• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Yoga Faisal Abdulah NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Yoga Faisal Abdulah NIM"

Copied!
229
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN PEMUDA BERBASIS EKOWISATA “NGAPRAK RIVER ADVENTURE”

DI DESA RAHARJA KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN PURWAKARTA

PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Yoga Faisal Abdulah

NIM 11160540000033

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYARIF HIDAYATULLAH, JAKARTA

(2)
(3)

LEMBAR PERYANTAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama : Yoga Faisal Abdulah NIM : 11160540000033 Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Pemuda Berbasis Ekowisata Ngaprak River Adventure di Desa Raharja Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta Jawa Barat”, merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua narasumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2021

(4)

i ABSTRAK YOGA FAISAL ABDULAH

Pemberdayaan Pemuda Berbasis Ekowisata “Ngaprak River Adventure” di Desa Raharja Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta Jawa Barat

Desa Raharja berada di Kabupaten Purwakarta, Kecamatan Wanayasa. Desa ini memiliki potensi alam Sungai Cikondang yang dapat dimanfaat oleh masyarakat menjadi wisata alam. Kemudian sekelompok Pemuda Karang Taruna Desa Raharja yang bergerak memelihara kelestarian Sungai Cikondang dengan melakukan kerja bakti membersihkan sungai. Mereka kemudian membentuk komunitas ekowisata yang bernama “Ngaprak River Adventure”.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui: (1) Bagaimana komunitas “Ngaprak River Adventure” melakukan pemberdayaan pemuda berbasis ekowisata di Desa Raharja; (2) Apa dampak pemberdayaan bagi pemuda dan lingkungan;. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh komunitas Ngaprak River Adventure adalah pemberdayaan Pemuda, yang membuka pekerjaan baru bagi pemuda berupa: (1) Jasa guide arum jeram; dan (2) Jasa sewa tenda untuk outbound. Sedangkan pada masyarakat umum berupa: (1) Jasa Cattering untuk keperluan ekowisata; (2) Jasa transportasi untuk menjemput pengunjung; (3) Jasa penyewaan

homestay. Dampak lain dari program pemberdayaan ini adalah : (1)

Lahirnya kehidupan sosial, dalam bentuk aktivitas pemuda yang berinteraksi semakin baik dengan pemuda lainnya ataupun dengan organisasi lain di Purwakarta; (2) Munculnya solidaritas antar sesama pemuda, sehingga mereka lebih solid dalam setiap kegiatan pengembangan ekowisata; (3) Meningkatnya kepedulian terhadap alam sekitar seperti kerja bakti membersihkan sungai; dan (4) Meningkatnya ilmu pengetahuan, berupa pengalaman berorganisasi, dan pengetahuan dalam bidang kepariwisataan. Dampak lain juga terjadi, terutama terhadap alam sekitar, berupa meningkatnya kualitas lingkungan sungai, seperti (1) Sungai lebih terjaga dari sampah dan rumput liar; (2) Kualitas air lebih bersih; (3) Aliran air untuk irigasi dan keperluan arung jeram menjadi lebih lancar; dan (4) terlaksananya kegiatan penghijauan Desa.

Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Komunitas Pemuda, Pengembangan Ekowisata.

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahimi Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis sampaikan kepada

Allah SWT, yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga. Berkat nikmat dan pertolongan-Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Pemuda Berbasis Ekowisata Ngaprak River Adventure di Desa Raharja Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta Jawa Barat” dengan baik dan lancar. Sholawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, juga kepada para keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua termasuk umat Baginda Nabi Muhammad Saw yang selalu merindukan dan dirindukan Nabi Muhammad Saw.

Sepenuhnya penulis sadari bahwa dalam penelitian ini terdapat banyak kekurangan, tetapi penulis berharap, semoga skripsi ini sedikit banyak bisa bermanfaat. Maka dari itu peneliti akan menerima masukan dari berbagai kalangan. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjan Sosial (S.Sos) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan masukan dari berbagai pihak, maka sudah sepatutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Amany Burhanudin Lubis, Lc MA., Rektor Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta, dan jajaran Rektorat Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah, Jakarta.

2. Bapak Suparto, M.Ed.Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah, Jakarta.

(6)

iii

3. Ibu Dr. Siti Napsiyah, S.Ag., BSW, MSW., Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta; Bapak Dr. Sihabuddin N, M.Ag., Wakil Dekan II Bidang Administrasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta; Bapak Cecep Wijaya, M.A., Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta

4. Bapak Muhtadi, M.Si., Ketua Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta, juga sebagai Dosen Pembimbing Akademik mahasiswa PMI’16 yang telah membina etika dan moral saya dan teman-teman yang lainnya dalam proses perkuliahan; Ibu WG Paramita Ratnasari, S.Ant, M.Si., Sekertaris Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Tantan Hermansah, M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu serta sabar untuk memberikan arahan bimbingan, saran, dan motivasi dengan sangat baik sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi.

6. Segenap dosen Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam dan Civitas Akademik yang telah memberikan pengetahuan dan membimbing penulis selama mengikuti masa perkuliahan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ayahanda A.Yazen dan Ibunda Aas Asiah yang sangat saya cintai, atas segala perhatian, kasih sayang, semangat, motivasi, dan doa yang

(7)

iv

tidak pernah putus untuk penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Kawan-kawan di komunitas Ngaprak River Adventure yang sekarang telah menjadi saudara baru untuk penulis, terutama Reki Ramdan Permadi, Syahdika, Yadi, Rudi, Syahdan, sebagai teman sharing dan yang selalu menemani, mengarahkan, memotivitasi penulis selama masa penelitian, serta memberikan izin penelitian, memberikan informasi, dan data untuk keperluan skripsi.

9. Kepada kakak dan kakak ipar, Yeti Rahmawati dan Iip Apriaji yang selalu mendengarkan keluhan dan memberikan semangat serta motivasi selama masa penulisan skripsi.

10. Kepada keluarga besar, yang selalu menjadi motivasi untuk bisa memberikan kebanggan dan selalu mendukung setiap perjalanan saya terutama dimasa perkuliahan.

11. Kepada Pandu, Willi Rahmat, Gilang, Baban, Rian, Nedi, Dani, yang selalu memberikan energi positif untuk bangkit dari rasa malas dalam penyusunan skripsi dan selalu menjadi tempat hiburan dikala penat serta teman sharing tentang kehidupan.

12. Kepada teman-teman PMI 2016, Thoyibus Sariroh, Nanang Faturahman, Putra Wahyu, Afrizal Alkamil, Nur Muzam (Ajay), Taufik Hidayatullah, Eki Rizky, Noval, Reza, Ari, Hilmi, Ohim, dan yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu yang selalu menemani dikala susah, memberi bantuan dikala membutuhkan, dan selalu menjadi teman berbagi disetiap waktu.

13. Kepada kakak kelas di PMI terutama Munnah Herwati, Imam fauzi, Saipul Iqbal, Faskan, Fajar, Hendrian, Basith, Rafi, yang selalu membantu adik-adik tingkatnya dalam urusan perkuliahan.

(8)

v

14. Kepada teman-teman Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2016, yang selalu menjadi teman diskusi dan sharing perkuliahan dan menemani masa perkuliahan.

15. Kepada teman-teman HMI Komisariat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Cabang Ciputat yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan ruang dalam proses penggalian ilmu pengetahuan serta pengalaman selama masa perkuliahan.

16. Kepada teman-teman PERMATA (Perhimpunan Mahasiswa Purwakarta), yang telah menjadi tempat pulang dikala merindukan sosok kampung halaman.

Semoga semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan mendapatkan perlindungan dan kesehatan dan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT. Dari segala kekurangan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis, pemerintah dan masyarakat desa setempat, serta menjadi acuan bagi peneliti lainnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Ciputat, 05 Januari 2021

Penulis

(9)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...

ABSTRAK ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xi BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Fokus Masalah dan Rumusan Masalah ... 13

1. Fokus Masalah ... 13

2. Rumusan Masalah ... 13

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

1. Tujuan Penelitian ... 13

2. Manfaat Penelitian ... 13

E. Metodologi Penelitian ... 14

1. Pendekatan Penelitian ... 14

2. Jenis dan Sumber Data ... 15

3. Teknik Pengumpulan Data ... 16

4. Teknik Analisis Data ... 17

5. Teknik Validasi Keabsahan Data ... 17

(10)

vii

7. Tempat dan Waktu penelitian ... 18

F. Tinjauan Pustaka ... 18

G. Sistematika Penulisan ... 23

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR . 25 A. Pemberdayaan Masyarakat ... 25

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ... 25

2. Proses dan Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 27

3. Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat ... 31

4. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat ... 34

B. Pemuda... 38

C. Pemberdayaan Lingkungan ... 44

D. Partisipasi Masyarakat ... 47

E. Ekowisata ... 50

1. Pengertian Ekowisata ... 50

2. Konsep Dasar Ekowisata ... 53

3. Prinsip Ekowisata ... 54

4. Dampak Ekowisata ... 56

F. Hubungan Ekowisata dengan Pengembangan Masyarakat ... 58

G. Daerah Aliran Sungai ... 59

H. Kerangka Berpikitr ... 63

BAB III GAMBARAN UMUM ... 65

A. Profil Desa Raharja ... 65

1. Sejarah Desa Raharja ... 65

2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa raharja ... 66

3. Demografi dan Geografi Desa Raharja ... 70

4. Potensi Alam dan Keunggulan Desa Raharja ... 78

B. Profil Ngaprak River Adventure ... 79

(11)

viii

2. Visi, Misi serta Tujuan ... 82

3. Struktur Organisasi Ngaprak River Adventure ... 83

4. Keuangan Ngaprak River Adventure ... 86

5. Mitra Ngaprak River Adventure ... 87

6. Pola Alam/Cuaca ... 87

7. Pola Pemasaran ... 88

BAB IV TEMUAN LAPANGAN ... 90

A. Pemberdayaan Pemuda Berbasis Ekowisata Komunitas “Ngaprak River Adventure” di Desa Raharja ... 90

1. Tahapan Kegiatan ... 93

2. Proses Kegiatan ... 93

3. Pelibatan Kegiatan ... 95

4. Aksi ... 99

B. Dampak Pemberdayaan Kepada Pemuda dan Lingkungan ... 100

1. Dampak kepada Pemuda ... 100

2. Dampak Ekonomi ... 106

3. Dampak Lingkungan ... 113

BAB V PEMBAHASAN ... 119

A. Pemberdayaan Pemuda Berbasis Ekowisata Komunitas “Ngaprak River Adventure” di Desa Raharja ... 119

1. Tahapan Kegiatan ... 120

2. Proses Kegiatan ... 121

3. Pelibatan Kegiatan ... 122

4. Aksi ... 124

B. Dampak Pemberdayaan Kepada Pemuda dan Lingkungan ... 125

1. Dampak kepada Pemuda ... 125

(12)

ix 3. Dampak Lingkungan ... 133 BAB VI PENUTUP ... 144 A. Kesimpulan ... 144 B. Saran ... 145 DAFTAR PUSTAKA ... 147 LAMPIRAN ... 152

(13)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nama-nama kepala desa dari tahun 1982 – sekarang ... 66

Tabel 2 Jumlah Penduduk Desa Raharja ... 71

Tabel 3 Data Mata Pencaharian Warga Desa Raharja ... 76

Tabel 4 Data Kepemilikan Hewan ... ... 77

Tabel 5 Prasarana Desa Raharja ... 78

Tabel 6 Dampak Pemberdayaan kepada Pemuda ... 130

Tabel 7 Dampak Ekonomi ... 133

(14)

xi

DAFTAR GAMBAR

Daftar Gambar 1 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Raharja ... 68

Daftar Gambar 2 Peta Desa Raharja ... 73

Daftar Gambar 3 Kegiatan Silaturahmi ... 127

Daftar Gambar 4 Keadaan Kerja Bakti Membersihkan Sungai ... 136

Daftar Gambar 5 Keadaan Penghijauan Desa ... 139

Daftar Gambar 6 Keadaan lahan untuk anak-anak ... 140

Daftar Gambar 7 Dokumentasi Liputan dan Wawancara Beberapa Stasiun Tv ... 143

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATANG BELAKANG

Perkembangan dunia pariwisata di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Barat dapat dibilang cukup baik, dengan luas sekitar 44.176 km2 dan merupakan provinsi terpadat yang ada di Indonesia, Jawa Barat memiliki potensi wisata yang besar. Pembangunan pariwisata berkelanjutan di Jawa Barat, memiliki prinsip yang menjamin keberlanjutan sumber daya pendukung pembangunan pariwisata yang terintegrasi dengan lingkungan alam, budaya dan manusia. Dalam hal ini memperhatikan daya dukung suatu ekosistem dengan menampung komponen biotik (makhluk hidup), termasuk memperhitungkan faktor lingkungan dan faktor lainnya yang berperan di alam yang sangat bervariasi dan bergantung pada bagaimana cara pemanfataan yang dilakukan manuisa.

Kabupaten Purwakarta merupakan daerah yang memiliki lokasi yang strategis untuk pariwisata di Provinsi Jawa Barat, karena berada di jalur perlintasan alternatif Jakarta-Bandung yang ramai setiap akhir pekan, hari libur Nasional, maupun hari besar lainnya. Selain itu, jarak yang dekat dengan D.K.I Jakarta sebagai ibu kota Negara menjadikan daerah ini memiliki fasilitas penunjang wisata maupun fasilitas perkotaan lainnya yang lengkap dan kondisinya pun relatif baik. Hal ini merupakan potensi untuk dapat menarik wisatawan dari Jakarta itu sendiri, dengan mengembangkan produk wisata buatan yang kshas dan unik. (http://bappeda.jabarprov.go.id, 2017).

(16)

2

Kabupaten Purwakarta memiliki 17 Kecamatan, 9 Kelurahan dan 183 Desa. Berdasarkan data BPS Kab. Purwakarta, relief bumi Purwakarta dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Wilayah Pegunungan. Wilayah ini terletak di tenggara dengan ketinggian 1.100 sd 2.036 MDPL, meliputi 29,73% dari total luas wilayah.

2. Wilayah perbukitan dan danau. Wilayah ini terletak di barat laut dengan ketinggian 500 sd 1.000 MDPL, meliputi 22,8% dari total luas wilayah.

3. Wilayah daratan. Wilayah ini terletak di uatara dengan ketinggian 35 sd 499 MDPL, meliputi 36,47% dari total luas wilayah (^"Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta").

Desa Raharja merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa Raharja terbentuk pada tanggal 1 Januari 1979 dan merupakan hasil pemekaran dari Desa Wanayasa. Desa Raharja memiliki 2 dusun yang dipisah oleh Sungai Cisurupan yaitu Kampung Raharja dan Kampung Tanjak Nangsi.

Di Desa ini tepatnya di kampung Tanjak Nangsi terdapat potensi wisata Sungai Cikondang, dinamakan demikian karena pada dahulu terdapat pohon Kondang yang memiliki ukuran besar di pinggiran sungai tersebut sehingga dinamakanlah Sungai Cikondang oleh warga setempat.

Peranan generasi muda tentunya sangat di perlukan untuk regenerasi dalam mewujudkan dan mengembangkan potensi-potensi negara kita (Indonesia), oleh karena itu organisasi masyarakat Karang

(17)

3

Taruna adalah salah satu wadah yang tepat untuk menyatukan semangat darah muda, memperkuat silaturahmi dan meningkatakan simpatisme dari masing-masing pemuda, mengembangkan kreatifitas serta kepedulian akan bumi pertiwi.

Potensi alam Desa Raharja dimanfaatkan dan dikelola oleh Karang Raruna Desa Raharja, dengan awalnya partisipasi dan peran aktif Pemuda Karang Taruna Desa Raharja melihat potensi pariwisata Sungai Cikondang patut diapresiasi. Karang Taruna Desa Raharja berupaya memelihara kelestarian Sungai Cikondang dengan melakukan kerja bakti bersama membersihkan sungai, dan membentuk sebuah komunitas ekowisata yang bernama Ngaprak River Adventure.

Nama komunitas ini diambil dengan filosofi para pendiri yang unik, nama Ngaprak River Adventur diambil dari kebiasan sehari-hari atau hobi para pemuda pendiri komunitas ini, Ngaprak sendiri adalah sebutan bahasa Sunda yang dipergunakan untuk menyebut kegiatan jalan-jalan menyusuri hutan belantara, kebun, sawah atau sungai, nama River diambil dari bahasa Inggris yang memiliki arti sungai, dan Adventure diambil dari bahasa Inggris pula yang memiliki arti petualangan. Jadi, Ngaprak River Adventure Adalah kegiatan yang biasa dilakukan oleh para pemuda Desa raharja menyusuri hutan dan sungai.

Komunitas ekowisata Ngaprak River Adventure diresmikan pada tanggal 28 Oktober 2016, bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda, Ngaprak River Adventure resmi dibuka dengan bentuk Badan Hukum Perserikatan Komanditer (CV) serta persyaratan perizinan lain yang mendukung. Potensi tidaklah terlepas

(18)

4

dari campur tangan pihak pengelola sebagai inisiator dalam rangka mewujudkan Desa Raharja sebagai Desa yang terkenal dengan ekowisata khusunya dalam bidang olahrag rafting atau arum jeram, yang diminati oleh wisatawan dalam maupun luar negeri. Selain lokasinya alami dan asri ekowisata Ngaprak River Adventur ini dekelola oleh generasi muda yang sadar akan pentingnya peran pemuda dalam lingkungan masyarakat untuk kemajuan dan kemakmuran sebuah peradaban masyarakat, maka dengan itu komunitas ekowisata ngprak river adventure memiliki tujuan untuk mengembangkan masyakarat di sekitar baik dalam bidang finansial mapun non-finansial.

Komunitas ekowisata Ngaprak River Adventure yang terdiri dari anggota organisasi kepemudaan Karang Taruna Desa raharja ini dalam hal pengelolaan tidak terikat kerjasama dengan komunitas, organisasi bahkan tatanan pemerintahan manapun baik Desa, Kecamatan bahkan Provinsi, dengan kata lain komunitas ekowisata ini berdiri dengan independen. Begitupun dalam hal keuangan atau modal, pada awal berdirinya komunitas ekowisata ngaprak river adventure ini memanfaatkan dana dari patungan dan swadaya lainnya. Seperti dalam hal modal awal berbentuk ban dalam mobil, mereka memanfaatkan ban mobil bekas dari hasil sumbangan orang lain, dan contoh lainnya adalah mobil yang digunakan untuk transportasi antar jemput para pengunjung dari basecamp ketempat ngaprak tubing atau arum jeram, mobil tersebut di dapatkan dari pinjaman sukarela orang tua salah satu anggota komunitas ngaprak river adventure.

(19)

5

Ekowisata Ngaprak River Adventure yang berdiri sejak 4 tahun silam yang dipelopori Reki Ramdan dan Muhammad Arif beserta rekan Karang Taruna Desa Raharja ini meliputi beberapa wisata alam, seperti:

1. Ngaprak River Tubing

Ngaprak River Tubing adalah olahraga Rafting atau sungai atau sering kita kenal dengan arum jeram, namun bedanya arum jeram yang lain dengan arum jeram yang ada di ngaprak river ini adalah dari jenis peralatan yang digunakannya. Arum jeram biasanya menggunakan dayung dan perahu karet, sementara river tubing ini menggunakan ban dalam untuk mengarungi sungai. Bannya menggunakan ban dalam mobil atau truck yang ukurannya lebih besar, seperti namanya river tubing berarti: River artinya sungai dan Tubing artinya ban.

Tim ngaprak river adventur menyediakan layanan wisata body rafting dengan dua pilihan paket, yaitu:

a. Fun Trip, dikemas dengan jarak kurang lebih 2 KM dan ditempuh dalam waktu dua jam perjalanan, dikawal oleh dua orang guide dan dua oarang guide rescue. Dengan fasilitas seperti : pelampung, helm, ban, konsumsi dan dokumentasi.

b. Long Trip, dikemas dengan jarak kurang lebih 5 KM dan ditempuh dalam waktu kurang lebih tiga jam perjalanan, dikawal dengan empat orang guide rescue. Dengan fasilitas seperti : pelampung, helm, ban, konsumsi, dokumentasi dan transportasi.

(20)

6

Selain itu, tim ngaprak river adventure pun menawarkan “paket liwet”. Sesuai dengan namanya, paket ini mengajak pengunjung yang datang untuk membuat nasi liwet secara tradisional setelah sukses mengarungi sungai Ciherang.

2. Camping Ceria

Tim ngaprak river adventure menyidiakan lahan untuk para pengunjung wisata yang ingin menikmati keindahan malam di tengahan-tengah hamparan sawah, udara pedesaan malam yang sejuk, sambil menikmati hangatnya api unggung yang telah disiapkan oleh tim ngaprak river camping ceria. Obrolan yang mengasyikan dengan sanak keluarga, sahabat mapun pasangan akan menambah kehangatan malam dan menghilangkan rasa cape para pengunjung setelah disiang hari memicu adrenalin dengan menyusuri sungai ciherang dengan berbaring menatap indah cahaya rembulan dan taburang bintang-bintang.

Tim ngaprak river adventur menyediakan layanan untuk wisata camping ceria berupa: tenda, matras, dan api unggun. 3. Fungame

Tim ngaprak river menyidiakan sarana untuk para pengunjung yang ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, atau organisasi/komunitas/sekolah/kelas yang ingin bermain bersama menikmati layanan yang telah disiapkan.

Selain itu saat ini pemuda Karang Taruna Desa Raharja akan mengembangkan lagi potensi alam yang ada dengan berencana membuka lahan tanah seluas ribuan meter persegi untuk dijadikan

(21)

7

lokasi objek wisata yang baru seperti saung penginapan, flying fox, lokasi air shop gun, glemping, dan fasilitas MCK.

Ekowisata Ngaprak River Adventure yang terletak di Desa Raharja ini memberikan dampak positif bagi masyarakat, salah satunya adalah pembukaan lapangan pekerjaan baru dan peningkatan kesejahteraan ekonomi warga setempat. Disamping itu, para pemuda di Desa Raharja diberdayakan sebagai pengelola dan pemandu wisata.

Hal tersebut menunjukan kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis ekowisata dilakukan oleh masyarakat khususnya para pemuda Desa Raharja yang tergabung dalam Komunitas ekowisata Ngaprak River Adventure. Demikian Komunitas ekowisata Ngaprak River Adventure yang telah dianggap mampu mengangkat potensi lokal ke kancah nasional, sehingga saya tertarik mengadakan penelitian di Komunitas ekowisata Ngaprak River Adventure yang dimiliki oleh Desa Raharja.

Dengan mempertimbangkan potensi SDM dan SDA yang dimiliki ekowisata Ngaprak River Adventure, serangkaian aktivitas pemberdayaan masyarakat berbasis ekowisata. Maka saya tertarik untuk belajar dan melakukan penelitian tentang pemberdayaan masyarakat berbasis ekowisata Ngaprak River Adventure Desa Raharja.

Potensi alam Desa Raharja dimanfaatkan dan dikelola oleh Karang Raruna Desa Raharja, dengan awalnya partisipasi dan peran aktif Pemuda Karang Taruna Desa Raharja melihat potensi pariwisata Sungai Cikondang patut diapresiasi. Karang Taruna Desa Raharja berupaya memelihara kelestarian Sungai Cikondang dengan

(22)

8

melakukan kerja bakti bersama membersihkan sungai, dan membentuk sebuah komunitas ekowisata yang bernama Ngaprak River Adventure.

Nama komunitas ini diambil dengan filosofi para pendiri yang unik, nama Ngaprak River Adventur diambil dari kebiasan sehari-hari atau hobi para pemuda pendiri komunitas ini, Ngaprak sendiri adalah sebutan bahasa Sunda yang dipergunakan untuk menyebut kegiatan jalan-jalan menyusuri hutan belantara, kebun, sawah atau sungai, nama River diambil dari bahasa Inggris yang memiliki arti sungai, dan Adventure diambil dari bahasa Inggris pula yang memiliki arti petualangan. Jadi, Ngaprak River Adventure Adalah kegiatan yang biasa dilakukan oleh para pemuda Desa raharja menyusuri hutan dan sungai.

Komunitas ekowisata Ngaprak River Adventure diresmikan pada tanggal 28 Oktober 2016, bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda, Ngaprak River Adventure resmi dibuka dengan bentuk Badan Hukum Perserikatan Komanditer (CV) serta persyaratan perizinan lain yang mendukung. Potensi tidaklah terlepas dari campur tangan pihak pengelola sebagai inisiator dalam rangka mewujudkan Desa Raharja sebagai Desa yang terkenal dengan ekowisata khusunya dalam bidang olahrag rafting atau arum jeram, yang diminati oleh wisatawan dalam maupun luar negeri. Selain lokasinya alami dan asri ekowisata Ngaprak River Adventur ini dekelola oleh generasi muda yang sadar akan pentingnya peran pemuda dalam lingkungan masyarakat untuk kemajuan dan kemakmuran sebuah peradaban masyarakat, maka dengan itu komunitas ekowisata ngprak river adventure memiliki tujuan untuk

(23)

9

mengembangkan masyakarat di sekitar baik dalam bidang finansial mapun non-finansial.

Komunitas ekowisata Ngaprak River Adventure yang terdiri dari anggota organisasi kepemudaan Karang Taruna Desa raharja ini dalam hal pengelolaan tidak terikat kerjasama dengan komunitas, organisasi bahkan tatanan pemerintahan manapun baik Desa, Kecamatan bahkan Provinsi, dengan kata lain komunitas ekowisata ini berdiri dengan independen. Begitupun dalam hal keuangan atau modal, pada awal berdirinya komunitas ekowisata ngaprak river adventure ini memanfaatkan dana dari patungan dan swadaya lainnya. Seperti dalam hal modal awal berbentuk ban dalam mobil, mereka memanfaatkan ban mobil bekas dari hasil sumbangan orang lain, dan contoh lainnya adalah mobil yang digunakan untuk transportasi antar jemput para pengunjung dari basecamp ketempat ngaprak tubing atau arum jeram, mobil tersebut di dapatkan dari pinjaman sukarela orang tua salah satu anggota komunitas ngaprak river adventure.

Ekowisata Ngaprak River Adventure yang berdiri sejak 4 tahun silam yang dipelopori Reki Ramdan dan Muhammad Arif beserta rekan Karang Taruna Desa Raharja ini meliputi beberapa wisata alam, seperti:

1. Ngaprak River Tubing

Ngaprak River Tubing adalah olahraga Rafting atau sungai atau sering kita kenal dengan arum jeram, namun bedanya arum jeram yang lain dengan arum jeram yang ada di ngaprak river ini adalah dari jenis peralatan yang digunakannya. Arum jeram biasanya menggunakan dayung dan perahu karet, sementara river

(24)

10

tubing ini menggunakan ban dalam untuk mengarungi sungai. Bannya menggunakan ban dalam mobil atau truck yang ukurannya lebih besar, seperti namanya river tubing berarti: River artinya sungai dan Tubing artinya ban.

Tim ngaprak river adventur menyediakan layanan wisata body rafting dengan dua pilihan paket, yaitu:

c. Fun Trip, dikemas dengan jarak kurang lebih 2 KM dan ditempuh dalam waktu dua jam perjalanan, dikawal oleh dua orang guide dan dua oarang guide rescue. Dengan fasilitas seperti : pelampung, helm, ban, konsumsi dan dokumentasi.

d. Long Trip, dikemas dengan jarak kurang lebih 5 KM dan ditempuh dalam waktu kurang lebih tiga jam perjalanan, dikawal dengan empat orang guide rescue. Dengan fasilitas seperti : pelampung, helm, ban, konsumsi, dokumentasi dan transportasi.

Selain itu, tim ngaprak river adventure pun menawarkan “paket liwet”. Sesuai dengan namanya, paket ini mengajak pengunjung yang datang untuk membuat nasi liwet secara tradisional setelah sukses mengarungi sungai Ciherang.

2. Camping Ceria

Tim ngaprak river adventure menyidiakan lahan untuk para pengunjung wisata yang ingin menikmati keindahan malam di tengahan-tengah hamparan sawah, udara pedesaan malam yang sejuk, sambil menikmati hangatnya api unggung yang telah disiapkan oleh tim ngaprak river camping ceria. Obrolan yang

(25)

11

mengasyikan dengan sanak keluarga, sahabat mapun pasangan akan menambah kehangatan malam dan menghilangkan rasa cape para pengunjung setelah disiang hari memicu adrenalin dengan menyusuri sungai ciherang dengan berbaring menatap indah cahaya rembulan dan taburang bintang-bintang.

Tim ngaprak river adventur menyediakan layanan untuk wisata camping ceria berupa: tenda, matras, dan api unggun. 3. Fungame

Tim ngaprak river menyidiakan sarana untuk para pengunjung yang ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, atau organisasi/komunitas/sekolah/kelas yang ingin bermain bersama menikmati layanan yang telah disiapkan.

Selain itu saat ini pemuda Karang Taruna Desa Raharja akan mengembangkan lagi potensi alam yang ada dengan berencana membuka lahan tanah seluas ribuan meter persegi untuk dijadikan lokasi objek wisata yang baru seperti saung penginapan, flying fox, lokasi air shop gun, glemping, dan fasilitas MCK.

Ekowisata Ngaprak River Adventure yang terletak di Desa Raharja ini memberikan dampak positif bagi masyarakat, salah satunya adalah pembukaan lapangan pekerjaan baru dan peningkatan kesejahteraan ekonomi warga setempat. Disamping itu, para pemuda di Desa Raharja diberdayakan sebagai pengelola dan pemandu wisata.

Hal tersebut menunjukan kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis ekowisata dilakukan oleh masyarakat khususnya para pemuda Desa Raharja yang tergabung dalam Komunitas ekowisata

(26)

12

Ngaprak River Adventure. Demikian Komunitas ekowisata Ngaprak River Adventure yang telah dianggap mampu mengangkat potensi lokal ke kancah nasional, sehingga saya tertarik mengadakan penelitian di Komunitas ekowisata Ngaprak River Adventure yang dimiliki oleh Desa Raharja.

Dengan mempertimbangkan potensi SDM dan SDA yang dimiliki ekowisata Ngaprak River Adventure, serangkaian aktivitas pemberdayaan masyarakat berbasis ekowisata. Maka saya tertarik untuk belajar dan melakukan penelitian tentang pemberdayaan pemuda berbasis ekowisata Ngaprak River Adventure Desa Raharja. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat di identifikasi masalah-masalah yang ada di ekowisata ngaprak river adventure: 1. Permasalahan yang sering dirasakan oleh masyarakat Indonesia

pada umumnya dan khususnya para pemuda yang baru memulai kehidupan mereka secara nyata adalah permasalahan lapangan pekerjaan. Maka dari itu ekowisata ngaprak river adventure melakukan program pemberdayaan pemuda di Desa Raharja dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia.

2. Sebagai program pemberdayaan yang bertujuan untuk mensejahterakan serta melibatkan bantuan langsung pemuda dan masyarakat umum, program yang dilaksanakan ekowisata ngaprak river adventure ini menuai dampak yang akan dirasakan oleh masyarakat dan lingkungannya.

(27)

13

C. Fokus Masalah dan Rumusan Masalah 1. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka studi dibatasi pada unit masalah yang terkait dengan pemberdayaan entitas pemuda, dengan locus pada ekowisata yang dikelola oleh “Ngaprak River

Adventure di Kampung Tanjak Nangsi Desa Raharja”.

2. Rumusan Masalah

Untuk memfokuskan kajian, maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana komunitas “Ngaprak River Adventure” melakukan pemberdayaan pemuda berbasis ekowisata di Desa Raharja?

b. Apa dampak dari pemberdayaan tersebut kepada pemuda dan lingkungan?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah sudah pasti mempunyai tujuan tertentu. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis ekowisata Ngaprak River Adventure.

b. Untuk mengetahui dampak yang dirasakan oleh warga sekitar dengan adanya ekowisata Ngaprak River Adventure ini.

2. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan mempunyai manfaat guna untuk menambah wawasan dan lebih luas lagi bisa dikembangkan. Manfaat ini bersifat teoritis dan praktis.

(28)

14 a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dimanfaatkan untuk dijadikan bahan masukan untuk keilmuan pemberdayaan masyarakat berbasis ekowisata dan juga menjadi bahan acuan untuk para pembaca penelitian ini, terutama dalam pemberdayaan pemanfaatan potensi Desa yang dikemas dalam pemberdayaan masyarakat melalui/berbasis ekowisata.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara fakta dalam temuan penelitiannya, dan menyumbangkan bahan kajian lebih lanjut bagi para pemberdaya dalam praktek pemberdayaan masyarakat.

E. Metodelogi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam peneliti ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Metodelogi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian kualitatif yang dimaksud disini adalah bagaimana memahami fenomena tentang apa yang dialami seseorang seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya dengan cara deskrisi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai alamiah (Lexy J. Moleong, 2009:4-6).

Peneliti akan menggunakan pendekatan lapangan, dimana dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk mempelajari keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu

(29)

15

kelompok dan masyarakat. Penelitian ini mempunyai ciri sifat yang mendalam, tentang suatu unit sosial tertentu (Suryana, 2010:14).

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh pengelola ngaprak river melalui pengembangan ekowisata, kemudian dampaknya terhadap masyarakat sekitar.

Dengan pendekatan ini, peneliti bisa mengetahui lebih mendalam mengenai pemberdayaan masyarakat berbasis ekowisata ngaprak river di Desa Raharja, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

2. Jenis dan Sumber Data

Data akan diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian atau data yang diperoleh langsung dari informan. Sumber data dapat berupa benda, situs, ataupun manusia. Peneliti mewawancara langsung informan yaitu ketua dan anggota Ngaprak River yang berkontribusi pada pengelolaan ekowisata, serta masyarakat terutama yang berada disekitar wawasan ekowisata.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya diperoleh dari dokumen-dokumen yang mendukung penelitian seperti buku-buku, catatan dan transkrip serta

(30)

16

dokumen yang lainnya, atau seseorang mendapat informasi dari orang lain (Prasetya Irawan, 1999:57). 3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa tahap, yaitu:

a. Obervasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Salah satu observasi yang sesuai dengan penelitian kali ini adalah observasi partisipatif. Hasil temuan dari observasi akan peneliti lihat sebagai bahan perbandingan dengan hasil yang diperoleh dari wawancara tersebut.

b. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden/narasumber yang lebih mendalam. Mengenai pembuatan wawancara disini, peneliti menggunakan wawancara terbuka dan dilakukan dengan cara sistematis artinya bahwa menggunakan unsur pertanyaan 5W+1H.

(31)

17 4. Teknik Analisa Data

Dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan pendekatan analisis model yang mengemukakan bahwa aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh, ukuran kejenuhan data ditandai dengan diperolehnya data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi: pertama; reduksi data ialah pengumpulan data, memfokuskan, serta memilah dan memilih data mana saja yang dibutuhkan. Kedua; model data yaitu suatu proses pengumpulan data yang tersusun sesuai kriterianya masing-masing. Ketiga; penarikan kesimpulan merupakan langkah akhir pada sebuah kegiatan penelitian, dimana isinya berisikan tentang ringkasan semua data yang diperoleh sehingga muncul sebuah manfaat dan saran untuk kedepannya (Prof. Dr. Emzir, M.Pd, 2012:129-133).

5. Teknik Validasi Keabsahan Data

Teknik validasi keabsahan data berfungsi untuk menjaga kebenaran dalam isi data yang telah didapat, dari sini peneliti menggunakan taktik triangulasi, menurut Matthew dan Huberman taktik tersebut berupaya membandingkan indeks-indeks yang ada, masing-masing setiap indeks-indeks itu sendiri memiliki metode yang berbeda pula untuk mendapatkannya, sehingga mengarahkan kepada kesimpulan yang tepat (Jetjep Rohendi Rohidi, 1992).

Burhan Bungin dalam bukunya penelitian kualitatif mengatakan bahwa dalam melakukan penelitian sering kali menghadapi persoalan dalam pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak

(32)

18

hasil penelitian kualitatif diragukan keberadaannya karena beberapa hal: (1) Subjektifitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, (2) alat peneliti yang akan digunakan adalah wawancara dan observasi, adapun bentuknya mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, (3) sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian (Burhan Burhin, 2009:253).

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan buku ceqda.

7. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Raharja, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Adapun Masa waktu penelitian dilakukan selama tiga bulan yang dimulai dari pertengahan Januari 2020 sampai dengan selesai.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian dan penulisan judul ini, penulis terlebih dahulu mengadakan tinjauan pustaka terhadap skripsi sebelumnya yang menjadi ide awal penulis dalam penulisan karya ilmiah, sebagai berikut:

1. Dwiki Handika, Mahasiswa program studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2019. Ia menulis skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat

(33)

19

Melalui Pengembangan Ekowisata di Desa Karangsong Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat”. Meskipun judul skripsi hampir sama, terdapat perbedaan anatara skripsi Dwiki Handiki dengan penulis yakni dalam Skripsi Dwiki Handikan menjelaskan tentang bagaimana bentuk-bentuk pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan ekowisata dan dampak yang diperoleh warga sekitar dengan adanya ekowisata. Dalam hal pengembangan ekowisata disebutkan KSM Pantai Lestari sebagai komunitas yang mulai menyadari dampak dari kerusakan alam akibat eksploitasi lahan pesisir yang dijadikan tambak. Mereka membentuk suatu ekowisata yaitu hutan mangrove, dan mulai dari sini KSM Pantai Lestari memiliki bentuk pemberdayaan seperti bentuk pemberdayaan ekonomi, bentuk pemberdayaan sosial budaya dan pemberdayaan lingkungan yang menjadi fokus pemberdayaan masyarakat KSM Pantai Lestari. Sedangkan skripsi yang saya angkat adalah kesadaran para pemuda Desa Raharja yang tergabung dalam sebuah organisasi kepemudaan Karang Taruna terkait kesejahteraan masyarakat melalui ekowisata dan pemanfaatan sumber daya yang mereka miliki seperti sumber daya manusia dan sumber daya alam, untuk menunjang kehidupan yang lebih layak dalam bentuk pemberdayaan masyarakat berbasis ekowisata, dan penulis lebih menekankan pada bagaimana sejarah awal terbentuknya komunitas ekowisata Ngaprak River Adventure, dampak

(34)

20

sosial dan budaya, dampak ekonomi, yang menjadi perbedaan lain adalah lokasi penelitian.

2. Tyas Arma Rindi, mahasiswi program studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Metro – Lampung tahun 2019. Ia menulis skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata (Studi Kasus Desa Wonokarto, Kec. Sekampung, Kab. Lampung Timur). Dalam skripsi ini penulis menjelaskan bagaimana pengembangan masyarakat yang dibalut dengan pengembangan Desa wisata, dimana masyarakat Desa Wonokarto melakukan pengembangan masyarakat dengan kesadaran akan potensi alam Desa Wonokarto dalam bidang pariwisata, pengembangan masyarakat dilakukan dengan cara keikutsertaan masyarakat dalam keseluruhan tahapan pengembangan, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengawasan program pengembangan Desa wisata. Sedangkan skripsi yang saya angkat kesadaran para pemuda Desa Raharja yang mana mereka tergabung dalam organisasi kepemudaan Karang Taruna terkait kesejahteraan masyarakat melalui ekowisata dan pemanfaatan sumberdaya yang mereka miliki seperti sumber daya manusia dan sumber daya alam, untuk menunjang kehidupan yang lebih layak dalam bentuk pemberdayaan masyarakat berbasis ekowisata, dan penulis lebih menekankan pada bagaimana sejarah awal terbentuknya komunitas ekowisata Ngaprak River Adventure, dampak

(35)

21

sosial dan budaya, dampak ekonomi, yang menjadi perbedaan lain adalah lokasi penelitian.

3. Dian Ekowati, mahasiswi program studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor tahun 2005. Ia menulis skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Ekowisata” Studi Kasus Pekon Pahmungan Kecamatan Pesisir Tengah Krui, Kabupaten Lampung. Dalam skripsi ini penulis menjelaskan bagaimana faktor-faktor pendukung dan penghambat yang ada pada Pekon Pahmungan saling berhubungan dalam pengembangan ekowisata dan fokus pada sisi pengembangan kapasitas masyarakat sehingga mampu menjadi bagian pengembangan ekowisata serta strategi pemberdayaan dalam pengembangan ekowisata. Sedangkan skripsi yang saya angkat adalah kesadaran para pemuda Desa Raharja yang bergerak dari organisasi kepemudaan Karang taruna terkait kesejahteraan masyarakat melalui ekowisata dan pemanfaatan sumber daya yang mereka miliki seperti sumber daya manusia dan sumber daya alam, untuk menunjang kehidupan yang lebih layak dalam bentuk pemberdayaan masyarakat berbasis ekowisata, dan penulis lebih menekankan pada bagaimana sejarah awal terbentuknya komunitas ekowisata Ngaprak River Adventure, dampak sosial dan budaya, dampak ekonomi, yang menjadi perbedaan lain adalah lokasi penelitian.

4. Aam Amaliyah, mahasiswi program studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

(36)

22

UIN Raden Intan Lampung tahun 2017. Ia menulis skripsi yang berjudul “Model Pengembangan Masyarakat Berbasis Ekowisata di Desa Waymuli Induk Rajabasa Lampung Selatan”. Dari segi judul yang diambil oleh penulis, hampir sama dengan judul skripsi yang saya pilih, hanya saja dalam skripsi ini penulis lebih menitik beratkan penelitiannya pada penjelasan mengenai model (pendekatan) dari proses pengembangan masyarakat berbasis ekowisata yang diterapkan oleh organisasi kemasyarakatan Pokdarwis Desa Waymuli. Dalam isi skripsi ini penulis mencoba menjelaskan bagaimana Pokdarwis memberdayakan masyarakat lokal untuk mau mencoba berinovasi dalam mengelola hasil laut seperti pelelangan ikan dan memproduksi bakso ikan, penulis juga menjelaskan akan penting pemahaman yang diberikan Pokdarwis terhadap masyarakat setempat untuk memahami perencanaan sosial yaitu proses integrasi masyarakat dengan pemerintah. Sedangkan skripsi yang saya angkat lebih fokus terhadap pemberdayaan masyarakat yang dilakukan komunitas Ngaprak River Adventure dengan tujuan menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab sosial para pemuda Desa Raharja, dan mau berperan aktif dalam mengembangkan potensi alam yang di miliki Desa Raharja guna terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dalam skripsi saya menjelaskan adanya pemberdayaan terhadap masyarakat setempat khususnya para pemuda, seperti memberikan pelatihan menjadi guide arum jeram yang bekerja sama dengan BASSARNAS Kabupaten Purwakarta, dan

(37)

23

pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat baik itu potensi dalam bentuk sewa transportasi, berjualan, dan menyiapkan paket konsumsi. Yang menjadi perbedaan lain adalah lokasi penelitian.

G. Sistematika Penulisan

1. BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan adalah bab pertama yang di dalamnya berisi jawaban apa dan mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Bab ini memberikan penggambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Oleh karena itu, pada bab pendahuluan ini memuat beberapa bagian yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN TEORITIS

Tinjauan teoritis adalah penegasan landasan teori dari isi penelitian yang meliputi; Pengertian Pemberdayaan Masyarakat, Pengertian Ekowisata

3. BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Gambaran umum penelitian membahas tentang informasi dari objek penelitian yang meliputi Profil Umum Ngaprak River Desa Raharja yang dikenal dengan ekowisata alam yang meliputi arum jeram, camping, dan lain-lain.

(38)

24 4. BAB IV ANALISIS DATA

Analisis data adalah bentuk pengolahan data menjdai informasi sehingga karakteristik data bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan. Analisis data dalam penelitian ini akan memaparkan temuan lapangan, bentuk-bentuk pemberdayaan dalam ekowisata, dan dampak sosial budaya serta ekonomi terhadap masyarakat.

5. BAB V PENUTUP

Penutup merupakan bagian akhir dari penelitian yang telah dibuat yaitu meliputi Kesimpulan dan Saran.

6. DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka adalah suatu daftar yang di dalamnya berisi semua sumber bacaan atau rujukan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam sebuah penelitian karya ilmiah.

7. LAMPIRAN

Lampiran merupakan salah satu bagian dalam penelitian yang berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan dalam penulisan hasil-hasil menjadi suatu karya tulis ilmiah, serta analisis data yang tidak dicantumkan dalam naskah. Setiap lampiran diberi nomor urut.

(39)

25

BAB II

TINJAUAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Menurut (Kartasasmita, 1996: 151) pemberdayaan masyarakat merupakan suatu konsep dimana masyarakat tidak hanya dijadikan objek dalam pembangunan tetapi juga dijadikan subjek dari pembangunan. Di sini pemberdayaan masyarakat merupakan pendekatan pembangunan alternatif atau pembangunan sosial yang bertujuan menyelenggarakan pembangunan yang lebih berkeadilan (Dr. Rahman Mulyan, 2016:45).

Pemberdayaan menurut (Zubaedi, 2007:42) adalah upaya untuk mengembangkan potensi menjadi tindakan nyata, dengan membangun kemampuan masyarakat untuk mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki.

Begitu juga menurut (Tri Winari, 1998: 76), pemberdayaan adalah upaya dalam membangun daya dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berusaha untuk mengembangkannya. Karena pada hakikatnya pemberdayaan merupakan salah satu penciptaan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Pemikiran ini berdasarkan asumsi bahwa masyarakat memiliki daya, hanya saja terkadang masayarakat tidak menyadarinya. Oleh karena itu, daya tersebut perlu di gali dan kemudian dikembangkan. Disamping itu, pemberdayaan hendaknya

(40)

26

mengantarkan pada proses kemandirian, sehingga masyarakat tidak terjebak dalam ketergantungan

Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan masyarakat secara aktif. Karena menurut (Soetomo, 2011:25) masyarakat adalah sekumpulan orang yang di dalamnya terdapat relasi sosial yang terpola dan terorganisasi yang dihasilkan dari interaksi sosial secara kontinyu. Masyarakat memiliki hak untuk hidup sejahtera dengan memiliki keterampilan serta pengetahuan yang cukup sehingga terlepas dari kemiskinan dan tercipta kehidupan yang lebih layak sesuai ketentuan yang ada.

Pemberdayaan masyarakat adalah metode pekerjaan sosial yang melakukan pendayagunaan sumber-sumber yang mereka miliki serta menekankan pada prinsip partisipasi sosial agar terciptanya kualitas hidup masyarakat yang lebih baik. Prinsip pengembangan masyarakat yang menjadi acuan dasar dalam pengembangan masyarakat yaitu:

a. Prinsip ekologis yaitu prinsip yang mengkolaborasikan pembangunan masnusia dan fisik yang bersifat

Sustainability dan memperhatikan keseimbangan alam

dan kelangsungan keanekaragaman hayati.

b. Prinsip Justice menyatakan bahwa program harus bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa adanya stratifikasi sosial.

c. Prinsip program dimana hasil adalah tujuan akhir yang dicapai proses menjadi prioritas untuk membentuk kemandirian dan keswadayaan masyarakat.

(41)

27

Salah satu dari bentuk pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari kemampuan individu yang senyawa dalam masyarakat dan membangun pemberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan, dan dalam pengertian dinamis mengembangkan diri serta mencapai kemajuan.

(Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, 2012:52-61) berpendapat bahwa didalam setiap pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, setiap fasilitator harus memahami dan mampu memilih metode pemberdayaan paling baik sebagai suatu cara yang terpilih untuk tercapainya tujuan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakannya.

2. Proses dan Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses; merupakan serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah didalam masyarakat, termasuk individu yang mengalami masalah kemiskinan.

Proses pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat menjadikan masyarakat lebih berdaya, berkekuatan dan berkemampuan. Sumardjo (1999:16), mengatakan adanya ciri-ciri masyarakat berdaya sebagai berikut :

a. Mampu memahami diri dan potensinya, b. Mampu dalam merencanakan,

c. Mampu mengarahkan diri sendiri, d. Memiliki kemampuan dalam berunding,

(42)

28

e. Memiliki daya tawar yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan,

f. Bertanggung jawab atas tindakannya.

Proses pemberdayaan menurut Kartasasmita (1997:23) dapat dilakukan memalui tiga proses, sebagai berikut :

a. Proses memampukan (Enabling), yaitu suatu porses penciptaan suasana yang mampu untuk memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Yang menjadi tolok ukur disini adalah bahwa setiap manusia atau masyarakat pasti memiliki potensi yang dapat berkembang, dalam arti setiap masyarakat tidak ada yang tidak memiliki daya sama sekali karena jika demikian masyarakat pasti sudah punah.

b. Proses membangun daya (demand), yaitu upaya membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan berupaya mengembangkannya agar terciptanya pembangunan daya tersebut. Dalam kerangka ini di perlukan langkah-langkah yang lebih positif.

c. Proses memperkuat (empowering), dalam arti memperkuat potensi atau daya yang masyarakat miliki dengan meliputi langkah-langkah yang nyata dan menyangkut penyediaan masukan serta pembukaan akses dalam berbagai peluang yang akan membuat manyarakat menjadi lebih berdaya.

Sebagai tujuan; pemberdayaan masyarakat menunjuk pada masyarakat yang berdaya dalam ari keadaan dan hasil yang di

(43)

29

capai oleh sebuah perubahan sosial seperti memiliki kekuasaan, mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhannya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial yang berbentuk kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya (Edi Suharto, 2005:59-60)

Tentunya kemandirian yang dimaksud tidak hanya dari aspek ekonomi saja, tapi juga secara sosial, budaya, hak bersuara/berpendapat, bahkan sampai pada kemandirian masyarakat dalam menentukan hak-hak politiknya.

Yang menjadi tujuan utama pemberdayaan masyarakat yaitu untuk memperkuat kekuasaan masyarakat, terutama kelompok lemah yang tidak berdaya baik itu karena kondisi internalnya (persepsi sendiri) maupun kondisi eksternal (ditindas oleh struktur sosial yang tidak berlaku adil). Untuk melengkapi pemahaman tentang pemberdayaan perlu diketahui tentang konsep kelompok lemah dan penyebab ketidakberdayaan yang mereka alami. (Ir. Hendrawati Hamid, 2018:12)

Edi Suharto (2010:60-61) berpendapat bahwa beberapa kelompok yang dapat dikategorikan sebagai kelompok lemah atau tidak berdaya yaitu sebagai berikut:

a. Lemah secara struktural, yaitu lemah secara kelas (masyarakat yang kelas sosial ekomoninya rendah), gender maupun etnis (kelompok minoritas), yang mendapatkan perlakuan kurang/tidak adil dan diskriminasi.

(44)

30

b. Lemah secara khusus, seperti manula, anak-anak, remaja, penyandang cacat, gay atau lesbi, dan masyarakat terasing.

c. Lemah secara personal, yaitu kelompok atau orang-orang yang mengalami masalah pribadi atau masalah keluarga. Pemberdayaan menunjuk pada suatu kemampuan kelompok masyarakat khususnya pada kelompok lemah dan rentan seperti yang telah dijelaskan di atas dengan harapan mereka bisa memiliki kekuatan dan kemampuan dalam beberapa hal seperti berikut :

a. Memenuhi kebutuhan dasar mereka sehingga bisa memiliki kebebasan. Bebas dalam arti tidak hanya dalam mengemukakan pendapatnya juga terlepas dari kelaparan, terlepas dari kebodohan dan terlepas dari kesakitan.

b. Menjangkau sumber-sumber produktif yang dapat meningkatkan pendapatan mereka sehingga bisa memperoleh barang dan jasa yang mereka perlukan. c. Dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan dan

keputusan yang berkaitan atau memperngaruhi mereka. Menurut Mardikanto dan Poerwoko dalam buku “Pemberdayaan Masyarakat : Dalam Perspektif Kebijakan Publik” (Mardikanto dan Poerwoko, 2012:111-112), tujuan pemberdayaan masyarakat meliputi berbagai upaya perbaikan yang dikemas dalam 6 tujuan, yaitu:

a. Perbaikan kelembagaan (Better Institution): Kegiatan atau tindakan yang dilakukan dalam pemberdayaan

(45)

31

masyarakat diharapkan bisa memperbaiki kelembagaan di wilayah pemberdayaan.

b. Perbaikan Usaha (Better Business): Dengan adanya perbaikan kelembagaan, perbaikan pendidikan atau semangat untuk belajar, serta perbaikan aksesibilitas atau keterjangkauan diharapkan dapat memperbaiki usaha yang dijalankan.

c. Perbaikan Pendapatan (Better Income): Adanya aktivitas dalam rangka perbaikan bisnis atau usaha di area binaan maka diharapkan dapat juga meningkatkan pendapatan masyarakat binaan.

d. Perbaikan Lingkungan (Better Environment):Adanya usaha untuk memperbaiki pendapatan maka diharapkan masyarakat juga bisa memperbaiki lingkungan. Karena lingkungan sangat berpengaruh untuk semuanya dan sering kali kerusakan lingkungan ini disebabkan oleh kemiskinan.

e. Perbaikan Kehidupan (Better Living) : Ketika pendapatan dan lingkungan sudah membaik maka diharapkan pola hidup masyarakat juga membaik.

f. Perbaikan Masyarakat (Better Community

)

: Pada akhirnya diharapkan terjadi perbaikan secara keseluruhan di setiap elemen masyarakat.

3. Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat

Di lihat dari tujuan pemberdayaan masyarakat seperti yang disampaikan Edi Suharto bahwa pemberdayaan masyarakat menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh

(46)

32

sebuah perubahan sosial, maka tentu bukan hal mudah untuk bisa mewujudkan pemberdayaan masyarakat tersebut, terlebih karakter setiap individu masyarakat yang berbeda-beda. Tentunya dalam mencapai harapan atau tujuan pemberdayaan masyarakat ini membutuhkan tahapan-tahapan pemberdayaan yang matang dan efisien.

Menurut Sumodiningrat pemberdayaan masyarakat tidak bersifat selamanya, melainkan sampai target masyarakat tersebut mampu untuk mandiri, meskipun seperti itu pemberdayaan masih akan berjalan dari kejauhan dan di jaga agar tidak jatuh kembali (Sumodiningrat, 2004: 82). Dilihat dari pendapat Sumodiningrat tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa pemberdayaan masyarakat akan melalui suatu masa proses pembelajaran sampai akhirnya mencapai status mandiri, meskipun demikian dalam rangka mencapai kemandirian tersebut tetap akan dilakukan pemeliharaan kondisi masyarakat, semangat, dan kemampuan mereka secara terus menerus agar mereka tidak mengalami kemunduran lagi.

Menurut Soekanto (1987:63) dalam pemberdayaan masyarakat ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, antara lain sebagai beriku :

a. Tahap persiapan

Pada tahap ini ada dua hal yang perlu di persiapkan, yaitu: pertama; petugas, penyiapan petugas yang dimaksud adalah tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh community woker, kedua; lapangan

(47)

33

yang pada dasarnya diusahakan untuk dilakukan secara non-direktif.

b. Tahap pengkajian

Proses pengkajian dapat dilakukan secara individu melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang diperlukan (feel need) dan juga sumber daya yang dimiliki klien.

c. Tahap perencanaan alternatif program

Secara partisipatif petugas harus melibatkan masyarakat dalam perencanaan untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara menghadapinya. Dalam hal ini masyarakat diharapka untuk dapat memikirkan beberapa alternatif program yang akan dilakukan.

d. Tahap pemformalisasi rencana aksi

Pada tahap ini petugas membantu masyarakat untuk merumuskan dan menentukan program yang akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan mereka. Selain menentukan program petugas membantu dalam hal memformalisasikan gagasan mereka ke dalam bentuk tulisan, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada penyandang dana.

e. Tahap pelaksanaan program

Dalam tahap ini peran masyarakat sebagai kader diharapkan untuk dapat menjaga keberlangsungan

(48)

34

program yang telah dikembangkan. Kerja sama antara petugas dan masyarakat merupakan hal yang penting karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik malah melenceng saat sudah turun langsung di lapangan.

f. Tahap evaluasi

Evaluasi sebagai pengawasan program sebaiknya dilakukan dengan melibatkan masyarakat. Dengan keterlibatan masyarakat tersebut diharapan untuk jangka waktu pendek bisa membentuk suatu sistem komunitas sebagai pengawasan secara internal dan untuk jangka waktu panjang dapat membangun komunikasi masyarakat yang lebih mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

g. Tahap terminasi

Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan program harus segara berhenti.

4. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Jim Ife (1997:178), pengembangan masyarakat memiliki beberapa prinsip, prinsip-prinsip ini di asumsikan menjadi sebuah pertimbangan untuk menilai sukses atau tidaknya suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat dan dianggap konsiten dengan semangat keadilan sosial dan sudut pandang ekologisnya. Adanya prinsip dimaksudkan sebagai acuan dalam penggunaan pendekatan pengembangan masyarakat yang sesuai dengan

(49)

35

lapangan. Prinsip-prinsip pengembangan masyarakat yang dimaksud ialah :

a. Pengembangan Terpadu

b. Konfrontasi dengan Kebatilan Struktural b. Hak Asasi Manusia

c. Keberlanjutan d. Pemberdayaan e. Pribadi dan Politik f. Kepemilikan Komunitas g. Kemandirian h. Mendefinisikan Kebutuhan i. Partisipasi j. Kerja Sama k. Keterpaduan Proses l. Proses dan Hasil m. Membangun komunitas

n. Ketidak tergantungan pada Pemerintah, o. Kooperatif p. Konsensus q. Tanpa kekerasan r. Keterbukaan s. Menentukan Kebutuhan, t. Kemandirian u. Integritas Hasil

Prinsip pengembangan masyarakat yang menjadi acuan dasar dalam praktek pengembangan masyarakat yaitu:

(50)

36

a. Prinsip ekologis yaitu prinsip yang mengkolaborasikan pembangunan manusia dan fisik yang bersifat

Sustainability dan memperhatikan keseimbangan alam,

dan kelangsungan keanekaragaman hayati.

b. Prinsip justice, menyatakan bahwa setiap program harus bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa adanya stratifikasi sosial.

c. Prinsip proses, dimana hasil adalah tujuan akhir yang dicapai. Proses menjadi prioritas untuk membentuk kemandirian dan keswadayaan masyarakat.

Menurut Aswas (2014: 58-60), dalam kegiatan pemberdayaan khususnya yang ditujukan kepada masyarkat, aparat/agen pemberdayaan perlu memegang beberapa prinsip dalam pemberdayaan masyarakat, yang menjadi acuan dalam pelaksanaan sehingga kegiatan dapat berjalan dengan benar dan tepat, sesuai dengan hakikat dan konsep pemberdayaan. Beberapa prinsip pemberdayaan masyarakat yang dimaksud meliputi: (Ir. Hendrawati Hamid, 2018:17-19)

a. Pemberdayaan dilaksanakan dengan penuh demokratis, penuh keikhlasan, tidak ada unsur paksaan, karena setiap masyarakat mempunyai masalah, kebutuhan, dan potensi yang berbeda, sehingga mereka mempunyai hak yang sama untu di berdayakan.

b. Setiap kegiatan pemberdayaan masyarakat sebaiknya berdasarkan pada kebutuhan, masalah, dan potensi yang dimiliki kelompok sasaran. Hal ini dapat diketahui dengan jelas jika proses identifikasi dan sosialisasi pada

(51)

37

tahap awal berlangsung dengan melibatkan penuh kelompok sasaran.

c. Sasaran utama pemberdayaan adalah masyarakat, sehingga harus diposisikan sebagai subjek/pelaku dalam kegiatan pemberdayaan, dan menjadi dasar utama dalam menetapkan tujuan, pendekatan, dan bentuk-bentuk kegiatan pemberdayaan.

d. Menumbuhkan kembali nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, seperti jiwa gotong royong, yang muda menghormati orang yang lebih tua, dan yang lebih tua menyayangi yang lebih muda, karena hal ini menjadi modal sosial dalam pembangunan.

e. Dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, karena merupakan sebuah proses yang membutuhkan waktu, dilakukan secara logis dan sederhana menuju hal yang lebih kompleks.

f. Memperhatikan keragaman karakter, budaya dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang sudah mengakar atau berlangsung lama secara turun temurun

g. Memperhatikan seluruh aspek kehidupan masyarakat, terutama aspek sosial dan ekonomi

h. Tidak ada unsur diskriminasi, utamanya terhadap perempuan

i. Selalu menerapkan proses pengambilan keputusan secara partisipatif, seperti penetapan waktu, materi, metode kegiatan dan lain-lain

(52)

38

j. Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam berbagai bentuk, baik yang bersifat fisik (materi, tenaga, bahan) maupun non fisik (saran, waktu, dukungan)

k. Aparat/agen pemberdayaan bertindak sebagai Fasilitator yang harus memiliki kemampuan/kompetensi sesuai dengan potensi, kebutuhan, masalah yang dihadapi masyarakat. Mau bekerjasama dengan semua pihak/institusi maupun lembaga masyarakat /LSM yang terkait.

B. Pemuda

1. Pengertian Pemuda

Menurut bahasa, pemuda merupakan seseorang laki-laki maupun perempuan yang telah masuk ke dalam masa dewasa. Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda dikenal juga dengan sebutan “generasi muda” dan “kaum muda”, seringkali sebutan itu memiliki pengertian yang beragam. Pemuda adalah individu yang dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan, dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumberdaya manusia pembangunan baik untuk ini maupun untuk masa mendatang. Menurut PBB pemuda biasanya mencakupi mereka yang berusia 15 – 24 tahun namun, perundang-undangan Indonesia memperpanjang batasan formal pemuda hingga usia yang mengherankan (Suzanne & Ben, 2019:91).

Pemuda menurut Undang-undang No.40 Tahun 2009, pasal 11 tentang kepemudaan mendefinisikan pemuda sebagai warga Negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan

Gambar

Gambar  6  memperlihatkan  keadaan  lingkungan  sekitar  dengan  polybag  sayuran  yang  tertata  rapih  di  halaman  rumah  masyarakat  dan lingkungan  Desa Raharja
gambar  5  memperlihatkan  keadaan  area  basecamp  lama  ekowisata  komunitas  ngaprak  river  adventure  yang  sekarang  dijadikan  lahan  kosong  untuk  menyimpan  tanaman  dan  sayuran  yang  dikelola  oleh  anak-anak  kecil  Desa  Raharja,  sekaligus
Gambar  7  memperlihatkan  penayangan  stasiun  TV  tentang  berita  adanya  ekowisata  komunitas  ngaprak  river  adventure  Desa  raharja,  Wanayasa,  Purwakarta

Referensi

Dokumen terkait

Karakterisasi menggunakan spektrofotometer inframerah (FTIR) berfungsi untuk mengetahui gugus fungsi dan jenis ikatan yang terdapat pada senyawa kompleks

Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa empat perusahaan garment tersebut telah tepat mengambil keputusan menerima pesanan khusus dengan menerapkan analisis informasi akuntansi

Produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan

Filter fluida berfungsi sebagai penyaring fluida dari kotoran – kotoran dalam fluida yang berupa partikel – partikel yang sangat halus, jika kotoran tersebut tidak disaring

Jalan raya Pantai utara (Pantura) merupakan jalan raya yang masuk dalam kriteria jalan kelas I yang banyak dilewati kendaraan berat dikarenakan, jalan raya Baluran merupakan

Berdasarkan bagan tersebut dapat dicermati dengan jelas pentingnya penelusuran alumni terkait dengan apa yang dilakukan di masyarakat menuju penguatan pembangunan Indonesia saat

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 45 Tahun1981 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara termasuk

Skenario merupakan suatu pengambaran langkah-langkah aksi aktor terhadap sistem untuk melakukan input data penggunana aplikasi forecasting, untuk skenario use case