• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2. Saran

Berdasarkan keseluruhan dan deskripsi hasil penelitian, penulis mencoba untuk memberi saran yang diharapkan dapat dijadikan bahan rekomendasi yang positif bagi masyarakat khususnya kalangan Batak. Saran yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Saran Praktis

a. Adat merupakan budaya dari leluhur yang menjadi tugas generasi ke generasi untuk tetap memeliharanya. Karena tidak ada yang bisa mempertahankan warisan nenek moyang selain kalangan Batak itu sendiri.

b. Adat dapat disesuaikan dengan kondisi zaman dan situasi yang berlaku tanpa mengurangi pemaknaan dari makna itu adat itu sendiri untuk memudahkan pelakonnya, jadi adat tidak perlu ditinggalkan secara total.

c. Ada baiknya simbol-simbol dan komunikasi yang terdapat dalam adat disampaikan kepada setiap orang Batak melalui komunikasi yang dilakukan oleh setiap keluarga kepada anggoa keluarganya itu sendiri. Sehingga pembeajaran mengenai budaya dan adat dipeajari dari keluarga masing-masing orang Batak agar budaya tetap terpelihara.

d. Batak terkenal dengan sikapnya yang menaati adat, sehingga diharapkan oang-orang Batak tetap mempertahankan keterkenalan

tersebut dengan tidak terhasut oleh provokasi yang bisa melunturkan kecintaan dan ketaan terhadap budayanya.

2. Saran Akademis:

a. Simbol-simbol dan komunikasi yang terdapat dalam budaya harus dipelajari sehingga dapat dipahami oleh orang-orang yang terlibat didalamnya, agar pesan yang dimaksud dapat tersampaikan dengan baik. Sehingga penulis berharap akan ada banyak akademis yang tertarik mempelajari komunikasi budaya secara lebih mendalam agar menumbuhkan sikap cinta budaya agar warisan leluhur tetap terlestarikan ditengah era modern ini.

b. Diharap generasi muda mempelajari simbol-simbol, komunikasi verbal dan non verbal serta teori interaksi simbol dalam kehidupan nyata sehingga dapat dipahami kegunaan dan maksud dari hal tersebut agar pesan dapat tersampaikan dengan baik.

c. Dikarenakan penelitian ini hanya berbatas pada penelitian lingkup Kota Medan, maka penelitian selanjutnya diharap dapat meneliti di tempat lain yang penduduk suku Batak adalah merupakan minoritas di tempat tersebut. Sehingga bisa menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi.

Daftar Pustaka

Mulyana , Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin. 2005, Komunikasi Antar Budaya: Panduang Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Remaja Rosdakarya, Bandung

Sitanggang , JP. 2014, Batak Na Marserak, Maradat Adat Na Niadathon, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Silitonga , Pdt. Saut HM. 2010, Manusia Batak Toba (Analisis Filosofis tentang Esensi dan Akulturasi Dirinya), MGU, Jakarta.

Mustopo, M. Habib. 1983, Ilmu Budya Dasar Kumpulan Essay-Manusia dan BudayaUsaha Nasional, Surabaya.

Bungin, Burhan. 2007, Penulisan Kualitatif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Mulyana , Deddy. 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sihombing, T.M. 1989, Jambar Hata Dongan Tu Ulaon Adat, C.V. Tulus Jaya, Jakarta.

Sobur, Alex. 2004, Semiotika Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung. Sugiyono,. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Alfabeta,

Bandung. www.semedan.com www.digilib.ui.ac.id

www.etnomusikologiusu.com www.digilib.mercubuana.ac.id

LAMPIRAN I

Transkrip Wawancara “Proses Penyematan Ulos (Mangulosi) dalam

Pernikahan Adat Suku Batak Toba”

Transkrip Wawancara Informan 1

Nama Informan : Manupan Siburian (Opung Michelle) Hari/tanggal : Senin, 13 Juni 2015

Waktu : 09.00 WIB

Lokasi : Jl. Menteng VII Gang. Haji No. 12

Keterangan:

P: Peneliti

I1: Informan pertama

P: Horas opung, untuk keperluan penelitian maka saya membutuhkan informasi terkait pernikahan adat dan proses-proses ddalamnya untuk memperkuat penelitian dilapangan yang sudah saya lakukan dalam upacara adat paa pernikahan Bou Lena tangal 10 kemarin. Berkenaah opung untuk diwawancarai terkait itu?

P: Kita mulai wawancaranya ya pung, mohon izin untuk mencatat seluruh isi dari wawancara ini.

I1: Iya pung, iya silakan.

P: Bagaimana proses sebelum mangadati atau pesta adat dalam pernikahan batak toba?

I1: Pada hari atau tanggal yang telah disepakati keluarga kedua belah pihak pengantin pria dan wanita hadir di rumah orang tua pengantin perempuan bersama keluarga kedua belah pihak mengadakan acara makan bersama Indahan sibuhaibuhai namanya. Sibuhaibuhai artinya doa kepada tuhan agar pelaksanaannya pernikahan ini diberkati dan disukseskan, begitu pung. Nah terus penantin itu pergilah sama seluaruh keluarganya ke gereja kaya hari itu kita kesana kan ke HKBP Simpang Limun untuk melakukan acara pemberkatan. Barulah ke wisma dan melakukan acara adat itu. Sebelumnya ada itu namanya proses martupol, atau pembeian sinamot atau harga untuk pengantin perempuan yang dilakukan sebelum acara adat diberlangsungkan. Biasanya seminggu sebelum pesta adat.

P: Bagaimana sejarah pernikahan itu sendiri pung?

I1: Jadi ini merupakan budaya yang diwariskan dari nenek moyang terdahulu. Kalau sekarang sudah di gorga atau gedung atau ada juga yang di gereja melaksanakan acara adat tersebut. Kalau dulu itu dilaksanakan di lapang terbuka. Maksud nenek moyang menggunakan ulos sebagai simbol adalah ulos merupakan kain khas batak dan sebagai perlindung

sehingga adalah pesan yang disampaikan agar kemudian pernikahan itu dilindungi dan diberkati oleh Tuhan. Lalu karena baguslah pesan yang dimaksudkan oleh nenek moyang itu makanya dipakai lah sampai sekarang dan seterusnya.

P: Bagaimanakah simbolsimbol yang terdapat dalam pernikahan adat batak?

I1: Sinamot: Menunjukan kemampuan dan harga diri dari keluarga pihak paranak kepada keluarga pihak parboru.

Indahan Sibuaibuhai: Makan bersama untuk memohon agar acara adat disukseskan.

Acara Panyambutan: Sebagai makna dari penerimaan dengan suka cita pihak paranak kepada pihak parboru.

Pemberian Boras dan dekke: Wujud gotong royong untuk mensukseskan acara dan makna bahwa setelah paranak dan parboru bersatu makan kedua keluarga harus saling memberi dan menerima.

Pemberian Daging Jambar: Memiliki makna memberikan kebahagiaan dan kemakmuran (kemapanan) kepada pihak parboru agar keluarganya tenang bahwa paranak akan memberikan kebahagiaan kepada pihak parboru.

Pembagian daging Jambar: Mewujudkan rasa syukur kepada Tuhan dan makna berbagi kesenangan.

Mangulosi: Wujud pengharapan dan doa-doa, suka cita, cita-cita dank ash sayang yang disimbolkan dengan pemberian ulos yang mana ulos merupakan kain pelindung agar kelak doa-doa dan harapan-harapan yang dicita-ciakan kemudian akan menjadi pelindung pernikahan mereka sampai ajal menjemput.

P: Seberapa pentingnyakah mangulosi dalam tradisi pernikahan adat?

I1: Dalam adat semua rangkaiannya adalah satu dan berhubungan satu sama lain. Dengan melalui keseluruhan adat ini maka diakuilah dalam adat dan jadilah mereka sebagai manusia batak yang lengkap. Jika tidak melaksanakan adat batak maka dia diasingkan dan tidak diterima dalam adat dan tidak bisa mnegikuti adat.

P: Adakah modifikasi dalam pernikahan adat batak?

I1: Ada misalnya itu tadi sekarang pesta dakukan di gedung, gorga, atau gereja. Menyesuaikan karena gak ada lagi tempat tanah lapang yang kaya dahulu kala. Susah kan? Apa lagi di kota, udah payah itu. Selain itu sekarang itu proses pemberian ulos udah gak mesti berates-ratus elai kaa dulu. sudah dibatasi keluarga saja yag memberikan ulos. Tamu itu sudah di ganti dengan uang. Disesuaikan dengan kebutuan dan efesiensi.

P: Opung kan sebagai raja parhata ya, nah sebenrnya apa sih pung tugas dari raja parhata?

I1: Tugasnya itu sebagai jubir dalam pernikahan adat batak, dia lah yang paling paham proses berjalannya adat itu. Raja parhata haruslah semarga

dari masing mempelai pengantin dan merupakan kerabat masing-masing mempelai.

P: Baik opung, terimakasih telah meluangkan waktu untuk diwawancara. Mauliate godang da!

Transkrip Wawancara “Proses Penyematan Ulos (Mangulosi) dalam Pernikahan Adat Suku Batak Toba”

Transkrip Wawancara Informan 2

Nama Informan : dr. Loybert Nainggolan (Amang Samuel) Hari/tanggal : Selasa, 14 Juni 2015

Waktu : 16.00 WIB

Lokasi : Jl. Menteng VII Gang. Sepakat No. 10 Medan

Keterangan:

P: Peneliti

I2: Informan 2

P: Hallo Amang Boru, maaf mengganggu waktunya sebentar. Izin wawancara untuk bahan penelitianku tentang pernikahan adat Batak.

I2: Iya silakan. Dengan senang hati.

P: Dari informasi yang aku tau, amang boru kan sama bou Lena sudah 16 tahun menikah. Nah, apa yang menjadi alasan amang boru mengadakan pesta adatnya baru pada tangal 10 Juni kemarin?

I2:Oh iya, benar. Itu karena memang pada saat itu kami belum ada biaya untuk memenuhi adat pesta. Karena memang yang diinginkan pesta adatnya baik. Jadi tunggulah ada uang dulu, baru kemudian nanti jika ada baru diadati. Tuhan baru kasih rejeki tahun ini dan kami memutuskan untuk diadati kemarin.

P: Lalu ditengah kemodernan sekarang apa yang menjadi alasan amang boru untuk mengikuti adat?

I2: Kami sebagai orang Batak haruslah taat adat. Itu juga merupakan wujud terima kasih kepada Tuhan karena kami sampai saat in masih dipersatukan. Semoga seterusnya dan selamanya. Untuk itu mesti diadati, agar diberkati. Apalagi dalam adat Batak pada saat dimangulosi maka didoakanlah kami sebagai pasangan, itu yang kami harapkan. Agar semuanya baik. Baik dimata adat, dan juga baik di mata keluarga. Dengan begitu pastilah baik di hadapan Tuhan.

P: Apa hubungannya rasa syukur dengan pesta adat?

I2: Lho itu kan kita makan bersama, berkumpul bersama keluarga, didoakan, mengharapkan berkat Tuhan. Itu semuakan dalam bentuk yang positif tidak ada yang negative, kita berbuat yang baik-baik itu kan artinya tanda syukur. Macam di Muslim juga kan, ada syukuran. Gak jauh beda lah dengan itu. Ini juga syukurannya orang Batak kan gitu hehe. Ditalnya dalam adat ini, bentuk syukurnya semuanya melalui simbol dari makan bersama dalam Indahan Sibuhaibuhai, lalu acara pemberkatan di gereja, makan bersama, pembagian jambar, sampai dengan mangulosi. Itu

semuanya selain untk membahagiakan dan makna-makna lain yang terdapat didalanya juga merupakan wuud syukur kami.

P: Sebagai pelaku dalam pernikahan adat, apakah harus mengetahui apa makna-makna dari simbol-simbol yang terdapat dalam adat?

I2: Tentu harus tau, karena akan sia-sia nantinya kalau kita gak tau apa dan bagaimana adat itu berlangsung. Arena tau bahwasanya maknanya bagus makanya dibuat adat itu.

P: Bagaimana pengakuan masyarakat setelah melakukan adat?

I2: Dalam budayanya Batak itu kan memang semuanya serba adat ya, dari kita lahir, meninggal, menikah, mempunyai anak itu semuanya ada adatnya. Nah kalau lah kita lahir diadati, kalau punya hidup baru gak diadati macam mana? Biar semuanya pakai adat biar kami merasa tergenapi, biar gak malu kalau kita datang ke pesta adat. Biar dakui kita dalam adat itu. Selain itu kita kan manusia, biar tinggi harkat kita kalau kita jadi manusia yang menjunjung adat istiadat. pernikahan yang belum diadati adalah tidak sempurna dikalangan suku Batak sehingga pada lintas waktu yang cukup lama pun keduanya haruslah melaksanakan adat sesuai dengan yang dititipkan oleh para orang Batak terdahulu.

P: Bagaimana perasaan amang boru dan bou setelah diadati?

I2: Lega, dan suka cita, akhirnya hutang selama 16 tahun dapat direalisasikan. Kami bersyukur.

P: Terima kasih amang boru atas waktunya, maaf nih baru pulang kerja langsung ditodong wawancara. Makasih ya amang boru, semoga selalu dalam lindungan Tuhan dan pernikahanya selalu diberkati.

Transkrip Wawancara “Proses Penyematan Ulos (Mangulosi) dalam Pernikahan Adat Suku Batak Toba”

Transkrip Wawancara Informan 3 (Informan Pendukung) Nama Informan : Rudi Parlindungan (Amang Gilbert) Hari/tanggal : Rabu, 15 Juni 2015

Waktu : 10.00 WIB

Lokasi : Jl. Menteng VII Gang. Ikhlas No. 7 Medan

Keterangan:

P: Peneliti

I3: Informan 3

P: Horas Uda Rudi, aku boleh wawancara untuk keperluan penelitianku da?

I3: Boleh Tia, silakan.

P: Uda kan dalam acaranya Bou Lena menyematkan ulos untuk mempelai. Nah kenapa uda yang berperan?

I3: Uda ini kan Hula-hula jadi memang begitulah tugas hula-hula ini untuk menggantikan peran dari Orang Tua. Mamak Bapak kan udah meninggal. Jadi kami lah yang harus mewakili doa dari mamak an bapak kami. Dalam acara itu yang menguluskan itu Uda dan Inang Uda, terus Abangku Si Ridwan dan Isterinya. Karena kami dual ah ganti Orang tua kami.

P: Mangulosi kan sebagai simbol, sebenarnya apa kah yang menjadi makna dari ulos yang diberikan oleh Hula-hula?

I3: Sebagai doa-dan pengharapan. Pas kami mangulosi kana da umpasa yang kami sebutkan untuk si Lena, itu lah maksudnya doa. Itu lah maksud dari mangulosi ini.

P: Apa yang menjadi doa Uda dalam mangulosi itu?

I3: Yang dikatakan Uda? Jadi sebelum uda memberi ulos ini lah yang uda katakan: Lena, jangan kau berkecil hati gak ada Bapak sama Mamak dipesta adat ini, tapi aku yakin mamak dan bapak hadir dalam acara pesta ini. Kau baik-baik jadi isteri, semoga selalu diberkati kau dalam segala hal. Semoga sukses bere kita Samuel. Sehat-sehat kau, bahagia. Tuhan memberkati pesta mu. Buat kau juga Loybert, ku titip lah adik ku si Lena, kasihi dia, cintai dia sebagaimana seharusnya suami mencintai dan mengasihi isterinya. Semoga lancar kerjaanmu, semoga selalu bahagia kalian dua. Tuhan memberkati. Baru lah uda ulosi mereka.

I3: Ya, pemberian ulos itu adalah simbol bahwa doa itu tersampaikan.

P: Oh begitu. Terima kasih uda, semoga Tuhan mengabulkan segala doa uda pada pernikahan.

LAMPIRAN II

Dokumentasi

Gbr. Perikahan adat Batak Toba Pada Proses Pemberian Sisa Sinamot Dari PihakParanak Kepada Pihak Parboru (doc. Peneliti)

Gbr.Manortor dan pemberian uang pada keluarga yang telah memberi Ulos (Doc. Peneliti)

Gbr. Peneliti berpoto bersama Opng Michelle Usai Wawancara (doc. Peneliti)

Gbr. Pemberian doa kepada Dekke (ikan) yang diberian oleh parboru untuk keluarga parana (doc. Peneliti)

Gbr. Bersama Lena, Loybert, dan Samuel. Seusai wawancara dengan Lobert.

(doc. Peneliti)

Gbr. Bersama Rudi pada pernikahan adat Lena dan Loybert. (doc. Peneliti

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama Lengkap : Mutia Nurdalilah Simatupang Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 23 September 1993

Agama : Islam

Alamat : Taman Lopang Indah Blok FU 4 No. 3 Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang

Serang, Banten Nomor Telepon : 0813-1290-8767

Alamat Email : mutiasimatupang@gmail.com

Twitter : @RahelMutia

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

2000 – 2003 : SD Negeri Lontar Baru Serang 2003 – 2006 : SD Negeri 1 Cibeber Tasikmalaya 2006 – 2009 : SMP Swasta Primbana, Medan

2010 – 2012 : SMA Swasta Wage Rudolf Supratman 2 Medan 2012 – 2016 : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa – Ilmu

Komunikasi (Konsentrasi Jurnalistik) PENGALAMAN ORGANISASI

2012 – 2014 : LPM Orange FISIP-Untirta 2013 – 2015 : Crew UNTIRTA TV

Dokumen terkait