• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI (PENUTUP)

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada Rumah Batik Palbatu adalah sebagai berikut:

1. Sounding ulang kepada masyarakat jalan Palbatu agar rasa simpatik warga kepada Rumah Batik Palbatu bisa terbentuk kembali. Hal tersebut penting karena partisipasi merupakan faktor penting ketika ingin menjalankan sebuah program pemberdayaan masyarakat.

2. Kadang kala para pembatik mengkritisi batik printing yang sering dipakai oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Para pembatik menilai batik printing menyalahi proses dalam membatik. Mayoritas masyarakat memilih batik printing karena harganya yang lebih ekonomis dibanding batik tulis asli. Penulis menyarankan agar batik, khususnya produk yang ada di Rumah Batik Palbatu bisa menyasar pasar yang terdiri dari kelompok masyarakat ekonomi menegah kebawah.

3. Perkuat jaringan dengan mitra usaha, baik yang ada di pemerintahan maupun yang ada di pihak swasta. Hal tersebut berpengaruh kepada reputasi Rumah Batik Palbatu dan ekspansi usaha dalam memasarkan produk-produknya.

DAFTAR PUSTAKA Buku:

• Abdulsyani. 2012. Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta : PT.Bumi Aksara.

• Alfitri. 2011. Community Development: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

• Dumasari. 2018. Dinamika Pengembangan Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

• Field, John. 2018. Modal Sosial. Terjemahan oleh Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

• Fukuyama, Francis. 2010. Trust: Kebajikan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Terjemhan oleh Ruslani. Yogyakarta: Qalam.

• Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

• Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

• Indriyani, Etty dkk. 2020. Industri Kreatif Pariwisata Bernilai Kearifan Lokal. Yogyakarta : Deepublish.

• Kelompok Kerja Indonesia Design Power. 2008. Studi Industri Kreatif Indonesia. Jakarta: Departemen Perdagangan RI.

• Murodi, MA, dan Wati Nilamsari. 2007. Buku Ajar: Sosiologi Pembangunan. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.

• Shragge, Eric. 2013. Pengorganisasian Masyarakat Untuk Perubahan Sosial. Terjemahan oleh Lessy Zulkipli. Yogyakarta : Graha Ilmu.

• Soekanto, Soerjono. 2014. Sosiologi; Suatu Pengantar. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.

• Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

• Suryana. 2010. Metodologi Penelitian: Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

• Usman, Sunyoto. 2012. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

• Usman, Sunyoto. 2018. Modal Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

• Yin, Robert K. 2011. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Jurnal:

• Kamil, Ahmad. 2015. Industri Kreatif Indonesia: Pendekatan Analisis Kerja Industri. Media Trend, 10(2), 165-182.

• Kurniawati, Erna dan Esra, Elly. 2016. Modal Sosial Keluarga Beda Agama. Cakrawala, 4(2), 239-257.

• Rijali, Ahmad. 2018. Analisis Data Kualitatif. Alhadharah, 17(33), 81-95.

• Saidang, dan Suparman. 2019. Pola Pembentukan Solidaritas Sosial dalam Kelompok Sosial Antar Pelajar. EDUMASPUL, 3(2), 122-126.

Internet:

• Priambodo, Bram. 2019. Batik; Pengertian, Asal-usul, dan Makna. https://www.pemoeda.co.id (diakses pada 16 Juni 2020).

• Raditya, Dendy. 2020. Mengenal Filantropi Sosial. https://chub.fisipol.ugm.ac.id (diakses pada 8 Juni 2020) • Dewanto, Fadjar. 2016. Membangun Trust dalam Bisnis.

• Setiaji, Bamandhita Rahma. 2018. Terapi Seni, Cara Ampuh Atasi Stress Pada Pasien Kanker.

Lampiran I

Pedoman Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman observasi yang memiliki fungsi sebagai alat bantu guna menuntun peneliti agar melakukan observasi lebih sistematis. Pedoman observasi dalam semua kegiatan yang berkaitan dengan modal sosial di Rumah Batik Palbatu.

Berikut merupakan pedoman observasi yang digunakan oleh peneliti;

1. Letak geografis

2. Fasilitas, sarana, dan prasarana

3. Pemanfaatan modal sosial baik di internal maupun eksternal Rumah Batik Palbatu

4. Dampak dari pemanfaatan modal sosial di Rumah Batik Palbatu

No. Aspek yang diamati Keterangan

1.Elemen trust.

a.

Kepercayaan yang terbangun antara Rumah Batik Palbatu dengan Lingkungan.

b. Kepercayaan internal Rumah Batik

Palbatu (pengurus-anggota-relawan).

c.

Kepercayaan antara Rumah Batik Palbatu dengan peserta program beasiswa difable membatik.

2. Elemen norma & nilai sosial

a. Norma yang disepakati warga dan

Rumah Batik Palbatu.

b. Norma yang mengatur internal

Rumah Batik Palbatu.

c.

Norma yang berlaku antara Rumah Batik Palbatu dengan peserta

program beasiswa difable membatik.

3. Elemen jaringan

a. Hubungan antara Rumah Batik

Palbatu dengan lingkungan.

b.

Hubungan Rumah Batik Palbatu dengan alumni program beasiswa difable membatik

Batik Palbatu dengan mitra

4. Filantropi sosial

a.

Seberapa efektif program beasiswa difable membatik dalam

memberdayakan para peserta.

5. Dampak pemanfaatan modal sosial

a. Dampak pemanfaatan trust.

b. Dampak pemanfaatan norma.

c. Dampak pemanfaatan Jaringan.

Lampiran 2

HASIL OBSERVASI

No. Aspek yang diamati Keterangan

1.Elemen trust.

a. Kepercayaan yang terbangun antara

RBP dengan Lingkungan.

Warga merasa diuntungkan dengan adanya RBP karna banyak manfaat yang bisa di petik.

Contohnya adalah warga Palbatu bisa mendapat pelatihan membatik secara gratis. RBP pun sama diuntungkannya karena warga selalu mendukung penuh setiap program yang di gagas oleh RBP. contoh dari kepercayaan warga kepada RBP adalah warga dengan sukarela mengizinkan tembok rumahnya di cat motif batik.

Palbatu (pengurus-anggota-relawan). tidak mau ada sentimen antar pribadi dalam internal RBP. Sehingga RBP selalu membangun kepercayaan dalam internal antara pengurus-anggota-relawan. Selalu mengadakan diskusi di setiap minggu guna membahas keresahan masing-masing. RBP juga memberikan kepercayaan kepada anggota yang berkomitmen dan bertanggung jawab untuk ikut menjadi pengurus.

Palbatu dengan peserta program beasiswa difable membatik.

kepercayaan kepada teman-teman difable terpilih untuk mengikuti program pelatihan secara gratis selama kurang lebih 2 bulan. Para peserta terpilih pun membalas kepercayaan RBP dengan berkarya dengan maksimal setelah selesai mengikuti pelatihan.

2. Elemen norma & nilai sosial

a. Norma yang disepakati warga dan

Rumah Batik Palbatu.

Tidak ada norma khusus yang spesifik antara RBP dengan warga Palbatu. Hanya selalu menjaga sikap saling mendukung antara RBP dengan warga Palbatu.

Batik Palbatu. dan pesan moral dari batik secara umum yang menjadi pedoman utama dalam RBP. Menghargai proses, menghargai sesama, berhati lapang, dan menjaga ikatan persaudaraan adalah contoh dari pesan moral batik secara umum.

c.

Norma yang berlaku antara Rumah Batik Palbatu dengan peserta program beasiswa difable membatik.

RBP berusaha menekan pemahaman tentang batik secara mendalam kepada peserta program. Sebelum program berjalan ada proses seleksi peserta yang bertujuan untuk memilih peserta yang sesuai dengan kriteria. Tidak ada kriteria khusus, namun yang lebih dibutuhkan adalah komitmen dan tanggung jawab. 3. Elemen jaringan

a. Hubungan antara Rumah Batik Palbatu dengan lingkungan.

RBP selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan

lingkungan, dalam hal ini warga Palbatu dan otoritas setempat. RBP, khususnya pak Hary tidak mau ada sentimen pribadi antar RBP dan lingkungan.

b.

Hubungan Rumah Batik Palbatu dengan alumni program beasiswa difable membatik

Sejauh ini program beasiswa

membatik telah masuk ke batch yang ketujuh. Yang artinya telah banyak alumni program yang sudah selesai mengikuti pelatihan membatik. Walaupun tidak semua alumni melanjutkan berkarya di RBP, namun RBP selalu berusaha untuk terus sounding agar alumni program beasiswa

terus berkarya di RBP.

4. Filantropi sosial

a.

Seberapa efektif program beasiswa difable membatik dalam

memberdayakan para peserta.

Gagasan utama program beasiswa difable membatik adalah kepedulian terhadap teman-teman difable khususnya tunarungu yang sulit mendapat pekerjaan. Harapan dari terlaksana program beasiswa difable membatik adalah agar teman-teman difable bisa mendapat

keuntungan dari karya-karya batik hasil mereka. 5. Dampak pemanfaatan modal sosial

a. Dampak pemanfaatan trust. Dampak yang paling terlihat dalam pemanfaatan trust adalah adanya sinergi baik internal maupun eksternal RBP. Selain itu juga tercipta suasana inklusi antara RBP dengan teman-teman difable.

b. Dampak pemanfaatan norma.

Makna batik secara umum yang dijadikan norma di RBP membuat frekuensi yang seragam di internal RBP.

c. Dampak pemanfaatan Jaringan.

Memanfaatkan jaringan membuat RBP lebih mudah dalam proses ekspansi dan mengukuhkan eksistensinya di Jakarta.

d. Dampak pemanfaatan filantropi sosial

Memberi lebih efektif baik materi maupun non-materi merupakan dampak yang diterima dari pemanfaatan modal sosial.

Lampiran 3.A

PEDOMAN WAWANCARA A. Pengurus Rumah Batik Palbatu

Nama :

Jabatan :

1. Apa yang menjadi latar belakang terbentuknya Rumah Batik Palbatu?

2. Kenapa memilih batik sebagai concern utama?

3. Bagaimana bentuk kepercayaan antara Rumah Batik Palbatu dengan lingkungan (warga Palbatu dan otoritas setempat)? 4. Apa dampak dari kepercayaan yang terjalin antara Rumah

Batik Palbatu dengan lingkungan?

5. Bagaimana bentuk kepercayaan di internal Rumah Batik Palbatu?

6. Bagaimana dampak dari kepercayaan yang terjalin di internal Rumah Batik Palbatu?

7. Norma apa yang disepakati bersama dan menjadi acuan di Rumah Batik Palbatu?

8. Adakah sanksi bagi yang melanggar norma tersebut?

9. Bagaimana pembentukan sinergi antara peserta program beasiswa difable membatik dan Rumah Batik Palbatu?

10. Bagaimana dampak dari penerapan norma yang disepakati bersama tersebut?

11. Bagaimana strategi pengembangan relasi di Rumah Batik Palbatu?

12. Siapa saja pihak yang pernah bekerjasama dengan Rumah Batik Palbatu?

13. Bagaimana cara Rumah Batik Palbatu menjaga hubungan dengan para alumni program beasiswa difable membatik? 14. Dari pemanfaatan jaringan tersebut, adakah dampak yang

diterima oleh Rumah Batik Palbatu?

15. Apa yang melatar belakangi gagasan tentang program beasiswa difable membatik?

16. Mengapa memilih teman-teman difable sebagai peserta program?

Lampiran 3.B

PEDOMAN WAWANCARA B. Anggota Rumah Batik Palbatu

Nama :

Jabatan :

1. Sudah berapa lama anda bergabung dengan Rumah Batik Palbatu?

2. Bagaimana bentuk kepercayaan yang terjalin antara anda dengan Rumah Batik Palbatu?

3. Bagaimana bentuk sinergi antar internal Rumah Batik Palbatu?

4. Adakah dampak dari hubungan saling percaya di internal Rumah Batik Palbatu?

5. Adakah norma yang disepakati di internal Rumah Batik Palbatu?

6. Adakah sanksi bagi yang melanggar norma yang telah disepakati?

7. Apa dampak yang terlihat dalam memanfaatkan norma yang disepakati sebagai acuan utama?

8. Bagaimana pandangan anda tentang program beasiswa difable membatik?

9. Apakah program beasiswa difable membatik telah berhasil mengadopsi trust, norma, dan jaringan dengan baik? Alasannya?

10. Sudah efektifkah program beasiswa difable membatik dalam memberdayakan para peserta?

11. Menurut anda bagaimana dampak dari pemanfaatan trust, norma, dan jaringan dalam program beasiswa difable membatik?

Lampiran 3.C

PEDOMAN WAWANCARA C. Relawan Rumah Batik Palbatu

Nama :

Jabatan :

1. Sudah berapa lama anda bergabung dengan Rumah Batik Palbatu?

2. Apa yang membuat anda percaya dengan Rumah Batik Palbatu sehingga mau menjadi relawan disini?

3. Selama membantu dalam program beasiswa difable membatik, menurut anda bagaimana kepercayaan yang terbentuk antara peserta dengan Rumah Batik Palbatu? 4. Adakah norma yang disepakati dalam program beasiswa

difable membatik?

5. Adakah sanksi bagi para peserta yang melanggra norma yang disepakati tersebut?

6. Bagaimana pola komunikasi antara peserta dengan peserta, dan peserta dengan Rumah Batik Palbatu?

7. Apakah program beasiswa difable membatik telah berhasil mengadopsi trust, norma, dan jaringan dengan baik? Alasannya?

8. Menurut anda bagaimana dampak dari pemanfaatan trust,

norma, dan jaringan dalam program beasiswa difable membatik?

Lampiran 4.A.1

TRANSKIP WAWANCARA INFORMAN I

Identitas Informan:

Nama : Budi Dwi Haryanto (Pak Hary)

Jabatan : Pendiri Rumah Batik Palbatu

(Wawancara Pertama-7 Maret 2020)

1. Apa yang menjadi latar belakang berdirinya Rumah Batik Palbatu?

Niat awal kita awalnya sederhana saja, mau berkarya lewat batik sekaligus bisa dapet keuntungan dan bisa saling membantu. Setelah ketemu sama pak Iwan saya langsung menggebu-gebu. Pas ketemu pak Iwan dan berdiskusi panjang, saya langsung jadi idealis banget, waktu itu ekspetasi saya di setiap RT harus ada satu rumah batik, jadi kalo di RW.04 ada 12 RT ya berarti ada 12 rumah batik. Akhirnya saya harus ngalah, dan akhirnya manfaatin apa yang ada (Rumah Batik Palbatu yang ada di RT.09 RW.04). 2. Bagaimana bentuk kepercayaan antara Rumah Batik Palbatu

dengan lingkungan (warga Palbatu dan otoritas setempat)? Proses paling sulit pas mendirikan Rumah Batik ini ya tentang bagaimana cara meyakinkan warga Palbatu sini, RT, sama RW. Apalagi yang berkaitan sama proposal yang isinya tentang pengajuan dana. Tapi karna saya dan pak Iwan udah terlanjur niat ya mau ga mau harus konsisten sama ikhtiar

yang kuat. Kalo waktu itu saya sama pak Iwan menyerah buat ngeyakinin warga tentang ide Rumah Batik Palbatu, mungkin nama Rumah Batik Palbatu ga akan ada sampai sekarang.

3. Apa dampak dari kepercayaan yang terjalin antara Rumah Batik Palbatu dengan lingkungan?

Dampaknya pasti positif ya, karena dengan adanya kepercayaan masyarakat kita (RBP) bisa lebih mudah kalo mau ngadain program-program. Contohnya ketika program

ngebatik sekampung, masyarakat dengan sukarela

mengizinkan tembok rumahnya di cat motif batik. Coba bayangin kalo ga ada kepercayaan dari masyarakat ke RBP, ya ga akan mau dong warga-warga di sini di acak-acak tembok rumahnya.

4. Selanjutnya, bagaimana bentuk kepercayaan yang terjalin di internal RBP?

Jadi di RBP itu ada kami (pengurus), anggota (pengajar batik), sama relawan. Sebenernya sih terbuka bagi siapapun ya (ikut serta dalam mengelola), tapi kan yang dibutuhkan RBP itu komitmen dan tanggung jawab. Jadi ya kita jadikan beberapa anggota kaya Meli dan Yusuf ini sebagai tim pengurus karna kita percaya ada tanggung jawab dan komitmen di diri mereka.

5. Apa yang mendasari RBP membuat program khusus untuk teman-teman difable khususnya teman-teman tuli?

Saya pribadi percaya kalo kita melakukan hal baik, kebaikannya bakal balik lagi ke kita, Allah ga tidur kok. Saya

udah sering ikut program-program sosial kaya ACT, agen kebaikan dan lain-lain, nah dari pengalaman itu saya punya niat baik buat bikin program yang outputnya membantu sesama. Nah dari situ saya ketemu sama Yusuf, kebetulan Yusuf kan aktif tuh di JBI (Juru Bahasa Isyarat) jadi setelah ngobrol-ngobrol di warkop akhirnya ketemu jalannya buat bikin program beasiswa difable membatik.

6. Norma apa yang menjadi acuan di RBP?

Jika norma yang dimaksud disini adalah sebuah aturan yang spesifik, saya katakan bahwa di RBP ini tidak ada aturan spesifik yang tertulis. RBP sendiri kan sebuah kelompok yang kekuatannya ada di batik, batik jadi kiblat buat semua yang berkaitan dengan RBP. Mungkin norma di RBP lebih ke filosofi dari batik itu sendiri sih ki.

7. Bagaimana agar norma yang disepakati bisa berjalan dan ditaati bersama?

Itu tadi yang saya bilang, karena mungkin kami di RBP lebih menjadikan filosofi batik sebagai acuan utama mangkanya, perlu ada pemahaman mendasar dari batik itu sendiri, dalam artian apasih batik itu? Pesan apasih yang mau disampaikan oleh batik kepada kita?.

8. Adakah sanksi bagi anggota atau peserta program yang melanggar norma yang disepakati?

Nah tadi itu, karna norma atau peraturannya ga spesifik, jadi saya pun tidak berani untuk memberikan sanksi secara lagsung kecuali memang sudah menjadi keputusan bersama.

9. Bagaimana proses dalam membentuk sinergi antara RBP dengan peserta program?

Sebenernya mudah sih, yang penting asas keterbukaan dan saling percaya harus tetap dijaga. Jadi kaya pembagian hasil ketika ada anggota yang bikin batik terus dijual, ataupun pas ada tamu yang dateng buat belajar batik. Jadi setiap ada yang mau ikut pelatihan membatik ini kita tugasin beberapa anggota yang ada waktu luang buat jadi pengajar, hasilnya nanti dibagi dua, separo buat yang ngajar batik separonya lagi buat operasional. Jadi ya gitu saya pribadi kalo ada masalah pribadi ya diomongin jangan dijadiin gosip.

10. Bagaimana RBP bisa memanfaatkan jaringan dalam melakukan ekspansi di dunia usaha?

Sebenernya di era yang udah lebih modern kaya sekarang ini gampang ya, tinggal kita yang harus belajar gimana cara manfaatinnya (teknologi). Banyak juga yang mau jadiin RBP ini sebagai batu loncatan buat nyari panggung, ya sebut aja calon-calon legislatif yang mau nyari nama. ya kalo ada mereka-mereka (pejabat) yang kesini ya gapapa, namanya juga silaturahmi kan. Tapi kalo udah nyerempet ke politik ya saya jadi orang paling depan yang nolak. Saya mau RBP ini jadi kelompok yang punya power tapi bersifat netral.

11. Bagaimana RBP bisa terus menjaga hubungan dengan alumni program beasiswa difable membatik?

Sejauh ini program beasiswa difable membatik udah masuk ke batch 7 ya, jadi udah cukup banyak alumni program yang pernah ikut pelatihan disini. Saya pribadi usaha keras buat

jaga komunikasi sama alumni batch-batch sebelumnya, sejauh ini selain mereka jual hasil karya nya ke kita belum ada satu program yang khusus buat menaungi mereka-mereka itu.

12. Dari elemen-elemen modal sosial yang diterapkan, apa dampak yang diterima oleh RBP?

Elemen modal sosial itu yang tadi kamu sebutin itu ya? Ya dampak yang paling nyata sih ada sinergi, ada power, ada energi positif di setiap kegiatanyang ada di RBP ini. Sisanya kamu cari sendiri ya hehe, kenapa saya nyuruh kamu jadi relawan disini ya itu, biar kamunya lebih gampang melihat situasi secara langsung.

(Wawancara 2 (Revisi Setelah Sidang)-19 September 2020) 1. Bagaimana bentuk kepercayaan di internal Rumah Batik

Palbatu?

Di Rumah Batik Palbatu ini kami membangun trust satu sama lain dimana dalam satu kegiatan di Rumah Batik Palbatu. Ada yang mengajar ada juga yang menyiapkan alat. Diberikan tugas masing-masing, kami mempercayakan wewenang kepada masing-masing anggota. Dan sampai sekarang sudah terjalin hubungan kepercayaan seperti itu. Dampak dari hubungan tersebut adalah kami bisa saling mengingatkan satu sama lain tentang tugas masing-masing anggota Rumah Batik Palbatu.

Nah, kami juga tujukan bahwa bagaimana sih tujuan dari Rumah Batik Palbatu ada disini. Kami bangun satu kepercayaan bahwa kami berniat baik kepada lingkungan salah satu bentuknya sebagai pemberdayaan. Buktinyatanya apa? Beberapa ibu-ibu sudah terlibat disini, itu bukti nyatanya

akhirnya lingkungan menerima. Itu alasan mengapa

lingkungan Palbatu bisa menerima dan berhubungan baik dengan Rumah Batik Palbatu ini.

3. Poin selanjutnya tentang norma, apakah ada kaitannya antara batik sebagai budaya Indonesia yang penuh dengan makna filosofis dengan norma yang berlaku di Rumah Batik Palbatu? Ya betul, terutama dari saya pribadi lalu saya tularkan ke teman-teman tentang filosofi dari batik bisa tidak di tuangkan di Rumah Batik Palbatu. Salah satunya percaya, trus tanggung jawab. Bisa ga kitabertanggung jawab dengan tugas-tugas yang dipercayakan. Kita juga menjalin kerjasama, oh saling tolong menolong ketika lagi membatik kalo satu orang lagi kosong mau tidak membatu temannya yang lagi membatik. Norma-norma tersebut yang sejatinya diharapkan ada di Rumah Batik Palbatu, menandakan pekerjaan-pekerjaan tersebut bukan untuk pribadi namun untuk bersama.

4. Selanjutnya mengenai jaringan pak, bagaimana Rumah Batik Palbatu memanfaatkan jaringan untuk berekspansi lebih luas lagi?

Salah satu bentuknya kita mealui sosial media, dan tidak lupa pula kita bekerja sama kepada pihak-pihak lain entah itu komunitas, organisasi atau semacamnya. Khususnya yang

paling dasar adalah kita disini bekerjasama dengan lingkungan, dengan seluruh warga Palbatu. Yang kedua kita bekerjasama dengan teman-teman disabilitas. Yang ketiga kita bekerjasama dengan teman-teman survivor cancer. Dan ada juga yang dari masyarakat umum, jaringan-jaringan tersebut yang kita bangun. Hasilnya ya produk kita, termasuk hasil karya temen-temen disabilitas bisa di pamerkan di pameran-pameran, atau kita anggota dari asosiasi batik di Indonesia. Pentingnya bermitra untuk mengingatkan kita bahwa kita tidak sendiri, kita harus bekerja sama dengan teman-teman atau mitra di luar sana.

5. Lalu tentang program beasiswa difable membatik pak yang diperuntukan untuk teman-teman disabilitas, itu ide awalnya seperti apa pak? Keresahan seperti apa yang mendukung adanya program tersebut?

Saya ingin membangun sebuah usaha, walaupun memang sebenernya kita ini social preneur ya, bagaimana bisa ada satu nilai ibadah disitu. Maka dari itu kami atau saya pribadi menggagas bagaimana waktu itu sedekah batik. Sedekah batik itu bagaimana bersedekah namun berupa ilmu, bukan membagikan kain batik, ilmunya dengan apa? Dengan mempraktekan. Kita membagi bahan baku, alat, untuk mereka bisa membatik. Nah terlintas bagi saya bagaimana agar bisa mempertahankan hal tersebut sampai sekarang, dengan adanya program beasiswa difable membatik menjadi kekuatan bagi kami. Bahwa pekerja sosial itu tidak hanya tentang berbagi materi, tapi dari sisi berbagi ilmu pun bisa sangat bermanfaat.

Saya bisa buktikan walaupun dalam kondisi sulit seperti apapun kami masih bisa bertahan.

Lampiran 4.A.2

TRANSKIP WAWANCARA INFORMAN II

Identitas Informan:

Nama : Budi Darmawan (Pak Iwan)

Jabatan : Pendiri Rumah Batik Palbatu

(Wawancara pertama-14 Maret 2020)

1. Apa yang menjadi latar belakang terbentuknya Rumah Batik Palbatu?

Rumah Batik Palbatu merupakan sebuah bentuk keresahan dari saya dan pak Hary. Kami resah dengan budaya membatik yang kian hari kian tergerus dan terlupakan.

2. Kenapa memilih batik sebagai concern utama?

Ya itu tadi, kami terutama pak Hary yang memang seorang yang sering menjadikan seni sebagai bahan utama dalam

Dokumen terkait