• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : PENUTUP

C. Saran

Dari kesimpulan diatas peneliti dapat memberikan sara atas penelitian yang telah dilakukan tentang Analisis Resepsi Masyarakat Semarang Terhadap Isu Politik Gerakan #2019GantiPresiden Di BBC.Com Pada Jamaah Maiyah Sinau bareng Cak Nun Semarang yang telah dilakukan, adapun saran-saran tersebut :

1. Saran Akademis

Setelah menyelesaikan penelitian ini, penulis sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan salah satu dari banyaknya penelitian mengenai analisis resepsi, sehingga penulis mengharapkan demi berkembangnya kajian ilmu komunikasi,

diharapkan ada penelitian lain sebagai pembanding dengan menggunakan teknik analisis dan metode lainnya. Penulis mengingatkan bahwa penelitian ini tidak bersifat final, jikan menggunakan informan dari latar belakang berbeda, tidak menutup kemungkinan hasil penelitiannya pun akan berbeda.

2. Saran Praktis

Adapun saran praktis yang dapat diberikan peneliti untuk seluruh pengguna media sosial agar lebh bijak lagi dalam menggunakannya.Agar tidak lagi terjadi konflik antar pendukung yang berbeda pilihan. Seperti yang kita tahu pemberitaan-pemberitaan isu politik sangat sensitif di kalangan masyarakat, sehingga dikhawatirkan akan terjadinya bentuk-bentuk konflik yang lebih besar lagi.

70

Burhan Bungin. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media Group

Deddy Mulyana. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Cetakan Ke-14. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hadi Ido Prijana. 2008. Penelitian Khalayak Dalam Perspektif reception Analysis dalam Jurnal Ilmiah SCRIPTURA. Vol.2, No.1. Januari 2008; 1-7. Surabaya: Universitas Kristen Petra

Hall, Stuart. 1986. Encoding/Decoding. dalam Stuart Hall, etall (ed). Culture, Media, Language. London: Hutchinhon &Co.

Ido Prijana Hadi. 2008. Penelitian Khalayak dalam perspektif Reception Analysis. Dalam Jurnal Ilmiah Scriptura. Vol. (2). No.1.

Miles, Rice dan Barr. 2008. New Media an Introduction3rd Edition ( Flew, 2008:2) Merupakan suatu JOM FISIP Vol. 5 1 April 2018 Saifuddin Azwar. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya

Soerjono Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media

Internet

https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-44429551 diakses tanggal 10 November 2019 Pukul 09.00 WIB

https://nasional.kompas.com/read/2018/08/28/08065821/pro-kontragerakan 2019gantipresiden-dan-bagaimana-menyikapinya diakses pada tanggal 30 November 2018 pukul 09.00 WIB

http://www.berkuliah.com/2014/12/mh-ainun-najib-cak-nun-tokoh-sastrawan-indonesia-dengan-sejuta-karya.html, diakses pada tanggal 2 Januari 2019

pukul 19.00 WIB

http://terinspirasikomunikasi.blogspot.com/2013/05/teori-untuk-new-media.html diakses pada tanggal 2 Januari 2019 pukul 19.00 WIB

http://mielhoneydew.blogspot.com/2012/05/analisis-resepsi.html diakses pada tanggal 2 Januari 2019 pukul 21.00 WIB

http://hapsarinarrative.blogspot.com/2011/12/analisis-resepsi.html diakses pada

tanggal 14 Januari 2019 pukul 18.00 WIB

https://portalislam123.blogspot.com/2018/05/ex-wartawan-senior-bbc-jangan

FIELD NOTE 1

A. DATA UMUM

Nama : Ihfan Saputro Nugroho

Alamat : Jl. WR. Supratman X No. 27 Gisikdrono Semarang Barat

Status : Informan 1 ( Koordinator )

Tempat Wawancara : 1. Jl. Simpang Lima, Pekunden, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah

2. Jl. WR. Supratman X No. 27 Gisikdrono

Semarang Barat Tanggal Wawancara : 8 Februari 2019

Waktu : Pukul 21.00 – 22.30 WIB

B. DESKRIPSI

Sebelum memulai sesi wawancara peneliti datang ke kegiatan Jamaah Maiyah Cak Nun Semarang pada hari Kamis, 31 Januari 2019 di Masjid Baiturrahman Semarang pukul 20.00 WIB. Pada saat itu peneliti bertemu dengan salah satu koordinator Jamaah Maiyah yaitu Ihfan Saputro Nugroho. Kemudian peneliti menyapa Ihfan dan sedikit bertanya tentang waktu bebas yang dimiliki Ihfan. Ihfan saat itu sedang memrapikan dan mengatur panggung yang akan digunakan Mbah Nun dan para personil Gambang Syafaat untuk mengisi kegiatan Maiyah, sembari meletakan mic di atas panggung Ihfan memberi

jawaban peneliti bahwa pada Jumat, 8 Februari 2019 Ihfan memiliki waktu luang jam 16.30 sampai pukul 21.00 di rumah Ihfan. Kemudian peneliti meminta nomor telepon Ihfan untuk dapat berkomunikasi lebih lanjut mengenai alamat rumah dan kepastian waktu luangnya jam berapa. Alamat rumah Ihfan akan di WA setelah menyelesaikan kegiatan Maiyah yang dilaksanakan pada malam itu di Masjid Baturrahman Semarang. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Ihfan atas waktu yang telah diberikan. Peneliti sedikit memberikan kesan candaan dengan meminta ijin kepada Ihfan akan mengikuti kegiatan Maiyah. Setelah kegiatan Maiyah hamper selesai peneliti pulang lebih awal sebelum kegiatan Maiyah belum benar-benar selesai. Pada saat peneliti pulang terlebih dahulu, di ujung pintu keluar ada Ihfan yang sedang berdiri untuk mengatur kelaur masuknya Jamaah yang barusan datang. Di sini peneliti menanyakan kembali kepada Ihfan bahwa janjian yang sudah ditentukan. Ihfan pun menjawabnya dengan singkat yang penting saling memberikan info.

Peneliti kembali mendatangi Ihfan pada Jumat, 8 Februari 2019. Peneliti datang langsung ke rumah Ihfan pada pukul 21.00 WIB seusai dari rumah Dwi Hastiti. Saat menemui Ihfan, dia sedang tidak ada kegiatan apapun dan suasana rumahnya juga sedang sepi karena keluarga dan keponakannya sedang ada acara lomba di pertigaan jalan gang rumahnya. Peneliti datang sedikit terlambat untuk datang dikarenakan harus melakukan wawancara terlebih dahulu di rumah Dwi. Bersama dengan Ihfan selaku coordinator Maiyah, peneliti menanyakan banyak hal mengenai kegiatan maiyah dan juga mengani

pendapatnya dalam hal politik tersebut. Terutama mengenai isu-isu politik yang bermunculan seperti #2019gantipresiden. Peneliti melakukan wawancara selama lebih dari satu jam. Pertanyaan pertama yang peneliti tanyakan merupakan pertanyaan umum seputar Biodata Ihfan sendiri, serta kesibukan Ihfan saat ini yang sedang sibuk mengurusi klinik yang baru dia buka bersama dengan temannya yaitu klinik hipnoterap, mengingat Ihfan merupaka seorang sarjana lulusan Psikologi yang ingin membuka klinik terapy untuk membantu orang-orang yang sedang banyak masalah hingga mengganggu kehidupan mereka hingga kehilangan akal sehat mereka. Ihfan juga menerima semua keluhan-keluhan pasien dengan menerima berbagai cerita kehidupan pasiennya. Pertanyaan berlanjut ke seputar kegiatan Maiyah yang dilaksanakan Ihfan selama ini, selaku coordinator jamaah maiyah Cak Nun. Ihfan selaku korrdinator merupaka orang yang paling utama mengatur jalannya kegiatan dari awal hingga selesai. Menurut Ihfan , selama dia menjadi anggota jamaah sekaligus coordinator maiyah, Ihfan tidak hanya melaksanakan kegiatan oengajian umum sengan jamaah dan masyarakat saja, namun Ihfan juga melaksanakan kegiatan dengan berbagai Komunitas mulai dari komunitas terekcil hingga kegiatan bareng dengan para Panser Biru Semarang yang kebetulan saat acara tersebut peneliti mengikutinya sebagai salah satu jamaah saat itu. Pertanyaan demi pertanyaan dijwab dengan baik oleh Ihfan. Di sela-sela wawancara, peneliti juga disuguhi beberapa sncak dan minuman yang dihidangkan oleh Ihfan di meja. Hingga peneliti bertanya tentang hal politik. Awalnya Ihfan menyukai politik karena baginya berbagai polemic yang terjadi

seputar politik sangat seru untuk dibahas namun untuk politik saat ini, Ihfan sedikit menghindar karena semakin tahun politik di Indonesia sendiri semakin ribet dengan berbagai upaya diantara anggotanya atau elit politik untuk saling berebut jabatan dan memperkaya diri masing-masing. Terutama mengenai isu politik yang bermunulan jelang pemilihan presiden di bulan April mendatang. Isu-isu politik tersebut bermunculan demi keuntungan beberapa pihak dan salah satu kubu belaka. Bahkan isu-isu yang bermunculan terutama #2019gantipresiden menimbulkan berbagai masalah terutama permusuhan antar mmasyarakat hingga perpecahan terjadi dimana-mana. Baginya hal tersebut tidak seharusnya terjadi. Menurut Ihfan sebaiknya hal tersebut tidak terjdai, apa sulitnya untuk saling menghargai satu sama lain daripada harus saling menjatuhkan dan menjelekkan hingga akirnya terjadi permusushan antar sesama tetangga sesama teman. Bagi Ihfan, dia lebih ingin bersikap netral dan salingmenghargai saja dari pada menimbulkan dosan dengan saling menjatuhkan satu sama lain. Menurutnya juga, Sinau Bareng Cak Nun juga tidak menerima adanya isu apapun apalagi isu yang sampai menimbulkan permusuhan di masyarakat. Jamaah lebih ke bersikap netral dan saling menghargai antar pilihan masing-masing. Setelah semuanya terjawab dan peneliti telah mendapat jawaban yang lengkap dan sesuai. Peneliti berterimakasih dan berpamitan untuk pulang karena waktu sudah mulai malam.

FIELD NOTE 2

C. DATA UMUM

Nama : Dwi Hastiti

Alamat : Jl. WR. Supratman X No. 39 Gisikdrono Semarang Barat

Status : Informan 2 ( Bendahara )

Tempat Wawancara : Jl. WR. Supratman X No. 39 Gisikdrono Semarang Barat

Tanggal Wawancara : 8 Februari 2019

Waktu : Pukul 19.00 – 20.30 WIB

D. DESKRIPSI

Pada tanggal 31 Januari 2019, peneliti menghadiri acara Maiyah Cak Nun di Masjid Baiturrahman Simpang Lima Semarang pada malam hari tepatnya pada jam 20.00 WIB. Dalam acara tersebut penelit ingin mengetahui bagaimana acara maiyah berlangsung sekaligus menemui para informan yang akan peneliti wawancarai di lain hari. Dalma acara tersebut, peneliti menemui koordinator maiyah yang salah duanya merupakan coordinator utama atau sebagai coordinator acara maiyah dimana pun diadakan dan diselenggarakan. Awal mulanya pemeliti tidak langsung melakukan wawancara di tempat diselenggarakannya acara tersebut. Peneliti hanya sedikit ngobrol dan berkenalan serta meminta nomor handphone yang dapat peneliti hubungi ketika akan melakukan wawancara di rumah masing-masing informan. Tidak

hanya itu, peneliti juga sedikit berbagi cerita mengenai acara saat itu di Masjid Baiturrahman. Disitu peneliti mekihat beberapa coordinator acara sedang melakukan kegiatan berjualan snack dan berbagai makanan ringan lainnya. Peneliti juga melihat beberapa pakaian bekas di kardus-kardus yang dikumpulkan disitu. Saat peneliti tanyakan , ternyata pakain tersebut merupakan pakaian layak pakai yang memang sengaja dikumpulkan unutk nantinya disumbangkan ke beberapa panti asuhan di berbagai kota. Pengurusnya sendiri merupakan Dwi Hastiti yang merupakan informan kedua dalam penelitian ini. Saat itu dwi seddang membantu informan pertama yaitu Ihfan dalam berjualan snack. Beberapa hari setelah acara selesai, peneliti menghubungi para informan untuk melakukan wawancara di rumah masing-masing. Saat itu para informan menyetujui untuk melakukan wawancara pada hari jumat, 8 Januari 2019 pukul 19.00 dan 20.00 di rumah masing-masing informan. Peneliti melakukan wawancara di rumah Dwi pada pukul 19.0 WIB d rumahnya. Saat di temui, dwi sedang membantu ibunya menyiapkan pesanan catering. Peneliti sebelumnya permisi untuk meminta waktu Dwi sebente=ar untuk melakukan wawancara dan peneliti melakukan wawancara selama kurang lebih 1,5 jam lamanya untuk mendapatkan informasi yang lengkap. Diawal wawancara, peneliti mengajukan pertanyaan yang umum ditanyakan di awal yaitu seputar biodata dwi dan juga kegiatan yang sedang sibuk dilakukan saat ini. Saat ditanya mengenai politik, Dwi awalnya memang tidak suka dengan dunia perpolitikan, namun dwi sempat tersulut emosinya manakala disaat seperti ini sat menjelang pemilihan presiden,

banyak isu bermunculan yang membuat teman-temannya saling serang dan menjatuhkan satu sama lain di berbagai media sosial terutama Whatsapp dan Instagram. Dwi sempat terpancing emosi dengan menanggapi hal tersebut hingga dirinya harus bertengakr dengan temannya hanya demi mempertahankan pilihannya masing-masing. Setelah kejadian terebut, dwi mulai sadar bahwa untuk apa menanggapi hal yang tidak penting dan tidak sehrusnya dia tanggapi. Karena hanya akan membuat masalah dan benar terjadi masalah antara dia dengan temannya. Setalhnya dwi hanya berpesan agar lebih ke saling menghargai saja ketimbang ikut manggapi dan terpancing emosinya hingga harus bermusuhan dan bertengkar dengan sesame teman. Setelah peneliti menanyakan semuanya. Maka peneliti mengucapkan terimakasih dan berpamitan untuk pulang.

FIELD NOTE 3

E. DATA UMUM

Nama : Septian Nugroho

Alamat : Jl. Kuncen No. 38, Mijen

Status : Informan 3 ( Jamaah )

Tempat Wawancara : Jl. Kuncen No. 38, Mijen Tanggal Wawancara : 15 Februari 2019

Waktu : Pukul 18.00 – 19.30 WIB

F. DESKRIPSI

Pada tanggal 15 Februari 2019, peneliti mendatangi rumah informan kedua untuk melakukan wawancara. Saat peneliti datang, informan ketiga Septian sedang bermain dengan anaknya yang masih kecil berumur 7 bulan. Peneliti meminta ijin meminta waktunya untuk melakukan wawancara terkait penelitian peneliti. Dalam hal tersebut, Septian menanggapi dengan baik dan bersedia untuk menjawab apapun sesuai dengan keyakinannya. Septian merupakan anggota jamaah maiyah Sinau Bareng Cak nun di Semarang. Sebelum menikha, septian sering sekali mengikuti kegiatan Maiyah kemana-mana hingga keluar kota sekalipun. Namun setelah menikah, septian sudah jarang mengikuti kegiatan Maiyah kecuali kegiatan yang dilakukan di Semarang sendiri. Pertama-tama, peneliti bertanya mengenai bagaimana saja kegiatan maiyah yang selama ini septian ikuti. Bagi septian, kegiatan maiyah cak nun merupakan kegiatan yang sangat positif dan dapat membentuk

pribadi septian menjadi lebih baik lagi. Lalu pada pertanyaan kedua, peneliti bertanya mengenai sejak kapan dia bergabung sebagai jamaah. Septian menyatakan bahwa dirinya bergabung sebagai jamaah sudah sejak 5 tahun lamanya. Bagi septian, kegiatan maiyah tidak hanya kegiatan pengajian biasa, namun terkadang juga maiyah diisi oleh kegiatan komunitas seperti kegiatan dengan PSIS. Ketika peneliti bertanya jauh tentang politik terutama tentang isu politik #2019gantipresiden yang diberitakan di BBC.com, maka septian hanya menyatakan bahwa dia tidak suka dengan adanya hal tersebut. Baginya hal tersebut hanya akan membuat permasalahan dan perpecahan semata, tidak lebih. Karena isu tersebut diguanakn sebagai kampanye politik yang hanya akan memancing emosi masyarakat untuk saling menjelekkan dan saling menjatuhkan satu sama lain. Septian lebih ke pemikiran dan alternative lain dalam melakukan kampanye tanpa menimbulkan keributan seperti itu. Seperti halnya septian menegaskan bahwa lebih baik memanfaatkan moment terbaik di debat pilres untuk mendapatkan simpati dan hati masyarakat calon pemilih dari pada harus membuat isu-isu yang akan menjatuhkan salah satu pasangan calon dan menimbulkan perpecahan serta permusuhan di berbagai wilayah di masyarakat. Intinya disini, septian tidak menghendaki adanya isu-isu politik yang bermunculan apalagi untuk sekedar membuat perpecahan antar masyarakat. Diakhir wawancara peneliti dengan informan ketiga Septian, peneliti mengucapkan terimakasih karena septian telah bersedia meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara dengan peneliti demi kepentingan

selsainya penelitian yang dilakukan peneliti sekaligus peneliti berpamitan kepada Septian dan juga keluarga yang telah direpotkan oleh peneliti.

Dokumen terkait