BAB V PENUTUP
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti merekomendasikan beberapa saran, antara lain:
1. Bagi Perusahaan
a. Penyaluran dana bantuan Bina Lingkungan kepada masyarakat yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jasa Indonesia, belum disertai dengan penyerahan kewajiban pada penerima bantuan untuk membuat Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). Padahal LPJ ini sangat berguna untuk membangun rasa tanggung jawab masyarakat, selain itu juga dapat mempermudah perusahaan dalam memonitoring pemanfaatan dana bantuan yang telah disalurkan.
b. Bantuan Program Kemitraan bentuk Hibah belum jadi keutamaan perusahaan dalam membantu UKM. Padahal akan lebih baik bila penyaluran dana pinjaman diawali, dengan terlebih dahulu mengajak mitra binaan untuk berdiskusi bersama tenaga ahli dalam membuat rencana anggaran biaya untuk UKMnya. Dengan itu pinjaman yang telah disalurkan pada mitra binaan, dapat dimaksimalkan manfaatnya, karena dana yang sepenuhnya digunakan hanya untuk kepentingan perkembangan UKM miliknya.
127
Akuntono, Indra. “Perbaikan Kampung Ala Jokowi Tak Gunakan APBD,” Artikel diakses pada 17 Desember 2012 darihttp://www.kompas.com/lipsus/
Arifin, Dzul Afifah. “Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan CSR Oleh PT. Wirakarya Sakti Dalam Penguatan Ekonomi Lokal,” Skripsi S1 Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. 2011.
Ayu, Nanda. “Implementasi Corporate Social Responsibility(CSR) PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.: Kantor Unit Porang,” Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Surabaya Volume 1, no. 1, (2012): h. 1.
Damang, “Prinsip Jaminan Kredit oleh Bank,” Artikel ini diakses pada 22 November 2011 darihttp://www.negarahukum.com/
Herawati, Evi. “Menjadi Perusahaan yang Bertanggung Jawab.” Majalah PKBL Action Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan BUMN, 1 April 2013: h. 87.
Holme, Richard dan Watt Phil. “Corporate Social Responsibility: Making Good Business Sense.” Artikel diakses pada 2007 dariwww.wbcsd.adf.com
Indarti, Sri. “Trade off Corporate Social Responsibility BUMN dan Pengembangan UMKM Di Provinsi Riau: Studi Kasus PT. Jasa Raharja Cabang Provinsi Riau,”
Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan Tahun II, no. 6 (Juli 2012):h. 258.
Irfan. “Jasindo Kembali Raih sertifikasi AM BEST.” Artikel diakses pada 10 Juli 2013 darihttp://www.travelcare.co.id/oindex.php/news/read/8
Kartono, Kartini. Mengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: CV mandar Maju,1990.
Kasan, Munawar. ”Menambah Model CSR BUMN Asuransi Komersial.” Artikel diakses pada 10 Januari 2013 dari http://www.bpjs.info/prisma/
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kebijakan Kementerian BUMN tentang Program Corporate Social Responsibility (CSR). Bandung: BUMN,
2010.
Keteng, Andi Muttya. “BPKP: Ahok Center Jadi Mitra CSR 18 Perusahaan di Rusun Marunda.” Artikel diakses pada 15 Agustus 2013 dari www.Liputan6.com Kotler, Philip and Lee, Nancy. Corporate Social Responsibility: Doing The Mosst
Good For Your Company and Your Cause. Hoboken, New Jersey: John Wiley
and Sons, Inc, 2005.
Kuwando, Fabian Januarius. “ Ini CSR Penyokong Jokowi - Ahok di Rasuna Marunda.” Artikel diakses pada tanggal 15 Agustus 2013 dari http://www.kompas.com/megapolitan/
Lexy J Moloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda, 2004.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Marnelly, T. Romi. “Corporate social Responsibility (CSR): Tinjauan Teori dan Praktek di Indonesia.” Jurnal Aplikasi Bisnis Vol. 2, no. 2 (April 2012): h.50.
Miles, Matthew B dan Huberman, A. Michael. Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press, 1992.
Nasir, Mohammad. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.
Papalia, dkk. Human Development. Amerika: Mc Graw Hill, 2007.
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-05/MBU/2007 tentang program kemitraan badan usaha milik Negara dengan usaha kecil dan program bina lingkungan.
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-05/MBU/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian BUMN.
Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-20/MBU/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan.
Perusahaan Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO). “Company Profile Corporate Social Responsibility,” Artikel diakses pada 12 Juli 2013 dari http://www.jasindo.co.id/
Ruslan, Rosadi. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: Raja Gravindo Persada, 2004.
Saidi, Zaim dan Abidin, Hamid. Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta: Piramedia, 2004.
Saputri, Pramitha Dika, “Kebijakan Estimasi Nilai Agunan Dalam Pemberian Kredit Pada PT. Bogor Anggana Cendikia,” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2013.
Saraswati, Rosita Ayu. “Peranan Analisis Laporan Keuangan, Penilaian Prinsip 5c Calon Debitur dan Pengawasan Kredit Terhadap Efektifitas Pemberian Kredit Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Temanggung.” Jurnal Nominal Vol. 1, no.1 (2012): h. 5.
Sjafitri, Henny. “Peranan Analisis Laporan Keuangan, Penilaian Prinsip 5c Calon Debitur dan Pengawasan Kredit Terhadap Efektifitas Pemberian Kredit Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Temanggung.” Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 2, no.2 ( Mei 2011): h. 113-114.
Suharto, Edi. Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum Pemikiran. Bandung: Lembaga Study Pembangunan STKS {LSP- STKS}, 1997.
Sumadi, Budi Karya. “Penandatanganan MOU PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk dengan Gubernur DKI dalam Program CSR,“ Artikel diakses pada 19 Desember 2012 dariwww.ancol.com
Tri, Yanu. “Jenis – Jenis Badan Usaha di Indonesia”, Artikel diakses pada 12 September 2013 darihttp://id.m.wikipedia.org/wiki/Badan_Usaha
Undang – Undang Dasar RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Undang - Undang Dasar RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Uno, Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi aksara, 2009.
Usman, Nurul Widya Siska. “Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Dalam Rangka Pemberdayaan UKM di Kota Padang (Studi Kasus, Program Kemitraan PT. Semen Padang).” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas, 2011.
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi. Yogyakarta: Andi, 2010.
Wibisono, Yusuf. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing, 2007.
Yasin, Mahmuddin. dkk. Perusahaan Bertanggung Jawab CSR vs PKBL cetakan pertama. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2012.
Yudiviantho, Agung. “Strategi Pendanaan Melalui Sekuritisasi Piutang pembiayaan Konsumen Pada PT. ABC Finance,” Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2010.
Subyek : Bapak Ahmad Jazuli (Panitia Pembangunan Musholla Al - Hidayah) Tanggal : 2 September 2013 jam 15.15 – 16.50
Tempat : Musholla Al – Hidayah, Jl. Sensus RT/RW 04/04 Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur
1. Kapan anda mengajukan permintaan bantuan? dan kapan bantuan terealisasi?
“Lama juga ya, kalo gak salah setahun yang lalu seinget saya soalnya musholla ini sudah berjalan satu tahun. Waktu itu jawabannya ada giliran dengan Bekasi, setelah dari Bekasi baru bisa kesini, agak lama sih sekitar satu setengah bulan.”
2. Bagaimana kondisi bangunan sebelum dan sesudah menerima bantuan?
”Jadi gini mba, di lingkungan sini ada sekolahan SD yang udah lama ga keurus dan ga berfungsi, warga maunya sekolah itu dibongkar dan dijadiin musholla aja.”
3. Apa yang anda ketahui mengenai program bina lingkungan?
“Bina Lingkungan itu apa ya mba? nama program CSRnya Jasindo? atau bagaimana. Saya kurang paham.”
4. Dari mana anda mendapat informasi tentang program bina lingkungan di PT. Jasindo?
“Ada tetangga, anaknya kerja di PT. Jasindo, Hadi namanya sebagai teknisi.”
5. Terdapat beberapa persyaratan dari perusahaan yang harus dipenuhi oleh calon penerima bantuan. Adakah persyaratan yang dirasa rumit dipenuhi?
berbeda.Dapetin bantuan dari Jasindo tergolong mudah.Waktu itu sih cuma ngajuin proposal, abis itu kita nunggu kabar.Trus ada orang Jasindonya dateng kesini buat survey, baru deh dananya bisa cair.”
6. Langkah apa saja yang anda lakukan dalam upaya mendapatkan bantuan dari PT. Jasindo?
“Kita sih waktu itu ya sederhana ajalah, dana yang ada dari swadaya masyarakatkan kurang, ya kita ngajuin ke perusahaan - perusahaan deket sini. Sebelumnya buat proposal dulu, trus proposalnya sama pak Hadi dititip ke Direkturnya. Jasindo kasih kita 10 juta, uang aja sih gak ada bantuan dalam bentuk lain.”
7. Bantuan dalam bentuk apa saja yang anda terima dari PT. Jasindo?
“Uang aja mba, yang 10 juta itu.”
8. Adakah pihak perusahaan yang melakukan kunjungan/ survey sebelum anda menerima bantuan?
“Kalau tidak salah waktu itu dua orang yang survey kesini.Gak lama setelah itu dananya cair.”
9. Saat berlangsungnya pembangunan adakah pengawasan atau pemantauan yang dilakukan pihak jasindo? seperti apa?
“Cuma survey aja sih. Pas udah selesai dibangun juga ya udah gitu aja.Gak ada tuh kita disuruh buat laporan pertanggung jawaban.”
“Kami mengajukan proposal ke beberapa perusahaan, untuk proposal yang kami ajukan ke Jasindo itu ide dari pak hadi”
11. Dalam pelaksanaannya, pembangunan dilakukan secara gotong royong antar warga atau ada tenaga khusus yang menangani?
“Pastinya pake tenaga ahli ya. Agar bangunannya bisa kokoh harus dikerjakan oleh yang mengerti bagaimana cara mengerjakannya. Kita gak mau ambil resiko.”
12. Adakah kesulitan yang dihadapi dalam merealisasikan program ini?jika iya, adakah solusi yang diberikan perusahaan dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi?
“Biasalah namanya juga dana swadaya, istilahnya dana sambil nyari, ya pembangunannya jadi kesendet – sendet. Ada dana ya mulai pembangunan kalo dananya abis sambil nyari lagi pembangunannya berhenti dulu. Gak bisa dibangun sekaligus.”
13. Adakah kontribusi warga setempat dalam program ini?jika iya, apa saja?
“Dana swadaya itu.Dana seikhlasnya dari tiap keluarga.”
14. Apakah sebelumnya sudah pernah mendapat bantuan dari PT. Jasindo? Jika sudah, kapan dan berapa kali PT. Jasindo memberikan bantuan?
“Belum pernah mba, ini yang pertama kali.”
15. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah menerima bantuan?
menjadi lebih baik. Selain itu, musholla adalah kebutuhan masyarakat, setiap individu ada kebutuhan rohani dan jasmaninya.Artinya Jasindo membantu kami memenuhi kebutuhan rohani kami, oleh karena itu kita sangat berterimakasih kepada perusahaan - perusahaan yang berpartisipasi dalam pembangunan musholla kami.”
16. Apa saran yang ingin bapak sampaikan terkait dengan program Bina Lingkungan?
“Karena baru tahap awal, mudah – mudahan Jasindo mau kembali membantu kami dan ya kalau bisa jangan hanya uang, bahan material juga kami terima.Biar lebih yakin juga.”
Subyek : Bapak Asmin Rangkudi ( Pengusaha Warung Sembako) Tanggal : 29 Agustus 2013
Tempat : Warung Sembako Bapak AR di Gang Masjid At - Taqwa Rt/Rw 04/16 no. 17 Kampung Pitara Kelurahan Pancoran Mas Kota Depok
1. Sejak kapan anda mendirikan kegiatan usaha ini?
“Awalnya usaha ini saya dirikan kecil - kecilan tapi sudah sejak dulu kami menjual sembako.Coba saja adek perhatikan warung sekitar sini belum ada yang lengkap.Kebanyakan mereka jual jajanan anak - anak.ada juga memang mereka jual kebutuhan pokok seperti gula, rinso, sabun tetapi masyarakat tetap memilih berbelanja pada kami, Alhamdulillah. Warung ini adalah mata pencaharian saya dari tahun 2000, sebab itu saya harus paham apa yang paling dicari oleh masyarakat. Kebutuhan pokok seperti beras, gas, telur dan lain – lain itu yang harus ada di warung saya. Selain itu baiknya kita bersikap ramah agar orang tak segan dan nyaman beli diwarung kita”
2. Apakah yang membuat anda mengambil keputusan untuk bermitra dengan PT. Jasindo? Dari mana anda mendapatkan informasi mengenai program kemitraan di PT. Jasindo?
“Saya baru dengar ada pinjaman yang bunganya sangat kecil karena yang saya ketahui selama ini instansi hanya mau memberikan pinjaman dengan syarat – syarat yang sangat rumit dan bunga yang besar.Untung ada bapak Yuki yang menerangkan bahwa PKBL ini berbeda, saya
3. Apa yang anda ketahui mengenai program kemitraan?
“Program Kemitraan itu yang saya tau ya programnya PKBL. Semacam fasilitas perusahaan yang melayani masyarakat dengan cara memberi pinjaman dengan bunga yang kecil serta persyaratannya mudah dan gak berbelit – belit kaya di bank.”
4. Berapa jumlah dana yang anda ajukan sebagai pinjaman? Berapa dana pinjaman yang anda dapatkan dan disetujui perusahaan?
“Tahun 2012 itu saya ajukan pinjam 30 juta, nunggu kira - kira tiga bulan baru ada keputusan yang cair 20 juta.Sekarang sudah masuk angsuran ke 12, bulan September ini masuk 1 tahun.
Tiap bulannya 23 kali saya bayar 940 ribu, tapi bulan terakhir gak nyampe segitu tinggal bayar sisanya aja 780 ribu setelah itu lunas.”
5. Selain uang pinjaman adakah bantuan lain yang anda terima dari PT. Jasindo?
“Gak ada, Jasindo hanya memberikan pinjaman modal dengan bunga yang kecil agar UKM – UKM itu bisa berkembang dan maju.”
6. Adakah persyaratan – persyaratan dari PT. Jasindo yang memberaatkan?
“Oh, nggak.”
7. Adakah kesulitan yang anda hadapi saat masa pengembalian dana pinjaman?jika ada, adakah solusi yang diberikan oleh perusahaan untuk mengatasi kesulitan tersebut?
jadinya irit – irit ngeluarin kebutuhan bulanan keluarga. Bapak sih belum pernah certita kesulitan bapak, apalagi ke Jasindo, jadi mungkin jasindo taunya kita lancar – lancar aja.”
8. Langkah apa saja yang anda lakukan dalam upaya mendapatkan bantuan dari PT. Jasindo?
“Pertama isi proposal. Catetin kebutuhan belanja kita, kaya beras, roko, gas, telor, minyak tanah, dan lain – lain. Trus kasihin lagi ke Jasindo, sampai akhirnya dapet kabar kalau pengajuan kita disetujui sama Jasindo.”
9. Berapa jumlah omset yang anda dapatkan sebelum dan sesudah menerima pinjaman dari PT.
Jasindo?
“Kalo dulu kira – kira omset kita perhari dua jutaan, setelah meminjam meningkat jadi dua juta setengah sampai tiga juta kadang – kadang, kan barang kita nambah. Kita kan ngambil keuntungan paling nggak 10% – 20%, umpamanya hari itu dapet dua juta artinya untung bersih kita hari itu sekitar Rp. 200.000,00”
10. Apa saja manfaat yang anda peroleh setelah bermitra dengan PT. Jasindo?Apa saran yang ingin anda sampaikan pada PT. Jasindoo terkait dengan program kemitraan?
“Saya merasa sangat terbantu sekali lah dek dengan pinjaman JASINDO ini, tadinya kan sebelum dibantu biaya belanja kita kurang, dagangan sedikit.Alhamdulillah sekarang ada kemajuan.Omset saya bertambah, biaya anak - anak semua jadi bisa tercukupi.Harapan saya program ini bisa terus gitu, bantu pedagang - pedagang kecil macam saya ini biar maju usahanya jadi sejahtera gitu walaupun harga - harga pada naik.”
Subyek : Bapak Pramono Edi ( Kepala Biro PKBL) Tanggal : 18 Juli 2013
Tempat : Kantor Pusat PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Jakarta
1. Sejak kapan perusahaan mulai mengimplementasikan PKBL?
“PKBL ini adalah istilah baru yang muncul sejak tahun 2007. Namun sebetulnya tahun 1992 embrio dari pada PKBL sudah ada pada saat itu namanya Unit PEGAL (Pengusaha Golongan Ekonomi Lemah) yang sifatnya baru memberikan bantuan - bantuan sosial di sektor ekonomi yaitu pinjaman ringan/ pinjaman dengan bunga yang sangat kecil.”
2. Apa yang melatarbelakangi perusahaan melakukan kegiatan PKBL?
“Seluruh perusahaan pasti mempunyai kontribusi dalam sumber daya alam meskipun dalam skala yang kecil sekalipun.Seperti contohnya, perusahaan memiliki kamar mandi dan toilet yang berkontribusi dalam pembuangan limbah, pengunaan pasak bangunan dalam membangun perusahaan), dan bangunan perusahaan berdiri ditengah lingkungan masyarakat.Tentunya akan sangat baik bagi tiap perusahaan baik milik BUMN atau Non-BUMN untuk memberikan kenyamanan kepada manusia atau masyarakat dan juga lingkungan alam.”
“Melihat dari adanya prinsip keberlangsungan (sustainability)/ keberlanjutan. Dapat diartikan dalam dua arti yang berbeda namun mempunyai makna yang sama. Keberlanjutan ini adalah kontinitas kehidupan dari pada perusahaan, tentu akan menjadi eksis selama masyarakat disekelilingnya ikut menikmati akan keberadaan perusahaan tersebut.
Sedangkan maksud dari keberlanjutan yang lainnya bahwa program - program di dalam CSR itu tidak berhenti hanya sekali program tetapi berlanjut setiap tahunnya.Maka dari itu dengan membentuk PKBL ini merupakan bentuk kepedulian, empati perusahaan, bentuk trimakasih perusahaan terhadap lingkungan.Maka hubungan timbal balik itu dibuatlah secara regulasi bahwa sebagian keuntungan dari perusahaan BUMN akan dikelola melalui Biro/
Unit PKBL untuk disalurkan kembali pada masyarakat (sektor ekonomi, sosial maupun bina lingkungan)”.
4. Apa saja kebijakan dari perusahaan terkait PKBL?Apa saja syarat yang harus dipenuhi calon mitra binaan?
“Melalui MBU 05 tahun 2007 Kementrian mewajibkan semua perusahan BUMN yang memperoleh keuntungan diminta untuk membentuk 1 unit tersendiri meneruskan unit PEGEL terdahulu menjadi unit khusus yaitu Biro PKBL/ Divisi PKBL. “Tentunya pertama adalah mempunyai tempat usaha yang jelas, Warga Negara Indonesia (WNI), pertimbangan utama adalah mempunyai prospek usaha kedepan. Pengusaha - pengusaha mikro yang selama ini tidak dapat mengembangkan usahanya akibat modal yang ia punya tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan/permintaan konsumen. Dan penentu berikutnya adalah usaha ini masih masuk didalam golongan usaha ekonomi lemah yang masuk kategori
5. Adakah unit atau divisi khusus yang mengelola PKBL
“Dalam struktur organisasi PKBL PT. Jasindo, unit PKBL ini langsung dibawah
direksi.Untuk saat ini dipegang oleh Direktur Keuangan.Kemudiaan di dalam Biro PKBL ada satu Kepala Biro, tiga seksi seksi keuangan, seksi penyaluran yang melakukan survey serta seksi pembinaan yang bertugas membina mitra binaan).Pertanggung jawaban mitra binaan dipegang oleh satu seksi, namun seksi ini bisa bekerja dengan lembaga - lembaga independent sebagai penyalur. Atau biro PKBL membentuk tim tersendiri untuk berbuat hal yang sama atau kita bersinergi oleh perusahaan BUMN lain yang membidangi bidang -bidangnya secara khusus.””
6. Dari mana sumber dana PKBL berasal?Berapa besar dana PKBL yang dialokasikan pada setiap masing- masing bidang?
“Secara regulasi bahwa yang dialokasikan atau yang disisihkan untuk PKBL yaitu PK maksimal 2% dari keuntungan setelah dikenai pajak dan BL juga maksimal 2% dari keuntungan setelah pajak atau keuntungan bersih sehingga total untuk PKBL maksimal adalah 4% dari keuntungan bersih perusahaan. Namun pada kenyataannya PT. Jasindo lebih sering mengalokasikan 1% untuk program kemitraan dan 1% untuk bina lingkungan. Total untuk PKBL maksimal adalah 4%, namun demikian itu kata maksimal, jadi negosiable, tergantung kondisi perusahaan. Perusahaan yang yang mempunyai sumberdaya didalamnya, memerlukan share (jasa produksi, bonus dan sebagainya) atau pada kondisi keuangan seperti asuransi yang lebih melindungi keuangan kedepan karena kita mengcover resiko atas klaim
berapa persen alokasi dana diberikan yang.”
7. Apakah disetiap tahun besar dana PKBL yang dialokasikan pada setiap bidangnya selalu sama atau berubah? Apa yang mempengaruhi penentuan besar besar kecilnya dana yang dialokasikan pada suatu bidang?
“Ada RKA yang nanti di syahkan dalam rapat tekhnis atau yang biasa disebut dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) itu maksimal 1 bulan pengesahan keuntungan yang disepakati didalam RUPS segera di limpahkan kepada Biro PKBL.”
8. Apa saja dampak dan manfaat yang diperoleh perusahaan stelah menjalankan PKBL?
“Manfaat yang didapatkan adalah dapat mensosialisasikan pada masyarakat akan keberadaan perusahaan, namun bukan berarti hal tersebut dapat langsung menunjang peningkatan produksi perusahaan tapi lebih kepada sosialnya.Menginformasikan secara tidak langsung pada masyarakat bahwa perusahaan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sosial terlebih apabila mereka menjadi klien dari salah satu produk asuransi yang ada di PT. JASINDO. Dengan kata lain kegiatan PKBL ini dapat membangun kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Masyarakat menjadi lebih yakin/ percaya pada produk -produk yang ditawarkan PT. JASINDO.”
9. Bagaimana tata cara penyaluran dana?
“Pertama ditangani oleh seksi penyaluran karena setiap proposal diterima dan seksi penyaluran akan melakukan dua macam survey pertama adalah mempelajari/menganalisa proposal yang ada kemudian kita mempersiapkan pertanyaan - pertanyaan yang diperlukan
dari pada usaha itu apakah di tempat yang strategis banyak pelanggannya atau mempunyi prospek atau tidak. “Tujuan dari melakukan survey adalah untuk mempermudah melakukan analisa, secara prosedur biro PKBL melakukan analisa 5C terhadap calon mitra binaan namun analisa 5c yang kita lakukan berbeda dengan yang dilakukan oleh bank atau lembaga jasa simpan pinjam kebanyakan. Karena analisa pinjaman/ kelayakan pinjaman yang kita lakukan pertimbangannya lebih kepada menelaah seberapa besar kebutuhan masyarakat sekitar terhadap usaha calon mitra binaan, adakah prospek dan rata - rata dari calon mitra binaan belum bisa memenuhi syarat secara administrasi.”
10. Berapa maksimal pinjaman yang boleh diajukan?berapa bunga yang harus ditanggung mitra binaan?
“Regulasi mengatur maksimal penyaluran dana adalah 90 % dari pengajuan. Sebagai badan yang membentuk PK dalam bentuk bantuan terhadap Usaha Menengah Koprasi dan Mikro (UMKM), kita melakukan survey secara independent, dalam arti menelaah kembali layakkah mitra untuk dibantu, dan memenuhi syarat atau tidak untuk dibantu. Kedua apakah pantas dipenuhi 90% atau dibawah dari itu.”
11. Sejauh mana masyarakat dilibatkan dalam tahapan - tahapan merealisasikan program PKBL?
“Dalam melakukan aktifitas sosial ,pihak - pihak yang dibantu minimal ikut serta menunjukan kemandirian dan kemauannya dengan swadaya baik tenaga maupun dana.
Program bina lingkungan ini tidak diberikan begitu saja karena jika mereka terima bersih seperti itu, tidak akan tumbuh rasa memiliki terhadap program sehingga perawatannyapun
12. Bagaimana mekanisme monitoring dan evaluasi program baik yang sedang berjalan maupun yang telah berjalan?Apakah hasil evaluasi program PKBL sebelumnya mempengaruhi cara merealisasikan program PKBL selanjutnya?
“Monitoring dilakukan dengan mendamping mitra binaan sekaligus memonitor. Mekanisme yang dilakukan adalah melakukan kunjungan secara rutin (bulananan dan triwulan) dimana dalam aktifitasnya memonitor mengenai perkembangan usaha, kendala - kendala yang dihadapi keteraturan angsuran, dan melihat hal apa yang perlu diberikan pengetahuan pendukung yang harus disampaikan (misalnya: pembukuan, kesehatan, tata kelola usaha,
“Monitoring dilakukan dengan mendamping mitra binaan sekaligus memonitor. Mekanisme yang dilakukan adalah melakukan kunjungan secara rutin (bulananan dan triwulan) dimana dalam aktifitasnya memonitor mengenai perkembangan usaha, kendala - kendala yang dihadapi keteraturan angsuran, dan melihat hal apa yang perlu diberikan pengetahuan pendukung yang harus disampaikan (misalnya: pembukuan, kesehatan, tata kelola usaha,