• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran

1. Untuk meningkatkan daya dukung habitat padang penggembalaan sebagai salah satu teknik pengelolaan populasi dan konflik konservasi banteng disarankan untuk menanam jenis-jenis rumput lokal yang potensial dan

disukai banteng seperti kolonjono (Hierochloe horsfieldi Max.), paitan

(Paspalum conjugatum Berg.), grinting (Paspalumlongipolia Roxb), lamuran (Andropogon coricocus L.) dan putian (Andropogon pertutus L).

2. Peningkatan sosial ekonomi masyarakat sebagai upaya pencegahan konflik

dalam konservasi banteng dan taman nasional, perlu dilakukan peningkatan produktivitas lahan yang dikelola masyarakat sekitar TN. Peningkatan produktivitas lahan melalui pemupukan dan pemeliharaan tanaman, pemilihan jenis komoditas bernilai ekonomi seperti kemiri, kedawung, petai, cabe jawa, durian, nangka, kacang hijau dan kacang kedelai yang didukung oleh kelembagaan kolaboratif dalam hal pengolahan hasil pasca panen dan pemasaran.

3. Perlu segera membangun dan meningkatkan kelembagaan kolaboratif pembinaan habitat, pengembangan tanaman obat dan buah melalui SK KBTN, MOU dan aturan kelompok masyarakat. Pengembangan penangkaran banteng melalui SK Dirjen PHKA, MOU dan kesepakatan dengan

stakeholders; pengembangan ekowisata melalui SK KBTN, SK Direksi Perkebunan, SK Direksi Perum Perhutani dan MOU.

4. Dalam membangun kelembagaan kolaboratif , para pihak harus melakukan kegiatan pokoknya yaitu mengatasi konflik konservasi banteng sesuai aturan yang disepakati serta melakukan sosialisasi kegiatannya kepada pihak lain yang menaruh perhatian terhadap konservasi banteng. Sosialisai harus dilakukan secara intensif untuk meningkatkan persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap konservasi banteng.

Alikodra HS. 1979. Dasar-dasar Pengelolaan Margasatwa. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Alikodra HS. 1983. Ekologi Banteng (Bos javanicus) di Taman Nasional Ujung Kulon [disertasi]. Fakultas Pascasarjana IPB. Bogor.

Alikodra HS. 1987. Manfaat Taman Nasional Bagi Masyarakat di Sekitarnya. Media konservasi I (3):13-20.

Alikodra HS. 1990. Pengelolaan Satwaliar Jilid 1. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Alikodra HS. 2009. Manajemen Konflik Konservasi Sumberdaya Alam Dan Lingkungan. Bahan Kuliah SECEM. Pusdiklat Bogor.

Alikodra HS. 2010. Teknik Pengelolaan Satwaliar Dalam Rangka Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Institut Pertanian Bogor Press.

Alikodra HS. 2011. Konservasi Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Suatu Upaya untuk Menyelamatkan Bumi dari Kerusakan.

Adhawati SS. 1997. Analisis Ekonomi Pemanfaatan Lahan Pertanian Dataran Tinggi di Desa Parigi (Hulu DAS Malino) Kabupaten Goa [tesis] . Program Pascasarjana Universitas Hasanudin. Makasar.

Anonimous. 2006. Ekologi dan Konservasi Banteng Di Taman Nasional Meru Betiri. Laporan Tahunan Penelitian Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam. Bogor. Tidak dipublikasikan.

Anonimous. 2002. The Use of Economic Valuation for Protected area Management in The Lower Mekong : A review of lessons and experience :22pp

Anggorodi R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Jakarta.

Awang AS. (2006). Tiga Puluh Lima Persen Masyarakat Sekitar Hutan Miskin. http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2006/08/19/brk.20060819-

82218.id.html. Diakses 9 Agustus 2010.

BTNGP (Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango). 2001. Menuju Pengelolaan Partisipatif dan Kolaboratif.

BTNAP (Balai Taman Nasional Alas Purwo). 2005. Rencana Stratejik Taman Nasional Alas Purwo 2005 – 2009. Direktorat Jenderal Pelestarian Hutan Konservasi Alam.

BTNMB (Balai Taman Nasional Meru Betiri). 2007. Inventarisasi Populasi Banteng . Balai Taman Nasional Meru Betiri, Jember.

BTNMB (Balai Taman Nasional Meru Betiri). 2009. Identifikasi dan Inventarisasi Banteng Terpadu 3 SPTN. Balai Taman Nasional Meru Betiri. Jember

BTNAP (Balai Taman Nasional Alas Purwo) 2006. www.ultimate.ungulate.com. Diakses 24 Februari 2012.

Bismark M, Garsetiasih R, Iskandar S, Subiandono E, Sawitri R dan Heriyanto .NM. 2003. Daya Dukung Habitat Sebagai Parameter Dominan Dalam Pengelolaan Populasi Satwaliar Di Alam. Paket Teknologi. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam . Bogor

Bismark M. 2008. Biologi Konservasi Bekantan (Nasalis larvatus Wurmb.) Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta.

Borrini-Feyerabend G. 1996. Collaboratif Management of Protected Areas : Tailoring the Approach to the Context . Issues in Social Policy. IUCN. Gland Switzerland.

Borrini-Feyerabend G, Farvar MT, Nguinguiri JC, Ndangang VA. 2000. Co- Managementof Natural Resources : Organising, Negotiating and Learning by-Doing. GTZ Germany and IUCN Regional Office for Central Afrika (ROCA). http://www.mekonginfo.org/assets/midocs/0002162-

environment-co-management-of-natural-resources-organising-negotiating- and-learning-by-doing.pdf. Diakses 19 Desember 2010.

(BPS) Biro Pusat Statistik Indonesia. 2007. Tingkat Kemiskinan di Indonesia tahun 2007. Berita Resmi Statistik No .38/07/Th.X, 2 Juli 2007.

(BPS) Biro Pusat Statistik Indonesia. 2010. Statistik Indonesia.

Bungin B. 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi , Ekonomi, Kebijakan Publik, dam Ilmu Sosial lainnya. Kencana Prenada Media Group Jakarta.

Brown AJ. 2002. Collaborative Governance versus Constitutional Politics: Decicion Rules for Sustainability from Australia’s South East Queenland Forest Agreement [journal]. Environmental Science & Policy 5:19-32. Bowen GA. 2005. Local Level Stakeholder Collaboration : A Substantive Theory

of Community Driven Development . Journal of Community Development Society 36(2):73-87.

Castro AP, Nielson E.2001. Indigenous People and Co-management : implication for conflict management [journal]. Environmental Science & Policy 4:229- 239.

Claridge G. dan O’Callaghan B.1995. Community Involvement in Wetland Management : Lesson from the field. Incorporating the Proceedings of Workshop 3: Wetlands, Local People and Development of International Conference on Wetlands and Development. Kuala Lumpur, Malaysia. 9 – 13 October 1995.

Conley A, Moote A. 2001. Colaborative Conservation in Theory and Pratice : A Literature Review. Udall Centre for Studies in Public Policy. University of Arizona. Tuscon Arizona.

Dashman RF. 1964. Wildlife Biology. John Wiley & Sons Inc. New York. London. Sydney. pp 55-70.

Dashman RF. 1981. Wildlife Biology. John Wiley & Sons Inc. New York.

Durand, M. and Kawashima R. 1980. Infuence of minerals in rumen microbial digestion, p.375-408. In : Digestive Physiology and Metabolism in

Ruminant (Y. Ruckebusch and P.Thivend eds.) MIP Press Limited, Lancaster, England.

Dunn WM. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi Kedua. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Departemen Kehutanan. 1990. Undang-Undang Nomor 5, Tahun 1990. Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwaliar. Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta : 88 hlm.

Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang pemanfaatann jenis tumbuhan dan satwaliar. Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta : 88 hlm. Departemen Kehutanan. 2008. Peraturan Menteri Kehutanan No P.48/Menhut-

II/2008 tentang Penanggulangan Konflik Manusia dan Satwaliar.

Departemen Kehutanan. 2006. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.56/ Menhut- II/2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional.

Departemen Kehutanan. 2004. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.19/Menhut- II/2004 tentang Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

DFID (UK Department for International Development). 2001. DFID Sustainable Livelihoods Guidance Sheets, London, DFID.

Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2007. Buku Informasi 50 Taman Nasional di Indonesia. Departemen Kehutanan, Jakarta.

Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2004. Analisa Standar Minimal Pengelolaan Kawasan Konservasi. Laporan Akhir. Direktorat PHKA. Departemen Kehutanan, Jakarta.

Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. 2010. Planologi Kehutanan Tahun 2009. Kementerian Kehutanan, Jakarta.

Dixon JA. 1998. Teknik Penilaian Ekonomi Terhadap Lingkungan. Terjemahan UGM Press. Yogyakarta.

Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. 2009. Pedoman Pembangunan Model DAS Mikro (MDM). Kementerian Kehutanan, Jakarta.

Djuwantoko. 1986. Pemanfaatan Satwaliar di Hutan Tanaman Industri. Makalah Seminar. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Fennel DA. 1999. Ecotourism : An Introduction. New York : Routledge.

Fisher RJ, Ludin S, Williams S, . Abdi ID dan Smith R. 2001. Mengelola Konflik Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak (Edisi Bahasa Indonesia). SMK Grafika Desa Putra. Jakarta.

Fisher RJ. 1995. Collaborative Management of Forest for Conservation and Development. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) and World Wide Fund For Nature (WWF).

Furze B, Lacy TD and Birckhead J. 1997. Culture, Conservation and Biodiversity. Chichester : John Wiley & Sons.

Heriyanto NM, Garsetiasih R dan Subiandono E.2006. Pemanfaatan Sumberdaya Hutan oleh Masyarakat Lokal di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 3(3):297- 308.

Heriyanto NM. 2007. Keanekaragaman Jenis Pohon yang Berpotensi Obat di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan konservasi Alam 3(1):55-64.

Heriyanto NM, dan Muhktar AS. 2011. Kerugian Masyarakat Akibat Gangguan Satwaliar Di Sekitar Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 8(1):55-63.

Hibbard M and Tang CC. 2004. Sustainable Community Development: A Social Approach from Vietnam. Journal of Community Development Society 35 (2):87-104.

Hoogerwerf. 1970. Ujung Kulon, The Land of The Last Javan Rhinoceros. E. J Brill. Leaden. ( IUCN ). International Union for th Conservation of Nature and Natural Resources. 2006. IUCN Red List of Threatened Species. http://redlist.org/search/details.php?species= 2888. Diakses 25 September 2010.

Hermawan TT, Affianto A, Susanti A, Soraya E, Wardhana W dan Riyanto S. 2005. Pemanfaatan Ruang dan Lahan di Taman Nasional Gunung Ciremai. Suatu Rancangan Model. Pustaka Latin. Bogor.

Indrawan M., Primack RB, Suprianto.J. 2007. Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

(IUCN) International Union for Conservation of Nature and Natural resources, 1994. Guidelines for Protected Area Management Categories, IUCN and The Word Conservation Monitoring Centre, Gland, Switzerland and Cambridge.UK.

(IUCN) International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. 1997. Indigenous Peoples and Sustainability, IUCN Inter Commission Task Force on Indigenous Peoples, Gland –Switzerland.

(IUCN) International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. The World Conservation Union. 2006. IUCN Red List of Threatened Species. http://www.redlist.org. Diakses tanggal 13 Juli 2011.

Jum C and Oyono PR. 2005. Building Collaboration through Action Research: the case of Ottotomo Forest Reserve in Cameroon [journal]. International Forestry Review 7(1):37-43.

Karyono OK. 2005. Dampak Pengelolaan Taman Nasional terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Hutan (Study Kasus Taman Nasional Gunung Halimun Sukabumi Jawa Barat). Info Sosial Ekonomi 5(1):9-23.

Kartawinata K, Soenarko S, Tantra IGM dan Samingan T. 1976. Pedoman Inventarisasi Flora dan Ekosistem. Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam, Bogor.

Knight M, Tighe S. 2003. Koleksi Dokumen Proyek Pesisir 1997-2003 Coastal Resources Center, University of Rhode Island. Narragansett, Rhode Island, USA.

Komarudin H. 1993. Dietary Overlap Rusa, Banteng dan Kerbau Liar dengan Analisis Kotoran. FONC Project Communication. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Kuswanda W. 2005. Analisis Karakteristik dan Pengelolaan Populasi Banteng (Bos Javanicus d’Alton 1832) Di Padang Penggembalaan Cidaon, Taman Nasional Ujung Kulon. Buletin Info Hutan Pusat Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 2(3):193-204.

Kuswanda W, Mukhtar AS. 2006. Strategi Pengembangan Kelembagaan Zona Penyangga Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 3(5):491-504.

Lay Q. 2003. Community Participation in the Management of Nature Reserves: experiences and lessons from China. Journal Unisylva 214/215, 54:51-58. Mantra IB. 2000. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. P.T. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Malik I, Wijardjo B, Fauzi N, dan Royo A. 2003. Menyeimbangkan Kekuatan :Pilihan Strategi Menyelesaikan Konflik atas Sumberdaya Alam. Yayasan Kemala. Jakarta.

MacKinnon J.K, MacKinnon , Child G, Thorsell J. 1993. Pengelolaan kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

McIlroy R.J. 1964. An Introduction to Tropical Grassland Husbandry. Oxford Univ. Press. Diterjemahkan Soesetyo, S. 1977. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradnya Paramita. Jakarta. 169 p.

McIlroy RJ. 1977. Pengantar Budidaya padang rumput Tropika. Pradnya Paramita. Jakarta.

Moffatt I and Hanley N. 2001. Modelling Sustainable Development : Systems Dynamic and Input-Output Approaches. Journal Environmental Modelling and Software 16:545-557.

Moen AN. 1973. Wildlife Ecology. An Analitycal Approach, Cornell University, W.H, Freaman and Company, San Francisco.

Munasinghe M. 1993. Environmental Economics and Sustainable Development. World Bank Environmental Paper No.3. The World Bank, Washington DC, Washington.

Mufti LT. 2009. Penilaian Ekonomi Sumberdaya Hutan Mangrove di Pesisir Pulau Kaledupa Kabupaten Wakatobi. [tesis]. Sekolah Pascasarjana, Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Surabaya.

Murdyatmaka W. 2008. Analisis Spasial Homerange Banteng (Bos javanicus) Di Luar Kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Balai Taman Nasional Alas Purwo.

National Round Table on the Environment and the Economy (NRTEE). 1999. Sustainable Strategies for Oceans : Co-Management Guide. Canada. Nikijuluw VPH. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Pusat

Pemberdayaan dan Pembangunan Regional. PT. Pustaka Cidesindo. Jakarta.

Njaya F. 2007. Governance Challenges for the Implementation of Fisheries Co- Management : Experiences from Malawi. International Journal of the Commons 1(1):137- 153.

Nugroho RA. 2002. Studi Pakan Banteng dengan Metode Analisis Kotoran di Padang Penggembalan Sadengan Taman Nasional Alas Purwo. Skripsi. Program Studi Biologi Fakultas Biologi Universitas Atmajaya. Yogyakarta.

Nyhus P, Tilson R. 2004. Agroforestry, elephants, and tigers : balancing conservation theory and practice in human-dominated landscapes of Southeast Asia. Journal Agriculture, Ecosystems and Environment 104: 87-97.

Pairah. 2007. Tumpang Tindih Relung Ekologis Banteng (Bos javanicus d’Alton 1832) dan Rusa Timor (Rusa timorensis, Blainville 1822) di Padang Penggembalaan Sadengan, Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur [tesis]. Program Studi Ilmu Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Purwanti F, Alikodra HS, Basuni S, Soedharma D. 2008. Pengembangan Co-

Management Taman Nasional Karimunjawa. Jurnal Ilmu Kelautan

13(3):159 –166.

Pudyatmoko S, Djuwantoko, Sabarno S. 2007. Evidence of Banteng (Bos javanicus) Decline in Baluran National Park, Indonesia. Journal of Biological Sciences 7(6):854-859.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

Pleffer M.J, Schelhas JW, Leyla DA. 2001. Forest Conservation, Value Conflict, and Interest formation in Honduras National Park [journal]. Rural Sosiology 66(3):382-402.

Primack RB, Supriatna J, Indrawan M dan Kramadibrata P. 1998. Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Purnomo H. 2005. Teori Sistem Komplek, Pemodelan, dan Simulasi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Purwanti R. 2007. Pendapatan Petani Dataran Tinggi Sub DAS Malino Studi Kasus Kelurahan Gantarang Kabupaten Gowa. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan 4(3): 257-269.

Pomeroy RS, Katon BM, Harkes I. 2001. Condition Affecting the Success of Fisheries Co-management : Lessons from Asia [journal]. Marine Policy 25:197-208.

Rangkuti F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Reorientasi konsep perencanaan strategis untuk menghadapi abad 21. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Rodgers W.A, Nabanyumya R., Mupada E, Persha L. 2002. Community Conservation of Closed Forest Biodiversity in East Africa: can it work ?. Journal Unysilva 209, 53:41-47.

Reed MS, Graves A, Dandy N, Posthumus H, Hubacek K, Morris J, Prell C, Quinn CH, Stringer LC. 2009. Who’s in and why ? A typology of stakeholder analysis methods for natural resource management. Journal of Environmental Management 30 (2009) 1-17.

Reksohadiprojo S. 1982. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta .

Rukman D. 2009. Pembangunan Taman Nasional Kayan Mentarang. Laporan Lokakarya Pengelolaan Kolaboratif Sumberdaya Alam [prosiding]. Kerjasama Fakultas Ekologi Manusia IPB, WWF dan GTZ. Hlm 13-27. Sekartjakrarini S. 2003. Pengelolaan dan Pengembangan Eco-tourism di Taman

Nasional. Makalah Seminar dan Lokakarya Pengembangan Model Pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun. LIPI-JICA-BTNGH. Bogor.

Suharti S. 2004. Implementasi Sosial Forestry Dalam Rangka Rehabilitasi Lahan di Taman Nasional Meru Betiri- Jawa Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 1(3):345-355.

Somerville P. 1998. “Explanations of Social Exclusion : where does housing fit in?” [journal]. Housing Study 13(6):761-780.

Suratmo FG. 1980. Pengertian Dasar Taman Nasional. Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor.

Soerianegara, I dan Indrawan A. 1982. Ekologi Hutan Indonesia, Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Suporahardjo, 2005. Manajemen Kolaborasi: Memahami Pluralisme Membangun Konsensus. Pustaka Latin. Bogor.

Siubelan H, Garsetiasih R. 2003. Control of Invasive Species (Acacia Nilotica) in Baluran Nasional Park. Paper presented in Conference of The Asia Pacific Forest Invasive Species in Kunming-China.

Slamet Y. 2008. Metode Penelitian Sosial. Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press) Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Saharia. 2009. Konsep Pengembangan Co-Management Untuk Melestarikan Taman Nasional Lore Lindu. [disertasi]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Sawitri R dan Takandjandji M. 2010. Laporan Tahunan Kajian Keanekaragaman Genetik Banteng. Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi Bogor. Tidak Diterbitkan

Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

Semiadi G, Nugraha RTP. 2004. Panduan Pemeliharaan Rusa Tropis. Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Setyowati, FM. 2007. Keanekaragaman Pemanfaatan Tumbuhan Masyarakat di

Sekitar Taman Nasional Gunung Leuseur .

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/tngl_francisca%20_sdh_%20rtf.pdf.2007 Bidang Botani, Puslit. Biologi – LIPI Diakses 12 April 2012.

Suyono, IM. Studi Interaksi Masyarakat Desa Sekitar Dengan Tumbuhan Obat Di Taman Nasional Baluran. Online

http://www.balurannationalpark.web.id/?mod=development&cmd=develo pment_detail&prodetid=330 Diakses 12 April 2012.

Suharto E. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. PT Refika Aditama. Bandung.

Susetyo S, Hartini, Kismono dan Sudarmadi. 1970. Petunjuk Cara Pengukuran Daya Tampung. Departemen Ilmu Makanan Ternak. Institut Pertanian Bogor.

Susetyo S. 1980. Padang Penggembalaan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Sutrisno E. 1990. Analisis Potensi dan Peranan Savana Sebagai Komponen Habitat Satwa di Taman Buru Pulau Moyo [jurnal]. Santalum 5 : 1-23. Syarif NR. 2010. Tipologi Habitat Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr) Di

Zona Rehabilitasi Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur [tesis]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Tadjudin D. 2000. Manajemen Kolaborasi. Pustaka Latin. Bogor .

Trippensee RE.1953. Wildlife Management. 2 Vols, New York : McGraw-Hill Books Co.

World Commission on Environment and Development. 1988. Hari Depan Kita Bersama. Sumantri, B. Alihbahasa. PT Gramedia, Jakarta. Terjemahan dari :Our Common Future.

Wulan YC, Yasmi C, Purba C, Wollenberg E. 2004. Analisa Konflik Sektor Kehutanan di Indonesia 1997–2003. Bogor. Center for International Forestry Research (CIFOR).

Wood ME, Gatz F and Lindberg K. 1991. The Ecotourism Society : An Action Agenda (paper). Symposium of Ecotourism and Resources Conservation. Madison : Omnipress.

Wood ME. 1998. Meeting the Global Challenge of Community Participation in Ecotourism : case studies and lessons from Ecuador. Arlington : The Nature Conservancy.

Yatap H. 2008. Pengaruh Peubah Sosial Ekonomi terhadap Perubahan Penggunaan dan Penutupan Lahan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Bogor [tesis]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Zhang L and Wang N. 2003. An Initial Study on Habitat Conservation of Asian Elephant (Elephas maximus), with a Focus on Human Elephant Conflict in Simao, China. Journal Biological Conservation 112:453-459.

WWF-Indonesia, MFP Dephut DFID. 2006. Kemitraan dalam Pengelolaan Taman Nasional: Pelajaran untuk Transformasi Kebijakan. Prolog: Merajut Kesenjangan antara Konservasi Sumberdaya Alam dan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia. WWF-Indonesia, MFP Dephut DFID. Jakarta . Zuhud EAM dan Haryanto. 1991. Prosiding Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan

Obat dari Hutan Tropis Indonesia. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan.

Zuhud EAM. 2007. Sikap Masyarakat dan Konservasi. Suatu Analisis Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) Sebagai Stimulus Tumbuhan Obat Bagi Masyarakat, Kasus Di Taman Nasional Meru Betiri [disertasi]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Dokumen terkait