• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai komunikasi persuasif agen asuransi dalam merekrut calon agen asuransi di PT Asuransi Allianz Life Indonesia cabang Kota Medan, peneliti memiliki beberapa saran yang kiranya bisa bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu sebagai berikut:

1. Peneliti mendapati banyak hal yang masih dapat dikaji mengenai kegunaan komunikasi persuasif di berbagai bidang, sehingga kiranya penelitian ini mendorong pihak akademis untuk bisa membantu mahasiswa departemen ilmu komunikasi melakukan penelitian serupa sehingga bisa menambah kekurangan-kekurangan yang masih didapati dalam penelitian ini atau bahkan memperluas kajian penelitianini.

2. Banyaknya kegunaan komunikasi persuasif dalam kehidupan sehari-hari, membuat peneliti mengajak setiap mahsiswa departemen ilmu komunikasi untuk memperluas pengetahuan dan wawasannya mengenai komunikasi persuasif guna memiliki ketrampilan mengenai komunikasi persuasif yang dapat diterapkan di berbagai bidang.

3. Melalui penelitian ini, peneliti mendorong setiap orang memiliki pandangan yang baik mengenai agen asuransi sebagai suatu profesi yang bisa dijadikan pilihan setiap orang sehingga setiap orang dapat merasakan keuntungan yang dapat diperoleh seorang agen asuransi. Menjadi agen asuransi juga merupakan salah satu cara untuk menggurangi penggangguran di Indonesia.

4. Peneliti juga mendorong kepada setiap agen asuransi agar dapat memberikan edukasi yang benar dan tepat kepada masyarakat Indonesia

tentang manfaat asuransi bagi setiap orang karena di Indonesia masih memiliki kesadaran berasuransi yang rendah jika dibandingkan dengan negara tentangga. Selain itu agen asuransi juga diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi semua orang untuk menjadi agen asuransi guna mengguranggi jumlah penggangguran dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, Oemi. 1993. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Alsa, Asmadi. 2010. Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ardiyanto, Elvinaro. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Bogdan, Robert C. dan Sari Knopp Biklen. 1982. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Toronto: Allyn and Bacon, Inc.

Bungin, Burhan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Cangara, Hafied. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Dayakisni, Tri dan Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.

DeVito, Joseph A. 1989. The Interpersonal Communication Book. Jakarta: Professional Book.

. 2008. Essentials of Human Communication. USA: Pearson

Education, Inc.

. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Pamulang: Karisma Publishing Group.

Djatnika, Tjetjep. 2007. Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Effendi, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

. 2006. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Fieldman, Robert S. 1998. Social Psychology. New Jersey Prentice Hall.

Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2007. Metode Penelitian Bisinis. Bandung: CV. Alfabeta.

Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Littlejohn, Stephen W. dan Foss, Karen A. 2009. Teori Komunikasi: Theories of Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika.

Maulana, Herdiyan dan Gumgum Gumelar. 2013. Psikologi Komunikasi dan Persuasi. Jakarta: Akademia Permata.

McMillan, James H. dan Sally Schumacher. 2006. Research in Education. New Jersey: Pearson.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Morrisan, M. A. 2013. Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Neuman, W. Laurence. 2000. Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approaches. 4th edition: Needham Heights.

Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Patton, Michael Quinn. 1987. Qualitative Education Methods. Beverly Hills: Sage Publication

Purba, Amir, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan : Pustaka Bangsa. Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Rakhmat, Jalaluddin. 1998. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Riswandi. 2013. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rubino, Joe. 2013. 7 Langkah Mencapai Kebebasan Finansial Lewat Pemasaran Jaringan. Jakarta: Gramedia Pustaka Medan.

Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Shimp, Terence A. 2003. Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga.

Soemirat, Soleh. 2004. Komunikasi Persuasif. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Saodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Uchjana Effendy, Onong. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Uchjana Effendy, Onong. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wade, Carole. 2009. Psikologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

West, Richard dan Lynn H Turner. 2011. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Sumber lain: November 2013 November 2013 tanggal 17 November 2013 diakses tanggal 17 November 2013

tanggal 20 November 2013

http://anneahirablog.spot. diakses tanggal 2 Maret 2014.

PEDOMAN WAWANCARA AGEN ASURANSI 1. Nama : 2. Umur : 3. Pekerjaan : 4. Status : 5. Agama : 6. Suku : 7. Anak ke : 8. Hobi : 9. Cita-Cita :

10.Sejak kapan bapak mulai bekerja mencari nafkah? 11. Apa pekerjaan bapak pertama kali?

12.Mengapa bapak memilih pekerjaan itu? 13.Sudah berapa lama bapak bekerja di situ? 14.Sejak kapan bapak mengenal dunia asuransi? 15.Apakah bapak adalah nasabah asuransi?

16.Sejak kapan bapak bekerja sebagai agen asuransi?

17.Mengapa bapak memutuskan untuk pindah kerja sebagai agen asuransi? 18.Siapa yang mengajak bapak bergabung di dunia asuransi?

19.Apakah bapak langsung menerima atau menolak terlebih dahulu? 20. Apa pendapat bapak mengenai pekerjaan agen asuransi di awal? 21.Ketika menjadi agen asuransi hambatan apa yang sering bapak alami? 22.Apa yang bapak lakukan untuk menanggulangi hambatan tersebut?

23.Di awal karir bapak, apakah anda pernah mengalami penolakan ketika menawarkan produk?

24.Saat ini bapak menduduki posisi apa di perusahaan anda? 25.Berapa lama bapak mencapai posisi ini?

26.Apa yang bapak lakukan untuk mencapai posisi saat ini sekarang dalam waktu yang singkat?

27.Apakah bapak pernah direkrut orang lain untuk bergabung di dunia asuransi selain di Allianz?

29.Apakah bapak menyesal menjadi agen asuransi? 30.Apakah bapak sudah pernah merekrut?

31.Seberapa penting perekrutan buat bapak? 32.Sudah berapa banyak yang sudah bapak rekrut? 33.Apakah semua perekrutan bapak berhasil?

34.Apa yang bapak lakukan jika orang tersebut menolak? 35.Siapa biasanya yang bapak rekrut?

36.Apakah bapak memiliki persyaratan khusus untuk calon agen asuransi yang ingin anda rekrut?

37.Apakah bapak juga mengajak anggota keluarga anda untuk bekerja menjadi agen asuransi?

38.Coba ceritakan ketika bapak mau merekrut. Tahapan-tahapannya.

39.Strategi apa yang bapak lakukan agar perekrutan menjadi gampang untuk di lakukan?

40.Apakah bapak melakukan perekrutan tatap muka atau melalui telepon? 41.Bagaimana cara bapak meyakinkan mereka untuk bergabung di tim bapak? 42.Apa respon mereka ketika anda mengajak mereka bergabung?

43.Apakah ada agen asuransi bapak yang sudah bekerja, tapi memutuskan untuk berhenti di tengah jalan?

44.Biasanya apa yang bapak lakukan jika hal tersebut terjadi? 45.Pada akhirnya apakah mereka kembali bergabung?

Hasil Wawancara

Informan I

1. Nama : Andi Sugiyono 2. Umur : 29 Tahun 3. Pekerjaan : Agen asuransi

4. Status : Menikah dan punya 1 orang anak perempuan,usia 6 bulan. 5. Agama : Buddha

6. Suku : Tionghoa

7. Anak ke : 1 dari 3 bersaudara 8. Hobi : Membaca buku 9. Cita-Cita : Menjadi pebisnis.

10.Sejak kapan bapak mulai bekerja mencari nafkah? Sejak saya duduk di SMA.

11.Apa pekerjaan bapak pertama kali?

Pertama-tama saya jualan ikan koi di rumah, setelah itu saya diajak guru saya untuk jadi agen asuransi.

12.Mengapa bapak memilih pekerjaan itu?

Saya mau nambah uang jajan pada saat itu dan orang tua saya tahu. 13.Sudah berapa lama bapak bekerja di situ?

Sampai saya kuliah.

14.Apakah bapak adalah nasabah asuransi? Iya.

15.Sejak kapan bapak bekerja sebagai agen asuransi?

Pribadi, saya fokus di dunia asuransi, kenal asuransi sejak tahun 2004 sampai sekarang. Tamat SMA sambil kuliah jalankan sampai hari ini. Sebelumnya memang gak full time banyak beberapa profesi lain yang saya jalankan. Tapi sejak 2009, secara total sudah gak bergelut dibidang lain 100 % hidupnya dari asuransi sampai hari ini.

16. Apa pendapat bapak tentang agen asuransi sebelum terjun ke bisnis asuransi?

Saya merasa awalnya mungkin untuk part time ya, nambah-nambah bayar uang kuliah, hanya sebatas itu. Pemikiran dulu hanya sebatas itu gak

sampai punya pikiran untuk dijadikan bisnis utama ataupun jadi karir, gak samapai ke situ. Sampai ya ditekuni, hasilnya kelihatan dan mengalami pertumbuhan.

17. Bapak sudah tamat kuliah strata satu dan mengambil yang berbasis internasional, kenapa tidak memilih pekerjaan lain?

Ya betul, saya ambil yang BBA. Saya sempat pernah lamar bekerja karena disuruh ada kenalan teman ya di bank, uda deh lu bantuin di tempat saya, di Permata bank pada saat itu, dikasih posisi Unit Manajer untuk membawahi beberapa orang marketing di divisi kartu kredit. Tapi saya hanya pengen tau aja nih dunia kerja seperti apa ya? Masuk tanggal 1, tanggal 30 saya sudah resign, karena saya gak terbiasa banget dengan kondisi kerja. Harus dari pagi, saya harus isi absensi seperti itu sampai sore dan hasilnya segitu-segitu aja. Gak ada peluang untuk bertumbuh dan saya sempat bertanya ke atasan saya waktu itu, di sini ada gak sih yang incomenya 50 juta ke atas atau 100 juta?, dia bilang, mimpi lah lu. Yauda karena dia bilang mimpi saya keluar karena saya harus kembali ke impian saya, ngapain saya di sini? Intinya belajar, dan ketika sudah siap harus berani mengambil pilihan harus ke zona bisnis. Kenapa saya menetap dan masih terus menekuni bisnis asuransi sampai hari ini karena ini bisnis bukan pekerjaan.

17.Mengapa bapak memutuskan untuk pindah kerja sebagai agen asuransi? Yang membuat saya tertarik di asuransi, pertama adalah dulunya ya, awalnya saya tahu bahwa waktu fleksibel, karena saya kuliah kalok gak cari profesi yang waktunya fleksibel agak susah. Kerja kantoran kan susah. Nanti mau ujian, mau ngerjain tugas gak bisa kan. Kedua adalah di asuransi kita punya peluang untuk mendapatkan income, pendapatan yang tidak terbatas, gak hanya sebatas UMR, gaji kantoran, dan itu sudah saya alami dulu. Makanya dari sejak kuliah sampai sekarang, dulu biaya kuliah cukup mahal ya, satu semester, saya kebetulan ambil yang luar negri, jadi lebih kurang dua semester setahun itu lebih kurang lima puluhan juta, ya bisa dilunasi semua 100% dari penghasilan di asuransi. Dari sana ya saya pikir kalok selesai kuliah mau kerja sama orang, mau kerja apa gitu loh,

uda terbiasa dapat income gede kan. Beberapa banyak tawaran ya dari professional dari perbankan segala macam tawaran ke saya gitu untuk ke sana cuman ya saya pikir itu tadi, waktu, ya kalok kita kerja di asuransi kita gak punya waktu kerja yang dipatok, dari jam 8 ke jam 5, senin ke sabtu, gak seperti itu dan travelling, banyak bonus travelling kan, nah di asuransi, salah satu reward dari company kan biasanya travelling. Kalok yang muslim biasanya umroh, kalok yang nasrani juga kita bisa dapat

reward ke yerusalem. Jadi itu salah satu kepuasan. Dan apa yang membuat saya semakin bertahan adalah saya pengen bantu orang bertumbuh, nah di asuransi kita punya peluang untuk itu. Kadang kita ngeliat orang susah,

income kecil, saya gak punya perusahaan, saya gak bisa buka pabrik, gimana supaya hidupnya meningkat, yaudah kita ajak dia gabung di sini. Trus produk asuransi, itu juga yang membuat saya bertahan, produk asuransi itu uang ujung-ujungnya. Ibaratnya uang kecil ditukerin uang gede. Kalok kita nabung di bank, nabungnya konsisten nih 1 juta tiap bulan setahun paling 12 juta duitnya plus bunga sekian. Nah kalok di asuransi dia tabung 1 juta misalnya usia 30 tahun orangnya, dia masih dapat asuransi jiwa 500 juta, kecelakaan 500, kalok sakit dia masih dapat santunan 500 untuk cover sakitnya, dan cacat 500 jadi kali 4 ya 2 Miliar. Nah logika saya begini, orang kalok lagi butuh uang 500 juta saya sanggup gak ngasih? Hari ini ada deh anggap duitnya, masalahnya saya mau gak ngasihnya? Berapa orang yang bias kita support seperti itu kalok dia lagi sakit? Tapi kalok ditanya dia bisa nitip 1 juta gak? Ya bisa. 1 juta tuker 500 atau tuker 2 Miliyar mau gak dia? Ya mau. Ya saya pikir produknya membantu orang. Itu yang membuat saya bertahan. Dan yang terakhir adalah setelah banyak bisnis yang saya jalani dulu, asuransi tetap jalan tapi saya banyak beberapa income yang lain, saya pilah-pilah, lihat satu- satunya bisnis yang tidak terpengaruh situasi ekonomi, sosial, dan politik. Dolar mau naik seberapun gak terganggu. Waktu mau pilada mau pilpres gejolak. Nah jadi satu-satunya bisnis yang bertahan ratusan tahun, Allianz sudah ratusan tahun soalnya tidak terpengaruh situasi ekonomi, sosial, politik, bahkan perang dunia gak terpengaruh ya bisnis asuransi.

18.Apakah dari awal menjadi agen asuransi, bapak sudah bergabung di Allianz atau pernah bekerja di perusahaan asuransi lainnya?

2004 saya pertama kali kenal asuransi dari Sun Life Financial Indonesia, ya itu perusahaan asal Kanada, itu pertama kali kenal asuransi, benar- benar yang lain saya gak kenal, yang ngerekrut pertama kali itu guru SMA. Hubungan cukup deket, dia juga stop jadi guru, ngajak join. Akhirnya pelajarin ikut training dan jalanin. Eit, ini bagus gitu loh, dua tiga bulan. Saya masih inget tiga bulanan, Juli saya join 2004, tiga bulan berjalan, waktu itu income uda dua jutaan, trus naik tiap bulan. Trus berjalannya waktu 2009, saya diajak gabung ke satu company, waktu itu masuk company yang cukup bagus ratingnya, perusahaan nasional. Sequiz Life. Dari 2009 sampai 2012 disana. Sama. Karir terus meningkat. Banyak hal yang dipelajarin, dulu kan yang pertama hanya fokus jualan, karena itu

brand system, kalok atasan kita gak di promosiin kita gak bisa naik. Saya tertarik diperusahaan kedua yaitu Sequiz Life karena konsepnya agensi, jenjang karir berdasarkan prestasi. Walaupun kita punya atasan tapi kalok kita punya prestasi bisa dilampaui, kita bisa naik terus tanpa persetujuan dia. Itu yang saya suka. Naik-naik akhirnya sampai mentok, saya sadar kita harus berkembang lagi. Nah banyak tawaran dari banyak company ya, terakhir Allianz yang saya ambil, karena setelah banding dengan 14 perusahaan, compare dengan 14 perusahaan. Ini nih yang saya mau. Jadi kalok kita bisnis asuransi 4 hal minimal yang harus dilihat. Pertama

company profile-nya. Uda berapa lama. Allianz sudah 150 tahun berdirinya. Strong dong pasti. Di Forbes jajaran dunia urutan pertama sepuluh tahun berturut-turut gak tergeser. Kedua produknya, sudah punya berapa banyak nasabah di Indonesia, waktu di cek company ya kita punya nasabah gak kalah dengan perusahaan yang sudah 1912 di Indonesia. Sudah lebih dari 5 juta nasabah. Dari market share, kita pegang market no 2 di Indonesia, nah itu saya ambil. Jadi produknya berarti diminati. Ketiga, system kompensasinya gimana. Kalok di perusahaan dulu saya bisa berkembang tapi saya gak bisa buat orang lain berkembang. Kalok dianya berkembang dengan saya, sama, saya habis gak dapat duit. Di Sequiz sama

di Sun Life. Nah di Allianz yang saya suka adalah justru saya dapat yang lebih gede lagi ketika saya bantu orang hidupnya berubah. Ini yang sesuai dengan filosofi jadinya. Satu titik bahwa bukan duit yang buat kita bahagia tapi ketika orang lain bertumbuh.

19.Apakah bapak langsung menerima atau menolak terlebih dahulu?

Saya sudah ngerti bidang ini, saya sudah tahu positifnya produknya, peluangnya seperti apa, nah kebetulan waktu di Allianz diajak oleh salah satu teman lama saya, sahabat saya, jadi satu sisi dia sudah temenan bertahun-tahun dengan saya, gak pernah neko-neko ya kan, trust, sudah ada trustnya, dan saya tahu kalok saya partnersip dengan dia pasti jalannya bagus. Pak Ivan itu. Jadi prestasinya juga di Allianz bagus. Jadi kalok kerja sama dengan yang seperti itu kita bisa sejalanlah sevisi. Jadi saya gak negatif soal itu.

20.Sudah berapa lama bergabung di Allianz?

Saya 2013 baru join di Allianz. Tapi dalam setahun ini total sampai Desember, kita Top Four nasional, peringkat empat nasional.

21.Apakah keluarga bapak mendukung bapak ketika memutuskan untuk bekerja sebagai agen asuransi?

Awalnya enggak. Tentunya enggak ya. Jadi orangtua wajar ya, karena orangtua bukan menjalankan asuransi. Pasti banyak dengar dari orang, agen asuransi gak ada gaji tetapnya, segala macem lah. Tapi itu kembali lagi kristalisasi, hari ini saya bersyukur ya banyak belajar dari seminar- seminar pengembangan diri, motivasi. Bukan dari mana harus terlahir jadi apa, kalok ngikut terlahir dimana harus jadi apa ya susah. Gak mungkin kita bisa merubah masa depan kita. Ayah saya dulunya punya bisnis konvensional, saya disuruh ngelanjutin bisnisnya, tapi saya berpikir kalok saya negelanjutin bisnis ini saya gak akan maju. Saya memutuskan untuk mengambil bisnis lain yang bukan konvensional.

22.Apa pendapat orang terdekat bapak ketika bapak menjadi agen asuransi? Kebanyakan orang meremehkan saya. Mereka akan menjauh dari kita. Karena mereka tau kalok dekat-dekat dengan saya akan ditawari produk

asuransi. Sebenarnya saya hanya ingin menolong mereka tapi mereka tidak paham.

23.Ketika menjadi agen asuransi hambatan apa yang sering bapak alami? Kalok hambatan bisa dari eksternal ataupun internal ya. Kalok hambatan dari luar itu pas kalok orang yang mau kita ajak ketemuan itu menolak kita. Trus hambatan dari diri sendiri biasanya timbul rasa malas, susah untuk mendisiplinkan diri. Sebenarnya yang paling sering itu dating dari sendiri. Dari kita sendiri yang bisa merubahnya.

24.Apa yang bapak lakukan untuk menanggulangi hambatan tersebut?

Memotivasi diri sendiri seperti berbicara dengan diri sendiri, atau biasanya saya membaca buku tentang pengembangan diri dan hipnotis. Kalok ada waktu saya juga akan nulis artikel di blog saya, dulu saya rutin nulis di blog saya tapi sekarang sudah jarang.

25.Apakah bapak pernah merasa ragu atau bosan menjadi agen asuransi di pertengahan jalan?

Tidak pernah sih tapi saya lebih ke bingung. Bingungnya itu ketika kenalan saya sudah habis, jadi tidak tahu mau cari refrensi orang yang mau direkrut kemana lagi. Setiap orang kan punya kenalan dengan orang lain hanya beberapa tidak terlalu banyak.

26.Saat ini bapak menduduki posisi apa di Allianz?

Kalok di Allianz berdasarkan posisi yang terakhir, saya pribadi business director, tapi karna peralihan sistem, mulai sejak tahun 2014 ini, semua posisi leader itu namanya business partner.

27.Berapa lama bapak mencapai posisi ini? 3 sampai 4 bulan.

28.Apa suka duka dari pekerjaan menjadi agen asuransi menurut pengalaman bapak?

Keuntungannya sudah saya jelaskan. Kalok kerugiannya atau dukanya yah kalok masih jadi agen ya pasti kalok ketemu orang, ya jari tangan kan gak ada yang sama panjang sama dengan karakter orang, ada orang yang mau dijumpai enak banget, gampang, open, minta waktu lima menit aja dia kasih 30 menit, minta waktu 10 menit dikasih satu jam. Nah ada orang

yang, oh asuransi ya? langsung tutup pintu. Beberapa rekan-rekan sering menghadapi sepeti itu. Kalok saya pribadi bersyukur sampai hari ini gak pernah ketemu yang seperti itu. Ya itu lah dukanya. Kemudian pulang malem. Mau gak mau karena waktu fleksibel. Kadang-kadang customer klien mintanya sesuai jam dengan dia dong, oke aku santai sekitar jam 8, jam 9 malam, mau datang gak? Yah kita mau gak mau harus siap untuk itu. Trus ketemu orang yang mau ngeklaim tapi gak mau ngelengkapin data dengan cepet, bawelnya ke kita, padahal kalok urusan klaim kita hanya membantu urusan prosedurnya. Perusahaan juga gak akan proses sebelum datanya lengkap. Nah kadang-kadang ketemu nasabah yang gak mau ngerti seperti itu cuman ya harus berjiwa besar aja.

29.Apakah bapak menyesal menjadi agen asuransi? Tidak sama sekali malahan saya bersyukur. 30.Apakah bapak sudah pernah merekrut?

Sudah pernah.

31.Sudah berapa banyak yang sudah anda rekrut?

Di bawah saya ada beberapa business partner kan kalok total sih kita di sini sekarang yang eksis sekitar 40 an sama yang baru lebih dari 15 an. Jadi total sekitar 60 orang.

32.Apakah semua berhasil?

Tidak. Bisnis ini walaupun bagus, luar biasa, tapi bukan untuk semua orang. Yang menolak biasanya bukan karna melihat ini gak bagus. Tapi dia tidak percaya sama dirinya bahwa dia bisa. Kalok dia ikutin 100% apa

Dokumen terkait