BAB V PENUTUP
B. Saran-saran
1. Dalam al-Qur‟an mengandung 114 surat. Maka, jangan hanya terfokus pada satu surat saja.
2. Dalam Al-Qur‟ân terdapat banyak ayat-ayat mengenai persoalan agama dan kisah. Tujuan utama dari kisah yang terdapat di dalamnya adalah agar manusia dapat mengambil pelajaran, karena kisah-kisah tersebut sarat dengan petunjuk.
3. Kepada peneliti yang tertarik untuk membahas tentang ayat ini, agar bisa membahas lebih lengkap dan dalam lagi, karena dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahan.
4. Perbedaan muncul disebabkan oleh perbedaan interpretasi teks yang seharusnya disikapi penuh toleransi. Oleh karena itu bagi yang mempunyai sudut pandang lain dalam penelitian ini, dianjurkan untuk melakukan penelitian yang sama dengan mengemukakan argumentasi secara akademik.
2 Lihat HM. Attamimy,
Ghadîr Khum: Suksesi pasca wafatnya Nabi saw., (Yogyakarta:
90
5. Penelitian terhadap tokoh Rasyîd Ridâ dan Tabataba’i sudah banyak dilakukan, namun masih banyak ruang untuk dikaji dan diteliti. Oleh karena itu, peneliti sarankan supaya pengkaji tafsir al-Qur‟ân semakin mengembangkan kajiannya untuk menambah khasanah keilmuan Islam dan menjadikan al-Qur‟ân semakin praktis dan mudah dipahami bagi para pembacanya.
6. Penulis berharap ada yang meneliti tentang sebab turunnya ayat ini berdasarkan kajian riwayat mengacu pada ‘ulum al-Hadis. karena dengan
itu bisa diketahui dengan jelas riwayat yang shahih, bukan sekedar kutipan
91
DAFTAR PUSTAKA
A. Athaillah, Rasyid Ridha: Konsep Teologi dalam Tafsir Al-Manar, Jakarta:
Erlangga, 2006
al-Baihaqi, Abu Bakr Ahmad bin al Husain bin Ali, Sunan Al-Kubra lil-Baihaqi,
Beirut: Dar el-Fikr, 1996
Abidin, Ali Zainal Abidin, Identitas Mazhab Syiah, Jakarta: Ilya, 2004
al-Dzahabi, Muhammad Husein, Al-Tafsir wa Al-Mufassirun, Kairo: Dar al-Kutub
al-haditsah, Jilid III, 1968
al-Suyûti, Jalâluddin, al-Durr al-Mantsûr fî Tafsîr al-Ma’tsûr, Beirut: Dar al-
Kutub Ilmiyyah, Juz II, 1990
Digital Islamic Library Project, Ensyclopedia of Shia, diterjemahkan oleh Rofiq
Suhud dkk dengan judul Antologi Islam, Jakarta: Al-Huda, cet ke II, 2005
Haykal, Muhammad, Hayât Muhammad, diterjemahkan oleh Ali Audah dengan
judul Sejarah Hidup Muhammad Jakarta: Pustaka Jaya, 1979
HM. Attamimy, Ghadîr Khum: Suksesi pasca wafatnya Nabi saw., Yogyakarta:
Aynat Publishing, 2010
Ismail, Nurjannah, Perempuan dalam Pasungan, Yogyakarta: LKIS, 2003
Iyazi, Muhammad Ali, al-Mufassirun Hayatuhum wa Manhajuhum, Teheran:
Wazarah al-Tsaqofah wa al-Irsyad al-Islam
Mufradi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta: Logos, 1997
Muhaimin, Pembaharuan Islam Refleksi Pemikiran Rasyid Ridha dan Tokoh- tokoh Muhamadiyah, Cirebon: Pustaka Dinamika, 2000
Ridho, Muhammad Rasyid, Tafsir al-Qur’an al-Hakim al-Syahiir bi Tafsir al- Manar, Beirut: Dar al-Ma’rifah,
Ridwan, Kufrawi (ed), Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, Cet.
ke III, 1994
al- Syak’ah, Mustofa, Al-Islam bi la Mazahib, diterjemahkan oleh A. M.
Basalamah dengan judul Islam Tidak Bermazhab, Jakarta: Gema Insani
92
Shadr, Muhammad Baqir, Kemelut Kepemimpinan Setelah Rasul, Jakarta: As-
Sajjad, 1990
Shihab, M. Quraish, Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah?, Jakarta:
Lentera Hati, 2007
________________, Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
Vol. 3, Jakarta: Lentera Hati, 2007
________________, Rasionalitas Al-Qur’an: Studi Kritis atas Tafsir Al-Manar
Jakarta: Lentera Hati, cet II, 2007
Siradj, Said Aqil, Ahlussunnah Wal Jamaah: Sebuah Kritik Historis, Jakarta:
Pustaka Cendekia Muda, 2008
Syariati, Ali, Islam Mazhab Pemikiran dan Aksi, Jakarta: Mizan, 1995
Al-Thabathaba’i, Muhammad Husain, Al-Mizan Fi Tafsir Al-Qur’an, Teheran:
Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1392 H
________________, Tafsir Al-Mizan; Mengupas Ayat-ayat Kepemimpinan, pen. Syamsuri Rifa’i, Jakarta: CV. Firdaus, 1991
________________, Tafsir al-Mizan; Mengupas Surat Al-Fatihah, pen. Syamsuri Rifa’i, Jakarta: CV. Firdaus, 1991
________________, Inilah Islam; Upaya Memahami Seluruh Konsep Islam Secara Mudah, Bandung: Pustaka Hidayah, 1996
93
Lampiran
KLASIFIKASI RIWAYAT SEBAB TURUN SURAT AL-MÂIDAH AYAT 67
No Riwayat
Rasyîd Rida (Tafsir al-Manâr)
Tabatabâ’i
(Tafsir al-Mizân)
Disebutkan Alasan Disebutkan Alasan
1.
penjelasannya lebih Rasyîd Ridâ dalam sependapat denganyang mengatakan bahwa ayat ini turun
pada permulaan Islam yaitu untuk
Ahli Kitab sebagaimana pendapat ulama tafsir al-Ma’tsûr.
Beliau menyatakan bahwa apabila ayat ini tidak menyangkut
masalah Ahli Kitab maka tidak sesuai
dengan ayat setelahnya, yaitu dengan pengertian bahwa Allah berkata: “Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu tentang perkara Ahli Kitab
dan jika kamu bertanya apa yang harus disampaikan
maka jawablah
“Katakanlah: "Hai ahli Kitab, kamu
tidak dipandang beragama sedikitpun
hingga kamu menegakkan ajaran-
menyebutkan Tabataba’i riwayat ini, tetapibeliau menolaknya
karena menurutnya ayat ini tidak berkaitan
dengan kisah tersebut. Beliau hanya membahas apa yang disebutkan oleh Rasyid Rida dalam tafsirnya.
94
.
ajaran Taurat, Injil, dan al-Qur’an yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu"... .”
2.
mendukung Rasyid ridaargumennya dengan menyebutkan apa
yang sudah disampaikan oleh para ahli tafsir yang
mengutip riwayat secara turun-
menurun.
menolak riwayat Tabataba’i ini dengan alasan riwayat ini turun dipertengahan waktu Nabi Sawtinggal di Makkah, maka
hal ini tidak relevan dengan makna ayat ini.
3.
-
Salah satu riwayat yang digunakanTabataba’i
sebagai dalil kuat tentang sebab turun ayat ini, dan juga diriwayatkan
95
juga dalam kitab
Nuzul al-Qur’an
oleh al-Hafizh Abu Naim bersanad pada Ali
bin Amir dari Abu al-hajjaf dari
al-A’masy dari
Athiyah.
4.
-
menolak riwayat Tabataba’iini karena tidak relevan dengan ayat. 5.
-
TaMenurut bataba’i riwayat ini tertolak, riwayat ini di Makkah padahal secara lahiriah ayat ini96