• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

7.2 Saran

1) Perlu penambahan atraksi yang berbeda dan belum ada di objek wisata lain supaya menjadi daya tarik bagi wisatawan

2) Perlu perbaikan jalan serta pengadaan kendaraan umum supaya objek wisata mudah diakses

3) Perlu penataan yang lebih rapi agar pengunjung merasa nyaman

4) Perbaikan fasilitas warung dan toilet/ ruang ganti agar pengunjung merasa nyaman.

5) Perluasan tempat ibadah, pengadaan wartel, dan penataan tempat parkir agar wisatawan merasa nyaman.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten Tasikmalaya Dalam Angka Tahun 2015. Penerbit Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya. Kabupaten Tasikmalaya.

Banowati, E. 2012. Geografi Indonesia. Penerbit Ombak. Yogyakarta.

Darsoprajitno, S.H. 2013. Ekologi Pariwisata (Tata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata). Edisi Revisi. Penerbit Angkasa. Bandung.

Efendi, S. dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survey. Edisi Revisi. Cetakan Ketiga Puluh. Penerbit LP3ES. Jakarta.

Irwansyah, E. 2013. Sistem Informasi Geografis (Prinsip Dasar dan Pengembangan Aplikasi). Penerbit Digibooks. Yogyakarta.

Maryani. 1991. Pengantar Geografi Pariwisata. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS. Penerbit IKIP. Bandung.

Nasution, S. 2012. Metode Research. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga Belas. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Pitana, G., dan Gayatri, G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Penerbit C.V Andi Offset. Yogyakarta.

Prasiasa, D. 2013. Destinasi Pariwisata Berbasis Masyarakat. Penerbit Salemba Humanika. Jakarta.

Rachman, A. 2014. Geografi Pariwisata Jawa dan Bali. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit Media Bangsa. Jakarta..

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009. Tentang Kepariwisataan. 16 Januari 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11. Sekretariat Negara RI. Jakarta.

Wood, J. 1995. Waterfalls. Two-Can Publishing Ltd. 1995. Alih Bahasa Esther S.M. Editor Lyndon, S. 1996. Memahami Tentang Lingkungan: Air Terjun. Edisi Terjemahan. Penerbit Quality Press. Jakarta.

Yoeti, O. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Edisi Revisi. Penerbit Angkasa. Bandung. Yoeti, O. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Penerbit Pradaya

Lampiran 1

PEDOMAN OBSERVASI WILAYAH PENELITIAN

Lokasi : Kabupaten Tasikmalaya

Kondisi Fisikal Kabupaten Tasikmalaya

1. Bentang wilayah Daerah Penelitian Letak dan Luas Daerah Penelitian 2. Morfologi dan Tofografi Daerah Penelitian

3. Cuaca dan Iklim/ Curah hujan di Daerah Penelitian

4. Hidrologi/ Sumber air yang digunakan di Daerah Penelitian 5. Penggunaan Lahan Daerah Penelitian

Profil Masing-masing Air terjun (Curug) di Kabupaten Tasikmalaya 1. Nama Curug 2. Desa 3. Kecamatan 4. Kabupaten 5. Koordinat UTM 6. Koordinat decimal 7. Ketinggian air terjun

8. Ketinggian lokasi 9. Kedalaman 10. Aliran sungai 11. Kategori 12. Status 13. Tipe

Variabel Daya Tarik Air Terjun 1. Keunikan Air terjun

2. Ketersediaan lahan untuk rekreasi (olahraga, bersantai) 3. Kondisi fisik air terjun secara umum

Variabel Aksesibilitas

1. Jarak dari Ibukota Kabupaten Menuju Air terjun 2. Kondisi Jalan menuju Air terjun

3. Kendaraan Menuju Air terjun

Variabel Fasilitas Dasar

1. Warung/ tempat makan di Air terjun 2. MCK dan Tempat Ganti di Air terjun

Variabel Fasilitas Penunjang 1. Tempat Ibadah di Air terjun 2. Tempat Parkir di Air terjun

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Instansi Terkait/ Pegawai/ Pengelola Air terjun/ Curug

A. Identitas Pribadi 1. Nama Lengkap : 2. Usia : 3. Alamat : 4. Pendidikan terakhir : 5. Pekerjaan / Jabatan : B. Daftar Pertanyaan

1. Apakah anda mengetahui asal muasal nama/ toponimi dari air terjun/curug ini? 2. Apakah ada tiket masuk di air terjuncurug ini? Kalau ada, berapa?

3. Kebanyakan pengunjung yang datang kesini untuk kepentingan apa? 4. Apakah anda setuju lokasi air terjun ini harus dipublikasikan? 5. Apakah ada kendaraan umum menuju lokasi air terjun ini?

6. Apakah ada peran pemerintah dalam upaya pengembangan objk wisata air terjun ini? Kalau ada, dalam hal apa?

7. Menurut anda apakah air terjun ini sudah layak disebut objek wisata? 8. Apa yang bias diunggulkan dari air terjun/ curug ini?

9. Kapan pengunjung ramai mengunjungi air terjun ini? 10. Bagaimana harapan anda kedepannya terkait air terjun ini?

PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK RESPONDEN PENGUNJUNG AIR TERJUN A. Identitas Responden

Nama/ JK : ... Usia : ... Alamat : ... Pendidikan Terakhir : ... B. Lokasi Air Terjun

Nama air terjun : ... Desa : ... Kecamatan : ... C. Butir Pertanyaan

Variabel Daya Tarik Objek

1. Apakah anda sering datang ke air terjun ini? (berapa kali) 2. Apakah anda ingin kembali mengunjung wisata air terjun ini?

3. Apakah yang anda lakukan di air terjun ini? (rekreasi, pengetahuan, religi, kebudayaan)

4. Dari mana anda mengetahui informasi air terjun ini?Apakah mudah atau sulit untuk mendapatkan informasi tentang lokasi?

5. Apakah anda setuju lokasi air terjun ini harus dipublikasikan?

6. Apakah ada tiket masuk di air terjun ini? Kalau ada, berapa harganya? 7. Apakah anda melihat ada pegawai atau pengelola di air terjun ini? 8. Bagaimana penilaian anda terhadap kondisi fisik air terjun ini?

Variabel Aksesibilitas

1. Anda menggunakan kendaraan apa untuk sampai di lokasi air terjun ini? 2. Bagaimana kondisi jalan menuju lokasi air terjun?

3. Apakah ada kendaraan umum menuju lokasi air terjun ini?

Variabel Fasilitas Dasar

1. Apakah ada warung di air terjun ini? Berapa jumlahnya? Apa yang tersedia? 2. Apakah ada fasilitas MCK di air terjun ini? Bagaimana kondisinya?

3. Apakah ada ruang ganti di air terjun ini? Bagaimana kondisinya?

Variabel fasilitas Pendukung

1. Apakah ada tempat ibadah di air terjun ini? Bagaimana kondisinya? 2. Apakah terdapat tempat parker di air terjun ini? Kalau ada, Bagaimana

kondisinya? Apakah berbayar atau tidak? Kalau berbayar, berapa? 3. Apakah Terdapat telepon umum di Air terjun ini?

MATERI AJAR

MATA KULIAH GEOGRAFI PARIWISATA

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

DAFTAR ISI

a. Sejarah Munculnya Pariwisata ……….. 1 b. Konsep Pariwisata ... 3 c. Objek Wisata ... 4 d. Air Terjun ... 5 e. Geografi Pariwisata ... 6 f. Sapta Pesona ... 7 g. Destinasi Pariwisata ... 8 h. Pariwisata ... 10 i. Potensi Objek wisata ... 11 j. Analisis SWOT ... 13 k. Pariwisata Berbasis Masyarakat ... 14

PARIWISATA

b. Sejarah Munculnya Pariwisata

1. Zaman pra sejarah, manusia hidup secara berpindah dari tempat satu ke tempat yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup (nomaden)

2. Zaman abad pertengahan dilakukan oleh penjelajah antar wilayah Marcopolo (1254-1324), Pangeran Henry (1394-1460), Christoper Colombus (1451-1506) dll

3. Abad 20 tidak hanya di pengaruhi oleh kegiatan pariwisata saja, namun bersifat lintas sektoral

c. Definisi Pariwisata

Happy Marpaung (2002), pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Konsep dan batasan lain tentang pengertian pariwisata beberapa ahli berhasil dihimpun oleh Pitana (2005: 45 – 46) sebagai berikut:

c. Murphy (1985) mendefinisikan bahwa pariwisata adalah keseluruhan elemen-elemen terkait (wisatawan, daerah tujuan, perjalanan, industri, dan lain-lain) yang merupakan akibat dari perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata, sepanjang perjalanan tersebut tidak permanen.

d. Matheison dan Wall (1982) mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga elemen utama, yaitu: (a) a dynamic element yaitu perjalanan ke suatu destinasi wisata; (b) a static element yaitu singgah ke daerah tujuan; dan (c) a consequential element sebagai akibat dari dua hal di atas (khususnya pada masyarakat lokal) yang meliputi dampak ekonomi, sosial dan fisik dari adanya kontak dan interaksi dengan wisatawan.

Spillane (1994: 30) mengelompokkan aktor utama pelaku pariwisata dalam tiga kelompok berikut:

d. Manusia yang mencari kepuasan/kesejahteraan lewat perjalanannya sebagai wisatawan/ tamu (guests).

e. Manusia yang tinggal dan berdomisili dalam masyarakat yang menjadi alat pariwisata yaitu tuan rumah/penduduk setempat (hosts).

f. Manusia yang mempromosikan dan menjadi perantaranya yaitu bisnis pariwisata/perantara (brokers).

Lebih lanjut Spillane (1994: 30) juga mengkategorikan lima bidang dalam industri pariwisata antara lain: a) Hotel dan restoran, b)Tour & travel, c) Transportasi, d) Pusat wisata dan sovenir, e) Bidang pendidikan kepariwisataan.

Suatu lokasi dijadikan obyek pariwisata (destinasi) menurut Spillane (1994: 63) karena memiliki lima unsur penting yaitu: Atraksi, Fasilitas, Infrastruktur, Transportasi, Keramahan masyarakat. Lebih lanjut menurut Kusudianto Hadinoto (1996:21), sebagai produk yang di jual di Pasar Wisata, pariwisata merupakan suatu campuran dari tiga komponen utama, yaitu;

d. atraksi dan destinasi e. fasilitas di destinasi f. aksesibilitas dari destinasi 3) Jenis - Jenis Pariwisata

James J. Spillane (1985:28) mengemukakan jenis-jenis pariwisata diantaranya sebagai berikut: Pariwisata Untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism), Pariwisata Untuk Rekreasi (Recreation Tourism), Pariwisata Untuk Kebudayaan (Cultural Tourism), Pariwisata Untuk Olah Raga (Sport Tourism).

4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pariwisata h. Lokasi

i. Sarana dan Prasarana Penunjang j. Partisipasi Masyarakat

k. Pengunjung (Wisatawan)

l. Promosi dan Informasi Pariwisata

c. Objek Wisata

Objek wisata merupakan tempat yang ramai dikunjungi oleh kebanyakan orang, didalamnya tersedia fasilitas, sarana dan prasarana, serta infrastruktur yang memadai.

Pengertian lebih lengkap tentang objek wisata dikemukakan oleh Yoeti, O (1996: 172) yang menjelaskan pengertian objek wisata biasanya lebih digunakan istilah “tourist attractions” yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi daerah tersebut. Dari arti tersebut, berarti objek wisata tidak lepas dari apa yang ditawarkan suatu tujuan wisata dan pariwisata akan sangat tergantung dengan daya tarik wisata.

Objek wisata sedianya harus mempunyai syarat-syarat untuk dapat dijadikan objek wisata, menurut Maryani (1991: 11) dengan penjelasannya, bahwa suatu objek wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat dalam pengembangan daerahnya, diantaranya:

6. What to see

Di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain, daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi buidaya yang dapat dijadikan “entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi pemandangan alam, kegiatan kesenian, dan atraksi wisata.

7. What to do

Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dipilih dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan nyaman tinggal lama di tempat itu.

8. What to buy

Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja, terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh guna dibawa pulang ke tempat asal. 9. What to arrived

Didalamnya termasuk aksesibilitas, bagaimana kita mengunjungi objek wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan, dan berapa lama sampai ke tempat tujuan wisata tersebut.

10. What to stay

Bagaimana wisatawan akan tinggal sementara selama dia berlibur di wisata itu. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang dan sebagainya.

d. Air Terjun

3) Definisi Air Terjun

Air terjun atau dalam bahasa sundanya “curug” mempunyai definisi yang beragam, air terjun dapat dikatakan pola aliran sungai berumpak-umpak seperti tangga yang dipengaruhi oleh kondisi topografi suatu wilayah. Air terjun merupakan aliran sungai yang jatuh dari ketinggian dan dibawahnya akan membentuk kolam yang sangat dalam akibat dari tergerusnya dasar kolam oleh tenaga jatuhan air tersebut secara terus menerus. Air terjun diketahui merupakan aliran air yang jatuh dari ketinggian suatu lembah dengan kecepatan tertentu.

Terbentuknya air terjun tidak terlepas oleh faktor alam dan kondisi geografi disetiap wilayah. Wood (1995: 4) menjelaskan bagaimana air terjun itu terbentuk, air terjun terjadi dimana ada lapisan batuan keras diatas lapisan batuan lunak dan batuan lunak tersebut mengalami erosi (terkikis) meninggalkan tebing batuan keras.

4) Macam-macam Air Terjun

Macam-macam air terjun ditentukan oleh jumlah air yang mengalir serta bentukan dari air terjun tersebut, berikut macam-macam air terjun:

4. Kaskada

Adalah kata yang menggambarkan air terjun dengan jumlah air yang tidak banyak atau serangkaian air terjun yang berturut-turut. Kaskada pula menggambarkan bentukan dari air terjun yang bertingkat-tingkat atau berumpak-umpak dengan jumlah air yang rendah sampai normal.

5. Katarak

Air terjun dengan jumlah air yang banyak dikenal dengan nama katarak, katarak digambarkan bentukan air terjun yang sangat rendah namun dengan jumlah air yang banyak.

6. Jeram

Tempat-tempat dimana dasar sungai menurun dengan curam atau menyempit, air mengalir lebih cepat daripada biasanya dan arusnya sangat deras.

e. Geografi Pariwisata

Santoso dalam Rachman (2013: 39) memberikan penjelasan bahwa geografi mempelajari aneka macam gejala di muka bumi dari sudut pandang kelingkungan, kewilayahan, atau keruangan. Karena itu lingkup kajian geografi pariwisata atau

kajian geografi tentang kepariwisataan menyangkut tinjauan dari salah satu sudut pandang tersebut atau kombinasinya, sekalipun tinjauan keruangan merupakan kajian pokok utamanya. Lebih jauh Santoso (2006) dalam Rachman (2013:40) menyatakan bahwa geografi yang menggunakan pendekatan analisis keruangan dapat menjelaskan lokasi sebaran (distribusi) karena antara lokasi dan sebaran dapat memberi informasi kondisi keruangan.

Burton (1995) dalam Rachman (2013: 37) menyebutkan 4 macam tipe wisatawan, diantaranya:

5. Wisatawan asing adalah seseorang yang mengunjungi sebuah negara (bukan tempat tinggal orang tersebut) untuk periode lebih dari 24 jam.

6. Ekskursionis adalah seseorang yang melakukan perjalanan untuk bersenang-senang dalam kurang dari 24 jam.

7. Pengunjung adalah seseorang yang mengunjungi sebuah negara (bukan tempat tinggal negara orang tersebut) untuk alasan apapun selain melakukan pekerjaan dalam negara yang dikunjungi (definisi OECD) mencakup orang yang melakukan perjalanan untuk bersenang-senang, bisnis, tujuan pendidikan dan religius.

8. Wisatawan domestik adalah seseorang yang melakukan perjalanan jauh dari rumah dengan jarak sekurang-kurangnya 75 km (searah) untuk bisnis, bersenang-senang, urusan pribadi atau tujuan lain kecuali perjalanan untuk bekerja, walaupun menetap bermalam atau kembali pada hari yang sama.

f. Sapta Pesona

Sapta pesona merupakan tujuh unsur pesona yang harus diwujudkan bagi terciptanya lingkungan yang kondusif dan ideal bagi berkembangnya kegiatan kepariwisataan di suatu tempat yang mendorong tumbuhnya minat wisatawan untuk berkunjung, (Rahim, 2012: 5). Rahim melanjutkan bahwa sapta pesona sebagai unsur penting dalam mendukung pengembangan destinasi pariwisata tentu tidak dapat terwujud secara otomatis tanpa adanya langkah dan upaya-upaya untuk merintis, menumbuhkan, mengembangkan, dan melaksanakan secara konsisten di destinasi pariwisata. Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan pesan serta masyarakat secara aktif dalam mengembangkan sadar wisata dan sapta pesona bersama-bersama dengan pemangku kepentingan terkait lainnya.

Menurut Richardson dan Fluker (2004: 48) mendefinisikan destinasi pariwisata sebagai ”A significant place visited on a trip, with some form of actual or perceived boundary. The basic geographic unit for the production of tourism statistic.”

Sementara itu, menurut Kusdianto (1996: 8) dalam Prasiasa (2013: 19) destinasi pariwisata dapat digolongkan berdasarkan ciri-ciri destinasi tersebut, yaitu sebagai berikut:

g. Destinasi sumber daya alam, seperti iklim, pantai, dan hutan.

h. Destinasi sumber daya budaya, seperti tempat bersejarah, museum, teater, dan masyarakat lokal.

i. Fasilitas rekreasi seperti taman hiburan.

j. Event, seperti pesta kesenian Bali, pesta Danau Toba, dan pasar malam. k. Aktivitas spesifik, seperti kasino di Genting Highland Malaysia.

l. Daya tarik psikologis, seperti petualangan, perjalanan romantis, dan keterpencilan.

Dalam suatu destinasi perlu adanya daya dukung untuk menarik para wisatawan untuk dapat berkunjung ke destinasi tersebut. Daya dukung tersebut ialah komponen-komponen pelayanan di destinasi pariwisata seperti yang dikemukakan oleh Prasiasa (2013: 23) yaitu sebagai berikut:

f. Atraksi destinasi

Atraksi pada suatu destinasi dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu aktraksi alam, atraksi budaya, dan atraksi buatan manusia. Atraksi alam berupa laut, pantai, gunung, danau, sungai, fauna langka, flora langka, kawasan lindung, cagar alam, dan pemandangan alam. Atraksi budaya dapat berupa upacara kelahiran, tari-tarian tradisional, musik tradisional, festival budaya, adat istiadat lokal, dan museum. Atraksi buatan manusia dapat berupa sarana dan fasilitas olahraga, permainan layangan, ketangkasan, taman rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan.

g. Fasilitas destinasi

Fasilitas destinasi merupakan komponen dari destinasi yang dapat membuat wisatawan memutuskan untuk tinggal di destinasi. Komponen tersebut dapat berupa akomodasi, restoran, serta pelayanan informasi.

Salah satu komponen penting dari destinasi adalah aksesibilitas atau kelancaran perpindahan seseorang dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Perpindahan tersebut bisa dalam jarak dekat, menengah, dan jauh.

i. Citra

Citra atau image terbentuk sedemikian rupa, sehingga dapat menjadi faktor pendorong bagi wisatawan untuk berwisata ke destinasi pariwisata. Untuk memperkuat citra sebuah destinasi pariwisata, perlu memperhatikan daya dukung seperti fisik, sosial budaya, ekonomi, dan prasarana.

j. Harga

Harga merupakan jumlah akumulatif biaya yang dibayar karena menikmati berbagai produk wisata selama perjalanan wisata. Harga yang dibayar bergantung pada kualitas produk wisata yang dikonsumsi selama berwisata ke destinasi pariwisata.

h. Pariwisata

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya mendefinisikan:

“Istilah pariwisata berasal dari bahasa sangsekerta terdiri dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, atau berputar-putar. Wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain”.

Berdasarkan Undang-undang RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa pariwisata adalah: “Berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerindah daerah”.

Pariwisata secara luas dapat didefinisikan (UU No. 10 Tahun 2009, Tentang Kepariwisataan; Ps. 1), mendefinisikan pariwisata adalah :

k) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara.

l) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

m) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.

n) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegitan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi dan multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat, sesame wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.

o) Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

p) Daerah tujuan pariwisata (destinasi) adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrative yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fisilitas pariwisata, aksessibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

q) Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

r) Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan pariwisata.

s) Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka mengahasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

t) Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumberdaya alam, daya dukung lingkungan hidup serta pertahanan dan keamanan.

Dengan demikian bahwa pariwisata merupakan segala bentuk dan macam jenis wisata dengan jumlah yang banyak dan didalamnya ada kegiatan segala aktifitas dari para wisatawan serta didukung oleh fasilitias sarana dan prasarana. i. Potensi Obyek Wisata

Pariwisata adalah perpindahan sementara orang-orang ke daerah tujuan di luar tempat kerja dan tempat tinggal sehari-harinya, kegiatan yang telah dilakukannya dan fasilitas yang digunakan ditujukan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Fandeli (1995: 47).

Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik

kepentingan sosial maupun kebudayaan. Pada umumnya tujuan utama wisatawan untuk berpariwisata adalah mendapat kesenangan, namun wisatawan moderen akhir-akhir ini selama perjalanan berpariwisata ingin memperoleh beberapa manfaat. Ada 2 (dua) faktor penting yang menetukan kepergian untuk berwisata yaitu:

3) Faktor pendorong

Faktor yang mendorong seseorang untuk berpariwisata adalah ingin terlepas (meskipun untuk sementara) dari kehidupan yang rutin setiap hari, lingkungan yang tercemar, kemacetan lalu lintas, dan kesibukan kota.

4) faktor penarik

Faktor ini berkaitan dengan adanya atraksi wisata di daerah atau di tempat tujuan wisata. Atraksi ini dapat berupa kemashuran akan obyek, tempat-tempat yang banyak diperbincangkan orang, serta sedang menjadi berita. Dorongan berkunjung ke tempat teman atau keluarga atau ingin menyaksikan kesenian serta pertandingan olahraga yang sedang berlangsung juga menjadi daya tarik di daerah tujuan wisata (Fandeli, 1995: 40).

Wahab dalam Musanef (1996: 10) mengemukakan bahwa pariwisata terdiri dari 3 unsur yaitu:

1. Manusia (man), adalah orang yang melakukan perjalanan wisata.

2. Ruang (space), adalah daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjalanan.

3. Waktu (time), adalah waktu yang digunakan selama perjalanan dan tinggal di daerah tujuan wisata.

Yoeti (1996: 172) mengemukakan bahwa: “obyek wisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu”. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa obyek wisata adalah potensi dari suatu daerah yang merupakan daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung. Dengan kata lain obyek wisata merupakan tempat yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan berpariwisata untuk mendapat kepuasan.

Suwantoro (1997: 18) menyebutkan bahwa obyek wisata itu antara lain: c. Keindahan alam (obyek wisata alam)

Obyek wisata alam ini mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.

Yang termasuk obyek wisata ini antara lain: candi, monument, art gallery dan lain-lain. Obyek wisata ini mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian dan nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa lampau. Namun pendapat lain menyebutkan bahwa obyek wisata dikelompokkan menjadi 3 jenis (Sammeng, 2001: 31), antara lain:

1. obyek wisata alam, misalnya: laut, pantai, gunung (berapi), flora -fauna (langka), kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam dan lain-lain.

Dokumen terkait