• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Penerapan Pre-Lecture Quiz (PLQ) dapat divariasi menjadi bentuk soal yang lain seperti uraian, isian singkat, dan lainnya untuk membuat variasi selama proses pembelajaran.

2. Penerapan Pre-Lecture Quiz (PLQ) dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menambahkan beberapa pengulangan. Hal ini penting dilakukan untuk menguatkan pemahaman konsep siswa terhadap materi.

3. Pada proses pembelajaran, selain penerapan Pre-Lecture Quiz (PLQ) perlu juga diterapkan review yang mendalam baik membahas soal Pre-Lecture Quiz (PLQ) ataupun soal latihan lain untuk penguatan belajar.

59

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi & Widodo Supriyono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Agung Nugroho Cahyo Saputro. (2008). Bertualang di Dunia Kimia. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Agus Prasetyo. (2009). Penerapan Penilaian Berbasis Kelas melalui Penyusunan Peta Konsep untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Pakem Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Yogyakarta: UNY.

Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ari Prabawati. (2010). Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian dengan SPSS. Semarang: Wahana Komputer.

Ariffatin. (2010). Pengaruh Pemberian Quiz pada Pembelajaran Biologi terhadap Motivasi dan Prestasi Siswa pada Submateri Keanekaragaman Hayati Kelas X SMA PIRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Diakses dari http://digilib.uin-suka.ac.id/4229/

Desti Widiyana. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfication) terhadap Peningkatan Hasil Belajar KKPI pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Pedan The Effect of ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfication) Learning Model to Improvement Learning Chievement on KKPI Subjects

in X Class SMK Negeri 1 Pedan. Diakses dari

http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/2773/54/323

E. Mulyasa. (2006). Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hamzah B Uno. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hamzah B Uno. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kean & Middlecamp. (1985). Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta: Gramedia. Maharani Rahnurhayati Pangestika. (2014). Pengaruh Pemberian Initial

Knowledge Quiz (IKQ) terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA N 10 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014.Skripsi. Yogyakarta: UNY.

60

McDaniel. (2011). Test-Enhanced Learning in a Middle School Science Classroom: The Effects of Quiz Frequency and Placement. Journal of Educational Psychology. III. Hlm. 1-16.

Michael K Seery. (2010). Using Pre-Lecture Resources in Your Teaching: A Short Guide. Journal of Chemical and Pharmaceutical Sciences. III. Hlm. 1-3.

Muhammad Danial. (2013). Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diberi Tugas Rumah dan Kuis pada Model Pembelajaran Langsung (Studi pada Materi Pokok Reaksi Redoks) The Comparison of Learning Results with Homework and Quiz on the Direct Instruction Model (main topic of Redox Reaction). Jurnal Chemica Vol. 14 Nomor 1. Hlm. 66-73.

Mulyati Arifin. (2005). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Malang: Universitas Negeri Malang Press.

Nana Sudjana& Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Nana Sudjana. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Nasution. (2010). Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. (2004). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Oemar Hamalik. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika Offset. Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto. (2011). Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Putri& Subroto. (2013). Pengaruh Metode Aktif Tipe Team Quiz Berbantuan Question Card terhadap Hasil Belajar. Chemistry in EducationHlm. 1-7. Diakses dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined

Ratna Wilis Dahar. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Sadirman. (1992). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali.

Saekhan Muchith. (2007). Pembelajaran Konstektual. Semarang: RaSAIL Media Group.

Slameto. (2010). Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

61

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta CV.

Suharsimi Arikunto. (1997). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Syaiful Bahri Djamarah. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Trianto. (2010). Metode Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Warsono & Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf Wibisono. (2005). Metode Statistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

62

63

Lampiran 1:

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

64

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMA N 1 KALASAN Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI / 2 (Genap) Materi Pokok : Asam Basa

( Pertemuan 1) Alokasi Waktu : 1 x 45 menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagaicerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

B. KOMPETENSI DASAR

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu,disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakanfakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis,kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif sertabijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

65

3.10 Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH larutan.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Peserta didik diharapkan dapat menuliskan perbedaan asam dan basa berdasarkan sifatnya.

2. Peserta didik diharapkan dapat menyebutkan contoh larutan asam dan basa.

3. Peserta didik diharapkan dapat menguji larutan dengan menggunakan indikator asam basa.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik diharapkan dapat:

1. Menyebutkan dan menuliskan perbedaan asam dan basa berdasarkan sifatnya.

2. Menyebutkan contoh-contoh larutan asam dan basa.

3. Memahami cara penggunaan indikator asam basa serta dapat menguji suatu larutan menggunakan berbagai indikator.

E. MATERI PEMBELAJARAN

a. Perbedaan Larutan Asam dan Basa 1) Larutan Asam

Asam dalam pelajaran kimia adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.

Sifat-sifat Asam

Berikut merupakan sifat-sifat yang terkandung dalam larutan asam:

Rasa asam yang khas.

Perubahan warna lakmus dari biru menjadi merah.

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

66

Bereaksi dengan basa untuk membentuk garam dan air. Bersifat korosif terhadap logam.

Dapat menghantarkan arus listrik (asam kuat)

Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, dengan nilai pH yang lebih rendah sesuai dengan peningkatan keasaman. Contoh umum asam termasuk asam asetat (dalam cuka), asam sulfat (digunakan dalam baterai mobil), dan asam tartaric (digunakan dalam baking).

Asam Kuat dan Asam Lemah

Adanya karat pada besi merupakan salah satu ciri yang menunjukkan bahwa asam bersifat korosif terhadap logam. Jika suatu asam dilarutkan hingga hampir seluruh ion H+ dilepaskan maka asam ini disebut asam kuat. Jika ion H+ yang dilepaskan hanya sebagian kecil saja maka asam ini disebut asam lemah. Asam kuat dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan asam lemah hampir tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Contoh Asam Kuat

Zat yang termasuk asam kuat, antara lain;

1. asam klorida (HCl), 2. asam sulfat (H2SO4), 3. asam bromida (HBr), dan 4. asam nitrat (HNO3) Contoh Asam Lemah

Adapun zat yang termasuk asam lemah, antara lain;

1. asam karbonat (H2CO3), 2. asam asetat (CH3COOH),

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

67 3. asam sulfida (H2S), 4. asam sianida (HCN), dan 5. asam fosfat (H3PO4).

Senyawa asam banyak terkandung dalam buah-buahan dan bahan makanan lainnya. Selama zat asam tidak digunakan berlebihan, bahan makanan tersebut aman untuk dikonsumsi. 2) Larutan Basa

Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7. Contoh Basa

Berbagai macam zat yang mengandung basa yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:

1. Obat maag mengandung magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dan aluminium hidroksida (Al(OH)3),

2. sabun mandi mengandung natrium hidroksida (NaOH), 3. sabun mandi bayi mengandung kalium hidroksida(KOH), 4. deodorant mengandung aluminium hidroksida (Al(OH)3), dan 5. pembersih lantai mengandung ammonium hidroksida (NH4OH).

Basa adalah zat yang terasa licin, seperti sabun. Jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion hidroksil (OH-) dan ion positif logam (tapi tidak selalu). Oleh sebab itu, suatu basa dapat menghantarkan arus listrik.

Sifat-sifat basa

Sifat-sifat basa, yaitu

a. terasa licin jika terkena kulit (tidak untuk dicoba di kulit), b. mengubah lakmus merah menjadi biru,

c. dapat menghantarkan arus listrik (basa kuat),

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

68 dan

e. dapat menetralkan asam.

Basa Kuat dan Basa Lemah

Jika saat basa dilarutkan dan hampir seluruh ion (OH-) dilepaskan maka basa itu disebut basa kuat. Akan tetapi, jika hanya sebagian kecil OH- yang dilepaskan maka basa itu disebut basa lemah.

Contoh Basa Kuat dan basa lemah

Beberapa contoh basa kuat antara lain adalah NaOH, KOH, Ba(OH)2. Adapun contoh basa lemah yaitu NH4(OH), dan Al(Oh)3.

b. Indikator

Pengertian Idikator Asam Basa

Sifat larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam atau basa, yaitu zat warna yang mempunyai warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam, atau yang bersifat basa. Jadi, pengertian indikator asam basa adalah cara untuk mengetahui apakah jenis suatu larutan tersebut asam, basa atau netral menggunakan indikator baik indikator alami maupun buatan. Cara penentuan larutan yang bersifat asam, basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus, larutan indikator, dan indikator alami.

Kertas Lakmus

Untuk mengidentifikasi suatu larutan yang bersifat asam, basa, atau netral secara sederhana dapat digunakan kertas lakmus.Dalam larutan yang bersifat asam kertas lakmus berwarna merah, sedangkan dalam larutan yang bersifat basa kertas lakmus berwarna biru.

Larutan Indikator

Larutan indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mempunyai warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam, basa, atau

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

69

netral.Di laboratorium, indikator yang sering digunakan adalah larutan indikator PP (phenolphtalin), metil merah, dan metil jingga.

Warna indikator tersebut dalam larutan asam, basa, dan netral ditunjukkan pada Tabel di bawah ini.

Indikator Larutan asam Larutan basa Larutan netral Phenolphtalin (PP) Tidak berwarna

Merah muda Tidak berwarna Metil Merah (MM) Merah Kuning Kuning Metil Jingga (MJ) Merah Kuning Kuning

Indikator Alami Asam Basa

Tumbuh-tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai indikator asam-basa, contoh: mahkota bunga (bunga sepatu, bugenvil, dan mawar), kunyit, kubis ungu, dan kulit manggis.

Ekstrak bahan-bahan itu dapat memberikan warna yang berlainan dalam larutan asam maupun larutan basa.Sebagai contoh, cobalah haluskan kulit manggis, kemudian tambahkan sedikit air. Warna kulit manggis dalam keadaan netral adalah ungu. Kemudian ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan ke dalam larutan asam dan larutan basa.

Dalam larutan asam, terjadi perubahan warna dari ungu menjadi kemerah-merahan, sedangkan dalam larutan basa terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru kehitaman. Dengan demikian, ekstrak kulit manggis dapat digunakan sebagai indikator alami.

Ada juga contoh lain yang dapat digunakan sebagai indikator alami, yaitu ekstrak kubis ungu. Ekstrak kubis ungu dapat dimanfaatkan untuk menentukan sifat suatu larutan.

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Skenario Pembelajaran

Lampiran 1 RPP Kelas Kontrol 70 Kegiatan Langkah-langkah 5M Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan Menciptakan situasi (Stimulasi) Pendahuluan Membuka pelajaran Salam, mengkondisikan kelas Presensi siswa Apersepsi prasyarat pengetahuan mengenai larutan asam dan basa. Pernahkah kalian mencicipi rasa jeruk dan sabun? Mengapa jeruk memiliki rasa masam dan sabun memiliki rasa pahit? Mengapa demikian? Tergolong dalam apakah jeruk dan sabun tersebut dalam ilmu kimia? Guru menginformasikan kepada siswa tujuan yang hendak dicapai pada kegiatan pembelajaran.

± 5 menit

Kegiatan Inti Problem statement (identifikasi

masalah)

Mengamati

Siswa dapat mengamati peta konsep sifat asam basa melalui slide presentasi yang disajikan oleh guru di depan kelas.

± 5 menit

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

71

Siswa mengamati materi tentang

pengertian indikator dan macam-macam

indikator yang

digunakan dari berbagai buku literatur dan berbagai sumber belajar lainnya.

Menanya

Siswa menanyakan pertanyaan yang berhubungan dengan perbedaan antara asam dan basa. Bagaimana cara membedakannya? Bagaimana cara menentukan suatu larutan tergolong asam atau basa? Data collection (pengumpulan data) Mengumpulkan informasi Siswa mengumpulkan informasi mengenai perbedaan asam dan basa melalui berbagai sumber belajar. Siswa mengumpulkan informasi tentang bagaimana cara ± 5 menit

Lampiran 1 RPP Kelas Kontrol 72 menentukan sifat larutan dalam kelompok.

Siswa mengkaji lebih lanjut mengenai materi sifat larutan asam dan basa. Data processing (pengolahan data) Verification (pembuktian) Mengasosiasi Siswa diminta mempelajari tentang perbedaan larutan asam dan basa dilihat dari sifat-sifatnya dan indikator apa saja yang dapat digunakan untuk menguji larutan tersubut.

Pada tahap verifikasi peserta didik

mendiskusikan hasil pengolahan data dan memverifikasi hasil pengolahan data dengan teori pada buku sumber.

± 5 menit Generalization (menarik kesimpulan) Mengkomunikasi Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok. Peserta didik diminta mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

± 20 menit

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

73

mengenai perbedaan asam basa beserta indikator-indikatornya. Selesai presentasi, peserta didik dan guru menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran. Siswa diberi soal penugasan untuk dikerjakan di rumah serta diberi arahan untuk mempelajari lebih lanjut tentang teori-teori asam dan basa.

Penutup Guru mereview hasil kerja siswa dan siswa diberikan penjelasan konsep inti dari setiap materi yang telah didiskusikan tersebut

sebagai penguatan dari guru.

± 5 menit

G. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian dan Bentuk Soal: - tes tertulis : uraian

- penilaian sikap : angket motivasi awal (terlampir) 2. Instrumen Soal dan Pedoman Penilaian

Instrumen soal :

LATIHAN SOAL 1. Sebutkan perbedaan larutan asam dan basa!

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

74

2. Sebutkan contoh dari larutan asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah (masing-masing 3 contoh)!

3. Suatu larutan akan memberikan warna kuning dengan indikator metil jingga dan metal merah, serta memberikan warna biru dengan indikator BTB. Sementara itu, dengan indikator PP tidak berwarna. Perkirakan nilai pH larutan tersebut!

Pedoman Penilaian

JAWABAN LATIHAN SOAL 1. Larutan Asam

Asam dalam pelajaran kimia adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.

Sifat-sifat Asam

Berikut merupakan sifat-sifat yang terkandung dalam larutan asam:

Rasa asam yang khas.

Perubahan warna lakmus dari biru menjadi merah.

Bereaksi dengan logam tertentu untuk menghasilkan H2 gas. Bereaksi dengan basa untuk membentuk garam dan air. Bersifat korosif terhadap logam.

Dapat menghantarkan arus listrik (asam kuat)

Larutan Basa

Basa adalah zat yang terasa licin, seperti sabun. Jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion hidroksil (OH-) dan ion positif logam (tapi tidak selalu). Oleh sebab itu, suatu basa dapat menghantarkan arus listrik.

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

75 Sifat-sifat basa

Sifat-sifat basa, yaitu

a. terasa licin jika terkena kulit (tidak untuk dicoba di kulit, berbahaya), b. mengubah lakmus merah menjadi biru,

c. dapat menghantarkan arus listrik (basa kuat),

d. jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksil (OH-), dan e. dapat menetralkan asam.

(skor: 20)

2. Contoh asam kuat: HCl, H2SO4, danHBr.

Contoh asam lemah: H2CO3, CH3COOH, danH2S. Contoh basa kuat :NaOH, KOH, danBa(OH)2. Contoh basa lemah :NH4(OH), BOHdan Al(OH)3

(skor: 10)

3. Dengan metil jingga berwarna kuning = pH > 4,4 Dengan metil merah berwarna kuning = pH > 6,2 Dengan BTB berwarna biru = pH >7,6 Dengan PP tidak berwarna = pH < 8,3 Jadi, pH larutan kira-kira = 7,6 – 8,0

(skor: 20)

Cara Mengubah Skor ke dalam Nilai

� � � = �� �� �� = � � � × �

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

76

H. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN Pendekatan : Scientific

Metode : Konvensional

Model : Penugasan dan diskusi kelompok

I. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Media

Lembar kerja dan bahan tayang 2. Alat dan Bahan

-

3. Sumber Belajar

 Sudarmono, Unggul. 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta : Erlangga.

Yogyakarta, 18 Januari 2016 Mengetahui,

Guru Pembimbing Mahasiswa

Siti Mardiyah,S.Pd Giyas Idayu

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

77

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMA N 1 KALASAN Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI / 2 (Genap) Materi Pokok : Asam Basa

( Pertemuan 2 ) Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagaicerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

B. KOMPETENSI DASAR

2.1Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu,disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakanfakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis,kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

78

3.10 Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH larutan.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan teori asam basa menurut Arrhenius. 2. Menuliskan reaksi ionisasi asam basa menurut Arrhenius. 3. Menjelaskan teori asam basa menurut Bronsted-Lowry.

4. Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya.

5. Menjelaskan teori asam basa menurut Lewis. 6. Menentukan zat asam dan basa menurut teori Lewis. D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta didik diharapkan mampu memahami dan menjelaskan teori asam basa menurut Arrhenius.

2. Peserta didik diharapkan mampu menuliskan reaksi ionisasi asam basa menurut Arrhenius.

3. Peserta didik diharapkan mampu memahami dan menjelaskan teori asam basa menurut Bronsted-Lowry.

4. Peserta didik diharapkan mampu menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya.

5. Peserta didik diharapkan mampu memahami dan menjelaskan teori asam basa menurut Lewis.

6. Peserta didik diharapkan mampu menentukan zat asam dan basa menurut teori Lewis.

E. MATERI PEMBELAJARAN Teori Asam Basa

1. Teori Asam Basa Arrhenius (Svante August Arrhenius)

Teori asam basa Arrhenius didasarkan pada pembentukan ion dan pada larutan berair (aqueous solution).

 Asam adalah spesies yang menghasilkan ion H+ atau H3O+ dalam larutan berair.

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

79

Rumus : HXZ (aq) → xH+(aq) + Zx- (aq)

Contoh : CH2 COOH (aq) → CH3COO (aq) + H+ (aq)

 Basa adalah spesies yang menghasilkan ion OH- dalam larutan berair.

Rumus : M(OH) x(aq) → Mx+(aq) + xOH(aq) Contoh : Mg(OH)2)aq) → Mg2+(aq) + 2OH (aq) 2. Teori Asam Basa Brønsted-Lowry (Bronsted dan Lowry)

Teori asam basa Brønsted-Lowry didasarkan pada transfer proton.  Asam adalah spesies pemberi (donor) proton.

 Basa adalah spesies penerima (akseptor) proton. Amfiprotik/ Amfoter: bisa bersifat asam atau basa Contoh : H2O, NH3, HCH3COO, H2PO4

-HCl + H2O → H3O+ + Cl- Asam basa

H2O + NH3 → NH4+ + OH -Asam basa

Reaksi asam basa akan menyebabkan reaksi perpindahan proton dari asam ke basa dan membentuk asam dan basa konjugasi.

 Asam kuat: basa konjugasi lemah  Basa kuat: asam konjugasi lemah HCl + H2O → H3O+ + Cl -Asam 1 basa 1 asam 2 basa 2

Asam konjugasi memiliki atom H lebih banyak daripada basa konjugasinya sedangkan basa konjugasi memiliki muatan negatif lebih banyak dari pada asam konjugasinya. Semua asam basa Arrhenius adalah asam basa Bronsted-Lowry

H2PO4- → HPO4 2-Asam konjugasi basa konjugasi

Lampiran 1

RPP Kelas Kontrol

80

Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan sebagai reaksi asam basa, yaitu:

HCl(g) + NH3(g) → NH4Cl(s)

Simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen khlorida mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam. Menurut teori BrΦnsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila suatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa.

Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa. HCl + H2O → Cl + H3O+

Asam 1 + basa 2 → basa konjugat 1 + asam konjugat 2  Basa konjugat dari suatu asam adalah spesi yang terbentuk ketika

satu proton pindah dari asam tersebut.

 Asam konjugat dari suatu basa adalah spesi yang terbentuk ketika satu proton ditambahkan ke basa tersebut.

Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cladalah sebuah proton, dan perubahan antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini disebut hubungan konjugat, dan pasangan HCl dan Cljuga disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.

Larutan dalam air ion CO32–bersifat basa. Dalam reaksi antara ion

CO32–dan H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua

Dokumen terkait