• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 SIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

1. Kawasan pesisir Lalong Kota Luwuk secara umum memiliki kepekaan tetapi memiliki daya tarik wisata yang tinggi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata pesisir sehingga dibutuhkan implementasi aspek legal daerah yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk dapat memproteksi kawasan pesisir Lalong Kota Luwuk sebagai kawasan wisata pesisir dengan arah pengembangan yang memperhatikan perlindungan alam melalui RTRW.

2. Diperlukan upaya merelokasi pemukiman liar yang berada di kawasan sempadan pantai dan sekitar kawasan hutan alami dengan buffer zone serta mengubah orientasi ke arah teluk sehingga nilai visual kawasan menjadi meningkat dan berfungsi menurunkan tingkat sedimentasi.

3. Diperlukan upaya inventarisasi dan melestarikan bangunan-bangunan yang memiliki nilai sejarah dan jenis kuliner khas lokal yang merupakan aset Kota Luwuk.

4. Diperlukan upaya sosialisasi melalui pembinaan pada masyarakat lokal yang memiliki kepekaan apabila dilakukan rencana pengembangan kawasan wisata pesisir. Hal ini bertujuan agar masyarakat lokal dapat berperan aktif dalam mendukung pengembangan kawasan wisata sehingga masyarakat lokal dapat berfungsi sebagai pengawas dan pengontrol lingkungan serta mendapat peluang ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2011. Kabupaten Banggai dalam Angka 2011.

Booth NK. 1983. Basic Elements of Landscape Architecture Design. Illnois: Waveland Press Inc.

[BPS] Badan Pusat Statistik. Kecamatan Luwuk dalam Angka 2010. Bungin B. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rajawali Press. Jakarta.

Cheng S, Jing H, Dorothy F, Yuting Z. 2011. Tea tourism development in Xinyang, China: Stakeholders view. J Tourism Management Perspectives. 2(3):28-34.

Dahuri R, Jakub R, Sapta G, Sitepu MJ. 1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu. Pradya Paramita. Jakarta. Damanik J dan Helmut FW. 2006. Perencanaan Ekowisata; dari Teori ke Aplikasi.

Andi. Yogyakarta.

Daniel TC and Booster RS. 1976. Measuring Landscape Aesthetic. The Scenic Beauty Estimation Method. USA New Jersey.

Djalumang H. 2012. Sejarah Kabupaten Banggai. Raja Grafindo Persada. Jakarta. [DCKTR] Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang. 2011. Dokumen Rencana Detail

Tata Ruang Kota Luwuk 2011.

[DPL] Departemen Perhubungan Laut. 2003. Dokumen Rencana Induk Pelabuhan Luwuk Tahun 2003.

[DKP] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2013. Dokumen Jumlah Wisatawan di Kota Luwuk 2013.

[DPK] Dinas Perikanan dan Kelautan. 2009. Penyusunan Tata Ruang Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009.

Gunn CA. 1994. Tourism Planning: Basic, Concept, Case. Third Edition. Taylor and Francis. Wangshington DC.

Higham J and Luck M. 2002. Urban ecotourism: a contradiction in terms. J Ecotourism. 1(1):36-51.

Hutabarat AA, Fredinan Y, Achmad f, Sri H, Kusharjani. 2009. Pengelolaan Pesisir dan Laut secara Terpadu. Pusdiklat Dep. Kehutanan RI. Bogor. Indriastjario. 2003. Pengembangan konsep ruang komersial rekreaktif pada

penataan kawasan bubakan Kota Semarang. J Arsitektur 1(1):34-35.

Inskeep E. 1991. Tourism Planning: An Integrated and Sustainable Development Approach van Nosttrand Reinhold. New York.USA.

Kaplan S. 1988. Where Cognition and Affect Meet a Theoretical Analisys of Preference. In Jack L. N, Ed. Environmental Aesthetic. Cambridge University. Pr, New York.

Law CM. 1993. Urban Tourism. Mansell. New York.

Lew A and McKercher B. 2006. Modeling tourist movements: a local destination analysis. J Annals of Tourism Research. 33(2):403-423.

Lalli, CM dan Timothy RP. 1993. Biological Oceanography: An Introduction. Pergamon Press. New York.

Nurisyah S. 2000. Rencana Pengembangan Fisik Kawasan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir Indonesia. Buletin Taman dan Lanskap Indonesia 2000. Okech RN. 2009. Developing urban ecotourism in Kenyan Cities: a sustainable

approach. J Ecology and Natural Environment. 1(1):001-006.

Perret RM. 1995. Stand up and be counted, the potential role of landscape architecture in tourist development. Di dalam: Proceeding the 32nd International Federation of Landscape Architects World Congress; Bangkok, 21-24 Okt 1995. Bangkok: Thai Association of Landscape Architecture. hlm 171-182.

Prahasta E. 2002. Konsep Dasar GIS. Informatika. Bandung.

Saaty TL. 1991. Decision Making for Leaders: The Analytical Hierarchy Process for Decision in Complex World. RWS Publications. Pittsburgh.

Simonds JO. 1983. Landscape Architecture. New York: McGraw-Hill Book Co. Supranto J. 1998. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Rineka Cipta.

Jakarta.

Theresia V. 2007. Kajian erosi pantai Simpong di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah [skripsi]. Teknik Sipil Universitas Samratulangi. Manado.

Vagelli. 2005. First comprehension ecological survey of the Banggai Cardinalfish:

[WALROS] Water and Land Recreation Opportunity Spectrum. 2011. Reclamation: Managing Water in The West. U.S Departement of the Interior. Wibowo M. 2009. Tingkat kepekaan lingkungan pesisir di Kota Semarang. J

Hidrosfir Indonesia. 4(1):17-22.

Widiatmaka dan Hardjowigono S. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Universitas Gajah Mada Press.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Lanjutan

Lampiran 2 Potongan detail rencana lanskap alami wisata pesisir LKL

Lampiran 3 Potongan detail rencana lanskap semi alami I wisata pesisir LKL

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Paisubatu pada tanggal 08 November 1984 sebagai anak sulung tiga bersaudara, putri dari Bapak Yohanes Budiyono dan Ibu Sarlina Potindingo. Pendidikan Diploma III ditempuh di Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian Brawijaya Malang, lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Arsitektur Lanskap Universitas Tribuawana Malang dan menamatkannya pada tahun 2009. Kesempatan untuk melanjutkan ke program pascasarjana diperoleh pada Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari BPPS tahun 2011. Penulis bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Tribuwana Tunggadewi Malang sejak tahun 2009. Bidang penelitian yang menjadi tanggung jawab peneliti adalah perencanaan lanskap.

Dokumen terkait