Saran yang diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diantaranya, melakukan penelitian tentang pengaruh lama fermentasi terhadap kadar etanol yang dihasilkan, serta menggunakan jenis khamir yang secara spesifik dapat memfermentasi gula kompleks (pati dan oligosakarida) seperti Saccharomyces diastaticus.
36
DAFTAR PUSTAKA
Akyuni, D. 2004. Pemanfaatan Pati Sagu (Metroxylon sp.) Untuk pembuatan Sirup glukosa Mengunakan α-amilase dan Amiloglukosidase. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.
Amerine, M. A. dan W. V. Cruess. 1960. The Technology of Wine Making. The Avi Publ, co. Inc., West Port, Connecticut.
Anonim. 2007. Indonesia Sia-siakan Tiga Juta Ton Bioetanol per Tahun. http://agribisnis.deptan.go.id. [14 Desember 2007].
Anonim. 2009. Ethanol Fermentation.
http://en.wikipedia.org/wiki/Ethanol_Fermentation [12 Februari 2009].
AOAC. 1995. Official Method of Analysis of Association of Official Analitycal Chemistry, Washington DC.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2006. Statistik Produksi Tanaman Pangan Sekunder di Indonesia. http://bps.go.id [22 April 2008].
Bailey, J.E. dan D.F.Ollis. 1991. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan PAU IPB, Bogor.
Barnett, J.A., R.W. Payne dan D. Yarrow. 2000. Yeast Characteristic and Identification. Cambridge University Press, New York.
Campbell, I. 1999. Systematic of Yeast. Di dalam Priest, F. G. dan Campbell, L. (eds). 1999. Brewing Microbiology Second Edition. Aspen Publishers. Gaithersburg.
Casida, J.R. 1968. Industrial Microbiology. John Wiley and Sons Inc., New York. Chaplin, M.F. dan Buckle. 1990. Enzym Technology. Cambridge University Press,
New York.
Collins, W. W. dan W. M. Walter. 1985. Fresh Roots for Human Consumption. di dalam J. C. Bouwkamp (ed). Sweet Potato Products: A. Natural Resource for The Tropics. CRC Press Inc, Boca Raton.
Diwan, J. 2007. Glycolysis and Fermentation.
http://rpi.edu/dept/bcbp/molbiochem/MBWeb/mb1/part2/glycolysis.htm [12 Februari 2009].
Dubois, M. K., K. A. Gilles, J. K. Hamilton, P. A. Rebers, F. Smith. 1956. Colorimetric Method for Determination of Sugar and Related Substances. Analitycal Chemist 28: 350-356.
37 Fardiaz, S. 1988. Fisiologi Fermentasi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti. Pusat Studi Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Frazier, W.C dan D.c Westhoff. 1978. Food Microiology 4th ed. McGraw-Hill Book. Publishing Co.Ltd, New York.
Griffin D.H. 1981. Fungal Physiology. John Wiley & Sons. New York.
Harrison, J. S. dan J. C. J. Graham. 1970. Yeast in Distilery Practice. Academic Press, London.
Hartoto, L., A. Suryani dan E. Hambali. 2005. Rekayasa Proses Produksi Asam Polilaktat (PLA) dari Pati Sagu sebagai Bahan Baku Utama Plastik Biodegradable. Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat, IPB, Bogor.
Hartoto, L.1992. Petunjuk Laboratorium Teknologi Fermentasi, Depdikbud. PAU IPB, Bogor.
Haryanto, B dan Pangloli. 1992. Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Kanisius, Yogyakarta.
Johnson, F. L. dan Cheddington B. 2008. Effectiveness of Various Methods of Wort Aeration. http://cdn2.libsyn.com/basicbrewing/AerationMethods.pdf [24 November 2008].
Kearsley, M.W dan S.Z. Dzeidzic, 1995. Handbook of Starch Hydrolysis Product and Their Derivates. Blackie Academicsnd Profesional, London.
Lehninger, A. L. 1982. Principles of Biochemistry. Worth Publishers, Inc., New York.
Mangunwidjaja, D dan A. Suryani. 1994. Teknologi Bioproses, Penebar Swadaya, Jakarta.
Marsudi, B. dan I. Aprillia. 2006. Ragu Menanam Sagu. http://.kontan- online.com/2006/11/6. [ 14 Desember 2007].
Mc Nair, H. M. dan E. J. Bonelli. 1988. Dasar Kromatografi Gas. Terjemahan. Penerbit ITB, Bandung.
Meyer, H. L. 1978. Food Chemistry. Reinhold Publishing Corporation, New York. Moat, A.G. dan J. W. Foster. 1988. Microbial Physicology Second Edition. John
Willey & Sons Inc, New York.
Neway, D. R. 1989. Fermentation Process Development of Industrial Organism. Mercel Dekker, New York.
38 Nikolov, Z.L. dan P.J. Reilly.1991. Enzimatic Depolimerization of starch. Di dalam
Dordick, J.S. (ed) Biocatalsts for Industry. Plenum Press, New York.
Oura, E. 1983. Reaction Products of Yeast Fermentation. Di dalam H. Dellweg (ed.) Biotechnology Volume III. Academic Press, New York.
Paturau, J.M. 1991.By Product of Cane Sugar Industry: An Introduction to their Utilization. Elsevier Publ, Co, Amsterdam.
Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi I. Terjemahan. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Prescot, S.C. dan C.G. Dunn. 1981. Industrial Microbiology. McGraw-Hill Book Co. Ltd, New York.
Reed, G. dan H. J. Rehm.1983. Biotechnology Vol III. Industrial Microbiology. AVI Publishing Company Inc. Wstport, Connecticut.
Reed, G. dan Nagodawithana, T. 1991. Yeast Technology. 2nd edition, Copyright by Van Nostrand Reinhold Library of Congress Catalog. Canada.
Rinaldy, W. 1987. Pemanfaatan Onggok singkong (Manihot esculanta Crantz) Sebagai Bahan Pembuat etanol. Skripsi. Fateta IPB, Bogor.
Stanburry, P. F. dan A. Whittaker. 1984. Principles of Fermentation Technology. Pergamon Press, London.
Stark, W.H. 1954. Alcoholic Fermentation of Grain. Di dalam Underkofler, L. A. dan R. J. Hickey. 1954. Industrial Fermentation. Chemical Publishing Co. Inc, New York.
Sumaryono, 2007. Tanaman Sagu sebagai Sumber Energi Alternatif. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 29, no. 4: 3-4.
Suyandra, I. D. 2007. Pemanfaatan Hidrolisat Pati Sagu (Metroxylon sp.) sebagai Sumber Karbon pada Fermentasi Etanol oleh Saccharomyces cerevisiae. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.
Tjokroadikoesomo, P.S. 1986. HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. Gramedia, Jakarta.
Underkofler, L.A. dan R.J. Hickey. 1954. Industrial Fermentation. Chemical Publishing Co, New York.
Vogel, H.C.1983. Fermentation and Biochemical Engineering Handbook. Noyes Publication. Mill RoadPark Ride, New Jersey.
39 Wang, D., X. Wu, S. Bean, J. P. Wilson. 2006. Ethanol Production from Pearl Millet
Using Saccharomyces cerevisiae. Cereal Chem. 83(2): 127-131.
Wang, D.I.C., C.L. Conney, A.L. Demain, P. Dunhil. A.E.Humprey dan M.D. Lily. 1979. Fermentation and Enzyme Technology. John Wiley and Sons Inc, New York.
Whitaker, J. R. 1972. Principles of Enzymology for T he Food Science. Marcel Dekker Inc, New York.
Winarno , F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wirakartakusumah, M.A., A. Apriantono, M.S. Maarif, Suliantri, D. Muchtadi dan
K. Otaka.1986. Isolation and Charasterization of Sago Starch and its Utilization for Production of Liquid Sugar. Di dalam FAO (eds) The Development of The Sago Palm and Its Product. Report of The FAO/BPPT Consultation, Jakarta, Januari 16-21.
Wulandari, A. 2007. Studi Awal Fermentasi Air Perasan Jerami Padi Menjadi Bioetanol dengan Ragi Komersial. Skripsi. Fakultas Teknologi Industri, ITB, Bandung.
Young, T. W. 1996. The Biochemistry and Physiology of Yeast Growth. di dalam F. G. Priest dan I. Campbell (eds). 1999. Brewing Microbiology Second Edition. Aspen Publishers. Gaithersburg.
Zhang, T. dan C. G. Oates. 1999. Relationship Between α-amylase Degradation and Physico-chemical Properties of Sweet Potato Starches. Food Chemistry 65: 157-163.
40 Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)
Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian dihidrolisis selama 1-3 jam di dalam otoklaf dengan suhu 105oC. Setelah terhidrolisis, sampel selanjutnya dinetralkan dengan NaOH 40%. Tetapi sebelumnya sampel harus didinginkan terlebih dahulu. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml dan ditambahkan air destilata sampai mencapai tanda tera. Sampel sebanyak 10 ml dipipet kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 25 ml larutan Luff Schroll. Larutan dididihkan selama 10 menit pada pendingin tegak. Setelah itu sampel didinginkan di bawah air mengalir (jangan dikocok). Kemudian pada sampel ditambahkan 20 ml H2SO4 25%. Larutan dititrasi
menggunakan Na2S2O3 0,1 N dengan indikator kanji (3-5 tetes) sampai hilang
warnanya. Blanko dibuat dengan sampel berupa 25 ml air destilata dan 25 ml larutan Luff Schroll. Kadar pati dihitung dengan rumus:
Kadar pati (%) = a x 0.9 x p x 100 % mg contoh
Keterangan:
a : jumlah mg glukosa, fruktosa dan gula invert (C6H12O6)
p : faktor pengenceran
(jumlah mg C6H12O6 ditentukan berdasarkan selisih titrasi larutan tiosulfat antara
blanko dan contoh menurut tabel Luff Schroll) ml selisih titrasi tiosulfat 0,1 N jumlah mg C6H12O6 ml selisih titrasi tiosulfat 0,1 N jumlah mg C6H12O6 1 2.4 13 33.0 2 4.8 14 35.7 3 7.2 15 38.5 4 9.7 16 41.3 5 12.2 17 44.2 6 14.7 18 47.1 7 17.2 19 50.0 8 19.8 20 53.0 9 22.4 21 56.0 10 25.0 22 59.1 11 27.6 23 62.2 12 30.3 24 -
41 Lampiran 2. Diagram Alir Pembuatan Sirup Dekstrin Pati Sagu (Akyuni, 2004)
Pati Sagu Pencampuran Air CaCO3 200 ppm Suspensi Pati Sagu 30% (b/v) Pengaturan pH 6,2 NaOH α-amilase (1478,12 U/kg pati) Gelatinisasi (105oC, 5 menit) Likuifikasi (90oC, pH 6,2, 210 menit) Sirup Dekstrin
Lampiran 3. Analisis Total Gula
a. Kurva Standar Glukosa (Metode Fenol) Sebelum melakukan
standar fenol yang di fenol) adalah sebagai 10, 20, 30, 40, 50 dan tabung reaksi, ditambah
asam sulfat pekat ditambahkan lalu tempatkan dalam
pada 490 nm.
Gambar 17. Kurva Stan
b. Total Gula (Metode Fen Total gula pada Fenol. Pengujian sampe
ml larutan glukosa diganti dengan 2 ml sampel.
Analisis Total Gula Sirup Dekstrin (Dubois et. al, 1956) Glukosa (Metode Fenol)
melakukan pengujian sampel maka perlu diketahui digunakan. Pembuatan kurva standar total gula ai berikut: 2 ml larutan glukosa standar yang men dan 60 μg glukosa masing-masing dimasukkan ditambahkan 1 ml larutan fenol 5% dan dikocok. Kemudian
ditambahkan dengan cepat. Biarkan selama 10 menit, dalam penangan air selama 15 menit. Absorbansi
rva Standar Total Gula (Metode Fenol)
Fenol)
pada sirup dekstrin sagu diukur dengan menggunakan sampel sama dengan pembuatan kurva standar fenol
iganti dengan 2 ml sampel.
42 diketahui kurva gula (metode mengandung 0, an ke dalam Kemudian 5 ml menit, kocok Absorbansinya diukur nakan Metode fenol hanya 2
43 Lampiran 4. Diagram Alir Pembuatan Etanol Menggunakan Sirup Dekstrin
Sirup Dekstrin Sterilisasi 121oC, 15 menit Inokulum 10% v/v Sumber N, Trace Elemen Pengaturan pH 5 Sampel Fermentasi (30oC, 24 Jam) Analisa Hasil Analisa Etanol
44 Lampiran 5. Analisis Hasil Fermentasi
a. Total Biomassa (Hartoto, 1992)
Sebanyak 1,5 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang telah diketahui bobot awalnya. Setelah itu sampel disentrifugasi pada kecepatan 13.000 rpm selama 5 menit. Kemudian dilakukan pemisahan antara supernatan dengan biomassanya. Tabung eppendorf yang telah berisi biomassa dimasukkan akuades steril sebanyak 1,5 ml kemudian dilakukan sentrifugasi kembali. Pemisahan antara akuades dan biomassa dilakukan, kemudian tabung eppendorf yang berisi biomassa dikeringkan pada suhu 50oC selama 24 jam. Bobot kering biomassa adalah bobot tabung yang berisi biomassa yang telah dikeringkan dikurangi dengan bobot awal tabung.
Bobot sel kering (g/l) = bobot biomassa kering ml sampel b. Kadar etanol (Mc Nair dan Bonelli, 1988).
Pengukuran kadar etanol sampel dilakukan dengan menggunakan Gas Chromatography. Penentuan dilakukan dengan membandingkan waktu retensi sampel dengan waktu retensi standar etanol. Standar etanol yang diinjeksikan memiliki konsentrasi 99,8% (v/v).
Menurut Wulandari (2007), Pengukuran kadar etanol juga dapat dilakukan dengan metode Conway, sebagai berikut :
1) Buat larutan :
Larutan A : Na2CO3 jenuh
Larutan B : 0,37 g K2Cr2O7 dilarutkan dalam 15 ml aquades. Tambahkan 28
ml H2SO4 pekat secara perlahan-lahan sambil diaduk perlahan
menggunakan magnetic stirrer. Encerkan sampai 50 ml. Larutan ini dapat disimpan lama.
Larutan C: larutan stok alkohol dibuat dengan mengencerkan 1 ml alkohol PA dengan aquades hingga 250 ml.
2) Buat kurva standar alkohol (absorbansi) dari deret : a) 2ml Larutan B + 1 ml aquades
45 c) 2ml Larutan B + 0,4 ml Larutan C + 0,6 ml aquades
d) 2ml Larutan B + 0,6 ml Larutan C + 0,4 ml aquades e) 2ml Larutan B + 0,8 ml Larutan C + 0,2 ml aquades f) 2ml Larutan B + 1 ml Larutan C
3) Sampel diencerkan terlebih dahulu sebelum direaksikan.
4) Reaksikan 1 ml contoh (yang telah diencerkan), 1ml larutan A, dan 2 ml larutan B. Penempatan reaksi dapat dilihat pada gambar berikut.
Larutan A Larutan B Larutan contoh
5) Tutup rapat cawan conway dan campurkan Na2CO3 dan contoh hasil
fermentasi dengan memutar cawan secara perlahan. 6) Simpan cawan conway selama 2 jam pada 30oC.
7) Larutan yang ada di bagian tengah cawan dipindahkan pada tabung spektro untuk dibaca absorbansinya pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 605 nm. Apabila warna larutan biru maka contoh harus diencerkan kembali.
8) Bandingkan absorbansi dengan kurva standar dari stok alkohol.
y = 1.74x + 0.029 R² = 1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 A b so rb an si Kadar Etanol (%)
Kurva Standar Etanol (Metode Conway)
Linear (Kurva Standar Etanol (Metode Conway))
46 c. pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Sebelum digunakan, pH meter dikalibrasi terlebih dahulu ke dalam pH 4 dan pH 7. Setelah dicuci dengan akuades, elektroda dimasukkan ke dalam contoh yang akan diukur pH-nya. Nilai pH adalah nilai yang ditampilkan setelah menunjukkan angka konstan. Pengukuran pH dilakukan setiap 6 jam sekali. d. Total Gula Metode Fenol (Dubois et al., 1956)
Total gula akhir diukur dengan menggunakan Metode Fenol. Sebelum melakukan pengujian sampel maka perlu diketahui kurva standar fenol yang digunakan. Pembuatan kurva standar fenol adalah sebagai berikut: 2 ml larutan glukosa standar yang mengandung 0, 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 μg glukosa masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml larutan fenol 5% dan dikocok. Kemudian 5 ml asam sulfat pekat ditambahkan dengan cepat. Biarkan selama 10 menit, kocok lalu tempatkan dalam penangan air selama 15 menit. Absorbansinya diukur pada 490 nm. Pengujian sampel sama dengan pembuatan kurva standar fenol hanya 2 ml larutan glukosa diganti dengan 2 ml sampel.
47 Lampiran 6. Data Total Biomassa
1. Penelitian Pertama
Total biomassa pada laju aerasi 1vvm (g/l) Jam ke- 18% 24% 30% 36% 0 0,59 0,57 0,40 0,49 6 1,70 2,01 2,32 1,93 12 2,04 2,42 2,82 2,31 18 2,13 2,50 2,91 2,41 24 2,19 2,57 2,98 2,47
Total biomassa pada laju aerasi 2vvm (g/l) Jam ke- 18% 24% 30% 36% 0 0,49 0,49 0,46 0,33 6 1,56 1,71 1,93 1,63 12 1,96 2,00 2,34 2,04 18 2,04 2,18 2,52 2,25 24 2,02 2,17 2,57 2,23 2. Penelitian Lanjutan
Total biomassa pada penelitian lanjutan (g/l) Jam ke- Aerasi penuh Aerasi dihentikan
0 1,03 0,96
6 2,30 2,20
12 2,85 2,48
18 3,18 2,55
48 Analisa sidik ragam pertumbuhan biomassa, pada penelitian utama
Sumber Keragaman Derajat Bebas (DB) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) f-Hitung f-Tabel Aerasi 1 0,35 0,35 69,08 0,01 Error 2 0,01 0,01 Total 3 0,36
Aerasi Ulangan Rata-rata Standar Deviasi
Penuh 2 2,19 0,1
Dihentikan 2 1,6 0,02
Keterangan :
Nilai f-Tabel ≤ nilai α (0,05), menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95% terdapat pengaruh nyata jumlah biomassa yang dihasilkan antara perlakuan dengan aerasi penuh dan aerasi yang dihentikan.
49 Lampiran 7. Data Kadar Etanol
1. Penelitian Pertama
Jumlah etanol rata-rata pada penelitian pertama (g/l) 18% 24% 30% 36%
1 vvm 9,50 13,90 19,25 20,55 2 vvm 8,20 9,20 9,30 8,50
2. Penelitian Lanjutan
Jumlah etanol pada penelitian lanjutan (g/l) Aerasi penuh Aerasi dihentikan Ulangan 1 21,64 25,05 Ulangan 2 20,86 24,83 Rata-rata 21,25 24,94
Analisa sidik ragam etanol, pada penelitian utama
Sumber Keragaman Derajat Bebas (DB) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) f-Hitung f-Tabel Aerasi 1 13,62 13,62 82,92 0,01 Error 2 0,33 0,16 Total 3 13,94
Aerasi Ulangan Rata-rata Standar Deviasi
Penuh 2 21,25 0,55
Dihentikan 2 24,94 0,16
Keterangan :
Nilai f-Tabel ≤ nilai α (0,05), menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95% terdapat pengaruh nyata jumlah etanol yang dihasilkan antara perlakuan dengan aerasi penuh dan aerasi yang dihentikan.
50 Lampiran 8. Data pH
1. Penelitian Pertama
Nilai pH pada fermentasi dengan laju alir 1vvm Jam ke- 18% 24% 30% 36% 0 5,01 5,06 5,09 5,08 6 3,96 3,96 3,98 3,94 12 3,80 3,68 3,72 3,65 18 3,84 3,71 3,69 3,66 24 3,82 3,78 3,70 3,68
Nilai pH pada fermentasi dengan laju alir 2vvm Jam ke- 18% 24% 30% 36% 0 5,10 5,08 5,09 5,14 6 4,23 4,23 4,14 4,12 12 3,80 3,79 3,81 3,77 18 3,72 3,70 3,69 3,73 24 3,66 3,74 3,70 3,69 2. Penelitian Lanjutan
Jam ke- Aerasi penuh Aerasi dihentikan
0 5,00 4,80
6 3,35 3,40
12 3,15 3,25
18 3,10 3,20
51 Lampiran 9. Data Total Gula
1. Penelitian Pertama
Total gula pada laju aerasi 1vvm (g/l) Jam ke- 18% 24% 30% 36% B 190,70 228,26 296,78 360,46 0 157,86 188,56 268,49 325,78 6 147,16 173,51 237,76 308,34 12 143,99 171,01 229,51 298,40 18 141,75 158,81 227,02 287,27 24 139,53 155,97 220,02 281,19 2. Penelitian Lanjutan
Total gula pada penelitian lanjutan (g/l) Jam ke- Aerasi penuh Aerasi dihentikan
B 305,97 302,76 0 278,51 275,53 6 250,91 244,66 12 243,00 235,29 18 233,92 227,79 24 230,50 207,45
52 Lampiran 10. Analisis Sidik Ragam Kinetika Fermentasi
1. Analisa sidik ragam Yp/s, pada penelitian utama
Sumber Keragaman Derajat Bebas (DB) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) f-Hitung f-Tabel Aerasi 1 1,82.10-4 1,82.10-4 4,31 0,17 Error 2 0,85.10-4 0,42.10-4 Total 3 2,67.10-4
Aerasi Ulangan Rata-rata Standar Deviasi
Penuh 2 0,44 0,01
Dihentikan 2 0,43 0
Keterangan :
Nilai f-Tabel > nilai α (0,05), menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95% tidak terdapat pengaruh nyata nilai rendemen produk per substrat yang didapatkan antara perlakuan dengan aerasi penuh dan aerasi yang dihentikan.
2. Analisa sidik ragam Yx/s, pada penelitian utama
Sumber Keragaman Derajat Bebas (DB) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) f-Hitung f-Tabel Aerasi 1 3,42.10-4 3,42.10-4 37 0,03 Error 2 0,19.10-4 0,09.10-4 Total 3 3,61.10-4
Aerasi Ulangan Rata-rata Standar Deviasi
Penuh 2 0,05 0,01
53 Keterangan :
Nilai f-Tabel ≤ nilai α (0,05), menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95% terdapat pengaruh nyata nilai rendemen biomassa per substrat yang didapatkan antara perlakuan dengan aerasi penuh dan aerasi yang dihentikan.
3. Analisa sidik ragam Yp/x, pada penelitian utama
Sumber Keragaman Derajat Bebas (DB) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) f-Hitung f-Tabel Aerasi 1 35,68 35,68 127,81 0,01 Error 2 0,56 0,28 Total 3 36,24
Aerasi Ulangan Rata-rata Standar Deviasi
Penuh 2 9,7 0,68
Dihentikan 2 15,68 0,31
Keterangan :
Nilai f-Tabel ≤ nilai α (0,05), menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95% terdapat pengaruh nyata nilai rendemen produk per biomassa yang didapatkan antara perlakuan dengan aerasi penuh dan aerasi yang dihentikan.