• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka penulis mengajukan saran-saran yang diharapkan dapat dijadikan masukan sebagai berikut :

1. Bagi pihak pengelola dan pembina agar lebih memperhatikan kebutuhan belajar bagi para Eks-Wanita Tuna Susila (WTS), standar pelayanan, dan fasilitas yang memadai agar mereka bisa keluar dari tekanan yang dialami selama berada pada Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita (PPSKW) Mattiro Deceng Kota Makassar.

2. Pembinaan keterampilan tata rias, tata boga dan menjahit yang sudah direncanakan agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya karena akan menjadi bekal pengetahuan Eks-Wanita Tuna Susila (WTS) setelah keluar dari Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita (PPSKW) Mattiro Deceng Kota Makassar.

3. Eks-Wanita Tuna Susila (WTS) yang telah mengikuti pembinaan dengan keterampilan tata rias, tata boga dan menjahit selama 6 (enam) bulan tetapi belum menguasainya keterampilan yang diberikan, sebaiknya jangan dikeluarkan dari Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita (PPSKW) Mattiro Deceng Kota Makassar, sebelum mereka menguasai keterampilan tersebut. 4. Dalam proses pembinaan Eks-Wanita Tuna Susila (WTS) seharusnya ada

organisasi atau tempat kerja yang dapat menampung Eks- Wanita Tuna Susila (WTS) setelah tahap terminasi atau program selesai agar para Eks-Wanita Tuna susila (WTS) dapat hidup mandiri dan berfungsi sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth, Hurlock. 2002. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.P

Helmi, Masdar., 1993. Pembinaan Wanita Tuna Susila, Semarang: Toha Putra.

Imran, Ali., 1995. Pembinaan dan pengembangan karakter seorang wanita, Jakarta: Balai Pustaka.

Kartono, Kartini., 2013. Patologi Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Koentjoro, 2004. Tutur dari Sarang Pelacur, Yogyakarta: Tinta.

Kurniawan, Soegito., 2005. Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara.

Makmur, 2009. Teori Manajemen Strategik dalam Pemerintahan dan Pembangunan, Jakarta: Refika Aditama.

Moleong, Lexy. J., 2005. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mudjiono, 2005. Sarkem Reproduksi Sosial Pelacur, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nuraini, Indah., 2002. Tatarias dan Busana Wayang Orang Gaya Surakarta, Yogyakarta: Arkola.

Qoleman, 2003. Rehabilitasi Sosial, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Soedjono, 1997. Pelacuran Ditinjau dari Segi Hukum dan Kenyataan dalam Masyarakat, Bandung: PT. Karya Nusantara.

Soermarjadi, 1991. Pendidikan Keterampilan, Jakarta: Depdikbud–Dirjendikti.

Suparlan, 2003. Pendidikan melalui Rehabilitasi, Yogyakarta: Arkola.

Sudjana, 2004. Rehabilitasi Sosial, Jakarta: Sinar Gerafika Offset.

Winardi, 2010. Asas-Asas Menejemen, Bandung: P.T. Alumni

Referensi lain:

Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Profil UPTD Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita (PPSKW) Mattirodeceng Kota Makassar 2015.

Akbar, H. Ali., 2008. Kehidupan WTS. html (Online).

http://artikel-Pekerja-Seks-komersial.com. Diakses 18 Juni 2015.

Dirdjosiworo. 2003. Jenis-jenis Pekerja Seks Komersial. html (Online) http://artikel-Pekerja-Seks-Komersial.com. Diakses 18 Juni 2015.

Eka. 2011. Wanita Tuna Susila. html (Online).

http: //artikel-Wanita-Tuna-Susila.com. Diakses 18 Juni 2015.

Irawan. 1997. Pengelolaan atau Manajemen. html (Online).

http//artikel-Manajemen.com. Diakses 15 Oktober 2015.

Manulang, M. 2006. Pengelolaan atau Manajemen. html (Online). http//artikel-Manajemen.com. Diakses 15 Oktober 2015.

Rolpholn. 1998. Pekerja Seks. html (Online).

http//artikel-opiniku.blogspot.com. Diakses 3 Agustus 2015.

Ragil, Chandra. 2005. Mengapa Istilah Wanita Tuna Susila Identik dengan Pekerja Seks Komersial. html (Online).

http//tesisdisertai.blogspot.com. Diakses 3 Agustus 2015.

Sait, Iwan. 2011. Wanita Pekerja Seks Komersial atau Pekerja Seks Komersial. html (Online). http//irwanku.blogspot.com. Diakses 3 Agustus 2015.

Wahyuni, Sri. 2013. defenisi-atau-pengertian-keterampilan.html (Online). http://keterampilansikaladi.blogspot.co.id. Diakses 5 Januari 2016.

No Fokus Masalah

Indikator Pertanyaan Penelitian Informan Ket

A Program Pengelolaan Eks- Wanita Tuna Susila (WTS) pada Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita (PPSKW) Mattiro Deceng Kota Makassar Program Pengelolaan 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Penggerakan 4. Pengawasan 1. Bagaimanakah perencanaan dalam program pengelolaan Eks-WTS pada PPSKW?

2. Bagaimanakah

Pengorganisasian dalam program pengelolaan Eks- WTS pada PPSKW?

3. Bagaimanakah penggerakan dalam program pengelolaan Eks-WTS pada PPSKW?

4. Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam program pengelolaan Eks-WTS pada PPSKW?

1. Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) pada Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita (PPSKW) Mattiro Deceng Kota Makassar.

2. Pekerja Sosial (PEKSOS) selaku pembina bimbingan fisik B Program pembinaan Eks- Wanita Tuna Susila (WTS) pada Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita (PPSKW) Mattiro Deceng Kota Makassar Program pembinaan 1. Keterampilan Tata rias 2. Keterampilan Tata boga 3. Keterampilan Menjahit

1. Program apa saja yang ditawarkan dalam pembinaan Eks-WTS pada PPSKW?

2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi pembina dalam melakukan pembinaan terhadap Eks-WTS?

3. Bagaimana anda menyikapi permasalahan yang ada pada saat melakukan pembinaan Eks-WTS?

1. Pembina Eks-WTS keterampilan Tata rias

2. Pembina Eks-WTS keterampilan Tata boga

3. Pembina Eks-WTS keterampilan menjahit

1. Program apa saja yang ditawarkan dalam pembinaan Eks-WTS pada PPSKW? 2. Kendala-kendala apa saja yang

dihadapi pembina dalam melakukan pembinaan terhadap Eks-WTS? 3. Bagaimana anda menyikapi

permasalahan yang ada pada saat melakukan pembinaan Eks-WTS?

1. Eks-WTS yang mengikuti keterampilan Tata rias

2. Eks-WTS yang mengikuti keterampilan Tata boga

3. Eks-WTS yang mengikuti keterampilan menjahit

TRANSKIP WAWANCARA NAMA : DRA. HJ. A. TENRIOLA. P

JABATAN : KEPALA UPTD PPSKW MATTIRO DECENG KOTA MAKASSAR WAKTU : 11 NOVEMBER 2015

TEMPAT : PUSAT PELAYANAN SOSIAL KARYA WANITA (PPSKW) MATTIRO DECENG KOTA MAKASSAR

NO PERTANYAAN PENELITIAN JAWABAN INFORMAN

1 Bagaimanakah perencanaan dalam program pengelolaan Eks-WTS pada PPSKW?

Perencanaan yang dilakukan sudah jelas dan terarah sesuai prosedur yang ada yaitu terlebih dahulu menentukan sasaran, melakukan pendekatan awal kemudian melakukan penyantunan, yang direncanakan selama 6 bulan terhitung sejak terjaringnya klien tersebut.

2 Bagaimanakah Pengorganisasian dalam program pengelolaan Eks-WTS pada PPSKW?

Pembagian tugas yang meliputi bimbingan fisik, bimbingan mental, bimbingan sosial, bimbingan keterampilan kerja dan resosialisasi serta pembinaan lanjut bagi Wanita Tuna Susila agar mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

3 Bagaimanakah penggerakan dalam program pengelolaan Eks-WTS pada PPSKW?

Melakukan koordinasi dengan para pihak yang terkait, agar dapat melakukan tugas dan tanggungjawab dengan baik sesuai yang telah di tentukan dalam proses rehabilitasi Wanita Tuna Susila (WTS).

4 Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam program pengelolaan Eks-WTS pada PPSKW?

Pengawasan dilakukan langsung oleh pihak Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Yang tugasnya mengawasi setiap aktivitas yang dilakukan pada Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita (PPSKW) Mattiro Deceng Kota Makassar.

NAMA : AHMAD HR. SE. MM

JABATAN : PEKSOS/ PEMBINA BIMBINGAN FISIK WAKTU : 15 NOVEMBER 2015

TEMPAT : PUSAT PELAYANAN SOSIAL KARYA WANITA (PPSKW) MATTIRO DECENG KOTA MAKASSAR

NO PERTANYAAN PENELITIAN JAWABAN INFORMAN 1 Bagaimanakah perencanaan

dalam program pengelolaan Eks-WTS pada PPSKW?

Sesuai dengan prosedur yang ada, dimana Wanita Tuna Susila (WTS) akan mengikuti proses rehabilitas selama 6 bulan terhitung sejak terjaringnya klien tersebut.

2 Bagaimanakah Pengorganisasian dalam program pengelolaan Eks-WTS pada PPSKW?

Perorganisasian di panti ini sudah jelas, karena terdapat beberapa tugas yang harus dikerjakan oleh para Pekerja Sosial dan bertanggungjawab dalam memberikan pembinaan meliputi bimbingan fisik, bimbingan mental, bimbingan sosial, bimbingan keterampilan kerja dan resosialisasi. 3 Bagaimanakah penggerakan

dalam program pengelolaan Eks-WTS pada PPSKW?

Dengan cara menjalin komunikasi yang baik dan ikut berpartisipasi dalam segala hal yang menyangkut proses rehabilitasi para Wanita Tuna Susila (WTS).

4 Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam program pengelolaan Eks-WTS pada PPSKW?

Pengawasan dilakukan langsung oleh pihak Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Karena Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita (PPSKW) di bawah naungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

NAMA : HJ. ANUGRAWATI, S.SOS, MM

JABATAN : PEMBINA KETERAMPILAN TATARIAS WAKTU : 15 NOVEMBER 2015

TEMPAT : PUSAT PELAYANAN SOSIAL KARYA WANITA (PPSKW) MATTIRO DECENG KOTA MAKASSAR

NO PERTANYAAN PENELITIAN

JAWABAN INFORMAN

1 Program apa saja yang ditawarkan dalam pembinaan Eks-WTS pada PPSKW?

Ada tiga program pembinaan keterampilan yang ditawarkan yaitu keterampilan tatarias, tataboga dan menjahit. Tetapi saya di beri wewenang untuk memberikan pembinaan melalui keterampilan tatarias. 2 Kendala-kendala apa saja yang

dihadapi pembina dalam melakukan pembinaan terhadap Eks-WTS?

Mereka susah diatur karena mereka memiliki karakter yang berbeda-beda, ada yang sangat antusias mengikuti keterampilan begitupula sebaliknya.

3 Apa yang anda harapkan kepada para Eks-WTS setelah mengikuti keterampilan tatarias dan keluar dari tempat rehabilitasi ini?

Saya berharap setelah keluar dari panti ini, mereka akan mendapatkan lapangan kerja yang baru dan tidak akan kembali menjadi Wanita Tuna Susila (WTS) karena telah dibekali keterampilan.

NAMA : CHRISTINA ML. S.SOS

JABATAN : PEMBINA KETERAMPILAN TATABOGA WAKTU : 18 NOVEMBER 2015

TEMPAT : PUSAT PELAYANAN SOSIAL KARYA WANITA (PPSKW) MATTIRO DECENG KOTA MAKASSAR

NO PERTANYAAN PENELITIAN

JAWABAN INFORMAN

1 Program apa saja yang ditawarkan dalam pembinaan Eks-WTS pada PPSKW?

Keterampilan tata rias, tata boga, dan menjahit. Tetapi saya diberi wewenang untuk memberikan pembinaan melalui keterampilan tata boga.

2 Kendala-kendala apa saja yang dihadapi pembina dalam melakukan pembinaan

terhadap Eks-WTS?

Sejauh ini saya tidak mendapatkan kendala karena para klien sangat antusias mengikuti program pembinaan keterampilan yang di berikan, dengan alasan mereka sudah terbiasa melakukannya di rumah.

3 Apa yang anda harapkan kepada para Eks-WTS setelah mengikuti keterampilan tataboga dan keluar dari tempat rehabilitasi ini?

Mendapatkan lapangan kerja yang jauh lebih baik dari sebelumnya dan tidak akan kembali kepekerjaannya yang lama. Dengan bekal keterampilan yang dimiliki saya berharap mereka mampu mengaplikasikanya, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.

NAMA : HASBIAH MADDI, S.PD

JABATAN : PEMBINA KETERAMPILAN MENJAHIT WAKTU : 01 DESEMBER 2015

TEMPAT : PUSAT PELAYANAN SOSIAL KARYA WANITA (PPSKW) MATTIRO DECENG KOTA MAKASSAR

NO PERTANYAAN PENELITIAN JAWABAN INFORMAN 1 Program apa saja yang

ditawarkan dalam pembinaan Eks-WTS pada PPSKW?

Disini kami menawarkan ada tiga bentuk pembinaan keterampilan yaitu keterampilan tatarias, tataboga, dan menjahit. Tetapi saya di beri wewenang untuk memberikan keterampilan menjahit.

2 Kendala-kendala apa saja yang dihadapi pembina dalam

melakukan pembinaan terhadap Eks-WTS?

Sejauh ini kendala yang saya hadapi yaitu karena mereka susah di atur dan merasa sudah mengetahui keterampilan yang di berikan sehingga kurang antusias dalam mengikuti pembinaan. 3 Apa yang anda harapkan kepada

para Eks-WTS setelah mengikuti keterampilan menjahit dan keluar dari tempat rehabilitasi ini?

Saya berharap setelah keluar dari panti mereka akan mengalami perubahan sikap dan tingka laku dan mampu berperan aktif dalam bermasyarakat tanpa kembali menjadi Wanita Tuna Susila (WTS).

NAMA : SISI

JABATAN : WTS KETERAMPILAN TATARIAS WAKTU : 05 DESEMBER 2015

TEMPAT : PUSAT PELAYANAN SOSIAL KARYA WANITA (PPSKW) MATTIRO DECENG KOTA MAKASSAR

NO PERTANYAAN PENELITIAN JAWABAN INFORMAN 1 Mengapa anda memilih program

pembinaan keterampilan tatarias?

Saya suka merias diri dan hal ini sudah sering saya lakukan sebelumnya. Sehingga saya tertarik untuk mengikuti keterampilan tersebut dengan alasan ingin menambah pengalaman di bidang rias khusunya rias wajah.

2 Kendala-kendala apa saja yang anda hadapi selama mengikuti pembinaan keterampilan tersebut?

merasa kurang betah mengikuti keterampilan tersebut karena kurang adanya aneka ragam dan rutinitas kegiatan sehingga saya merasa bosan. 3 Apa harapan anda setelah keluar

dari tempat rehabilitasi ini?

Saya berharap setelah keluar dari tempat ini, saya akan mendapatkan lapangan kerja yang baik atau membuka usaha salon dengan bekal keterampilan yang saya miliki.

NAMA : AMEL

JABATAN : WTS KETERAMPILAN TATABOGA WAKTU : 05 DESEMBER 2015

TEMPAT : PUSAT PELAYANAN SOSIAL KARYA WANITA (PPSKW) MATTIRO DECENG KOTA MAKASSAR

NO PERTANYAAN PENELITIAN JAWABAN INFORMAN 1 Mengapa anda memilih program

pembinaan keterampilan tataboga?

Saya suka memasak dan hal ini sudah biasa saya lakukan di rumah sebelum masuk ketempat rehabilitasi ini.

2 Kendala-kendala apa saja yang anda hadapi selama mengikuti pembinaan keterampilan tersebut?

Sejauh ini saya tidak mendapatkan kendala apapun karena saya berusaha mengikuti pembinaan keretampilan dengan baik. Dan saya merasa senang karena saya dapat menambah pengalaman di bidang tataboga.

3 Apa harapan anda setelah keluar dari tempat rehabilitasi ini?

Saya ingin membuka usaha catering dan menjadi ibu rumah tangga yang baik. Sehingga saya tidak akan kembali menjadi Wanita Tuna Susila (WTS).

NAMA : YANTI

JABATAN : WTS KETERAMPILAN MENJAHIT WAKTU : 05 DESEMBER 2015

TEMPAT : PUSAT PELAYANAN SOSIAL KARYA WANITA (PPSKW) MATTIRO DECENG KOTA MAKASSAR

NO PERTANYAAN PENELITIAN JAWABAN INFORMAN 1 Mengapa anda memilih program

pembinaan keterampilan menjahit?

Saya ingin mencoba sesuatu hal yang baru dengan memilih keterampilan menjahit, karena menurut saya keterampilan tatarias dan tataboga sudah sering saya lakukan sebelumnya. 2 Kendala-kendala apa saja yang

anda hadapi selama mengikuti pembinaan keterampilan tersebut?

bosan karena terkurung seperti halnya dipenjara, tidak menghasilkan uang, dan kegiatannya kurang menarik cenderung hanya sebagai rutinitas belaka sehingga motivasi untuk belajar sangat rendah.

3 Apa harapan anda setelah keluar dari tempat rehabilitasi ini?

Saya berharap akan mendapatkan lapangan kerja yang baru dengan bekal keterampilan yang diberikan, agar tidak kembali menjalani aktivitas terdahulu sebagai WTS.

Gambar 1:

Lokasi Penelitian

Gambar 2:

Alur Proses Pelayanan dan

Rehabilitasi pada PPSKW

Mattiro Deceng

Kota Makassar

Gambar 3:

Gambar 4:

Wawancara Bersama Kepala UPTD pada PPSKW

Gambar 5: Wawancara Bersama Pembina Keterampilan Tata

Boga

Gambar 6:

Wawancara Bersama Pembina Keterampilan Tata Rias

Gambar 7:

Wawancara Bersama Pembina Keterampilan Menjahit

Gambar 10: Wawancara Bersama

Eks-WTS yang mengikuti Keterampilan Menjahit

Gambar 9:

Wawancara Bersama Eks-WTS yang mengikuti Keterampilan Tata Boga Gambar 8:

Wawancara Bersama Eks-WTS yang mengikuti Keterampilan Tata Rias

RIWAYAT HIDUP

Adapun riwayat pendidikan penulis, penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD No 30 Inpres Lekoala, Maros pada tahun (1998) dan tamat pada tahun (2004). Kemudian terdaftar sebagai siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 4 Maros pada tahun (2004) dan tamat pada tahun (2007). Kemudian melanjutkan pendidikan kejenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Maros Baru pada tahun (2007) dan tamat pada tahun (2010). Pada tahun (2010) penulis sempat bekerja di perusahaan swasta yang ada di Kota Makassar, Kemudian pada tahun (2011), penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berkat Rahmat Allah SWT, dengan iringan doa dari orang tua, keluarga dan sahabat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi pada tahun (2016) dengan judul “PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMBINAAN

EKS-WANITA TUNA SUSILA (WTS) PADA PUSAT PELAYANAN SOSIAL KARYA WANITA (PPSKW) MATTIRO DECENG KOTA MAKASSAR”.

Nama lengkap penulis, yaitu Kartini. M biasa disapa Thinie, lahir di Maros pada tanggal 24 April 1993 merupakan anak kedua dari lima bersaudara buah kasih sayang dari pasangan Muhammad S.Pd dan Ramlah S.Pd, Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Kini penulis bertempat tinggal di Jl. Teluk Bayur II No 7, RT/RW 003/002 Jembatan Merah, Kelurahan Maccini Sombala Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.

Dokumen terkait