkata jujur dengan Sam. Ia merasa semakin bersalah karena Sam sudah tahu yang sebenarnya.”

158 397 406 73 383 251 254

146

2. Alur

a. Tahap Penyituasian

“Gimana perjalanannya, Sam?” seorang perempuan bertubuh semampai, dengan rambut kecoklatan datang dari belakang Chris. Itu Sindy.

“Capek” Sam menjawab dengan setengah hati, bahkan ia tidak memandang perempuan itu dengan waktu lama. “Ya udah, kita langsung pulang yuk.” Sindy mengulurkan tangannya pada Cris, mengajak gadis kecil itu untuk bergandengan dengannya.

Di mobil, Sam menjatuhkan matanya pada kota yang hampir ia lupakan. Ia sadar, banyak hal yang sudah dia lewatkan dari Bandung.

“Mobil itu akhirnya berhenti. Rumah ini, dengan udara yang masih sama, ternyata waktu belum mampu mengubah segala inci dari tiap sudut ruangan yang menjadi saksi kehidupan lelaki yang kini tengah beradu tatap dengan dinding yang dingin,”

“Welcome home, jagoan,” sambut Baskoro, yang sedang berdiri tidak jauh dari pintu masuk.

“Papah!” Sam segera memeluk ayahnya erat, menjatuhkan segala kerinduan dalam hatinya.

6

7

b. Tahap Pemunculan Konflik

“Kita beda, Sam.” Akhirnya kalimat itu berhasil keluar, setelah susah payah Haba tahan dan pendam, setelah sekian lama membuat hatinya tidak karuan. Ia baru saja mengatakan yang sejujurnya pada Sam. Kini keduanya hanya terdiam. Ini yang sedari tadi ingin Haba katakan, tapi malah terdengar menyakitkan setelah itu keluar dari mulutnya. Haba melihat jelas perubahan raut wajah Sam. Membuat Haba memilih untuk terus melangkah menjauh. Ia tidak ingin memperjelas lagi.”

“Sementara Sam yang sudah mengerti dengan “beda” yang dimaksud Haba tidak bisa berkata apa-apa. Ia tidak menyangka jika perbedaan di antara keduanya akan berdampak besar bagi hubungannya dengan Haba. Melepaskan tali yang mulai terikat, menjauhkan jarak yang mulai dekat. Sam benar-benar tidak memikirkan hal ini akan terjadi. Kata-kata itu kini terus terekam berulang-ulang di telinga Sam. Kita beda, Sam.”

60

61

c. Tahap Peningkatan Konflik

147

berani untuk bertemu Sam lagi? Apa Sam akan tetap sama padanya setelah ini? Atau semua sudah cukup sampai disini? Ia serahkan semuanya pada yang Maha Bijaksana, karena ia tahu Allah sebaik-baik perencana. Tapi dalam lubuk hatinya, Haba selalu bertanya, Bagaimana dengan kita, Sam?”

“Sementara di sekolah, seperti biasanya Haba masuk ke kelas dengan keadaan yang masih sepi. Hari ini, ia sengaja masuk pagi. Ia masih belum siap jika harus bertemu dengan Sam di bus. Walau keduanya secara tidak langsung sudah baik-baik saja, tapi Haba masih belum berani. Ia tidak tahu bagaimana memulai sesuatu yang hampir selesai itu.”

81

99

d. Tahap Klimaks

“Perbedaan itu perlu sayang. Tapi kalau sudah menyangkut Tuhan itu sudah susah. Kalau nggak pindah Tuhan ya pindah pacar. Iya kan Mas?” Sekali lagi, kalimat itu keluar dari orang dekatnya dan itu dari Hada. Kalimat yang sangat tidak Sam sukai.”

“Gimana bisa jadi imam yang baik? Dengan penciptamu saja ia enggan cinta, bagaimana dengan cintanya padamu?” Hada terus berbicara, seakan ia tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya yang mulai mencekam. “Mau ganteng seberapa, mau baik sebagaimana, kalau sudah beda agama sih kandas.”

157

148 e. Tahap Penyelesaian

“Sam nemuin jati diri Sam pada setiap Sam baca ayat Al-Qur’an, Sam cinta dengan suara azan, Sam cinta dengan sosok Rasulullah, dan Sam kagum dengan Allah yang Maha Besar. Sam nemuin hati Sam di Islam, pah. Izinkan Sam menjadi seorang Muslim.”

“Sam, apalagi yang kamu tunggu? Apa pun pilihan kamu, papah selalu disini buat kamu.” Basoro memandang Sam teduh, ada pancaran senyum di bibirnya yang begitu indah ke arah Sam dan seketika itu juga Sam memelik papahnya erat, yang dibalas tak kalah eratnya oleh Baskoro. Ia menumpahkan segala perasaannya pada lelaki di hadapannya. Dan beberapa menit setelah itu, Sam melepas pelukan itu dan tersenyum tak kalah indah.”

“Sam mengusap wajahnya, sembari berucap syukur. Ia memandang lafaz Allah tepat di hadapannya, memandang penuh kagum dan cinta. Dirinya detik ini, menit ini, jam ini, hari ini, adalah seutuhnya seorang Muslim, Islam agamanya, Allah Tuhan-nya, Rasulullah nabinya, AL-Qur’an kitabnya. Bahkan ia sudah mengganti “Puji Tuhan” dengan “Alhamdulillah” yang senantiasa mengalir di setiap napasnya. Kemudian ia bersujud, meminta rahmat dan karunia dari Pencipta Alam semesta.”

321

335

341

3. Tokoh dan Penokohan a. Sam

“Tanpa pikir panjang, Sam membalas perkataan itu dengan pukulan yang bertubi-tubi, terdengar keadaan semakin riuh dengan teriakan dari anak-anak perempuan yang melihat kejadian itu. Sedang yang laki-laki terus menyoraki Sam agar terus menghantam. Keadaan berubah menjadi arena tinju tanpa peraturan dan tanpa wasit. Keduanya saling pukul untuk menunjukkan kekuatan masing-masing.”

“Berkali-kali Sam memukul lawan yang tidak seberapa jika dibandingkan dengannya itu. Beradu fisik dengan Sam bagai mencelupkan diri pada darah segar dan menyodorkannya pada singa yang kelaparan, jelas akan tertebak apa yang akan dilakukan singa itu terhadapnya.” “Perempuan itu kemudian mengangguk. Seiring dengan

104

149

waktu, perempuan itu semakin membuat Sam penasaran. Untuk hari-hari selanjutnya, ia sengaja menaiki bus agar bisa bertemu dengannya. Walau hanya sekadar berdiri atau menawarkan kursi yang nantinya akan diberikan lagi kepada orang lain, tapi Sam senang. Menurutnya, perempuan itu menarik dan tidak banyak bicara. Sikapnya yang dingin pada Sam ikut membekukan hatinya dan semakin menjatuhkan perasaan Sam.”

“Seperti biasanya, dengan kursi yang ia persilakan kepada orang yang lebih membutuhkan dan beberapa lembar uang yang ia berikan kepada seniman-seniman kecil di dalam bus. Tak jarang Sam sengaja membawa bekal untuk mereka. Tanpa ia sadar, apa yang Haba perlihatkan padanya, secara perlahan dilakukan oleh Sam. Dan ini kemauan hatinya sendiri.”

“Bahkan, dia yang nyuruh gua buat buka hati gua ke Sandy, dia rela-relain nyuruh sepupunya buat mojokin perbedaan di antara kita biar gua benci sama dia. Tapi hati gua nggak bisa, gak bakal pernah bisa.”

“Sam tersenyum lebar. Tapi jauh di dalam hatinya, ia benar-benar tidak membutuhkan orang lain, apalagi yang lebih baik dari Haba, karena baginya Haba adalah perempuan terbaik yang pernah singgah di hatinya dan akan selalu begitu.” 19 68 403 412 b. Haba

“Tetapi baru saja keduanya menempati kursi, perempuan berkerudung itu sudah lebih dulu berdiri dan mempersilahkan ibu tua yang sedang menggendong anak kecil.”

“Sam yang berada di samping Haba, terus memperhatikannya. Sebenarnya Sam sedikit kecewa. Tapi apa yang Haba lakukan adalah hal mulia, tidak ada alasan untuk marah terhadapnya. Ini bukan kali pertama Haba memberi sedikit rezeki kepada anak-anak jalanan itu.” “Enggak Sammy, bahkan hati ini tidak pernah sekalipun terisi orang lain. Tidak sama sekali. Aku benar-benar menjaganya. Aku menunggumu. Haba hanya bisa berkata

26

39

150

dalam hati, mulutnya seakan kaku untuk mengatakan apa yang sebenarnya ia rasakan.”

“Bahkan, jika saat ini kamu tidak hadir dihadapanku, tidak tiba-tiba muncul. Aku rasa hatiku masih untukmu, masih setia menunggumu untuk menjaganya. Andai saja saat itu tidak aku iyakan hubungan ta‟aruf ini, andai saja aku tidak coba-coba untuk berusaha menerima Kak Ali dalam hubungan ini, maafkan aku Sammy.”

397

c. Baskoro

“Papah kangen sekali. Papah ingat kita sering main bola di

Dokumen terkait