• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen Oleh: Yoga Faisal Abdulah NIM (Halaman 160-200)

BAB VI PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan beberapa saran. Ada pun beberapa saran sebagai berikut: 1. Untuk pihak ekowisata komunitas Ngaprak River Adventure,

sebaiknya membangun kemitraan yang lebih besar dengan berbagai instansi yang dirasa layak dan bertanggung jawab, demi kelancaran dan perkembangan ekowisata yang lebih baik.

147

2. Untuk pihak pemerintahan setempat, alangkah lebih baiknya jika pemerintah setempat tersebut lebih peka dan ikut berkontribusi secara aktif terhadap program pemberdayaan, sehingga masyarakat Desa Raharja tidak ada lagi yang mengalami kesulitan dari berbagai aspek terutama aspek ekonomi, dan agar dapat terwujudnya masayarakat adil makmur serta kesejahteraan di Desa raharja.

3. Untuk masyarakat Desa Raharja, sebaiknya bisa memanfaatkan peluang yang tersedia di lingkungan ekowisata komunitas Ngaprak River Adventure. Sehingga kesejahteraan bisa terwujudkan secara mandiri.

148

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Abdillah, Taufik. (2010). "Pemuda dan Perubahan Sosial". Jakarta:Jalan Sutra.

Adjimiharja, Kusnaka & Hikmat, Harry. (2004). “Participatory Reserach Apprasial”. Bandung: Humaniora Press.

Arida, I. N. S. (2017). "Ekowisata: Pengembangan, Partisipasi Lokal, dan Tantangan". In Cakra Press.

Asdak, C. (2010). “Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliranm Sungai”. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Badan Pusat Statistik. (2020). "Statistik Pemuda Indonesia". Jakarta:Badan Pusat statistik.

Britha, Mikkelsen. (1999). “Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan: Sebuah buka Pegangan bagi para praktis lapangan”. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Burham, Burhin. (2009). “Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya”. Jakarta: Kencana. Cet Ke-3.

Damanik, Janianto & Weber Helmut. (2006). “Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi”. Yogyakarta: Andi Offset.

Darajat, Zakiah. (1978). "Ilmu Jiwa Agama". Jakarta: Bulan Bintang.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). "Kamus Besar Bahasa Indonesia". Jakarta: Balai Pustaka.

Diana, Conyers. (1991). “Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga”. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Emzir, Prof. Dr. M.pd. (2012). “Metodelogi Kualitatif Analisis Data”. Jakarta: Rajawali Press.

Ginanjar, Kartasasmita. (1995). “Pemberdayaan Masyarakat Suatu Tinjauan Administrasi”. Bandung: Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam

149

Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Ginanjar, Kartasasmita. (1996). “Pembangunan Untuk Rakyat: emadukan

pertumbuhan dan pemertanaa”. Jakarta: Cides.

Ginanjar, kartasasmita. (1997). “Pembangunan Masyarakat: Konsep Pembsngunsn Yang Berakar Pada Masyarakat”. Yogyakarta: UGM. Hamid, Ir. Hendrawati. (2018). “MANJEMEN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT”. Makassar: De La Macca.

Harlock, Elizabeth B. (2003). "Psikologi Perkembangan". Jakarta:Erlangga. Husein, M, Harun. (1992). “Lingkungan Hidup, Masalah, Pengelolaan dan

Penegakan Hukumnya. Jakarta: Bumi Aksara.

Ife, Jim. (1997). “Commuinty Development, Creating Community Alternati-ves-Vision, Analysis adn Practice”. Melbourne: Addison Wesley Longman.

Kodoatie, J. Robert & Roestam, Sjarief. (2005). “Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu”. Yogyakarta: Andi Offset.

Kristiana, Yustisia S.ST., M.M. (2019). “Buku Ajar Studi Ekowisata”. Yogyakarta: Penerbit Deeppublish Grup Penerbitan CV Budi Utama. Lexy, j, meleong. (2009). “Metodelogi Penelitian Kualitatif”. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya).

Mardikanto, Totok & Soebito, Poerwoko. (2012). “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Prespektif Kebijakan Publik”. Bandung: Alfabet. Mulyana, DR. Rahman. (2016). “Masyarakat, Wilayah, dan Pembangunan”.

Bandung: UNPAD PRESS).

Murniningtyas, Endah & Darajati Wahyu & Sumardja, S, Effendy. (2016). “Indonesia Biodiversity Strategi and Action Plan 2015-2020”. Kementrian Nasional/BAPPENAS.

Paimin, Pramono, I. B., Purwanto, & Indrawati, D. R. (2012). Sistem Perencanaan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. In Dynamical systems

with applications using MATLAB (Vol. 53).

Prasetya, Irawan. (1999). “Logika dan Prosedur Penelitian”. Jakarta: STIA-LAN.

150

Rohidi, Tjetjep Rohendi. (1992). “Analisis Data Kualitatif”. Jakarta: UI Press).

Santrock, Jhon W.(2002). " Adolescence Perkembangan Remaja". Jakarta:Erlangga.

Soerjono, Soekanto. (1987). “Sosial Suatu Pengantar”. Jakarta: Rajawali Press.

Soetomo. (2011). “Pemberdayaan Masyarakat”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suardiman, Siti Partini. (1988). "Psikologi Pendidikan Studing".

Yogyakarta:Andi Offset.

Suharto, Edi. (2010). “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”. Bandung: Refika Aditama.

Sumodiningrat. (1997). “Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat”. Jakarta: PT Bina Rena Pariwara.

Suryana. (2010). “Metodelogi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”. Bandung: UPI.

Tuwo, Ambo. (2011). “Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut”. Surabaya: Brilian Internasional.

Wazir, Ach. (1999) “Panduan Penguatan Menejemen Lembaga Swadaya Masyaraka”. Jakarta: Sekretariat Bina Desa dengan dukungan AusAID melalui Indonesia HIV/AIDS and STD Prevention and Care Project. Winarni, Tri. (1998). “Memahami Pemberdayaan Masyarakat Desa

Partisipatif dalam Orientasi Pembangunan Masyarakat Desa Menyongsong Abad 21: menuju Pemberdayaan Pelayanan”. Yogyakarta: Aditya Media.

Winarto Gunardi, Djoko & Prayitno, Hariyanto Sugeng. (2017). “EKOWISATA”. Bandar Lampung: Pustaka Media.

Yusuf, Muri. (1982). "Pengantar Ilmu Pendidikan". Jakarta: Ghalia Indonesia.

Zubaedi. (2007). “Wacana Pembangunan Alternatif: Ragam Prespektif Pembangunandan Pemberdayaan Masyarakat”.Jakarta: Ar Ruzz Media.

151 Sumber Skripsi:

Ekowati, D. (2005). PENGEMBANGAN EKOWISATA ( Kasus Pekon Pahmungan , Kecamatan Pesisir Tengah Krui , Kabupaten Lampung Barat , Propinsi Lampung ) “ Kita telah melakukannya sendiri ”. Institut Pertanian Bogor.

Handika, D. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Ekowisata di Desa Karangsong Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. UIN Syarif Hidayatullah.

Maliyah, Aam. (2017). “Model Pengembangan Masyarakat Berbasis Ekowisata di Desa Waymuli Induk Rajabasa Lampung Selatan”. UIN Raden Intan Lampung.

Rindi, Tyas Arma. (2019). “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata (Studi Kasus Desa Wonokarto, Kec. Sekampung, Kab. Lampung Timur)”. Institut Agama Islam Negeri Metro, Lampung.

Siregar, I. (1987). “Tesis Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Masyarakat Nelayan. Depok: Universitas Indonesia. Sumardjo. (1999). “Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju

Pengembangan Kemandirian Petani (Kasus di Provinsi Jawa Barat”. Disertasi: IPB.

Sumber Jurnal:

Adisasmita, Rahardjo. “Peningkatan Partisipasi Masyarakat Merupakan

Salah Satu Bentuk Pemberdayaan Masyarakat (Social Empowerment) Secara Aktif Yang Berorientasi Pada Pencapaian Hasil Pembangunan yang Dilakukan Dalam Masyarakat (Pedesaan)”.

Kejasama Direktorat Produk Pariwisata Direktorat Jendral Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF-Indonesia. (Januari, 2009). “Prinsip dan Kriteria Ekowisata

Berbasis Masyarakat.

Naafs, Suzanne & White, Ben. (2009). "Generasi Antara: Refleksi tentang

Studi Pemuda Indonesia". Jurnal Studi Pemuda, VOL 1 NO 2,

September 2009.

152

Pencemaran Air Sungai Siak (Studi pada Daerah Aliran Sungai Siak Bagian Hilir)”. Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, Volume 1,

Nomor 1, November 2011.

Satries, Wahyu Ishardino. (2009). "Peran Serta Pemuda Dalam

Pembangunan Masyarakat" . Jurnal Madani Edisi I Mei 2009.

Wijaya, Daya Negri. (2013). "Mentalitas pada Masa Pergerakan dan Masa

Reformasi di Indonesia: Dari Berani Berpengetahuan hingga Takut Berpengetahuan". Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, No.1,

Vol. 1, Maret 2013.

Sumber Website:

^"Badan Pusat Statistik Kabupaten

Purwakarta". purwakartakab.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses

tanggal 2017-05-02

http://bappeda.jabarprov.go.id/wpcontent/uploads/2017/03/Destinasi-Wisata-Kelas-Dunia-Provinsi-Jawa-Barat.pdf di posting oleh: BAPPEDA JABAR HUMAS, pada tanggal : 21 Maret 2017.

https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan diposting oleh : WIKIPEDIA, pada tanggal : 27 Mei 2020.

http://tribun pemberdayaan lingkungan. blogspot.com/ diposting oleh : Imansyah, pada tanggal : 8 Juli 2009

153

154 Lampiran 2 Dokumentasi

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Ketua Ekowisata Komunitas Ngaprak River Adventure

Wawancara dengan Wakil Ketua Ekowisata Komunitas Ngaprak River Adventure

155

Wawancara dengan Pengurus Ekowisata Komunitas Ngaprak River Adventure

Bendahara

156

Wawancara dengan Pemuda Sekaligus Anggota Ekowisata Komunitas Ngaprak River Adventure

157

159

162 Lampiran 4 Pedoman Wawancara

LAMPIRAN – LAMPIRAN Transkip wawancara

Wawancara pengurus Ngaprak River Adventure

Nama : Ahmad Arip

Jabatan : Ketua Ngaprak River Adventure Tanggal : 18 Oktober 2020

1. Bagaimana proses berdirinya komunitas Ngaprak River Adventure?

Proses berdirinya mah karena emang tadinya niat pemberdayaan itu teh sebenarnya mah, jadi pemberdayaan karena emang disini biasanya pemuda pemudi saling akrabnya setahun sekali pas acara-acara yang diadakan karang taruna. Dari PHBN itu pas 2016 teh kebetulan saya yang jadi ketua nya disini, jadi suasana seperti keluarga teh bener-bener pas PHBN itu. jadi tiap hari pemuda pemudi yang biasa bertemu dijalan itu kalo hari-hari biasa mah kenal tapi tidak kenal (tidak menyapa). Nah pas adanya ngaprak itu bisa ngumpul layaknya saudara. Setelah itu PHBN beres, cuman ya beberapa sosok pemuda disini emang ngerasa kehilangan, gimana caranya supaya keakraban itu tetap berjalan gitu di lingkungan ini. Nah akhirnya muncul lah ide atau gagasan, gimana caranya karang taruna disini yang jumlahnya sekian bisa terus jalan gitu, tanpa harus mengadakan lomba-lomba.

163

Pas waktu itu teh yang menjadi wacana kita, kebetulankan ada 4 orang penggagas, sebenarnya saya hanya mengeluarkan wacana awalnya, cuman Reki, Adi, Sandi, kan mereka mah emang satu tongkrongan bertiga teh bareng tiap harinya, dan kepikiran wacana tadi, akhirnya mereka datang ke saya. “gimana atuh yeuh supaya tetap berjalan si harmonisasi antara pemuda pemudi disini teh (kekompakannya)”. Nah akhirnya waktu itu teh wacananya yang pertama adalah pembudidayaan tanaman, kedua pengelolaan sampah, yang ketiga teh apa gitu saya lupa. Pokoknya dari situ teh sudah mulai kita rencana-rencana. Yang akhirnya untuk melepas jenuh kita ke cikondang lalu bersih-bersih disana karena setiap bulan Agustus suka di bersihin. Kebetulan, karena perkembangan jaman kayanya yak, ada salah satu pemudi disini yang update status, terus emang mendapat respon dari akun instagram promosi wisata Purwakarta yaitu urang Purwakarta, lalu adminnya datang, terus pengen ngeliwet disini. Pas sudah nmgeliwet, dia menyarankan membuat apa gitu disini teh, daa enak suasana dan pemandangannya. Dari situ cikondang makin rame, banyak pengunjung yang datang untuk sekedar ngeliwet, bermain air, dan selfie. Nah yang bertiga tadi Reki, Adi, Sandi punya gagasan buat bikin lahan parkir supaya ada pemasukan buat warga disini, cuman pada saat itu teh saya sendiri punya background dari pariwisata jadi liat kondisi, emang odtwnya (lokawisata/tempat wisata) sudah bagus gitu cuman kalau hanya seperti itu mah lama kelamaan juga orang akan bosen, kecuali si objek aktif ini teh di bikin

164

pasif, objek aktifnya dibikin kegiatan, kegiatan apa yang bisa memakai odtw itu. Akhirnya waktu itu teh keluar wacana bikin river tubing. Dan akhirnya terlaksana bikin river tubing itu juga bahannya kita dapat dari pemberian oleh mas andan yang berbentuk ban dalam bekas itu juga harus di tambal sampai 24 tambalan, terus kita cobain, orientasinya enggak ke profit bener-bener murni bikin aktivitas, terus ada update-updatean begitu di medsos membuat stereotip masyarakat luar bagus mereka berpikir “kayanya seru tuh”, oh sebelumnya ada HIDATA yang nyumbang 3 ban, terus Reki beli pelampung 2, nah dari situ dicobain lagi dan hasilnya menarik gitu, terus anak desa sebelah nyobain dari komunitas Swit kalo ga salah mah. Nah dari situ dibikin lah River Tubing disini, akhirnya bisa di pasarkan. Dari situ mulai kita buka jalur (trek), jualan (promosi) iseng-iseng di instagram. Waktu itu mah baru 30 ribu harga satu orangnya, kita juga bisa nampung maksimal 10 dikurangin 2 berarti 8 orang waktu itu mah, karena kan pelampungnya juga dapet sumbangan dari warung makan Sage. Dari situ, mungkin karena emang berkembang, sage yang tadinya hanya memberi support mulai memikirkan profit atau bisnis oleh karena itu ada ketidak sepahaman antara kita yang maju karena pemberdayaan dan pihak yang memberi support sebagai pihak yang mengejar profit, split akhirnya jadi yang tadinya pelampung, ban itu hibah buat ngaprak akhirnya ditarik kembali oleh sage, dari situ kita sempet vakum 2 minggu, ada yang datang kesini juga kita tidak terima mau gimana lagi kita gak punya

165

fasilitas/gaada modal waktu itu teh. Ya karena prihatin akhirnya orang tua Reki memberi pinjaman buat pelampung 20 stel, gitu meren sejarahnya mah. Dinamakan Ngaprak River Adventure teh karena emang aktivitasnya disungai terus sebelum sampai di sungai kita harus aprak-aprakan (melewati kebun tanpa jalan setap/ tanpa jalur) dulu ke kebun, kesawah nah ngaprak deh akhirnya, karena jenisnya petualangan yaa adventure.

2. Siapa saja pencetus akan berdirinya komunitas Ngaprak River Adventure?

4 pencetusnya teh saya, Reki, Adi dan Sandi. 4 orang terus kesini-kesininya nambah

3. Adakah mitra atau jenis kerjasama dalam pengembangan ekowisata komunitas Ngaprak River Adventure?

Kalau mitra mah kita banyak sebenarnya yaa, mulai dari komunitas urang Purwakarta, terus dari komunitas BackPacker Indonseia kebetual perwakilannya penah ada, terus dari travel-travel mungkin hampir semua travel kadang kalo misalkan punya tamu suka dilempak kesini salah satunya yang deket mah ke kita teh Pingkan holliday kalau ga salah terus si cece travel, kalau dari perusahan yang sempat support ke kita dari PJT (Perum Jasa Tirta) Purwakarta, kalau untuk mitra mah kayaknya udah itu aja.

4. Bagaimana proses pengelolaan komunitas Ngaprak River Adventure dan cara pengrekrutan anggotanya?

Masalah pengelolaan komunitas mah yaa sama dengan komunitas pada umumnya, seperti dari segi struktural

166

organisasi ada ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara, itukan posisinya emang ada. Cuman berjalannya tetep seperti semua penentuan keputusan teh bareng-bareng. Kalau misalkan pengen membangun apa gitu, jadi walaupun dia hanya istilahnya supporter ya karena tidak memakai jabatan sekertaris, bendahara dan lain sebagainya tapi emang ikut campur di Ngaprak ya kita tetep ikut musyawarah. Karena hampir 80% lah yaa yang terlibat di ngaprak ini adalah anggota karang taruna Desa Raharja, jadi yaa untuk pengrekrutan anggota pun kita pakai anggota karang taruna, jadi yaa istilahnya kita musywarah bahas struktur dari ketua sampai anggota yaa musyawarah seluruh elemen pemuda atau anggota karang taruna Desa Raharja, sejauh ini belum ada anggota ngaprak dari luar Desa si, karena balik lagi ke tujuan awal, kita emang mau manfaatin dan memberdayakan SDM yang ada disini dulu.

5. Dari mana saja pendanaan komunitas Ngaprak River Adventure?

Sejauh ini masih tetep muterin pendapatan dari hasil ngaprak. Jadi ketika dapet penghasilan misalkan sekali turun kita langsung bagikan ke guide untuk penghasilan mereka, sebagian disisihin untuk pembangunan, dan sisanya kita simpan untuk kas Ngaprak.

6. Program apa saja yang dilakukan komunitas Ngaprak River Adventure?

Sebenarnya kalau menurut visi dan misi mah masih agak jauh yaa, tapi kalau untuk pencapaian sudah beberapalah. Kalau

167

program mah kita ingin menjadikan disini teh jadi desa wisata yang populer lah, minimal cangkupan domistiklah (Purwakarta) di Purwakarta teh Desa wisata unggulan ya di Raharja ini, hanya sajakan tidak mudah yaa, tapi proses masih selalu kita upayakan. Program yang kita jalankan masih program-program biasa ya, terlepas dari menerima tamu kita sering lakukan program pembersihan sungai, ikut program dari komunitas lain untuk menjalin silaturahmi, pembangunan basecamp dan fasilitas umum untuk tamu. Program penghijauan juga kita lakukan disini.

7. Adakah program atau kegiatan yang menyangkut pemeliharaan lingkungan (sungai dan lingkungan sekitar lainnya)?

Untuk program pemeliharaan lingkungan dari awal juga emang itu program kita, kita pengen bikin lingkungan disini teh bener-bener alami, jadi sungai yang kita pakai itu menurut program pembangunannya mah pengen dibikin lestari seperti ga ada sampah terus kita tanam bibit tumbuhan di sepanjang sungai yang kita pakai. Kerja bakti juga, kan kita emang hari jumat libur nah tiap jumat kita bersih-bersih disungai.

8. Sejak kapan ekowisata Ngaprak River Adventure diresmikan? Peresmiannya mah, kalo dari peresmian legalitas itu tanggal 6 februari 2017, kalo peresmian dari nama dan aktivitasnya udah dari oktober 2016.

9. Dalam menentukan program, komunitas Ngaprak River Adventure menggunakan metode seperti apa?

168

Kita musyawarah dulu kalo ingin menentukan apapun juga termasuk program.

10. Adakah mentor atau orang yang membimbing dalam penentuan program atau kegiatan komunitas Ngaprak River Adventure?

Di sini kalo untuk penasihat ada namanya a Gungun yang jadi penasih dan pelindung mungkin ya. Kalo penentuan program mah kita emang musyawarah secara anggota saja, paling kalo misalkan ada program yang udah jalan terus kebetulan juga ada momen ya kita sering bersama a Gungun.

11. Adakah bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh komunitas Ngaprak River Adventure?

Bentuk pemberdayaan masyarakat... mungkin ada ya sesuai dengan tujuan awal emang bener-bener mau ngembangin desa dari semua segi baik itu ekonomi, sosial dan lain-lain. Hanya saja emang belum semua elemen masyarakat dapat kita rangkul atau di berdayain lah.

12. Bagaimana bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan komunitas Ngaprak River Adventure?

Kalau untuk bentuknya kita teh paling, kalo misalkan ada beberapa yang punya rumah kosong atau kamar kosong kadang kalo ada tamu yang butuh penginapan kita titip begitu, terus untuk makanan catering kan kita ambil tetep dari warga setempat, guide juga tetep kita pakai pemuda disini sebagai bentuk pemberdayaan pemuda lah. Dan juga kalo misalkan tamu membeludak kita pasti kurang orang untuk guidenya alternatifnya kita pakai masyarakat sekitar untuk menjadi

169

guidenya. Oh iya transportasi juga kita memanfaatkan warga disini yang punya mobil bak untuk menjemput tamu.

13. Adakah strategi khusus yang diterapkan komunitas Ngaprak River Adventure untuk melaksanakan program pemberdayaan masyarakat?

Kalo strategi khusus si tidak ada yaa, kita pake cara atau strategi biasa aja.

14. Jika ada, strategi seperti apa yang di terapkan dan metode atau teknik seperti apa yang dilakukan komunitas Ngaprak River Adventure dalam proses pemberdayaan masyarakat?

Strateginya ya kalo untuk strategi mah kita tetep merangkul yang misalkan menjadi guide buat lebih mengetahui tentang adanya pariwisata supaya yang pertama mungkin wawasannya mereka bertambah gitu ya, terus memang karena pariwisata teh rentan kena dampak makannya kita arahin mengikuti pelatihan-pelatihan terus kita bimbing juga supaya ikut BASARNAS gitu supaya tau teknik gimana cara merescue. Ya intinya pengen masyarakat disini lebih mengenal tentang adanya pariwisata, karena dari pariwisata banyak sisi kreatifitas yang lain yang bisa diangkat disini gitu, seperti edukasinya, pertananiannya.

15. Bagaimana komunitas Ngaprak River Adventure menggali ide terkait pemberdayaan masyarakat?

Oh untuk itu mah (ide) perasaan masih kita yang ber 4 aja belum melebar ke anggota yang lain. Rata-rata emang yang dimusyarahkan dengan anggota yang lain muncul dari musyarawah kita ber 4 keseringan saya sama Reki si sebagai

170

ketua dan wakil ketua, nah abis itu baru kita lempar ke forum musyawarah yang lebih besar.

16. Apa yang menjadi motivasi komunitas Ngaprak River Adventure menjalankan program atau kegiatan pemberdayaan masyarakat?

Ya yang pertama karena kita pengen masyarakat tau bahwa lapangan pekerjaan itu ga mesti jauh-jauh, jadi di daerah sini juga kekayaan alam teh sebenernya kalo dimanfaatkan secara baik mah bisa jadi lahan pemasukan untuk kita juga gitu. Jadikan banyak juga disini anak-anak apalagi kalo udah putus sekolah terus tamat SMK/SMA itu mengenal hal-hal yang negatif gitu misal narkoba, minuman walaupun hanya sekedar minuman, nah kita tekan mereka teh buat lebih kreatif sebenernya, jadi merangkul anak-anak disini teh supaya lebih bisa di banggakan oleh lingkungan tidak cuma sekedar negatifnya saja tapi positifnya lebih banyak.

17. Apa yang menjadi tujuan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan komunitas Ngaprak River Adventure?

Ya sebenernya yang menjadi tujuan besarnya ya ingin mensejahterakan masyarkat si, ya minimal masyarakat disini ga diem aja gitu, ada lah pemasukan buat sekali jajan, ngeroko atau istilah kasarnya buat hidup sehari mah ada gitu. Ya intinya kita ingin membuka lapangan pekerja untuk masyarakat disini. Jujur dalam program ini kita belum bisa ngasih banyak ke masyarakat tapi insyaalah kalo kedepannya kita ingin buat program yang emang bener-bener mensejahterakan masyarakat disini.

171

18. Adakah pihak-pihak seperti pihak kelembagaan, pihak pemerintahan, dan pihak-pihak lainnya yang mendukung atas berdirinya komunitas Ngaprak River Adventure?

Kalo sekedar dukungan mah banyak ya, yang pertama dari Desa juga ada dukungan mah, terus dari kecamatan, dari kabupaten juga kalo dukungan-dukungan mah ada. Dari LBH juga ada kayanya, terus dari Dinas Pariwisatanya, terus dari beberapa akademisi/praktisi pernah pernah ada juga si. Jadi pernah ada yang yang dateng dari praktisi ngasih dukungan/support buat kita tetep menjalin hubungan antara stakeholder lapangan sama dari pemerintahan.

19. Adakah program komunitas Ngaprak River Adventure yang melibatkan masyarakat sekitar?

Kalo untuk programnya ada hanya saja masih belum sempurna, maksudnya kita belum memberi peluang keseluruh masyarakat sekitar istilahnya kita belum bisa memberdayakan masyarakat seluruhnyalah. Ya paling kalo melibatkan masyarakat sekita mah pemuda atau masyarakat lain yang jadi guide, terus ibu-ibu yang masak buat konsumsi, terus dari homestay juga, itu aja paling untuk sekarang mah ya untuk kedepannya pengennya lebih dari itu. Oh iya paling sama penghijauan desa, jadi warga disini diminta untuk menanam sayuran di pot atau polybag di depan rumah mereka, nanti dimasa masa panen tiba kita kumpulkan lalu kita jual dan hasilnya kita bagikan ke warga, disini kita hanya sebagai suplayer penjualannya saja, tidak sedikit pun kami meminta jatah ke warga. Selain kita kumpulkan warga juga bisa

Dalam dokumen Oleh: Yoga Faisal Abdulah NIM (Halaman 160-200)

Dokumen terkait