• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

3. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Olahraga

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada pengelolaan sarana dan prasarana olahraga pada sekolah penyelenggara kelas khusus olahraga (KKO) di SMP Negeri 3 Sleman Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan sarana dan prasarana olahraga pada sekolah penyelenggara kelas khusus olahraga di SMP Negeri 3 Sleman?

2. Bagaimana pengadaan sarana dan prasarana olahraga pada sekolah penyelenggara kelas khusus olahraga di SMP Negeri 3 Sleman?

12

3. Bagaimana penyimpanan sarana dan prasarana olahraga pada sekolah penyelenggara kelas khusus olahraga di SMP Negeri 3 Sleman?

4. Bagaimana inventarisasi sarana dan prasarana olahraga pada sekolah penyelenggara kelas khusus olahraga di SMP Negeri 3 Sleman?

5. Bagaimana pendistribusian dan pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga pada sekolah penyelenggara kelas khusus olahraga di SMP Negeri 3 Sleman? 6. Bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana olahraga pada sekolah

penyelenggara kelas khusus olahraga di SMP Negeri 3 Sleman?

7. Bagaimana penghapusan sarana dan prasarana olahraga pada sekolah penyelenggara kelas khusus olahraga di SMP Negeri 3 Sleman?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengelolaan sarana dan prasarana olahraga di SMP Negeri 3 Sleman, meliputi kegiatan:

1. Perencanaan sarana dan prasarana olahraga pada sekolah penyelenggara kelas khusus olahraga di SMP Negeri 3 Sleman.

2. Pengadaan sarana dan prasarana olahraga pada sekolah penyelenggara kelas khusus olahraga di SMP Negeri 3 Sleman.

3. Penyimpanan sarana dan prasarana olahraga pada sekolah penyelenggara kelas khusus olahraga di SMP Negeri 3 Sleman.

4. Inventarisasi sarana dan prasarana olahraga pada sekolah penyelenggara kelas khusus olahraga di SMP Negeri 3 Sleman.

13

5. Pendistribusian dan pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga pada sekolah penyelenggara kelas khusus olahraga di SMP Negeri 3 Sleman.

6. Pemeliharaan sarana dan prasarana olahraga pada sekolah penyelenggara kelas khusus olahraga di SMP Negeri 3 Sleman.

7. Penghapusan sarana dan prasarana olahraga pada sekolah penyelenggara kelas khusus olahraga di SMP Negeri 3 Sleman.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran ide pada bidang garapan Manajemen Pendidikan khususnya dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dengan fokus sarana dan prasarana olahraga di Sekolah Menengah Pertama Negeri penyelenggara program KKO.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman sebagai data dan bahan kajian dalam pengembangan kemampuan profesional dalam kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana olahraga.

b. Dinas Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman pengambilan keputusan dalam memberikan dukungan yang tepat dalam hal sarana dan prasarana olahraga bagi sekolah yang bersangkutan.

14 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan

a. Sarana Pendidikan

Menurut Suharno (2008: 30), sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat media pengajaran. Sebagaimana dinyatakan Suharsimi Arikunto (2008) bahwa sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar, sesuai dengan rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional, yang dimaksud sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien (A. L. Hartani 2011: 141).

Menurut Ibrahim Bafadal (2004: 2), sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Menurut Wahyuningrum (2004) bahwa sarana pendidikan adalah segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercapai (Tatang M. Amirin dkk, 2011: 77). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa sarana pendidikan adalah segala fasilitas bisa berupa peralatan, bahan dan perabot yang bergerak maupun yang

15

tidak bergerak yang dipergunakan dalam proses belajar di sekolah, yang secara langsung yang berpengaruh terhadap tujuan pendidikan. Sarana pendidikan meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, dan sumber belajar lainnya yang bersifat habis pakai.

b. Prasarana Pendidikan

Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran. Seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses pembelajaran, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan (Suharno, 2008: 30). Menurut Eka Prihatin (2011: 57), prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Barnawi dan Arifin (2012: 48) prasarana pendidikan adalah semua perangkat perlengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Seperti lahan, ruang kelas, ruang pimpinan sekolah, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, tempat berolahraga, dan lain sebagainya.

16

2. Klasifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Menurut Ary H. Gunawan (1996: 115), fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis atau sifatnya.

a. Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar (PBM).

Prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung seperti tanah, bangunan/gedung sekolah, listrik, telepon, dan lain-lain. Sarana pendidikan berfungsi langsung terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan media pendidikan.

b. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik.

c. Ditinjau dari sifat baarangnya, benda-benda pendidikan dapat dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas.

1) Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan dikelompokkan menjadi barang habis-pakai dan barang tak habis pakai.

2) Barang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atau tidak bisa dipindahkan, seperti tanah, bangunan/gedung, dan sebagainya.

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Mulyono (2010: 184) sarana dan praasarana pendidikan dapat ditinjau dari tiga aspek. Pertama, ditinjau dari fungsinya, ada barang berfungsi tidak langsung (seperti pagar, tanaman dan lain-lalin) dan barang berfungsi langsung (seperti media pembelajaran dan lain-lain). Kedua, ditinjau dari jenisnya, ada fasilitas fisik (misal kendaraan, computer dan lain-lain) dan fasilitas material (seperti manusia, jasa dan lain-lain). Ketiga, ditinjau dari sifat barangnya, ada barang bergerak dan barang tidak bergerak (seperti gedung, sumur dan lain-lain). Eka Prihatin (2011: 57) mengklasifikasikan sarana dan prasarana pendidikan menjadi dua macam prasarana pendidikan. a. Prasarana yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar,

seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktek, ruang laboratorium. b. Prasarana pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses

belajar mengajar, tetapi sangat menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar, seperti ruang kantor, kantor sekolah, tanah dan jalan menuju

17

sekolah, kamar kecil, ruang usaha, kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.

Jadi, dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi sarana dan prasarana pendidikan apabila ditinjau dari fungsinya ada sarana dan prasarana yang berfungsi secara langsung dan berfungsi tidak langsung terhadap proses pembelajaran, sedangkan apabila ditinjau dari jenisnya fasilitas pendidikan debedakan menjadi fasilitas fisik dan nonfisik, serta apabila ditinjau dari sifat barangnya, fasilitas pendidikan dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, lalu barang bergerak dibedakan menjadi barang habis pakai dan barang tidak habis pakai, yang semuanya dapat mendukung pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah.

3. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP/MTs

Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala (UU RI No. 20 Th. 2003). Standar sarana dan prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (PP RI No. 32 Th. 2013).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 pada BAB III tentang Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP/MTs, standar sarana dan prasarana mencakup:

18

a. Kriteria minimum sarana pendidikan yang terdiri atas: 1) perabot pendidikan,

2) peralatan pendidikan, 3) media pendidikan,

4) buku dan sumber belajar lainnya,

5) teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki setiap sekolah.

b. Kriteria minimum prasarana pendidikan yang terdiri atas: 1) lahan sekolah,

2) bangunan sekolah, 3) ruang kelas,

4) ruang perpustakaan, 5) ruang laboratorium IPA, 6) ruang pimpinan,

7) ruang guru, 8) ruang tata usaha, 9) tempat beribadah, 10)ruang konseling, 11)ruang UKS,

12)ruang organisasi kesiswaan, 13)jamban,

14)ruang sirkulasi, dan

15)tempat bermain/berolahraga.

Selanjutnya pada UU RI No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB XII Pasal 45 Ayat 1 dijelaskan lagi bahwa setiap satuan pendidikan formal dan nonformal wajib menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.

19

B. Sarana dan Prasarana Olahraga

1. Pengertian Sarana dan Prasarana Olahraga

a. Sarana Olahraga

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada BAB I Pasal 1 Ayat 21 dijelaskan bahwa sarana olahraga adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga. Sarana di dalam konteks olahraga menurut Soepartono (2000: 6), adalah sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. Sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: peralatan dan perlengkapan. Pengertian peralatan olahraga (apparatus) adalah sesuatu yang digunakan, contoh: peti lompat, palang tunggal, palang sejajar, dan lain-lain. Perlengkapan olahraga (device) adalah sesuatu yang melengkapi prasarana. Beberapa contoh dari perlengkapan yaitu bendera, garis batas, net, bola, pemukul, raket, dan lain-lain.

Agus S. Suryobroto (2004: 4) menyatakan bahwa sarana pendidikan jasmani atau alat pendidikan jasmani adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindahkan bahkan dibawa oleh pelakunya atau siswa. Sarana olahraga antara lain bola, raket, pemukul, tongkat, balok, raket tenis meja, gada, shuttle cock. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sarana olahraga adalah peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan bersifat mudah dipindah-pindahkan.

20

b. Prasarana Olahraga

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada BAB I Pasal 1 Ayat 20 bahwa prasarana olahraga adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang digunakan untuk kegiatan olahraga dan/atau penyelenggaraan keolahragaan. Soepartono (2000: 5) mengemukakan bahwa prasarana olahraga adalah sebagai sesuatu yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif permanen dan tidak dapat dipindah-pindahkan.

Prasarana olahraga terdiri atas perkakas dan fasilitas olahraga. Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4) perkakas olahraga adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindahkan (bisa semi permanen) tetapi berat dan sulit. Contoh; matras, peti lompat, kuda-kuda, palang tunggal, palang sejajar, palang bertingkat, meja tenis meja, trampolin. Perkakas ini idealnya tidak dipindah-pindah, agar tidak mudah rusak, kecuali kalau memang tempatnya terbatas sehingga harus selalu bongkar pasang.

Agus S. Suryobroto (2004: 4) menambahakan bahwa fasilitas olahraga adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pendidikan jasmani, bersifat permanen atau tidak dapat dipindah-pindahkan. Contoh: lapangan (sepakbola, bola voli, bola basket, bolatangan, bola keranjang, tennis lapangan, bulutangkis, softball, kasti, kippers, rounders, slagball, hoki), aula (hall), dan kolam renang. Fasilitas olahraga harus memenuhi standar minimal untuk pembelajaran, bersih, terang, pergantian udara lancar, dan tidak membahayakan penggunanya/siswa. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Yoyo Bahagia (2007: 3) bahwa fasilitas

21

pendidikan jasmani ialah segala sesuatu yang dapat memepermudah dan memperlancar kegiatan pendidikan jasmani yang bersifat relatif permanen atau susah untuk dipindah-pindahkan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prasarana olahraga adalah perkakas dan fasilitas olahraga yang digunakan untuk kegiatan pendidikan jasmani yang sifatnya semi permanen, permanen dan tidak dapat dipindah-pindahkan.

2. Tujuan Sarana dan Prasarana Olahraga

Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 46), sarana dan prasarana pendidikan jasmani bertujuan untuk:

a. memperlancar jalannya pembelajaran, denagan adanya sarana dan prasarana pendidikan jasmani dapat memperlancar jalannya pembelajaran pendidikan jasmani,

b. memudahkan gerakan,

c. mempersulit gerakan, maksudnya siswa dalam melakukan aktivitas gerakan tanpa alat akan lebih senang dan mudah bila dibandingkan dengan menggunakan alat,

d. memacu siswa dalam bergerak, dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang lengkap, maka akan memicu siswa dalam melakukan aktivitas olahraga dengan menggunakan alat,

e. kelangsungan aktivitas, dan

f. menjadikan siswa tidak takut melakukan gerakan atau aktivitas.

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Wasidin (2011: 13) bahwa tujuan adanya sarana dan prasarana pendidikan jasmani adalah:

a. untuk memperlancar jalannya pembelajaran pendidikan jasmani, b. mempermudah dan tidak mempersulit gerakan pendidikan jasmani, c. memacu siswa dalam bergerak,

d. mendukung kelangsungan aktivitas pendidikan jasmani, dan

e. menjadikan siswa tidak takut dalam melakukan gerakan pendidikan jasmani.

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa tujuan adanya sarana dan prasarana olahraga secara garis besar adalah untuk memperlancar atau mendukung jalannya pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga kegiatan olahraga tidak

22

dapat dilaksanakan atau terhambat bila tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai, mengingat hampir semua cabang kegiatan olahraga memerlukan berbagai jenis sarana dan prasrana atau fasilitas yang beragam.

3. Standar Sarana dan Prasarana Olahraga

Supaya sarana dan prasarana olahraga dapat dipergunakan sebagai mana mestinya, maka sarana dan prasarana olahraga harus memenuhi standar keolahragaan. Standar keolahragaan sarana dan prasarana olahraga menurut Undang-undang nomor 3 tahun 2005 pada BAB XI Pasal 67 Ayat 68 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, meliputi: standar teknis, standar kesehatan, dan standar keselamatan.

a. Standar teknis, maka sarana harus memenuhi persyaratan khusus yang ditentukan oleh induk organisasi atau cabang olahraga dan/atau federasi internasional cabang olahraga yang bersangkutan. Standar ini meliputi: ukuran, bentuk dan jenis peralatan.

b. Standar kesehatan, maka sarana olahraga harus memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan.

c. Standar keselamatan, maka saranaolahraga harus sesuai dan memenuhi standar minimal tentang keselamatan yang telah dipersyaratkan.

Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 16), persyaratan sarana dan prasarana pendidikan jasmani antara lain:

a. aman, yaitu sarana dan prasarana pendidikan jasmani harus terhindar dari unsur bahaya,

b. mudah dan murah, yaitu mudah disiapkan/diadakan dan jika membeli tidak mahal harganya, tetapi juga tidak mudah rusak,

c. menarik, yaitu dapat menarik perhatian siswa dalam menggunakannya, d. memacu untuk bergerak, dengan adanya sarana dan prasarana tersebut

maka siswa akan lebih terpacu untuk bergerak,

e. sesuai denga kebutuhan, yaitu penyediaannya seharusnya disesuaikan denga kebutuhan ataupun penggunanya,

f. sesuai dengan tujuan pembelajaran,

g. tidak mudah rusak meskipun hargaya murah, dan h. sesuai dengan lingkungan situasi kondisi sekolah.

23

Yoyo Bahagia (2007: 5) mengungkapkan karena fasilitas pendidikan jasmani menyangkut aktivitas yang melibatkan orang banyak, maka ada hal-hal atau syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengadaan atau pembuatan fasilitas pendidikan jasmani. Persyaratan tersebut terutama berkaitan dengan:

a. keselamatan pengguna,

b. kesehatan, misalnya lapangan teduh, dan kebersihan lapangan, c. kenyamanan pengguna, dan

d. keamanan pengguna maupun alat/barang pendidikan jasmani.

Jadi dapat disimpulkan bahwa persyaratan sarana dan prasarana olahraga harus meliputi: keselamatan, kesehatan, kenyamanan, keamanan, mudah didapat dan murah apabila membeli namun tidak mudah rusak, menarik perhatian siswa, memacu untuk bergerak, sesuai dengan kebutuhan siswa dan sekolah, sesuai denga tujuan pembelajaran, dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah.

4. Sarana dan Prasarana Olahraga SMP/MTs

Berhubungan dengan kriteria minimal tempat berolahraga di SMP/MTs, tempat berolahraga adalah ruangan terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk melakukan pendidikan jasmani dan olahraga. Adapun kriteria minimal tempat olahraga tersebut yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 pada BAB III tentang standar sarana dan prasarana olahraga SMP/MTs adalah:

a. Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler.

b. Tempat bermain/berolahraga memiliki rasio luas minimum 3 m2/peserta didik. Apabila jumlah peserta didik kurang dari 334 orang, luas minimum tempat bermain/berolahraga adalah 1000 m2.

c. Di dalam luas tersebut terdapat tempat berolahraga berukuran minimum 30 m x 20 m yang memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan olahraga.

24

d. Tempat bermain sebagian ditanami pohon penghijauan.

e. Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang paling sedikit mengganggu proses pembelajaran di kelas.

f. Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir.

g. Tempat bermain/berolahraga dilengkapi dengan sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.

Tabel 1. Jenis, Rasio Dan Deskripsi Sarana Dan Prasarana Tempat Bermain/Berolahraga SMP/MTs.

No Jenis Rasio Deskripsi

1 Peralatan Pendidikan

1.1 Tiang bendera 1 buah/sekolah Tinggi sesuai ketentuan yang berlaku

1.2 Bendera 1 buah/sekolah Ukuran sesuai ketentuan yang berlaku

1.3 Peralatan bola voli 2 buah/sekolah Minimum 6 bola 1.4 Peralatan sepakbola 1 set/sekolah Minimum 6 bola 1.5 Peralatan bola basket 1 set/sekolah Minimum 6 bola

1.6 Peralatan senam 1 set/sekolah Minimum matras, peti loncat, tali loncat, simpai, bola plastik, tongkat, palang tunggal, gelang 1.7 Peralatan atletik 1 set/sekolah Minimum lembing, cakram, peluru, tongkat estafet, bak loncat

1.8 Peralatan seni budaya

1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi masing-masing

1.9 Peralatan keterampilan

1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi masing-masing

2 Perlengkapan lain

2.1 Pengeras suara 1 set/sekolah 2.2 Tape recorder 1 buah/sekolah

Sumber: Permendiknas No. 24 Tahun 2007 pada BAB III tentang kriteria minimal Sarana dan Prasarana Olahraga SMP/MTs.

25

Adapun jenis-jenis sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan tingkat SMP sesuai dengan materi pembelajaran menurut Andri Tri Pratomo (2013: 17) sebagai berikut.

a. Atletik

1) Jalan dan Lari

Pada jalan dan lari diperlukan alat seperti: stopwatch, bendera start, nomor dada, tongkat lari sambung, dan start block. Fasilitas yang dibutuhkan adalah lintasan lari atau lapangan terbuka.

2) Nomor lompat

Sarana dan prasarana serta alat-alat lompat terdiri atas meteran gulungan, bendera kecil, mistar lompat, tiang mistar, cangkul, bak pasir, balok tumpu, dan perata pasir.

3) Nomor lempar

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran nomor lempar memerlukan sarana dan prasarana seperti: peluru, bola kasti, meteran gulungan, bendera kecil, dan lapangan tolak peluru.

b. Senam

Untuk mendukung proses kelancaran pembelajaran senam, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, antara lain: matras, busa, kaset, tape recorder, tongkat, serta bangsal senam.

c. Permainan

Sarana dan prasarana yang mendukung permainan olahraga, antara lain: bola voli, net voli, bola sepak, gawang, bola basket, ring dan papan basket, lapangan voli, lapangan sepakbola, dan lapangan bola basket.

5. Kelas Khusus Olahraga (KKO)

a. Pengertian Kelas Khusus Olahraga

Menurut Sumaryanto (2010: 5), kelas khusus olahraga adalah kelas yang dibuat untuk kelompok peserta didik yang memiliki potensi istimewa olahraga dalam satuan pendidikan reguler pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Hal ini senada dengan amanat di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 5 ayat 4 yaitu bahwa warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Sehubungan dengan hal tersebut, Tatang M Amirin, dkk (2011: 13) mengemukakan bahwa pembinaan

26

bagi siswa yang memiliki bakat prestasi di bidang olahraga ini dilakukan melalui pembinaan Kelas Khusus Olahraga (KKO). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Kelas Khusus Olahraga merupakan suatu wadah pembinaan bagi peserta didik yang memiliki bakat istimewa di bidang olahraga.

b. Tujuan Kelas Khusus Olahraga

Tujuan penyelenggaraan program kelas khusus olahraga secara umum adalah untuk mengembangkan potensi bakat istimewa olahraga peserta didik dalam mencapai prestasi yang maksimal. Secara lebih rinci tujuan kelas khusus olahraga menurut Kemendiknas (2010: 5) adalah:

1) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam bidang olahraga. 2) Meningkatkan mutu akademis dan prestasi olahraga.

3) Meningkatkan kemampuan berkompetisi secara sportif.

4) Meningkatkan kemampuan sekolah dalam pembinaan dan pengembangan kegiatan olahraga.

5) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.

6) Peningkatan mutu pendidikan sebagai bagian dari pembangunan karakter.

Menurut Sumaryanto (2010: 4), penyelenggaraan Pendidikan Khusus bagi Peserta Didik Bakat Istimewa (PDBI) olahraga bertujuan untuk:

1) Memberikan kesempatan kepada PDBI olahraga untuk mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi keterampilan yang dimilikinya.

2) Memenuhi hak asasi PDBI olahraga sesuai kebutuhan pendidikan bagidirinya.

3) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran bagi PDBI olahraga.

4) Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spiritual, emosional, sosial dan intelektual serta memiliki ketahanan dan kebugaran fisik.

5) Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan dan seni, berkeahlian dan berketerampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

27

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan kelas khusus olahraga adalah untuk membina bakat yang dimiliki peserta didik sehingga dapat berguna bagi diri sendiri maupun orang lain serta dapat menghasilkan prestasi

Dokumen terkait