• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Dari hasil studi dan menelaah observasi yang tertuang dalam skripsi ini, kiranya tidaklah berlebihan jika penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk menerapkan metode bimbingan dalam menghafal al-Qur’an, maka perlu dipersiapkan pembimbing-pembimbing yang profesional guna mencetak calon-calon tahfidz yang bermutu.

2. Panti Sosial Asuhan Rabbani harus terus berupaya meningkatkan kualitas metode bimbingan dalam menghafal al-Qur’an sebagai ciri khas dan nilai jual panti, dan hendaknya tetap istiqamah dalam menerapkannya.

3. Untuk mendapatkan hafalan yang baik, para penghafal harus memperhatikan hal-hal seperti; Niat yang ikhlas dari calon penghafal, harus ada seorang pembimbing, harus menggunakan satu mushaf saja,

harus ada kontinuitas dari calon penghafal dan mengulang-ulang ayat-ayat yang sudah dihafal sehingga tidak lupa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim Mahmud, Ali, Akhlaq Mulia, Jakarta : Gema Insani, 2004.

Abdur Rauf, Abdul Aziz, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah, Bandung : Syaamil Cipta Media, 2004, Cet. Ke-4.

A. Hallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Ciputat Press, 2002, Cet. Ke-1. Ali, Muhammad, Penerapan Metode Unres Tricted dalam Tata Boga, artikel

diaksespada 17 September 2008 http://digilib.upi.edu/pasca/submittid/etd-0524107-102147/unrestricted/BAB_I.pdf.

Al-Khalidi, Shalah, Membedah Al-Qur’an trj. Muhil DA, Surabaya : Pustaka Progressif, 1997, Cet. Ke-1.

Arifin, H. M, Pokok-pokok Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 1976.

---, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta : PT. Golden Trayon Press, 1998, Cet. Ke-6.

Ar-Rasyid, Haya, Kiat Mengatasi Kendala Membaca dan Menghafal Al-Qur’an, Jakarta : Pustaka Al-Sofwa, 2004, Cet. Ke-1.

Burhan, Arif, Pengantar Metode Kualitatif, Surabaya : Usaha Nasional, 1992. Burhanuddin, Organisasi, Tugas, dan Fungsi Aparat Pendidikan, Surabaya : IKIP

Malang, 1989, Cet. Ke-2.

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya ke Dalam Bahasa Indonesia, Jeddah, tt.

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2002, Cet. Ke-3.

Djumhur, I., dan Surya, Moh., Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah “Cevidance And Counseling”, Bandung : CV. Ilmu, 1985.

Faqih, Aunur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta : UII Press, 2001.

J. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosda karya, 2004, Cet. Ke-1.

Kartono, Kartini, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), Bandung : CV. Mandar maju, 1990, Cet. Ke-4.

Koencaraningrat, Metodologi Penelitian Ilmiah, Jakarta : Gramedia, 1997.

M. Amirin, Tatang, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta : Rajawali Press, 1990, Cet. Ke-2.

Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT. Rieneka Cipta, 1997.

Muhammad, Abi Abdullah bin Qurthubi, Ahmad, Attidzkar fii Afdalil Adzkar Al-Qur’an Al-Karim.

Mujib, Abdul, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Rosada, 2002, Cet. Ke-2.

Munir, M, Metode Dakwah, Jakarta : Kencana, 2006, Cet. Ke-2.

Nawabuddin, Abdurrab, Metode Praktis Hafal Al-Qur’an, Jakarta : CV. Firdaus, 1993, Cet. Ke-3.

---, Tehnik Menghafal Al-Qur’an, Bandung : Sinar Baru Al-Gensindo, 1996, Cet. Ke-4.

Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pembinaan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1992, Cet. Ke-5.

Prayitno, dan Amti, Erman, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Rieneka Cipta, 2004, Cet. Ke-2.

Qardhawi, Yusuf, DR, Berinteraksi dengan Al-Qur’an, Jakarta : PT. Gema Insani Press, 2001, Cet. Ke-3.

Ridwan Alawie, A. Belajar Cepat Murratal 120 Menit, BAB I Tahsin, Tartil dan Tahfidz, Bandung : tt.

Rifa’i, Moh, Aqidah Akhlaq, Semarang : CV. Wicaksana, 1994, Cet. Ke-2.

Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofyan, Metodologi Penelitian Survey, Jakarta : LP3ES, 1995.

Socrates, Menepis Impian, Yogyakarta : Media Abadi, 1994, Jilid 2.

Solhannuddin, S. Ag, Pengasuh Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor, Jawa Barat, 2008.

Sukardi, Dewa Ketut, Bimbingan dan Konseling, Jakarta : PT. Bina Aksara, 1988. Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung : Mizan, 1997, Cet.

Ke-17.

---, Wawasan Al-Qur’an, Bandung : Mizan, 1998, Cet. Ke-8. Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1986,

Cet. Ke-9.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1999, Cet. Ke-10.

Undang-Undang Dasar 1945 BAB XIII Pasal 31 dan 34.

Von Denffer, Ahmad, Ilmu Al- Qur’an Pengenalan Dasar, Jakarta : PT. Rajawali Press, 1988, Cet. Ke-1.

W. Ahsin, Al-Hafidz, Drs, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta : Bumi Aksara, 1994, Cet. Ke-1.

Warsono Munawwir, Ahmad, Al-Munawwir : Kamus Arab Indonesia Terlengkap, Surabaya : Pustaka Progresif, 1997, Cet. Ke-14.

Winkel, dan Hastuti, Sri, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta : Media Abadi, 2004, Cet. Ke-3.

Zen, Muhaimin, H, A, Drs. Bunga Rampai Mutiara Al-Qur’an Pembinaan Qari Qari’ah dan Hafidz Hafidzoh, 2006.

---, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta : PT. Al-Husna Zikra, 1996, Cet. Ke-1.

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal Wawancara : Kamis, 03 April 2008

Waktu : Pukul 16.00-17.30

Tempat Wawancara : Ruang Tamu Panti

Interviewee : Ustadz. Solhannuddin, S. Ag.

Jabatan : Pimpinan Panti Sosial Asuhan Rabbani Interviewer : Ruslan Habibi

1. Sejak kapan panti sosial asuhan Rabbani didirikan ?

Jawab : Panti sosial asuhan Rabbani didirikan pada tanggal 13 Oktober 1993 bertepatan dengan berdirinya Yayasan.

2. Siapa pendirinya ?

Jawab : Pendiri panti sosail asuhan Rabbani adalah Ibu Hj. Syilvinia Djanamar Adjam.

3. Apa yang melatarbelakangi berdirinya panti sosial asuhan Rabbani ?

Jawab : Latar belakang berdirinya panti sosial asuhan Rabbani tidak terlepas dari latar belakang berdirinya yayasan, yaitu ingin berbuat baik kepada orang lain terutama anak-anak kurang mampu, yatim piatu, terlantar dan sebagainya. Dengan cara menyantuni mereka baik pangan, sandang, papan maupun pendidikan mereka. Ini merupakan sebuah

cita-cita dari suami pendiri pada masa hidupnya, namun Allah berkehendak lain. Beliau meninggal dunia, kemudian diwujudkan oleh isteri tercintanya.

4. Apa tujuan didirikannya panti sosial asuhan Rabbani ?

Jawab : Untuk meningkatkan derajat anak yatim, kurang mampu, dan terlantar, dengan melalui pendidikan dan mengembangkan dua potensi yaitu pendidikan umum dan pendidikan agama, yang diharapkan mempunyai nilai plus dan mampu menjadi ulama yang tidak saja luas ilmu pengetahuannya (dibidang agama) namun mampu memenuhi tuntutan zamannya untuk ikut berperan aktif dalam menghadapi masalah-masalah kemasyarakatan.

5. Berapa jumlah santri yang dibina saat ini ?

Jawab : Santri panti sosial asuhan Rabbani pada saat ini berjumlah 25 orang 6. Berasal dari mana saja santri-santri tersebut ?

Jawab : Pada awalnya santri hanya berasal dari Kepulauan Mentawai dan Kepulauan Riau, namun setelah berkembang beberapa tahun sampai pada saat ini santri juga ada yang berasal dari Lampung, Banten, Jakarta, Indramayu, Depok, Cianjur, dan Jawa Timur.

7. Bagaimana menanamkan kepercayaan terhadap santri-santri setelah masuk ke panti ?

Jawab : 1). Dengan memberikan motivasi/semangat kepada santri-santri bahwa semua santri mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan/ilmu pengetahuan, baik yang mempunyai orang tua maupun yng

tidak (yatim-piatu), 2). Menanamkan sifat percaya diri bahwa siapa pun yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil dalam meraih cita-cita, 3) Dan yang tidak kalah penting adalah menanamkan sifat rasa kasih sayang antara pengasuh dan anak asuh (santri) bagaikan orang tua dengan anak-anaknya. 8. Siapa sajakah yang menjadi mitra kerja sama dalam program peningkatan

santri-santri panti sosial asuhan Rabbani ?

Jawab : Yang menjadi mitra kerja sama dalam peningkatan santri yaitu dengan lembaga pendidikan pemerintah/swasta, penyelenggara pendidikan bagi anak asuh dan para donatur-donatur lainnya yang turut mendukung atas penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak asuh. 9. Jenis bantuan seperti apakah yang diberikan dari pihak donatur ?

Jawab : Penyandang dana atau donatur di sini ada dua macam, yaitu ada donatur tetap, artinya para penyandang dana yang memberikan bantuan secara berkesinambungan dengan jumlah bantuan yang tetap dan waktu yang teratur (tiap minggu atau tiap bulan), yang biasanya bisa berupa sejumlah uang dan kebutuhan-kebutuhan pokok santri atau sembako. Dan kedua donatur tidak tetap, yaitu para penyandang dana yang memberikan bantuan secara insidential dengan jumlah bantuan dan waktu tidak ditentukan, dan jenis bantuannya sama dengan donatur tetap.

10.Faktor pendukung dan penghambat apa saja yang ditemui oleh panti ?

Jawab : Yang menjadi faktor pendukung adalah dibutuhkannya para pengasuh/pembimbing yang berjiwa besar, sabar dan penuh pengertian kepada

Allah SWT. Kemudian fasilitas yang meliputi perumahan (asrama), pakaian dan biaya sehari-hari serta biaya pendidikan yang mencukupi. Adapun yang menjadi faktor penghambat, santri yang diasuh di panti mempunyai 2 latar belakang, yaitu anak yatim piatu dan anak tidak mampu (fakir). Hal itu sangat mempengaruhi kepribadian anak-anak asuh diantaranya, mereka hidup dalam situasi kurangnya kasih sayang, dan kurangnya kebutuhan, hal ini tentu berpengaruh pada beberapa faktor penghambat dalam mengurus panti diantranya: kurang disiplin, emosi yang labil, semangat belajar menurun, dan merasa minder/ekstrofet kepada anak-anak yang masih ada orang tuanya. 11.Apa harapan Bapak dengan dibinanya mereka di panti ?

Jawab : Dengan melalui materi bimbingan Tahfidzul Qur’an yang menjadi ciri khas panti ini, diharapkan mereka bisa menjadi generasi Qur’ani, yaitu generasi yang berpedoman dengan Al-Qur’an.

Bogor, 03 April 2008

Pimpinan Panti Sosial Asuhan Rabbani

Ruslan Habibi Ustadz. Solhannuddin, S. Ag Interviewer Interviewee

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 28 Mei 2008

Waktu : Pukul 13.00-15.15

Tempat Wawancara : Ruang Tamu Panti Interviewee : Ustadz. Jefriadi

Jabatan : Pembimbing/Pengasuh Panti Asuhan Rabbani Interviewer : Ruslan Habibi

1. Apa saja materi bimbingan yang diberikan pada santri-santri di sini ?

Jawab : Materi bimbingan yang diberikan di sini sama halnya dengan pondok pesantren lainnya, seperti: Materi Tahfidzul Qur’an, Aqidah, Akhlaq, Training Dakwah, Fiqh, Bahasa Arab, Nahwu, Shorof, Hadits, Ilmu Tajwid, Qira’atul Qur’an, Kaligrafi dan lain-lain. Namun dalam materi-materi bimbingan tersebut, yang lebih ditekankan adalah materi bimbingan menghafal al-Qur’an (Tahfidzul Qur’an).

2. Bagaimanakah penerapan metode bimbingan dalam meningkatkan

kemampuan menghafal al-Qur’an di panti ini?

Jawab : Penerapan metode bimbingan dalam menghafal al-Qur’an dibagi menjadi 2 periode: Periode pertama menerapkan sistem/metode 30 juz dalam masa pendidikan 6 tahun dan periode kedua santri hanya diwajibkan hafalan 3 juz selama pendidikan di panti.

3. Bagaimanakah pengaturan alokasi waktu yang dijadwalkan ?

Jawab : Pengaturan waktu yang digunakan pada periode pertama adalah: materi tahfidz diterapkan 4 kali dalam seminggu minimal setor hafalan ½ halaman x 4 hari = 2 halaman, dalam sebulan ½ halaman x 16 hari = 8 halaman, setahun ½ halaman x 192 hari = 92 halaman dan dalam 6 tahun ½ halaman x 1162 hari = 581 halaman. Ini sama dengan 30 juz kurang 9 halaman, maka dibutuhkan waktu tambahan 18 hari. Sedangkan materi takrir diterapkan 2 kali dalam seminggu minimal setiap pertemuan 1 halaman. Pengaturannya: 1 halaman x 2 hari = 2 halaman (dalam seminggu), dalam sebulan 1 halaman x 8 hari = 8 halaman, dalam setahun 1 halaman x 96 hari = 96 halaman, dan dalam 6 tahun x 576 hari = 576 halaman. Hal ini sama dengan 30 juz kurang 24 halaman. Untuk menyelesaikannya memerlukan tambahan waktu 24 hari. Sedangkan pada periode kedua para santri dibagi menjadi 3 kelompok; kelompok pertama yaitu kelompok santri baru yang hanya diwajibkan hafalan 1 juz yaitu juz 30, kelompok kedua diwajibkan hafalan 2 juz yaitu juz 30 dan 29, sedangkan kelompok ketiga diwajibkan hafalan 3 juz yaitu juz 30, 29 dan 28.

4. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an ?

Jawab : Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an yaitu dengan menerapkan metode bimbingan dalam menghafal al-Qur’an. Selain itu santri juga harus sering mendengarkan kaset murratal.

5. Bagaimanakah strategi bimbingan dalam menghafal al-Qur’an yang diterapkan di panti ?

Jawab : Iya..untuk membantu mempermudah membentuk kesan dalam ingatan terhadap ayat-ayat yang dihafal, maka diperlukan strategi menghafal yang baik. Yaitu dengan strategi pengulangan ganda, tidak beralih pada ayat berikutnya sebelum ayat yang sedang dihafal benar-benar hafal, menghafal urutan-urutan ayat yang dihafalnya dalam satu kesatuan jumlah setelah benar-benar hafal ayat-ayatnya, menggunakan satu jenis mushaf, memahami (pengertian) ayat-ayat yang dihafalnya, memperhatikan ayat-ayat yang serupa, dan disetorkan pada seorang pembimbing.

6. Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam proses bimbingan menghafal al-Qur’an ?

Jawab : Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses bimbingan menghafal al-Qur’an, seperti tape, kaset murratal, kemudian selalu membacanya dalam shalat, musabaqah hifdzul Qur’an dan bergaul dengan orang yang sedang/sudah hafal al-Qur’an.

7. Kendala-kendala apa saja yang ditemui dalam proses bimbingan menghafal al-Qur’an ?

Jawab : Ada beberapa kendala yang dialami, seperti banyak ayat-ayat yang sudah dihafal lupa lagi, malas untuk mengulang-ulang hafalan, tidak adanya pembimbing yang secara rutin membimbing anak-anak asuh dan lain sebagainya.

8. Dan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala tersebut ?

Jawab : Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, pembimbing selalu memberikan motivasi, arahan dan meyakini benar-benar tujuan dan fadhilah menghafal. Agar hatinya tetap bersih dan suci (saliim), sangat perlu bagianak asuh untuk memperbanyak amal-amal shalih dan istighfar serta banyak-banyak berdoa kepada Allah SWT. Hal ini sangatlah diperlukan bagi anak asuh atau penghafal al-Qur’an lainnya, karena ini untuk membekali diri anak asuh agar mampu bersabar, bersemangat, dan tidak kenal putus asa dalam menghadapi problematika menghafal al-Qur’an.

9. Bagaimanakah tanggapan anak asuh terhadap penerapan metode bimbingan dalam menghafal al-Qur’an ?

Jawab : Pada awalnya mayoritas anak-anak asuh mengeluh dengan materi bimbingan menghafal al-Qur’an (Tahfidzul Qur’an) dikarenakan mereka dibebani mata pelajaran yang terlalu banyak, seperti pelajaran agama yang jumlahnya tidak sedikit, ditambah lagi dengan materi-materi palajaran yang dibebankan di sekolah kepada anak-anak asuh. Karena tidak efektif, maka pihak pengurus/pembimbing

tidak memaksakan anak-anak asuh untuk menghafal materi 30 juz, namun hanya mewajibkan hafalan kepada anak-anak asuh minimal 3 juz yang dimulai dari juz 30, 29 dan 28. Dengan begitu anak-anak asuh sangat berantusias untuk menghafal al-Qur’an, yang juga diterapkan dengan metode bimbingan dalam menghafal serta pengaturan alokasi waktu yang dijadwalkan.

10.Bagaimana pendapat pembimbing tentang penerapan metode bimbingan dalam menghafal al-Qur’an bagi anak-anak asuh sejak dini ?

Jawab : Penerapan metode bimbingan dalam menghafal al-Qur’an bagi anak-anak asuh sejak dini sangat bagus, di samping cepat menghafal, cepat mengingat dan tidak mudah hilang. Karena ingatan anak-anak asuh sejak dini mencapai intensitas paling besar dan paling kuat serta mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak.

Bogor, 28 Mei 2008 Pembimbing Agama

Ruslan Habibi Ustadz. Jefriadi Interviewer Interviewee

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 28 Mei 2008

Waktu : Pukul 16.00-17.15

Tempat Wawancara : Ruang Tamu Panti Interviewee/Inisial : R

Usia : 20 tahun

Pendidikan : Kelas 3 MA Sawangan Depok Interviewer : Ruslan Habibi

1. Apakah kamu masih mempunyai orang tua/keluarga, dan coba ceritakan tentang keluargamu ?

Jawab : Orang tua saya masih lengkap, saya anak kedua dari enam bersaudara, sekarang keluarga saya berada di Lampung. Bapak saya pekerjaannya sebagai petani sedangkan Ibu saya sebagai ibu rumah tangga. Kehidupan keluarga saya di sana Alhamdulillah baik-baik saja dan termasuk keluarga yang dibilang mampu di sekitar rumah saya.

2. Sudah berapa lama kamu tinggal di panti dan dari mana kamu mengetahui panti ini ?

Jawab : Kurang lebih tiga tahun, dan saya tahu panti di sini dari orang tuanya teman saya. Yang kebetulan waktu itu Ibu saya bertemu dengan orang

tua teman saya. Karena saya nakal dan susah diatur akhirnya saya dikirim ke panti ini.

3. Apa yang kamu sukai dan tidak sukai dari panti ini, baik dari teman-teman, pembimbing maupun lingkungan panti ?

Jawab : Saya berada di sini sudah bersyukur dan senang banget. Jadi saya menyukai semua dari panti ini, teman-teman, pembimbing maupun suasana panti di sini.

4. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh pembimbing di panti ini ?

Jawab : Di sini ada materi bimbingan yang banyak sekali diberikan oleh pembimbing, salah satunya menghafal Al-Qur’an, kemudian ada juga training dakwah. Bahkan sampai ada kegiatan pertanian dan pertenakan.

5. Materi bimbingan apa saja yang kamu sukai yang diberikan oleh pembimbing Jawab : Materi bimbingan yang paling saya sukai seni baca Al-Qur’an dan

training dakwah.

6. Sudah berapa juz kamu menghafal Al-Qur’an ? Jawab : Sampai saat ini kurang lebih baru 3 juz.

7. Apakah kamu merasakan manfaat dari menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Iya, manfaatnya banyak dan itu untuk pegangan saya di akhirat nanti. Kalau sekarang-sekarang ini bisa digunakan dalam shalat lima waktu. 8. Metode apa yang kamu gunakan dalam menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Metode yang digunakan adalah sesuai dengan yang diterapkan di panti ini dalam menghafal Al-Qur’an yaitu metode bimbingan tahfidz dan takrir.

9. Menurut kamu, apakah metode bimbingan tahfidz dan takrir dapat meningkatkan kemampuan dalam menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Iya, di panti ini dengan menerapkan metode bimbingan tahfidz dan takrir, itu dapat meningkatkan kualitas/kemampuan menghafal santri-santri sini.

10.Apa tanggapan kamu tentang bimbingan tahfidz dan takrir ?

Jawab : Enak, bagus..karena penerapannya bagus seperti pengaturan waktunya. Selain itu juga dibimbingnya enak oleh para pembimbing.

Bogor, 28 Mei 2008 Interviewer Interviewee

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 11 Juni 2008

Waktu : Pukul 13.00-14.05

Tempat Wawancara : Mushola/Aula Interviewee/Inisial : I

Usia : 17 tahun

Pendidikan : Kelas 2 MA Sawangan Depok Interviewer : Ruslan Habibi

1. Apakah kamu masih mempunyai orang tua/keluarga, dan coba ceritakan tentang keluargamu ?

Jawab : Ibu Bapak saya masih ada, saya mempunyai enam bersaudara dan saya anak keempat. Abang saya ada yang merantau untuk kerja dan ada juga yang masih sekolah. Ibu saya seorang ibu rumah tangga dan Bapak seorang petani. Keluarga saya sekarang tinggal di Lampung yang hidupnya pas-pasan.

2. Sudah berapa lama kamu tinggal di panti dan dari mana kamu mengetahui panti ini ?

Jawab : Kurang lebih dua tahun. Tau panti ini waktu itu setelah lulus SMP diajak oleh orang tua pimpinan panti sini, karena orang tua saya sudah ngga mampu lagi.

3. Apa yang kamu sukai dan tidak sukai dari panti ini, baik dari teman-teman, pembimbing maupun lingkungan panti ?

Jawab : Di sini saya suka semuanya. Ngga ada yang ga suka. 4. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh pembimbing di panti ini ?

Jawab : Di sini ada bimbingan kelompok/ceramah (tausyiah) yang dilaksanakan setelah shalat dan isinya tentang bimbingan-bimbingan agama, ada materi bimbingan-bimbingannya juga, training dakwah, pertanian dan lain-lain.

5. Materi bimbingan apa saja yang kamu sukai yang diberikan oleh pembimbing Jawab : Training Dakwah, Sirah Nabawi dan Tahfidzul Qur’an.

6. Sudah berapa juz kamu menghafal Al-Qur’an ? Jawab : Saya baru menghafal satu juz.

7. Apakah kamu merasakan manfaat dari menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Iya, saya bisa merasakan manfaatnya seperti dalam shalat lima waktu. Di situ saya bisa shalat dengan hafalan-hafalan Al-Qur’an, yang saya sudah hafal. Yang tadinya saya kalau shalat selalu baca surat An-Nas sampai Al-Lahab, kini bisa membaca dengan surat-surat yang lain dalam shalat.

Jawab : Yang saya gunakan di sini sama dengan santri-santri yang lain yaitu metode bimbingan tahfidz dan takrir.

9. Menurut kamu, apakah metode bimbingan tahfidz dan takrir dapat meningkatkan kemampuan dalam menghafal Al-Qur’an ?

Jawab : Iya, dapat..karena dengan metode bimbingan tersebut sudah membuahkan hasil yang cukup baik.

10.Apa tanggapan kamu tentang bimbingan tahfidz dan takrir ?

Jawab : Metode bimbingan tahfidz dan takrir sangat baik sekali untuk dijadikan pedoman menghafal Al-Qur’an. Dan lebih-lebih harus diberdayakan di mana saja.

Bogor, 28 Mei 2008 Interviewer Interviewee

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 11 Juni 2008

Waktu : Pukul 16.00-17.14

Tempat Wawancara : Mushola/Aula Interviewee/Inisial : K

Usia : 15 tahun

Pendidikan : Kelas 1 SMK

Interviewer : Ruslan Habibi

1. Apakah kamu masih mempunyai orang tua/keluarga, dan coba ceritakan tentang keluargamu ?

Jawab : Iya saya masih mempunyai kedua orang tua, satu orang kakak dan satu orang adik yang masih kecil. Saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Bapak saya adalah seorang pekerja suruhan, yang biasa disuruh oleh orang untuk mengerjakan ladang orang tersebut, dan kadang dia sebagai petani, kadang sebagai nelayan. Jadi pekerjaan Bapak saya tidak tetap sedangkan Ibu saya seorang ibu rumah tangga. 2. Sudah berapa lama kamu tinggal di panti dan dari mana kamu mengetahui

Jawab : Saya di sini sudah empat tahun. Awalnya Ibu saya bernadzar ingin sekali memasukkan saya ke pesantren, namun dikarenakan tidak ada biaya akhirnya saya di masukkan ke panti ini yang kebetulan orang tua saya kenal dekat dengan orang tua dari pimpinan panti sini.

3. Apa yang kamu sukai dan tidak sukai dari panti ini, baik dari teman-teman,

Dokumen terkait