• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin mengungkapkan beberapa saran kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut :

1. Kepada pihak Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 diharapkan dapat terus meningkatkan pelayanan sehingga Warga Binaan Sosial mudah beradaptasi dan merasakan adanya kenyamanan. Sarana dan prasarana juga

merupakan hal penting yang harus selalu ditingkatkan untuk membantu lanjut usia dalam menjalankan berbagai aktivitasnya.

2. Kepada Pekerja Sosial agar terus menjalankan perannya sesuai prinsip dan kode etik pekerja sosial untuk dapat membantu Warga Binaan Sosial dalam menjalankan keberfungsian sosialnya.

3. Kepada pendamping diharapkan agar selalu memberikan motivasi, dukungan, serta kepedulian sehingga Warga Binaan Sosial dapat terus semangat dan mampu melakukan penyesuaian diri di lingkungan PSTW Budi Mulia 3.

4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian penyesuaian diri yang lebih spesifik lagi, ataupun dapat meneliti penyesuaian diri di lembaga lain dengan subjek penelitian yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Arifiah, N. (2018). Panduan Lengkap Menyusun dan Menulis Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Yogyakarta: Araska Publisher.

Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Fahrudin, A. (2014). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Fatimah, E. (2010). Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka Setia.

Ghufron, M., & Risnawati, R. (2016). Teori - Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hurlock, E. (1980). Development Psychology. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Pranada Media.

Lalenoh, T. (1993). Gerontologi dan Pelayanan Lanjut Usia. Jakarta: Socialia.

Maleong. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Maryam, S., & Dkk. (2008). Mengenal Lanjut Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Salamah, S. (2010). Bahagia dan Sejahtera di Usia Lanjut. Yogyakarta: B2P3KS Press.

Siswanto. (2007). Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan, dan Perkembangan. Yogyakarta: Andi.

Siti Napsiyah A, L. D. (2011). Belajar Teori Pekerjaan Sosial. Jakarta: Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sobur, A. (2011). Psikologi Umum. Bandung: Reika Aditama. Suardiman, S. P. (2011). Psikologi Lanjut Usia. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharto, E. (2014). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Sukoco, D. H. (1991). Profesi Pekerjaan Sosial dan Proses

Pertolongannya. Bandung: Koperasi Mahasiswa STKS Bandung

Zastrow, C. (1982). Indtroduction to Social Welfare Institutions: Social Problems, Services and Current Issues. Chicago: The Dersey Press.

Jurnal :

Indrariyani, N. M., & Supriyadi. (2013). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy dalam Pemecahan Masalah Penyesuaian Diri Remaja Awal. Psikologi Udayana, 190-202.

Ishak Fadlurrohim, S. A. (2020). Integrasi Pelayanan Sosial untuk Membantu Penyesuaian Diri Lanjut Usia (Studi Kasus di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Kabupaten Bandung). Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora, 146 - 154.

Setiyawati, E., & Raharjo, S. T. (2016). Proses Pelayanan Sosial di Rumah Yatim At-Tamim Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Riset & PKM, 1-154.

Skripsi :

Prilliani, Sri. (2016). Hubungan Penyesuaian Diri dengan Kepuasan Hidup Lanjut Usia di Panti Werdha UPT (Unit Pelaksana Tugas) Binjai. Skripsi S1 Fakultas Psikologi. Universitas Medan Area.

Rifai, Nuqman. (2015). Penyesuaian Diri Pada Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan (Studi Kasus Pada Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan Yatim Piatu Muhammadiyah Klaten). Skripsi S1 Fakultas Psikologi. Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Undang - Undang :

Peraturan Menteri Sosial Nomor 08 Tahun 2012 Tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Peraturan Menteri Sosial Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelayanan Sosial Lanjut Usia.

Undang-UndangNomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998, No. 190. Sekretariat Negara. Jakarta.

Website :

Mariana. (2007). Panti Werdha Sebuah Pilihan. Diakses 14

November 2019.

http://subhankadir.wordpress.com/2007/08/20/panti-werdha-adalah-pilihan/.

Kompas.com. (2019). Lebih dari 1.500 Lansia Terlantar di Rawat di Panti Sosial Milik Pemprov DKI. Diakses 15

November 2019.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/24/0746 5741/lebih-dari-1500-lansia-telantar-dirawat-di-panti-sosial-milik-pemprov-dki.

Sindonews.com. (2019). Tingkatkan Kualitas Hidup Lansia.

Diakses 21 November 2019.

https://nasional.sindonews.com/berita/1417160/15/ting katkan-kualitas-hidup-lansia-ui-adakan-seminar-dan-riset.

Lampiran 1

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Pengolah Satpel Pelayanan Sosial A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : PSTW Budi Mulia 3 Media Wawancara : Telepon (Daring) Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 8 Juli 2020 Waktu Wawancara : 14.00 WIB B. Identitas Informan

Nama : Dita Ayu A, S.Tr.Sos

Usia : 23 tahun

Jenjang Pendidikan : D4

No Pertanyaan Jawaban

1 Sejak kapan ibu menjadi bagian pengolah pelayanan di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3?

Kalo pelayanan sosial itu baru dari maret kemarin, jadi baru dari maret, april, mei, juni, dan juli. Kalo kerja di panti sendiri mulai dari bulan agustus tahun 2019 tapi bukan di pelayanan waktu itu di tata usaha. Jadi 2019 sampai 2020 saya di Tata Usaha, trus kemarin pindah ke pelayanan sosial itu dari bulan maret.

2 Bagaimana Kriteria WBS yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3?

Yang jelas pertama karena ini PSTW berarti kan lansia, nah lansia itu kan usianya diatas 60 tahun keatas. Lalu yang disini adalah lanjut usia terlantar mereka milik Negara dalam arti tidak ada yang menanggung tidak ada keluarganya juga, kalopun ada keluarganya itu akan dipulangkan. Kriterianya ya istilahnya pasti terlantar tidak ada keluarga atau pikun dan sebagainya, jadi merupakan WBS yang terjaring dari jalan atau satpol pp kemudian dikirim ke panti sosial bina insan (PSBI). Nah karena memang WBS disini kan dari jalan, panti ini milik pemerintah milik dinas sosial yang diperuntukan untuk lanjut usia terlantar jadi syarat secara garis besarnya hanya terlantar yang dari jalan. Kita bertugas untuk identifikasi biasanya nenek kakek ditemukan dengan KTP

atau tidak dengan KTP. Kalau dia ada KTPnya mereka kami amankan untuk data kami, tapi biasanya dia yang tidak ada KTP, KK, atau sebagainya jadi untuk pengajuan pelayanan kesehatan kerumah sakit untuk BPJSnya mau tidak mau kita mengajukan nomer induk kependudukan ke disdukcakpil. 3 Bagaimana tahap-tahap

proses pelayanan di panti?

Dari awal masuk kalo dia dari jalan misalkan dijaring satpol pp atau p3s masuk ke PSBI dulu, jadi disana mereka di klasifikasikan apakah mereka sudah bisa dikategorikan WBS lansia. Nah ketika masuk ke PSTW itu prosedurnya kami identifikasi awal dulu, apakah dia memiliki KTP/BPJS seperti administrasi. Kemudian setelah itu kita asesmen mendalam lagi apakah dia termasuk kepada mandiri, renta, atau psikotik baru setelah itu ditempatkan ke wisma-wisma sesuai klasternya.

Nah ketika sudah masuk wisma kita nanti akan memenuhi kebutuhan seperti ketika dia tidak punya KTP kita buat pengajuan, biasanya lansia itu gajauh-jauh dari pelayanan kesehatan karena memang fisiknya sudah menurun jadi kita buatkan BPJSnya juga. Kemudian ada beberapa kegiatan juga yang harus diikuti nenek kakek.

4 Bagaimana panti

memenuhi kebutuhan sandang untuk WBS?

Nah kalau mereka bawa pakaian sendiri kami periksa dulu apakah itu layak atau tidak, ketika itu layak ya kami persilahkan gapapa ditaro lemari tetapi ketika memang tidak layak ya tidak kami perkenankan. Disini ada pemenuhan sandang, jadi pakaian itu kami belikan ada daster untuk perempuan ada setelan pria untuk kakek jadi tergantung pada anggarannya. Kami juga nanti mengajukan

misalnya untuk baju daster, olahraga, atau misalnya tidur itu berapa, jadi ada satu orang misalnya dapet beberapa setel baju sesuai anggarannya.

5 Bagaimana panti

memenuhi kebutuhan pangan untuk WBS?

Makan itu kan 3 kali sehari biasanya setelah makan pagi jam 9 itu ada buah-buahan, snack ntah, atau jajanan pasar lalu saat makan siang kami juga memberikan buah-buahan. Pemenuhan pangan ini kami kerjasama dengan pasar untuk mendistribusikan bahan pokok makanan. Kemudian untuk masalah pengolahnnya kami disini ada beberapa juru masak yang mengolah dengan syarat ketentuan gizi yang sudah ditentukan bagian perawat, makanan pun disesuaikan dengan kondisi lanjut usia seperti makannya dibuat agak lembek karena kekuatan giginya kan sudah lemah lah istilahnya gitu, sama makanan

juga membatasi gula, garam, lemak, cabai. Untuk soal makanan ini sih WBS suka-suka aja, semua WBS kalo dikasih makanan pasti makan

aja apapun cuman

pantangannya yang paling sering adalah sambel kita sangat dikurangi karena nenek kakek disini suka diare jadi tidak ada sambel kalaupun ada cabe yaa cabenya tidak terlalu banyak. Kemudian juga kita memberikan susu tetapi dibatasi karena pertama berpengaruh ke pencernaan, lalu juga susunya khusus, ada juga yang menderita diabetes jadi tidak boleh sering mengkonsumsi susu.

6 Bagaimana panti

menyediakan pelayanan kesehatan untuk WBS?

Untuk berobat kami sudah membuatkan BPJS jadi untuk berobat itu gratis. Pelayanannya ada apa saja sih, yang pertama kami ada pemeriksaan kesehatan bekerja sama dengan

dokter puskesmas Cilandak itu seminggu sekali, jika misalnya ketika memang dia harus ada penangan lebih lanjut seperti operasi gitu yam aka dilakukan rujuk ke beberapa rumah sakit. Kemudian kedua seminggu sekali juga ada pelayanan rawat jalan atau rujuk, merujuk kita kerjasama dengan RSUD Duren Sawit, RS Prikasih, RSUD Kebayoran Baru, kemudian RS Fatmawati jadi kita sudah bekerjasama jadi kalau mau rujuk tinggal buat surat. Satu lagi yang ada rawat jalan jiwa untuk WBS yang psikotik itu ke RSUD Duren Sawit poli jiwa, mereka setelah berobat biasanya diberikan obat dan obatnya itu dikonsumsi setiap hari

7 Apa saja dampak bagi para lansia setelah menerima pelayanan dari panti?

Dampak positifnya kalau nenek kakek disini banyak perkembangannya, karena kan ada kegiatan bimbingan rohani,

bimbingan sosial, dan berbagai kegiatan lainnya jadi mereka lebih aktif aja sih dimasa tuanya. Lalu untuk kesehatan juga kami sudah menyediakan dan kami pasti selalu memenuhi kebutuhan untuk kesehatan nenek kakek seperti yang tadi sudah saya jelaskan terkait pemenuhan dalam pelayanan kesehatan. Untuk lansia disini juga diusahakan dicari keluarganya di asesmen, dilakukan home visit kalau ada langsung kami lakukan reunifikasi atau dipulangkan.

8 Apakah WBS bisa

menerima semua

kegiatan pelayanan yang diberikan oleh panti?

Semuanya bisa mengikuti apa yang ditetapkan oleh panti, tapi ya namanya lansia untuk berbagai kegiatan mereka sebenarnya hampir keseluruhan ikut cuma kadang ada yang lelah atau kecapean jadi kadang ikut kadang engga itu hanya beberapa sih dan tidak masalah

juga karena menyesuaikan kalau tidak bisa ikut tidakpapa. Contoh lainnya kegiatan senam ya, kalau untuk yang mandiri semi renta mereka pasti semangat tetapi untuk yang renta mereka tidak mengikuti karena memang sesuai dengan keadaannya ya. Maka untuk yang renta biasanya kami melakukan dinamika kelompok di kamarnya masing-masing agar supaya mereka bisa mengikuti kegiatan juga.

Lampiran 2

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Pekerja Sosial

A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : PSTW Budi Mulia 3 Media Wawancara : Telepon (Daring) Hari, Tanggal Wawancara : Selasa, 7 Juli 2020 Waktu Wawancara : 11.00 WIB

B. Identitas Informan

Nama : Gomos Hasibuan, S.Sos

Usia : 29 tahun Jenjang Pendidikan : S1 No Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana latar belakang ketiga informan?

Mereka semua terlantar mbak, udah gaada keluarga kandung juga diluar panti. Jadi untuk ketiganya ya disini aja tidak ada proses reunifikasi.

2 Bagaimana kondisi kesehatan ketiga informan?

Kalo untuk informan AN dan AS sih mereka energik sehat juga, cuma untuk informan DG memang dia ada keterbatasan pakai kursi rodanya karena dia juga rujukan dari PSBD Cengkarang yang khusus

disabilitas. 3 Bagaimana penyesuaian

diri ketiga informan saat pertama masuk panti?

Cepat itu mereka bertiga sama ko cepat menyesuaikan diri saat pertama kali masuk ke panti, karena mereka sehat mbak tidak ada gangguan jiwa psikotik jadi sehat jiwa dan raga. Pas masuk itu mereka langsung pada kenalan gaada narik diri mbak jadi langsung berbaur. Kalo untuk Informan AN itu langsung ikut ke ruang keterampilan, kalo Informan DG kan dia ahli main musik jadi pas ada panggung gembira atau apa acara-acara dia yang main musik. Informan AS sudah ada disini dari sebelum saya kerja, tapi sejauh saya kerja disini ngeliatnya bagus Informan AS ceria dia orangnya kegiatan pun ya ikut ga di kamar aja. Untuk kegiatan juga mereka aktif ko mbak mengikuti semua kegiatan, kalo sudah jadwalnya karena mereka

sudah tau jam kegiatannya mereka datang sendiri ga disuruh

4 Berapa lama ketiga informan melakukan penyesuaian diri?

Tergantung WBSnya, ada yang langsung. Kalo memang dia itu normal ada yang langsung menyesuaikan diri, tapi kalo memang dia itu psikotik ada gangguan jiwa itu bakal susah lama dan terus kambuh-kambuhan. Untuk psikotik itu kalo lagi ga kumat ya baik sama temennya, kalo lagi kumat ya gitu marah-marah atau cari masalah.

5 Apakah ketiga informan dapat beradaptasi dengan pakaian yang diberikan oleh panti?

Mereka pasti terima aja mbak tidak akan pernah terjadi penolakan, ya pasti diterima dong dan pasti kok dipakai juga. Karena kan mereka memang terlantar mbak kesini pun baju yang mereka bawa tidak seberapa, bahkan ada yang hanya bawa diri saja hanya membawa pakaian yang digunakan pada saat masuk

PSTW. Ga pernah ada yang macem-macem gaada juga saya belum dengar mengeluh terkait makanan, ya mereka menerima saja apa yang disediakan oleh panti kalo soal makanan.

6 Apakah ketiga informan dapat beradaptasi dengan makanan yang disediakan oleh panti?

Ga pernah ada yang macem-macem gaada juga saya belum dengar mengeluh terkait makanan, ya mereka menerima saja apa yang disediakan oleh panti kalo soal makanan.

7 Apakah ketiga informan dapat beradaptasi dengan tempat tinggal di panti?

Paling itu kalo nenek kakek merasa kurang cocok mereka nanya ke kita bisa tidak di wisma lain, jadi caranya itu kami barter ke wisma lain. 8 Apakah ketiga informan

memiliki kendala jarak antara wisma dengan tempat kegiatan lain (aula/masjid/lapangan)?

Kalo untuk yang sehat mereka mandiri pasti ga ada mbak kendala, bahkan untuk yang disabilitas aja seperti informan DG dia kegiatan tetap ikut kemana-mana tidak sulit karena pasti ada saja yang membantu dan tidak di biarkan begitu saja. Kecuali untuk yang renta ya,

memang mereka kegiatan udah dikamar aja jadi kami biasanya yang datang untuk melakukan kegiatan di wisma renta.

9 Apa saja peraturan yang telah ditetapkan bagi WBS?

Peraturan secara umum itu pasti menjaga hubungan antar WBS, mengikuti kegiatan jika memang memungkinkan, sebisa mungkin juga menjaga kebersihan diri maupun asram, gitu-gitu aja sih mbak.

10 Bagaimana ketiga informan melakukan penyesuaian diri dengan peraturan?

Mereka bertiga kalo saya lihat aktif mbak, setiap kegiatan ikut menjaga kebersihan juga, belum pernah sih kalo untuk ketiganya saya dengar ada masalah dan harus pindah wisma.

11 Apakah ketiga informan pernah terlibat dalam konflik?

Gaada mbak gaada yang pernah terlibat konflik besar aman-aman aja, paling ya masalah kecil aja mungkin sama teman-teman sekamarnya tapi tidak pernah yang sampai gimana-gimana pasti selesai masalahnya.

12 Apa peran peksos dalam

membantu WBS

mengorganisasikan masalah?

Untuk masalah itu kami banyak melakukan motivasi-motivasi aja mbak, masalah mereka kan bukan hanya berantem ya ada masalah lain juga. Jadi memang kami pekerja sosial menjadi pendengar apa keluh kesah mereka, membantu mereka untuk keluar dari masalahnya. 13 Apa saja perbedaan

individu yang ada diantara WBS?

Ya namanya tinggal di panti mbak ya mereka itukan individu yang berbeda-beda, cara mereka menyikapi berbagai hal juga beda-beda, cara mereka berperilaku sehari-hari, cara mengontrol emosinya. Saya sih lihat perbedaan individu yang paling ketara disini yah perbedaan kepribadian masing-masing lansia.

14 Bagaimana WBS

menerima hidup bersama orang lain?

Itu kemampuan dalam diri mereka masing-masing utamanya mbak, tapi kembali lagi kami peksos atau pendamping selalu memberikan

motivasi gitu kita bilang biasanya “yasudah dipanti aja, disini aman nyaman makan terjamin” jadi yaudah biasanya WBS ngerti kalo kita udah beri motivasi-motivasi.

15 Apa peran pekerja sosial

dalam membantu

mengembangkan penyesuaian diri?

Dengan banyak dan rajin berinteraksi aja, ngobrol-ngobrol, lalu mengenali identitas dirinya bagaimana bisa sampai kepanti. Nanti ujung-ujungnya setelah mereka bercerita kami memberikan motivasi ke dia, suruh rajin beribadah yaudah gitu. Lama kelamaan nanti orang itu juga akan terima disini, misalnya tidak mempunyai keluarga lagi atau keluarga tidak mau menerima kalo kita rajin berinteraksi dan memberikan motivasi kepada dia nanti otomatis dia akan betah sendiri mbak gitu

16 Apa peran pekerja sosial di PSTW Budi Mulia 3?

Biasanya ketika WBS masuk itu yaudah harus identifikasi

awal kan asesmen awal nah kalau misalnya saya lagi di kakek atau di nenek gitu yaudah saya yang selesain, atau dibagi-bagi atau ada yang bilang “aku aja yang ini” yaudah secara sukarela aja gaada dibagi-bagi mbak. Kalau untuk data asesmen sama bagian pekerja sosialnya gitu.. Kebetulan saya itu dapat yang tentang bagian pemulangan atau namanya reunifikasi jadi yang bertugas untuk mengurus WBS kembali ke asal itu saya. Jadi intinya itu untuk pemulangan dan home wisit saya, ada yang untuk mobilitasnya, trus ada juga khusus untuk perkembangan dan dikinerjanya. Kalau untuk home visit tugas kita kesana datangi keluarga betul ga alamatnya ada ga keluarganya mau ga terima dia.

kegiatan itu ada pada senam, hari kamis jalan sehat, trus sekarang ini perwismanya itu udah ada jadwal dinamika kelompok. Di dinamika kelompok itu dilakukan di wisma masing-masing nanti disuruh perkenalan diri dulu, buat games untuk kakek nenek, tebak-tebakan, joget-joget ya gitu-gitu mbak nanti pakai musik supaya menghidupkan gairah otak orang itu lagi karena kan nanti misalnya bisa ditanya “kepala mana pundah mana lutut mana. Nyanyi-nyanyi juga nanti pakai speaker, lagunya pun lagu anak-anak mbak. Sekarang itu kegiatan sudah ada setiap hari dari senin sama jumat jamnya pun berbeda-beda setiap wismanya, pokoknya jamnya mengikuti jam kerja ASN.

Lampiran 3

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Pekerja Sosial

A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : PSTW Budi Mulia 3 Media Wawancara : Telepon (Daring) Hari, Tanggal Wawancara : Selasa, 7 Juli 2020 Waktu Wawancara : 14.00 WIB

B. Identitas Informan

Nama : Shabrina Husna, S.Tr.Sos

Usia : 23 tahun Jenjang Pendidikan : D4 No Pertanyaan Jawaban 1 Apakah Informan AN masih memiliki keluarga/sanak saudara/kerabat

Mak AN udah gaada keluarga sama sekali, dia pernah bilang ke aku waktu awal itu punya suami dan anak tapi udah meninggal semua.

2 Bagaimana kondisi kesehatan informan AN?

Mak AN aktif banget dia selama aku dampingin sejauh ini belum ada riwayat sakit sih ga pernah ada konsumsi obat khusus juga.

3 Apakah WBS dapat beradaptasi dengan

Yah rata-rata WBS disini kan datang tanpa membawa

pakaian yang diberikan oleh panti?

pakaian, jadi saat panti memberikan pakaian mereka pasti menerima. Paling kalaupun ada keluhan itu nenek daster kan pakaian yang kalo dipakai tiap hari dia cepet robek kan nah itu biasanya, tapi dibalik itu juga kan nenek bisa ya rata-rata ngejait jadi nanti dibetulin sendiri sama neneknya.

4 Apakah WBS dapat beradaptasi dengan makanan yang disediakan oleh panti?

Semua sih pasti terima makanan yang disediakan gaada yang jadi gamakan gitu, tapi ya paling cuma kadang ada protes hambarlah gitu. Namanya masak di dapur sekali banyak gitu kan pasti ada kurang lebihnya, jadi ya paling keluhannya gitu rasanya hambar. Contoh lain misalnya ikan daging kadang nenek tu ada yang suka bilang gatel makan ikan tapi kalau udah kaya gitu nenek juga tau dia gaakan makan yang kira-kira ga

cocok, jadi dia makan yang lain 5 Apakah WBS dapat

beradaptasi dengan tempat tinggal di panti?

Mereka udah nerima aja sih gaada masalah untuk wisma ditempatin dimana juga, tapi biasanya yang baru-baru tuh ya masih menyesuaikan masih kadang ngebandingin sama diluar gitu. Soalnya ada beberapa yang dari masyarakat gitu dia dibujuk tapi diboongin kaya dibilang tinggal dipanti enak, tapi ya namanya tinggal dipanti gimana sih. Makanya walaupun dia susah diluar sendiri, tapi kan makan bisa milih bebas gitu kalo disini kan harus bangun harus mandi harus ini harus itu makanya kadang awal itu masih penyesuaian diri pasti.

6 Apakah informan AN memiliki kendala jarak antara wisma dengan tempat kegiatan lain (aula/masjid/lapangan)?

Kalo aku liatnya gaada ya karena memang informan AN ini semangat orangnya rajin kaya ke tempat keterampilan aja dia cepet gitu kemarin ini

Dokumen terkait