• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

1. Untuk manager dan staff di KSPPS BMT Al-Munawarah Pamulang, harus tetap mempertahankan fungsinya sebagai institusi dakwah yang terus berikhtiar membantu masyarakat dalam bermuamalah karena Allah Ta’ala. Juga harus tetap meningkatkan kualitas kinerjanya khususnya di bidang SDM yang lebih fokus , cermat, teliti dan penuh kehati-hatian lagi agar mencegah terjadinya pembiayaan bermasalah. 2. Untuk kedepannya bagi KSPPS BMT Al-Munawwarah Pamulang

agar lebih bisa berinovasi lagi dan lebih giat lagi untuk mengadakan sosialisasi tentang produk-produk yang ditawarkan BMT, agar lebih banyak lagi masyarakat yang berminat dan tertrik.

3. Bagi masyarakat khususnya mitra, agar lebih bertanggung jawab dan disiplin atas kewajibannya terhadap pembiayaan yang di berikan. Dan mempejari terlebih dahulu isi akad ketika ingin melakukan perjanjian mengenai pembiayaan.

4. Untuk peneliti selanjutnya harus meningkatkan kualitas karyanya agar penelitian dimasa yang akan datang menjadi berkualitas

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Ali, Achmad, Wiewie Heryani, Menjelajahi kian Empiris Terhadap Hukum, (Jakarta: kencana, Cetakan Kedua, 2013).

Ali, Zainuddin, Metode Peneitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009) Amalia, Euis, Keuangan Mikro Syariah, (Bekasi: Gratama Publishing, 2016) Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta:

Gema Insani, 2001).

Hosen, Nadratuzzaman dan Ali, AM Hasan, Kamus Populer Keuntungan Dan

Ekonomi Syariah (Jakarta : Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES

Publishing, 2008).

Imaniyati, Neni Sri, Aspek-Aspek Hukum BMT, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, Cet. I,Bandung, 2010).

Ismail, Manajemen Perbankkan dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011).

Karim, Adiwarman A, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi Kelima, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013).

Karim, Adiwarman A, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi Ketiga,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010).

Khan, Tariqullah dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008)

Mardani, Aspek Hukum Lembaga keuangan Syariah Di Indonesia, (Jakarta : Prenadamedia Goup, 2015).

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005).

Aditya Bakti, 2004).

Nasution, Bahder Johan, Metode Penelitian Ilmu Hukum, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2008).

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2001).

Rahmawati, Yuke, Lembaga Keuangan Mikro Syariah, (Jakarta :UIN Jakarta Press, 2013).

Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal watTamwil, (UII Press, Yogyakarta, 2004).

Rivai, Veithzal, dan Veithzal, Andria Permanda, Credit Manajemen Handbook;

Teori, Konsep, dan Aplikasi Panduan Praktir Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006).

Soemitra, Andri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana,2017).

Soemitra, Andri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: kencana, 2017).

Sugitomno, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung : Alfabeta, 2012). Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005).

Supranomo, Gatot, Perbankan dan Masalah Kredit : Suatu Tinjauan Yuridis, (Jakarta : Djambatan,1996).

Asmi Nur Siwi Kusmiyati, Resiko Akad Dalam Pembiayaan Murabahah Pada BMT Di Yogyakarta, Program Studi Ekonomi Islam FIAI, UII Yogyakarta, 2007

Daniatu Listanti dan Moch Dzulkirom Topowijono,“Upaya Penanganan

Pembiayaan Murabahah Bermasalah Pada lembaga Keuangan Syariah (Studi Pada KJKS Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Mandiri Sejahtera Karangcangkring Gresik Jawa timur Periode 2011-2013”.

Fitri Nur Handayani, “Penanganan Pembiayaan Bermasalah Dalam Pembiayaan

kepemilikan Kendaraan Konsumen PT. Al Ijarah Indonesia Finance”,

(Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013)

Fuad riyadi & Sri puji lestari, “Analisis Implementasi Penanganan Pembiayaan

Mudharabah Bermasalah Di Kspps Bmt Bina ummat Sejahtera Cabang mijen Kudus”, 2017

Husnul Qari, “Strategi Penyelesaian pembiayaan musyarakah bermasalah pada

BMT mekar da’wah serpong”, (Skripsi S-1 Fakultas Syariah Dan

Hukum, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015)

Komang Tri Wahyuni dan Desak Nyoman Sri werastuti, Prosedur Penyelesian Pembiayaan Mikro Bermasalah pada PT. BANK SYARIAH MANDIRI KCP BULELENG”. (Jurnal Riset Akutansi vol.2, 2013

Muhammad Asyhuri,“Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada

Produk Pembiayaan Di BMT Amal Mulia Suruh”, (Program Studi

Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Islam Negeri (STAIN) Salatiga, 2013).

Mustaming, Penyelesian Sengketa Akad Pembiayaan Lembaga keuangan Mikro, Jurnal Muamalah, Volume IV Nomor 2, agustus 2014.

Tamwil (BMT)”, (Prodi Ekonomi Syariah, STAIN Kudus, 2016).

Syaeful Bahri & Jawade Hafidz, Penerapan Asas Pacta Sunt Servanda Pada Testament Yang Dibuat Dihadapan Notaris Dalam Perspektif Keadilan, Jurnal Akta, Volume IV Nomor 2, Juni 2017.

Internet

Serambi Indonesia, Hukum Transaksi pembiayaan Multi Jasa, Artikel diakses pada tanggal 20 april 2019, dari www.serambinews.com

https://business-law.binus.ac.id/2017/05/31/ragam-dan-bentuk-alternatif-penyelesaian-sengketa/di akses hari senin tanggal 20 april 2020, pukul 13.00 WIB

Regulasi

Fatwa DSN MUI No. 44/DSN-MUI/VII/2004 Tentang Multijasa Fatwa DSN MUI No. 09DSN-MUI/IV/2000 Tentang Ijarah KHES (Kompilasi Hukum Ekonomi syariah)

KUHPerdata (Kitab Undang-undang Hukum Perdata)

Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian sengketa

Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang perkoperasian Undang-undang Nomor 03 Tahun 2006 Tentang Perdilan Agama

Kontrak Perjanjian Multijasa RAT (Rapat Anggaran Tahunan) Wawancara

Hasil Wawancara dengan Bapak Wahyu Kuncoro Kepala Bagian Pembiayaan KSPPS BMT Al-Munawwarah

Jabatan : Kepala Bagian Pembiayaan

Tempat : KSPPS BMT Al-Munawwarah Pamulang

1. Bagaimana Sejarah terbentuknya BMT Al-Munawwarah ?

Jawaban : Terbentuknya BMT Al-Munawwarah bermua dari

keprihatinan jamaah Masjid Al-Muhajirin dan pengurus

Yayasan Al-Munawwarah, melihat fenomena masyarakat

sekitar yang tergantungan kepada rentenir, maka mereka

tercetuslah bagaimana kita-kita yang memiliki dana kita

kolektifkan digabungkan untuk membangun untuk

mendirikansuatu usaha dilembaga keuangan mikro khususnya

terbentuk BMT untuk digulirkan kemasyarakat

UKM/mitra-mitra yang kecil dengan margin yang tidak berat

2. Modal awal yang di dapat oleh BMT Al-Munawwarah ?

Jawaban : Awalnya ada 10/11 pendiri kolektif pada tahun 1996

dengan Rp.250.000 akhirnya awal buka kisaran mencapai angka

kurang lebih 6-10 juta

3. Produk apa yang ditawarkan BMT kepada nasabah ?

Jawaban : Prodak yang ditawarkan oleh BMT Al-Munawwarah

a. Pembiayaan ijarah multijasa

b. Murabahah

c. Mudharabah

d. musyarakah

pembiayaan kepada mitra tidak monoton ke pedagang saja,

lebih produktifnya ke UKM, ada juga segmentasinya ke

karyawan

5. Bagaimana persyaratan mengajukan pembiayaan ijarah multi

jasa di BMT tersebut ?

Jawaban : Persyaratan untuk mengajukan pembiayaan ijarah

multijasa yaitu mitra harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut :

a. Kartu Keluarga

b. KTP

c. Pas Foto

d. Buku nikah

e. Rekening Listrik

f. Rekening Telepon

g. Dan mitra menjalankan usaha minimal sudah 1 tahun

6. Bagaimana alur/operasional skema pembiayaan ijarah multijasa

di BMT ?

Jawaban : Contohnya mitra mempunyai usaha dn tempat

usahanya menyewa dan kendalanya mitra tidak bisa membayar

sewa makan mitra melakukan pembiayaan ijarah multijasa ke

pihak BMT maka Pihak BMT memberikan pembiayaan

terhadap mitra dengan adanya pengawasan dari pihak ketiga

jaminan ?

Jawaban : Terdapat jaminan karena itulah salah satu yang akan

digunakan disaat mitra mengalami masalah dan tidak bisa

membayar dengan jaminan inilah mereka kan membayar.

8. Bagaimana perkembangan pembiayaan ijarah multijasa

beberapa tahun terakhir ?

Jawaban : Tahun 2017-2018 terlihat dari nilai grafik sangat

meningkat dilihat dari jumlah modal dan jumlah mitra

9. Faktor apa saja yang menjadi penyebab para nasabah

bermasalah dalam pembiayaan akad ijarah multijasa ?

Jawaban : faktor penyebab terjadinya :

a. Usaha mitra yang mengalami penurunan

b. Mitra telah di PHK dari pekerjaannya

c. Usaha mitra mengalami bencana yang disebebkan oleh alam

(force majeur)

10. Dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah, tantangan dan

hambatan apa saja yang di alami oleh pihak BMT ?

Jawaban : Khususnya di lingkup pamulang itu SDM terbatas ,

langkah untuk tarik jaminan itu sulit ketika menagih

ancamannya pake jaminan katika jaminan di kategorikan tidak

bisa digangguugat agak kesulitan, paling dengan cara

pendekatan atau kekeuargaan kalau tetap tidak bisa di gretak.

BMT ke Mitra, lebih kependekatan dengan mencari inti

permasalahn mitra bermasalah tersebut, yang pertama

diidentifikasi kenapa mitra mangalami kemacetan bayar, setelah

itu mencari solusi , solusinya misalkan dengan memeperkecil

niai kewajiban sesauai kapasitas atau kemampuan mitra tersebut

jika sudah terbentuk kesepakatan dari nilai yang mungkin besar

tiba-tiba mengecil maka dilakukan rescsduling atau

penjadwalan uang. Untuk tarik jaminan itu kesadaran mitra itu

sendiri menyerahkan jaminannya ke pihak BMT, dan misalkan

mitra tidak mau membayar sudah dilakukan berbagaicara maka

dilanjutkan keranah yang lebih lanjut yaitu kepengadilan.

12. Upaya apa yang dilakukan pihak BMT untuk mencegah

terjadinya pembiayaan bermasalah pada akad ijarah multi jasa ?

Jawaban : Upaya yang dilakukan KSPPS BMT

Al-Munawwarah untuk mencegah terjadinya pembiayaan

bermasalah dengan cara pada saat pemilihan mitra untuk

merealisasikan pembiayaan dipilih secara beberapa hal yang

harus dinilai seperti :karakter, coleteral, income (pendapatan),

semua menjadi prioritas untuk mencegah terjadinya pembiayaan

bermasalah yang pasti saat diadakannya survei dan analisis,

diadakannya rapat komite bahwa calon mitra tersebut layak atau

tidak.

Dokumen terkait