• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Penutup

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran terhadap peranan DPRD dalam penyelesaian konflik :

1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) DPRD dengan cara DPRD melakukan pendidikan singkat diawal masa jabatannya sesuai dengan komisi yang akan dibidanginya. Setidaknya anggota DPRD tersebut mengetahui apa saja yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan sebuah permasalahan.

2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di jajaran Pemerintahan Kabupaten Padang Lawas, hal ini bisa dilakukan apabila pemerintahan menerapkan merit sistem dalam birokrasinya, sehingga jabatan-jabatan dalam pemerintahan benar-benar diisi oleh orang-orang yang kompeten dibidangnya.

3. Terkait dengan permasalahan Peraturan Daerah yang terganjal surat keputusan menteri, DPRD bisa mengajukan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi agar SK tersebut dicabut dan Perda tersebut dapat disahkan 4. Seharusnya ada koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah

didaerah dalam penerbitan peta kawasan hutan dan pemberian izin untuk menggunakan kawasn hutan sebagai hutan kawasan industri, sehingga tumpang tindih kepemilikan tanah seperti yang terjadi di Kecamatan Aek Nabara Barumun tidak terjadi lagi

5. Dalam permasalahan konflik lahan seharusnya bisa diselesaikan dengan cara damai, peneliti menyarankan kepada setiap perusahaan yang berkonflik dengan masyarakat, sebaiknya membina dan memberdayakan masyarakat. Ajak masyarakat untuk mengelola kawasan tersebut bersama- sama, perusahaan bisa mempekerjakan masyarakat yang memang bekerja sebagai petani dan masyarakat bisa mendapatkan penghasilan dari bekerja tersebut. dengan cara seperti itu, masyarakat bisa terus hidup dan mendapatkan penghasilan dari hutan dan perusahaan juga bisa terus mendapatkan keuntungan.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rajawali Press.

Asshidiqie, Jimly. 2007. Pokok-pokok Hukum Tata Negara. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Barakusumah, Deddy Supriady dan Dadang Solihin. 2003. Otonomi

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Dahrendorf, Ralph. 1986. Konflik dan Konflik dalam Masyarakat Industri:

Sebuah Analisis Kritik. Jakarta: Rajawali Press.

Harsono, Budi. 1999. Hukum Agraria Indonesia: Sejarah dan Pembentukan

Undang- undang Pokok Agraria dan Pelaksanaannya. Jakarta: Penerbit

Djembatan.

Juanda. 2004. Hukum Pemerintahan Daerah: Pasang Surut Hubungan

Kewenangan antara DPRD danKepala Daerah. Bandung: Alumni.

Kantaprawira, Rusadi dan Dedi Mariana. 2007. Perihal Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Murad, Rusmadi. 1991. Penyelesaian Sengketa Hukum Hak Atas Tanah.

Bandung: Alumni.

Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah.

Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Pito, Andrianus, dkk. 2006. Mengenal Teori-Teori Politik: Dari Sistem Politik

Sampai Korupsi. Bandung: Penerbit Nuansa.

Salang, Sebastian dan M. Djadijono. 2009. Menghindari Jeratan Hukum bagi

Sanit, Arbi. 1985. Perwakilan Politik Indonesia. Jakarta: CV Rajawali.

Setiady, Elly M dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi dan Pemecahannya.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sunarno, Siswanto. 2012. Hukum Pemerintahan Daerah. Jakarta: Sinar Grafika. Tri, Rahayu Iin. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang: Bayu Media Publishing.

Usman, Husain. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Wasistono, Sadu dan Ondo Riyani. 2003. Etika Hubungan Legislatif dalam

Pelaksanaan Otonomi Daerah. Bandung: Fokus Media.

Jurnal :

Cahyaningrum, Dian. 2012. “Permasalahan Hukum Konflik Lahan”. Jurnal

Hukum. Edisi 4 Tahun 2012.

Meta, Rahim. 2002. “Towarda Theory of Managing Original Conflict.” The International Journal of Conflict Management.

Santoso, M.Agus. 2011. “Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam Menjalankan Fungsi Pengawasan.” Jurnal Hukum No. 4 Vol. 18 Oktober 2011.

Syaifuddin, 2010. “Peluang Pengelolaan Hutan oleh Mukim dan Penyiapan Masyarakat Adat untuk Mengantisipasi Perubahan Iklim”. Governors Climate Forest.

Sembiring, J. 2009. “Konflik Tanah Perkebunan di Indonesia”. Jurnal Hukum. No 2 Volume 16 Juli 2009.

Wakker, Erik. 2005. “Greasy Palms. The Sosial and Ecological Impacts of Large- scale Oil Palm Plantation Development in Southeast Asia”. AIDEnvironment. Friends of The Earth.

Majalah/harian:

Kompas. “Kembalikan 40 Persen Tanah PTP Pada Rakyat”. Rabu, 24 Mei 2010. Mingguan Sinar Tani. Edisi No 2931 Tahun XXXII Tanggal 6-12 Februari 2002. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Padang Lawas di Provinsi Sumatera Utara.

Undang-Undang No 27 Tahun 2009 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Penanganan dan Penyelesaian Konflik Pertanahan dengan Prinsip Win-Win Solution oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.

Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Padang Lawas Nomor 17 Tahun 2010 tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Padang Lawas. Undang-undang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan.

Situs internet :

, 2013. “aksi jahit mulut petani Padang Lawas”

diakses

pada 7 Juni 2014 puk 21.40 WIB

Website Kementrian Kehutanan Republik Indonesia Website DPR RI Republik Indonesia

Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri. 1 Maret 2013. “Aksi Jahit mulut masyrakat Aek Nabara Barumun di Kantor DPRD Sumut”

diakses pada

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1:

Pedoman wawancara dengan Masyarakat Kecamatan Aek Nabara Barumun

1. Apa saja langkah-langkah atau tindakan yang sudah dilakukan oleh masyarakat Aek Nabara Barumun untuk menyelesaikan konflik dengan PT SRL dan PT SSL?

2. Apakah masyarakat sudah mengadukan permasalahan tersebut kepada DPRD Kabupaten Padang Lawas?

3. Tindakan-tindakan apa saja yang sudah dilakukan oleh DPRD Padang Lawas untuk menyelesaikan sengketa lahan tersebut?

4. Menurut bapak, bagaimana kinerja DPRD Padang Lawas dalam upayanya menyelesaikan kasus sengketa lahan tersebut?

5. Apa sajakah kendala yang muncul ketika proses penyelesaian sengketa lahan dengan PT SRL dan PT SSL?

Lampiran 2 :

Pedoman Wawancara untuk Camat Aek Nabara Barumun

1. Bisakah bapak menceritakan mengenai konflik sengketa lahan yang terjadi antara masyarakat adat di Kecamatan yang bapak pimpin dengan PT SRL dan PT SSL?

2. Apa sajakah langkah-langkah yang sudah ditempuh untuk menyelesaikan kasus tersebut?

3. Berapa tepatnya jumlah masyarakat yang terlibat konflik dengan PT SRL dan PT SSL?

4. Bagaimana taraf ekonomi masyarakat di Kecamatan Aek Nabara Barumun? Apakah ada yang hidup sebagai ke luarga prasejahtera?

5. Desa mana saja di Kecamatan Aek Nabara Barumun yang terlibat konflik dengan PT SRL dan PT SSL?

Lampiran 3 :

Pedoman wawancara untuk Anggota DPRD Padang Lawas

1. Bisakah bapak ceritakan sejarah konflik sengketa lahan yang melibatkan masyarakat adat Kecamatan Aek Nabara Barumun dengan PT SRL dan PT SSL?

2. Apakah ada laporan yang masuk mengenai konflik tersebut? kalau ada dalam bentuk apa? Dan bagaimana DPRD meresponnya?

3. Sejauh ini, langkah-langkah apa saja yang sudah diupayakan oleh DPRD Padang Lawas untuk menyelesaikan sengketa lahan tersebut?

4. Berapa kali rapat kerja, kunjungan kerja dan kegiatan lain yang menyangkut penyelesaian konflik dilakukan oleh DPRD Padang Lawas? 5. Apa solusi yang direkomendasikan oleh DPRD Padang Lawas terhadap

penyelesaian sengketa lahan tersebut?

6. Menurut bapak, apakah peran DPRD sudah membantu dalam menyelesaikan konflik tersebut?

7. Apa saja kendala yang dihadapi oleh DPRD Padang Lawas dalam menyelesaikan kasus sengketa lahan tersebut?

8. Apakah kendala tersebut mempengaruhi kinerja DPRD Padang Lawas dalam menyelesaikan kasus sengketa lahan tersebut?

Dokumen terkait