• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen TANGGAL Maret 2018 (Halaman 119-133)

BAB IV PEMBAHASAN

B. Saran

Penulis memberikan saran kepada beberapa pihak terkait, diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. B khususnya An. P dengan penyakit ISPA dan saran tersebut yaitu:

1. Puskesmas

Diharapkan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan hendaknya dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan kartu kesehatan sehingga masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan. Dan juga memberikan pendidikan kesehatan terutama dalam melakukan modifikasi lingkungan di wilayah Utan panjang.

Hal ini dapat didukung dengan adanya kegiatan pendataan setiap KK yang sudah maupun belum memiliki kartu kesehatan, melakukan kegiatan Dor to Dor untuk memantau kondisi lingkungan rumah.

2. Profesi perawat

Diharapkn dalam melakukan asuhan keperawatan hendaknya perawat setelah melakukan penyuluhan ataupun tindakan lainnya memberikan leaflet atau bacaan tertulis sehingga bisa dibaca kembali oleh keluarga serta dapat bermanfaat untuk keluarga yang tidak hadir saat dilakukan tindakan.

3. Institusi pendidikan

Diharapkan dapat melengkapi buku sebagai referensi yang berkaitan dengan Konsep penyakit ISPA, asuhan keperawatan keluarga dengan masalah ISPA, sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam menyusun karya tulis ilmiah.

4. Klien dan keluarga

Diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dan menjaga lingkungan tetap bersih guna mencegah terjadinya ISPA. Serta mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terjangkau dan ekonomis seperti puskesmas atau klinik

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff & Mukti. (2010). Dasar-dasar ilmu penyakit paru.

Surabaya : Airlangga Universitas

Andarmoyo S. (2012). Keperawatan keluarga : konsepteori, proses, dan praktik keperawatan. Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu

Kemenkes RI. (2011). Pedoman pengendalian infeksi saluran pernapasan akut. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

http://www.pppl.depkes.go.id Diakses tanggal 02 Februari 2018 jam 11.00 WIB.

Kozier, dkk. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses dan praktik. Vol. 2. Edisi 7. Jakarta : EGC.

Laporan Nasional Riskesdas. (2007). Prevalensi ISPA.

http://www.k4health.org Diakses tanggal 02 Februari 2018 jam 10.00 WIB

Laporan Nasional Riskesda. (2013). Prevalensi ISPA.

http://www.depkes.go.id Diakses tanggal 04Februari 2018 jam 09:40 WIB

LeMone, P dkk. (2015). Buku ajar keperawatan medical bedah.

Edisi 5. Jakarta : EGC.

Noviestari, dkk. (2015). Keperawatan dasar :

manual keterampilan klinis. Edisi 1. Singapore : Elsevier.

Pedoman Interim WHO. (2007). Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemic dan pandemic di fasilitas pelayanan

kesehatan. Jenewa: WHO.

Pokok Pembahasan

: Perawatan penyakit infeksius : Pengertian sampai perawatan ISPA : Penyuluhan ISPA

: 28 Maret 2018 : Fitri Yani : Keluarga

: Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab : Leaflet dan Lembar Balik

A. Tujuan

Tujuan Umum :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 20 menit tentang Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), diharapkan keluarga An. P mampu memahami tentang penyakit ISPA dan mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ISPA.

Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan keluarga dapat :

1. Menyebutkan kembali pengertian ISPA 2. Menyebutkan kembali penyebab ISPA 3. Menyebutkan tanda dan gejala ISPA 4. Menyebutkan kembali komplikasi ISPA

5. Menyebutkan cara perawatan dan pengobatan ISPA B. MATERI

1. Pengertian ISPA 2. Tanda gejala ISPA 3. Penyebab ISPA 4. Komplikasi ISPA 5. Cara perawatan ISPA

C. Kegiatan Penyuluhan

1. Ceramah (penjelasan) 2. Diskusi

3. Tanya jawab

D. Uraian kegiatan pendidikan kesehatan ( Pembukaan, Isi, Penutup )

Waktu Kegiatan Penyuluan Peserta

5 Menit Pembukaan 1. Mengucapkan salam  Menjawab salam 2. Memperkenalkan  Mendengarkan

diri

3. Menjelaskan tujuan 4. Melakukan kontrak

waktu 5. Melakukan

aspersepsi tentang ISPA

15 Menit Isi 1. Menjelaskan materi  Memperhatikan 2. Memberikan penyampaian materi

kesempatan untuk  Mengikuti kegiatan tanya bertanya dan jawab

10 Menit Evaluasi 1. Memberikan  Peserta penyuluhan kesempatan kepada mengajukan pertanyaan peserta penyuluhan  Penyuluh menjawab

kesempatan kepada penyuluh untuk menjawab

pertanyaan yang dilontarkan

5 Menit Penutup 1. Menyimpulkan  Bersama-sama

materi menyimpulkan

2. Melakukan tindak  Menjawab salam lanjut

3. Memberi salam

E. Media dan Sumber

1. Media : Leaflet dan lembar balik 2. Sumber : buku dan internet

F. Evaluasi

Prosedur : tanya jawab Bentuk pertanyaan : lisan Jumlah soal : 5

1. Keluarga mampu menjelaskan kembali apa itu penyakit ISPA ? 2. Keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala penyakit ISPA ? 3. Keluraga mampu menjelaskan penyebab penyakit ISPA ? 4. Keluarga mampu menjelaskan komplikasi dari ISPA ?

5. Keluarga mengerti tentang cara pengobatan ISPA secara tradisional ?

Materi Penyuluhan

A. Pengertian

Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi akut yang terjadi pada saluran napas termasuk adneksanya. Akut adalah berlangsung sampai 14 hari, Adneksa yaitu sinus, rongga telinga dan pleura.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan bersifat ringan, misalnya batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun demikian jangan dianggap enteng, bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat menyebabkan anak menderita pneumoni yang dapat berujung pada kematian.

Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA dibagi menjadi dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia.

Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia.

B. Klasifikasi

Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut : 1. ISPA atas : Rinitis, faringitis,Otitis

2. ISPA bawah : Laringitis ,bronchitis,bronkhiolitis,pneumonia.

C. Etiologi

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau kuman golonganA streptococus, stapilococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma, dan pneumokokus yang menyerang dan menginflamasi saluran pernafasan (hidung, pharing, laring) dan memiliki manifestasi klinis seperti demam, meningismus, anorexia, vomiting, diare, abdominal pain, sumbatan pada jalan nafas, batuk, dan suara nafas wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara pernafasan.

Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman. Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley and Wong; 1991; 1419).

Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni golongan A -hemolityc streptococus, staphylococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus.

didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan nafas.

Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru.

Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Whaley and Wong; 1991; 1420).

Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotic.

ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.

Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalanpernapasan.

Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris.

D. Tanda – Tanda Klinis ISPA

1. Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.

2. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest.

3. Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung, kejang dan coma.

4. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.

E. Tanda - Tanda Laboratoris ISPA

1. Hypoxemia, 2. Hypercapnia dan

3. Acydosis (metabolik dan atau respiratorik)

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor,Wheezing.

F. Faktor Resiko

congenital, imunologis, BBLR dan premature.

  Lingkungan : Kualitas perawatan orang tua, asap rokok,

keterpaparan terhadap infeksi, social ekonomi, cuaca dan polusi udara.

G. Patofisiologi

Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :

1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa - apa.

2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.

3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan

meninggal akibat pneumonia.

H. Penatalaksanaan Ispa

Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA).

Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang

tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA.

Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut : a. Upaya pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan : 1. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.

2. Immunisasi.

3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.

4. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

b. Pengobatan dan perawatan

Prinsip perawatan ISPA antara lain :

1. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari 2. Meningkatkan makanan bergizi

3. Bila demam beri kompres dan banyak minum

4. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih

5. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.

6. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetek.

Pengobatan antara lain :

a) Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk.

pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).

b) Mengatasi batuk

Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

Dalam dokumen TANGGAL Maret 2018 (Halaman 119-133)

Dokumen terkait