• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk penelitian selanjutnya dapat dicobakan kombinasi bungkil jarak pagar dengan bahan-bahan tambahan lainnya, yang dapat meningkatkan kualitas parameter-parameter yang penting dari biopelet, terutama parameter nilai kalori pembakaran, mengingat sifat nilai kalor pembakaran yang bersifat aditif.

45 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, K. 1991. Energi dan Elektrifikasi Pertanian. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi IPB, Bogor.

[AK] Amandus Kahl GmbH & Co. 2007. Wood Peleting Plants. http://www. akahl.de/inc/opendoc.php?id=191&type=t_documents. [7 April 2007]. Anonim. 2007b. Wood Pelets. www.wikipedia.com. [7 April 2007].

Bergman R. dan J. Zerbe. 2004. Primer on Wood Biomass for Energy. USDA Forest Service, State and Private Forestry Technology Marketing Unit Forest Products Laboratory. Madison, Wisconsin.

[CCRE] CADDET Centre for Renewable Energy. 2000. Biopelets Replace Oil in a District Heating System. Technical Brochure No.109. CADDET Centre for Renewable Energy. Oxfordshire, United Kingdom.

Cook A. 2007. Efficiency and Economic Advantages of Bulk Delivery of Biomass Pelet Fuel for Space Heating. Pelet Fuels Institute. Arlington, Virginia.

Douard F. 2007. Challenges in the Expanding French Pelet Market. ITEBE Pelet 2007 Conference. Wels, Austria.

El Bassam N. dan P. Maegaard. 2004. Integrated Renewable Energy or Rural Communities. Planning guidelines, Technologies and Applications. Elsevier. Amsterdam.

Grover V. I., V. K. Grover dan W. Hogland. 2002. Recovering Energy from Waste: Various Aspects. Eds. Science Publishers Inc. Enfield, USA.

Hambali E. dan S. Mujdalipah. 2006. Peningkatan Nilai Ekonomis Jarak Pagar Sebagai Bahan Baku Biodiesel. Makalah Workshop Pendirian Kebun Benih Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.) Bersertifikat. Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi LPPM-IPB. Bogor.

Hambali E, A. Suryani, H. Dadang, H. Hanafie, I. K. Reksowardojo, M. Rivai, M. Ihsanur, P. Suryadarma, S. Tjitrosemito, T. H. Soerawidjaja, T. Prawitasari, T. Prakoso dan W. Purnama. 2006. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel. Penebar Swadaya. Jakarta

Hendra D. dan S. Darmawan. 2000. Pembuatan Briket Arang dari Serbuk Gergajian Kayu dengan Penambahan Tempurung Kelapa. Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol. 18 No. 1 pp 1 – 9. Bogor.

[HEZO] Holz Energie Zentrum Olsberg GmbH. 2006. Heating with Pelets Save The Environment. Holz Energie Zentrum Olsberg GmbH. Olsberg, Jerman. Hill J, E. Nelson, D. Tilman, S. Polasky dan D. Tiffany. 2006. Environmental,

Economic, and Energetic Costs and Benefits of Biodiesel and Ethanol Biofuels. PNAS vol. 103 no. 30.

Huege F. R. dan K. D. Ingram. 2006. Briquetting of Lime Based Products with Carbon Based Additives. United States Patent Organization.

Jonsson A. 2006. Planning for Increased Bioenergy Use – Strategies for Minimising Environmental Impacts and Analysing the Consequences. Licentiate thesis Swedish University of Agricultural Sciences no. 13 ISSN 1651-0720 Year: 2006. Uppsala, Swedia.

Leach G. dan M. Gowen. 1987. Household Energy Handbook: An Interim Guide and Reference Manual. World Bank Technical Paper No. 67, The World Bank. Washington, D.C.

Manurung R. 2006. Community Development Jatropha, A Promising Plant. Presentasi Bio Technology Research Center. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Palz W. dan J. Coombs. 1985. Energy from Biomass. 3rd Edition. Elsevier Aplied Science. London.

[PFI] Pelet Fuel Institute. 2007a. Pelets: Industry Specifics. http://www. peletheat.org/3/industry/IndustrySpecifics.html. [8 Maret 2007].

[PFI] Pelet Fuels Institute. 2007b. The Wider World of Pelet Fuel.www. peletheat. org. Arlington, Vancouver. [8 Maret 2007].

Ramsay W. S. 1982. Energy from Forest Biomass. Ed. Academic Press, Inc.. New York.

Saptoadi H. 2006. The Best Biobriquette Dimension and its Particle Size. The 2nd Joint International Conference on “Sustainable Energy and Environment (SEE 2006)”21-23 November 2006. Bangkok, Thailand.

Siemers W. 2006. Prospects for Biomass and Biofuels in Asia. The 2nd Joint International Conference on “Sustainable Energy and Environment (SEE 2006)” C-031 (O) 21-23 November 2006. Bangkok, Thailand.

Soerawidjaja T. H. 2005. Proses Produksi Minyak Jarak Pagar. Departemen Teknik Kimia dan Kelompok Riset Biodiesel, Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Sudrajat R. dan S. Soleh. 1994. Petunjuk Teknis Pembuatan Arang Aktif. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

[TFDU] Teagasc Forestry Development Unit. 2006. Wood Energy from Farm Forests A Basic Guide. Teagasc Forestry Development Unit. Ireland. www.teagasc.ie. [5 Maret 2007].

[VE] Västernorrland Energikontor. 2006. Renewable Energy in Västernorrland. http://www.energi kontoret.nu//. [22 Desember 2006].

White L. P. dan L. G. Paskett. 1981. Biomass as Fuel. Academic Press. London. Yamada K, M. Kanada, Q. Wang, K. Sakamoto, I. Uchiyama, T. Mizoguchi dan

Y. Zhou. 2005. Utility of Coal-Biomass Briquette for Remediation of Indoor Air Pollution Caused by Coal Burning in Rural Area, in China. Proceedings: Indoor Air 2005-3671.

Lampiran 1. Prosedur Uji Nilai Kalor Pembakaran dan Analisa Proksimat 1. Nilai kalor pembakaran (ASTM 1984)

Prinsip penentuan nilai kalor adalah mengukur kalor pembakaran bahan bakar padat. Kalor pembakaran ditentukan dengan membakar sejumlah contoh uji dengan pengendalian kondisi dalam Oxygen Bomb Calorimeter. Kalor pembakaran dihitung dari temperatur sebelum percobaan, selama dan setelah pembakaran, dengan mempertimbangkan koreksi pindah panas dan koreksi termokimia.

Contoh uji dibuat ± 1 gram lalu ditempatkan pada cawan silica dan diikat dengan kawat nikel. Contoh uji dimasukkan kedalam tabung dan ditutup rapat. Tabung yang berisi contoh uji dialiri oksigen selama ± 30 detik. Tabung dimasukkan kedalam Oxygen Bomb Calorimeter. Pembakaran dimulai pada saat suhu air sudah tetap. Pengukuran dilakukan sampai suhu mencapai maksimum. Nilai kalor pembakaran dihitung dengan persamaan

( )

B A t t W Nk= × 2 1 − Keterangan:

Nk = nilai kalor (kal/g)

W = nilai kalor dari alat kalorimeter (kal) t1 = suhu mula-mula (°C)

t2 = suhu setelah pembakaran (°C) A = berat contoh yang terbakar

B = koreksi panas pada kawat besi (kal/gram)

2. Kadar air

Contoh uji Biopelet ditimbang dalam cawan porselen yang telah diketahui bobot tetapnya (cawan dan sampel yang sama digunakan untuk kadar abu dan kadar zat volatil). Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu (103±2) °C selama 4 jam sampai bobotnya konstan. Kemudian contoh uji dimasukkan ke dalam eksikator selama ½ jam dan ditimbang. Pengukuran dilakukan dua kali ulangan. Kadar air briket dihitung menggunakan persamaan :

Kadar air =

( )

100% 1 2 1 × X X X

48 Keterangan:

X1 = berat contoh sebelum dikeringkan (gram) X2 = berat contoh setelah dikeringkan (gram) 3. Kadar zat volatil

Cawan porselin yang berisi contoh uji kadar air dimasukkan kedalam tanur listrik pada suhu 950 °C selama 10 menit. Setelah penguapan selesai, cawan didinginkan didalam eksikator selama satu jam dan selanjutnya ditimbang. Pengukuran dilakukan dua kali ulangan. Kadar zat volatil dihitung menggunakan persamaan

Kadar zat volatil =

( )

100% 1 2 1 × Z Z Z Keterangan:

Z1 = bobot awal (gram) Z2 = bobot akhir (gram) 4. Kadar abu

Cawan berisi contoh uji kadar zat volatil digunakan untuk menetapkan kadar abu. Cawan dipanaskan dalam tanur secara perlahan-lahan mulai dari suhu kamar sampai suhu 600°C selama 5 – 6 jam. Selanjutnya cawan didinginkan dalam eksikator sampai beratnya konstan dan ditimbang bobotnya. Pengukuran dilakukan dua kali ulangan. Kadar abu dihitung menggunakan persamaan

% 100 × = c a Y Y Kb Keterangan: Kb = kadar abu (%) Ya = bobot abu (gram) Yc = bobot contoh (gram) 5. Kadar karbon terikat

Prinsip penentuan kadar karbon terikat adalah menghitung fraksi karbon dalam pelet, tidak termasuk zat menguap dan abu. Kadar karbon terikat briket dihitung menggunakan persamaan

6. Kadar lemak kasar (Metode Sokhlet)

Bungkil biji jarak pagar ditimbang ± 2 gram dan dimasukkan dalam selongsong kertas saring. Timbang labu sokhlet kosong yang telah dioven. Selongsong dimasukkan dalam sokhlet yang telah diisi heksana. Sokhlet dipanaskan selama 6 jam pada penangas. Lakukan pemanasan sokhlet tanpa selongsong secara berulang sampai heksana dalam labu sokhlet habis. Oven labu sokhlet pada suhu 105 °C selama 1 jam dan kemudian ditimbang. Pengukuran dilakukan dua kali. Kadar lemak kasar dihitung dengan persamaan

Kadar lemak kasar = 2 1×100% C

LS LS

Keterangan:

LS2 = Bobot labu sokhlet akhir (gram) LS1 = Bobot labu sokhlet awal (gram) C = Bobot contoh uji (gram)

50 Lampiran 2. Hasil Analisis Sidik Ragam

1. Tabel sidik ragam kadar air

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F tabel Nilai Kesimpulan

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung 5% 1% p

Model 8 1.5122 0.1890 12.70 3.230 5.467 0.0005 Sangat Nyata

Sludge 2 0.5222 0.2611 17.54 4.256 8.022 0.0008 Sangat Nyata

Tapioka 2 0.8767 0.4384 29.45 4.256 8.022 0.0001 Sangat Nyata

Interaksi 4 0.1133 0.0283 1.90 3.633 6.422 0.1942 Tidak Nyata

Galat 9 0.1340 0.0149

Total 17 1.6462

Koefisien keragaman 1.23

2. Tabel sidik ragam kadar zat terbang

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F tabel Nilai Kesimpulan

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung 5% 1% p

Model 8 10.8706 1.3588 1.81 3.230 5.467 0.1977 Tidak Nyata

Sludge 2 0.4842 0.2421 0.32 4.256 8.022 0.7326 Tidak Nyata

Tapioka 2 5.2965 2.6483 3.52 4.256 8.022 0.0741 Tidak Nyata

Interaksi 4 5.0898 1.2725 1.69 3.633 6.422 0.2348 Tidak Nyata

Galat 9 6.7627 0.7514

Total 17 17.6333

Koefisien keragaman 1.17

3. Tabel sidik ragam kadar abu

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F tabel Nilai Kesimpulan

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung 5% 1% p

Model 8 5.4591 0.6824 6.44 3.230 5.467 0.0057 Sangat Nyata

Sludge 2 0.0918 0.0459 0.43 4.256 8.022 0.6611 Tidak Nyata

Tapioka 2 4.7761 2.3881 22.55 4.256 8.022 0.0003 Sangat Nyata

Interaksi 4 0.5911 0.1478 1.40 3.633 6.422 0.3104 Tidak Nyata

Galat 9 0.9531 0.1059

Total 17 6.4122

Koefisien keragaman 5.46

4. Tabel sidik ragam kadar zat terbang

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F tabel Nilai Kesimpulan

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung 5% 1% p

Model 8 5.8002 0.7250 1.31 3.230 5.467 0.3470 Tidak Nyata

Sludge 2 0.3057 0.1529 0.28 4.256 8.022 0.7652 Tidak Nyata

Tapioka 2 0.0239 0.0119 0.02 4.256 8.022 0.9787 Tidak Nyata

Interaksi 4 5.4706 1.3676 2.47 3.633 6.422 0.1199 Tidak Nyata

Galat 9 4.9887 0.5543

Total 17 10.7888

Koefisien keragaman 3.78

5. Tabel sidik ragam nilai kalor pembakaran

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F tabel Nilai Kesimpulan

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung 5% 1% p

Model 8 512043.4444 64005.4306 0.54 3.230 5.467 0.8030 Tidak Nyata

Sludge 2 55678.1111 27839.0556 0.23 4.256 8.022 0.7963 Tidak Nyata

Tapioka 2 239085.7778 119542.8889 1.00 4.256 8.022 0.4042 Tidak Nyata

Interaksi 4 217279.5556 54319.8889 0.46 3.633 6.422 0.7664 Tidak Nyata

Galat 9 1072135.5000 119126.1667

Total 17 1584178.9444

Dokumen terkait