• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Dari hasil pengamatan penulis mengenai peran peer counseling terhadap korban NAPZA pada residen di Panti Sosial Pamardi Putra

“Galih Pakuan” Bogor, penulis memberikan saran sebagai berikut:

a. Materi yang di sampaikan sebaiknya memperhatikan residen berdasarkan kebutuhan yang mereka harapkan di Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor dan

b. Pelaksanaan peer counselor lebih di perjelas kembali untuk kedepannya dan menjadi pacuan untuk para residen, karena peer counselorbaik untuk para residen di Panti Sosial

Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor.

c. Residen harus meyakini bahwa perannya bermanfaat untuk dirinya dan orang lain.

d. Diharapkan kepada Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor memberikan pelatihan lebih kepada

Residen PSPP untuk menambah pengetahuan guna

menunjang pemulihan pada residen PSPP “Galih Pakuan”

DAFTAR PUSTAKA A. Buku:

Adi, Kusno. Diversi Sebagai Upaya Alternative Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Oleh Anak, Umm Press, 2009.

Agoes, ADariyo. Psikologi Perkrmbangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004) Cet1

Andi , Hamzah dan Surachman RM, Kejahatan Narkotika dan Psiotropika, Jakarta: PT. karya Unipress, 1994

BNN RI. Pedoman Pelaksanaan P4GN Melalu Peran Serta Kepala Desa/Lurah,, Jakarta: 2007

Carter, T. D. Peer Counseling: Roles, Functions, Boundaries. ILRU

2005, Program. [Online]. Tersedia:

http://www.peercounseling.com. Akses 12 September 2006. Dadang , Hawari. Konsep Agama (Islam) Menanggulangi NAZA

(Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif), (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 2002)

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, ( Jakarta: CV.

Bayan Qur’an, 2009)

Elvinaro, Ardianto. Metodologi Penelitian untuk Public Relation, cet. Ke-1 ( Bandung: SIMBIOSA REKATAMA MEDIA, 2010), Gatot, Supramono. Hukum Narkoba Indonesia, Jakarta: Djambatan,

2007

Glading, S.T. Group Work : A Counseling Specialty. Englewood Cliffs : Prentice-Hall,1995

Gosita, Arief. Masalah Korban Kejahatan, Akademika Pressisndo, 1993

Gunarsa Singgih D., Konseling dan Psikotropika, Jakarta: Gunung Mulia, Cet 7, 2007

H, Cowie dan Wallace, P . Peer Support in Action, From Bystanding to Standing By. London : Sage Publications, 2000

Hamidi, Penelitian Kualitatif, (Malang: UMM Press, 2010)

Husaini , Husman. Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2000)

J.E. Sahetapy, (ed). Bunga Rampai Viktimisasi, Cet.I, Eresco, Bandung, 1995, (selanjutnya disingkat J.E. Sahetapy I), h. 204 dikutip dari Zvonimir Paul Separovic. Victimology, Studies of Victims, Zagreb, 1985

Kartini, Kartono. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), Bandung: CV. Mandar Maju, 2007

Kristi, Poerwandari E. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi,( Jakarta: Lembaga

Kusno, Adi. 2009, Diversi Sebagai Upaya Alternative Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Oleh Anak, Umm Press, Malang

L.F. Winfield, NCREL Monograph : Developing Resilience in Urban Youth, 1994

Lexy , J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000)

Lutfi. M, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (konseling) Islam,( Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah 2008)

Masri, Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metodologi Penelitian Survei, Cet. Ke-1 (Jakarta: LP3ES, 1995),

Middle Schools : A Practical approach. Madison : Brown & Benchmark.Partodiharjo Subagyo, Kenali Narkoba & Musuhi Penyalahgunaannya, T. Tp: LKP Yayasan Karya Bahakti, 2004

Muladi, “HAM dalam Perspektif Sistem Peradilan Pidana”, dalam

Muladi (ed) Hak Asasi Manusia; Hakekat, Konsep dan Implikasinya Dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat, Refika Aditama, Bandung, 2005

Munir, Amin Samsul. Bimbingan dan Konseling Isla, Jakarta: Amzah, 2010

Muro, J.J., and Kottman, T. (1995). Guidance and Counseling in the Elementary and Pasal 103 ayat (2) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983). R.A, Carr. Theory and Practice of Peer Counseling. Ottawa : Canada

Employment and Immigration Commission, 1981.

Reivich, K. & Shatte, A. (2002). The Resilience Factor: 7 Essential

Skills for Overcoming Life’s Inevitable Obstacles. New York

: Broadway Books.

Santrock, J.W. (2004). Life-Span Development.Ninth Edition. Boston : McGrawHill Companies.

Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metodologi Penelitian Survei, cet. Ke-1 (Jakarta: LP3ES, 1995),

Siregar, Juke R. Mengembangkan Daya Lentur Pada Anak dan Remaja, Buletin Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia Volume 3, Maret 2003.

Subana.M, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, ( Bandung: Pustaka Setia, 2005).

Tindall, J.D. and Gray, H.D. (1985). Peer Counseling: In-Depth Look At Training Peer Helpers, Muncie : Accelerated Development Inc.

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

V. Sambudiyono, MM, Peran Serta Masyarakat Di Bidang P4GN, Jakarta: 2012

Warjowarsito dan Tito W, Kamus LengkapBahasa Inggris- Indonesia, Indonesia-Inggris, Bandung 1980

Winfield, L.F. (1994). NCREL Monograph : Developing Resilience in Zahrotun dan fadhilah Suralaga, Psikologi Perkembangan, Cet-1

(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006).

B. Website:

http://raneebk.blogspot.com/2011/06/konselor-sebaya-peer counseling-untuk.html.

Nama : Rio

Jabatan : Spacial funtion

Tanggal Wawancara : 16 Mei 2014

Pukul : 10.30-11.28 WIB

Tempat Wawancara : Saung primary 1

1. Bagaimana sejarah awal pengenalan anda terhadap NAPZA?

Itu awalnya sih kita main, nongkrong, awalnya itu kita minum pas minum jadi efeknya lari ke obat dapet dari temen, pas tahun 2012 itu baru kita kenal ganja 2. Sejak kapan dan sudah berapa lama anda mengkonsumsi NAPZA?

Dari tahun 2009 sampai 2013 kalo untuk ganja dari tahun 2012 sampai 2013 kalo obat-obatan dari tahun 2009 sampai 2013

3. Jenis NAPZA apa saja yang anda pakai?

Itu biasanya obat-obatan sama ganja sabu juga pernah make

4. Selama mengikuti kegiatan Peer Counseling (konseling teman sebaya), bagaimana respon anda?

Setelah saya sharing sama dia merasa plong aja sedikit demi sedikit kita bisa lupa masalah

5. Selama mengikuti kegiatan Peer counseling (konseling teman sebaya), apakah pengaruh positif/negatif yang anda terima?

Untuk negativnya kadang-kadang ini juga si dongkol aja, ceritanya kadang-kadang dia itu ceritanya narkoba lah kita make gini-gini jadi kita males gitu terlalu norak kalo gitu mah ga usah di ceritain. Kalo positifnya banyak kaya semacem dia berbagi juga

disini jangan takut salah kita semuapun disini salah gak ada yang bener, berusaha untuk menjadi sampah yang bener sanpah yang berharga biar nanti di masyarakat gak dianggap sampah terus.

7. Bagaimana usaha anda bertingkah laku dengan tujuan untuk membantu teman sebaya anda?

Kalo untuk menghibur ya saya juga sering menghibur juga ka, misalnya ada yang lagi bad dia ngelamun aja disitu saya hibur saya bercandain saya humoris biar dia tuh hatinya ini juga terhibur, motivasi, feed back, memberikan yang saya dapet selama disini

8. Apakah hubungan anda dengan teman-teman anda yang lain baik-baik saja dalam hal berkomunikasi?

Kalo disini baik, harmonis seperti keluarga sendiri

9. Keterampilan apa saja yang anda miliki untuk memberi arahan/motivasi terhadap teman sebaya anda yang lain?

Berusaha berbicara yang baik sama teman-teman sebaya yang lain, tapi kalo saya ngasih motivasi ke dia pasti kalo masalah agama itu pasti ada ka

10.Apa motivasi anda selama mengikuti kegiatan Peer Counseling (konseling teman sebaya) ini?

Pengen merubah hidup yang sebelumnya sudah hancur udah pengen kalo sekarang kan kalo menurut saya bukan zamannya penyesalan karna manusia itu suatu saat akan nyesel juga ka

11.Upaya apa saja yang dilakukan oleh anda untuk membantu teman sebaya anda agar teman sebaya anda bertingkah laku lebih baik terhadap teman sebaya yang lainnya?

NAPZA?

Engga, tapi kalo untuk lebih ininya saya gak tau ya tapi kalo dalam diri saya saya berkata engga, banyak godaan di luar sana kan

13.Bagaimana keadaan anda sebelum dan sesudah menjalani proses Peer Counseling (konseling teman sebaya) atau rehabilitasi?

Saya sebelum saya kesini itu saya merasa penegn disini aja dulu, gimana sih mikirin orang tua tap setelah saya sharing ke temen saya itu udah plong sedikit demi sedikit, saya bisa senyum, lebih baik, tenang gitu diri saya

14.Apa tujuan anda selama mengikuti kegiatan Peer Counseling (konseling teman sebaya)?

Satu untuk pulih dua untuk meminimase berpikir negativ trus pengen ngebahagian orang tua

15.Hambatan/kendala apa yang anda rasakan selama menjalani Peer Counselor ini? Nah itu saya kadang-kadang suka malu sendiri ka ntah apa yang ada di pikran saya tuh gak ada emang dari dulu saya emang gitu sih kalo saya lagi bed nood saya bengong bengong aja udah diem gak banyak ngomong gitu

16.Manfaat apa yang telah dicapai dalam peer counselor oleh PSPP “Galih Pakuan

-Bogor”?

Manfaat yang saya dapet bisa memberikan contoh yang baik, trus orang tua udah mulai percaya sama saya karna kepercayaan itu susah ka untuk di dapat

Tanggal Wawancara : 16 Mei 2014 WIB

Pukul : 13.45-14.45

Tempat Wawancara : Saung primary 1

1. Bagaimana sejarah awal pengenalan anda terhadap NAPZA?

Jawab: Wah panjang, baru pertama kali gw make itu di kasih sama sepupu gue kelas 4 SD, iya dikasih sabu, itu kelas 4 SD abis itu udah sekali doang ya kan, abis itu pas gue SMA, bokap gua sakit dan posisinya gak bisa tidur secara terlentang dari posisi duduk sampe ada yang mijetin, sedangkan posisi gue empat bersaudara, tiga saudara gua udah ngurus usaha keluarga, tinggal gua dong yang masih sekolah jadi gua curhat sama temen sharing, sharing sama temen gimana ya gini gini gini? Dia bilang yaudah nyabu aja, ga bisa tidur kan lw bisa jagain bokap, itu pertamanya. Niatnya buat jagain bokap padahal salah jalan sebenernya. Pas SD tau dari sepupu pas SMA tau dari temen, setelah itu kelang dua tahun bokap gue meninggal karna sakit komplikasi, setelah meninggal jadinya gue mengenal yang namanya alkohol ekstasi, setelah itu gue ke jakarta, di jakarta gue clins sekitar dua bulan abis itu gue gabung lagi, gabung kerja sama keponakannya tomy winata, saya bagian entertime player boladi, jadi tiap hari keseharian gue Cuma servis-servis player-player bola ajah, ya kalo kita servis player pola itu identik dengan kehidupan malam, ketahuan tuh ama nyokap, ketauan ama nyokap gue di lever lagi ke bandung, lever ke bandung gue fakum sekitar dua tahun lah, abis pakum dua tahun gue maen ama propos-propos kopasus disana gue make lagi dan gue ditarik ke belitung pindah lagi ke bangka baru pulang lagi ke palembang, di palembang paling dua bulan lah gue ngurus sorum mobil punya nyokap, dari sekian sorum mobil gue pegang dua bulan ngerasa duit udah enak

mau tatap muka karna kan takut saling tusuk itu semua mediasinya lewat saya, ga ada rasa takut untuk ketangkep karena kita link udah kuat dan itu udah kebukti kita ke gape dua kali dan semua lolos gak ada yang ketangkep satupun, kalo mati kita semua takut cuma karna kita udah yakin kita punya jaringannya gimana jadi yaudah lewat-lewar aja, karna bos kitapun nyetor ko, polisi mana sih yang nggak make? Cuma dua polisi yang benar polisi tidur ama patung polisi yang lain semua bulsit,

2. Sejak kapan dan sudah berapa lama anda mengkonsumsi NAPZA?

Jawab: Mulai rutin dari kelas 2 SMA, mulai umur 15 tahun dan mengenal dari kelas 4 SD sampai bulan Februari 2014

3. Jenis NAPZA apa saja yang anda pakai?

Jawab: Yang saya konsumsi sabu, sasi, kokain, ganja, alkohol itu aja si.

4. Selama mengikuti kegiatan Peer Counseling (konseling teman sebaya), bagaimana respon anda?

Pertama posisi saya sebagai pendengar disini kita sebenernya jatoh dari segi mental dan pikiran, iya kan kita jatoh tetapi kita sharing kita diberi motivasi gitu diberi pemikiran yang bagus yang lurus dan positif, jadi yang kita ubah disini mainset kita sudut pandang kita pola pikir. Kalo sebagai posisi kita pendengar yaa sebenernya kita mendengar banyak kisah lah itu jyga sudah bisa terjadi di diri kita atau belum pernah terjadi itu saya jadikan sebagai pembelajaran gitu loh pengalaman tetapi kalo untuk motivasi kita tetep kasih dia motivasi yang membangun.

5. Selama mengikuti kegiatan Peer counseling (konseling teman sebaya), apakah pengaruh positif/negatif yang anda terima?

tukar pikiran juga sama tuh orang, bagaimana cara dia menyikapi masalah dan bagaimana cara saya menyikapi masalah kan berbeda jadi dari sana kita bisa mengambil suatu garis kesimpulan langkah yang baik langkah yang tepat. Ya kalo negativnya ya sebenernya kita disini kita sharing jujur aja siapa sih yang mau di rehabilitasi ya ngga, kalo negativnya kebanyakan juga gimana sih caranya kabur karna sebagian besar sebenernya basicling rehabilitasi mereka karna faktor keterpaksaan.

6. Bagaimana anda memperhatikan dan membantu teman-teman anda yang lain?

Kalo untuk saya, karna saya udah merasa bagaimana paitnya karna kena narkoba ya kan, ya saya gak mau mereka lama gitu loh mumpung mereka belom parah seperti saya, ya saya kasih sudut pandang pola pikir yang menurut saya yang baik untuk mereka, jadi tetep balik lagi disini ke mainset tapi ya tiap orang kan penyampaiannya berbeda-beda ke bewah, kalo saya bisa di bilang secara pedas sampe saya di julukin kiler disini karna gimana ya disini jangki, jangki itu punya pemikiran yang batu jadi susah berubah karna egonya tinggi, karna pola pikirnya sempit ya, jadi kita harus pecahin tuh batu gimana caranya ga bisa dengan cara yang pelan, yah tetep semuanya butuh proses karna kita untuk mencapai proses kenyamanan harus ngelewatin yang ngga nyaman dulu.

7. Bagaimana usaha anda bertingkah laku dengan tujuan untuk membantu teman sebaya anda?

Tujuannya saya ingin mereka pulih, saya ingin mereka bisa kembali lagi ke shircle mereka ke kehidupan nyata mereka dan mempertanggungjawabkan segala kesalahan yang udah di bikin mereka kemarin-kemarin.

Baik-baik aja sih,

9. Keterampilan apa saja yang anda miliki untuk memberi arahan/motivasi terhadap teman sebaya anda yang lain?

Sebenernya kalo gue bilang bukan kearah keterampilan yah, tapi saya berkaca dengan pengalaman hidup saya kemarin dan saya bagi ke mereka, karna kita disini balik lagi kita merubah mainset mereka pola pikir mereka karna pola pikir kita bisa dapet dari pengalaman ya kan, pengalaman kan guru yang paling baik.

10.Apa motivasi anda selama mengikuti kegiatan Peer Counseling (konseling teman sebaya) ini?

Motivasi saya, ya saya bisa berbagi trik dan intrik bagaimana menyikapi suatu masalah dengan cara yang baik positif dan benar, kita yang disini cari kan winwin solution

11.Upaya apa saja yang dilakukan oleh anda untuk membantu teman sebaya anda agar teman sebaya anda bertingkah laku lebih baik terhadap teman sebaya yang lainnya? Saya pertama tegor, sindir, dan blash marah ya kan, kalo semua itu gak bisa kita punya tritment-tritmen khusus sendiri, tritment-tritment khususlah pokonya tritment ini mengarahkan mereka ke kebersamaan karna kita semua disini punya gimana ya bisa dibilang motto ya kan all for one one for all disini

12.Selama mengikuti Peer Counselor (konseling teman sebaya), ada atau tidak keinginan untuk mengkonsumsi NAPZA?

Kalo saya sih banyak yang udah saya dapet disini, bagaimana caranya kita menghindari gitu loh, bagaimana caranya kabur istilahnya kan, kalo ada yang begitu-gitu disini diajarin semua trik intriknya.

14.Apa tujuan anda selama mengikuti kegiatan Peer Counseling (konseling teman sebaya)?

Jawab: tujuan saya untuk pulih

15.Hambatan/kendala apa yang anda rasakan selama menjalani Peer Counselor ini? Jawab: engga ada

16.Manfaat apa yang telah dicapai dalam peer counselor oleh PSPP “Galih Pakuan

-Bogor”?

Yang bisa kita dapat disini sebenarnya kepercayaan, kepercayaan dari luar sana baik itu dari keluarga atau di lingkungan masyarakat karna dalam note gimana ya karna dalam pola pikir orang kalau kita udah di rehab berarti kita udah bener, itu kan salah satu cara kita buka jalan kita untuk kembali ke mereka dengan baik.

Nama : sukma

Pukul : 13.00-13.44 WIB

Tempat Wawancara : Saung primary 1

1. Bagaimana sejarah awal pengenalan anda terhadap NAPZA? Awalnya saya coba-coba aja gitu

2. Sejak kapan dan sudah berapa lama anda mengkonsumsi NAPZA? Pas lulus STM dari mulai tahun 1998-2013

3. Jenis NAPZA apa saja yang anda pakai? Minum alkohol, ganja, putau

4. Selama mengikuti kegiatan Peer Counseling (konseling teman sebaya), bagaimana respon anda?

Yaaa memberi feed back, motivasi-motivasi aja gitu

5. Selama mengikuti kegiatan Peer counseling (konseling teman sebaya), apakah pengaruh positif/negatif yang anda terima?

Positif-positif aja

6. Bagaimana anda memperhatikan dan membantu teman-teman anda yang lain? Yaa lebih perhatian aja kalo engga ya di tegor aja gitu untuk menjadi lebih baik 7. Apakah hubungan anda dengan teman-teman anda yang lain baik-baik saja dalam hal

berkomunikasi?

Awal ada, sekarang sih baik-baik aja ya

8. Keterampilan apa saja yang anda miliki untuk memberi arahan/motivasi terhadap teman sebaya anda yang lain?

Untuk pulih

10.Selama mengikuti Peer Counseling (konseling teman sebaya), ada atau tidak keinginan untuk mengkonsumsi NAPZA?

Kadang masih ada

11.Upaya apa saja yang dilakukan oleh anda untuk membantu teman sebaya anda agar teman sebaya anda bertingkah laku lebih baik terhadap teman sebaya yang lainnya? Untuk membangun diri, membangun untuk maju

12.Selama mengikuti Peer Counselor, ada atau tidak keinginan untuk mengkonsumsi NAPZA?

Kadang masih ada

13.Bagaimana keadaan anda sebelum dan sesudah menjalani proses Peer Counseling (konseling teman sebaya) atau rehabilitasi?

Sebelum itu ngerasa gundah, susah tidur ya gitu aja, dan kalo sesudahnya jadi merasa lebih baik aja sama membuka pikiran juga

14.Apa tujuan anda selama mengikuti kegiatan Peer Counseling (konseling teman sebaya)?

Line up

15.Hambatan/kendala apa yang anda rasakan selama menjalani Peer Counselor ini? Mau home life, dan membahagiakan orang tua

16.Manfaat apa yang telah dicapai dalam peer counselor oleh PSPP “Galih Pakuan

-Bogor”?

Dokumen terkait