BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
B. Saran
Fenomena kampanye sosial di media sosial merupakan hal yang sudah tidak asing bagi perkembangan teknologi, dimana saat ini hampir segala hal bisa dilakukan melalui internet. Tidak banyak saran yang diberikan oleh penulis karena Kitabisa.com sebagai platform crowdfunding yang masih berusia dini telah maksimal menggunakan internet sebagai sarana komunikasi kampanye sosial sehingga mendapatkan pencapaian yang besar. Saran penulis pada penelitian ini agar Kitabisa.com membuat konten yang lebih meyakinkan supaya masyarakat luas menyadari kegunaan platform ini dan akhirnya berpindah dari donasi offline ke donasi online.
87
A. Michael, Miles, Matthew dan Huberman. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press, 1992.
B Walther, Joseph. “Computer-Mediated Communication: Impersonal,
Interpersonal, and Hyperpersonal Interaction” Communication Research Vol.23, California, USA: Sage Publications, Inc, 1996.
Blossom, Jhon. Content Nation: Surviving and Thriving as Media sosial Changes Our Work, Our Lives, and Our Future. USA: Wiley Publising, 2009.
Breakendridge, Solis, Putting the Public Back in Public Relations : How Media sosial is Reinventing the Agging Business of PR, New Jersey: Pearson Education, 2009.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prendan Media Grup, 2013.
C. Steven, Bradford. Crowdfunding and the Federal Securities Laws. Columbus: College of Law, Faculty Publications, 2012.
E. Wheat, Rachel. Raising Money For Scientific Research Through Crowdfunding. Trends in Ecology & Evolution, 2013.
Griffin. A First Look at Communication Theory, 6th Editions. New York, USA: McGraw-Hill Companies, 2011.
Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.
Hastarjo, Sri. New Media Teori dan Aplikasi. Karanganyar: Lindu Pustaka, 2011. J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1997.
Joachim, Hemer. A Snapshot on Crowdfunding. Karlsruhe: Franhoufer ISI, 2011. Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi. Jakarta: Penerbit Universitas, 1965. L.DeFleur, Melvin. Theorities of Mass Communication, 5th edition. New York:
Longman Inc., 2006.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Rosdakarya, 2006.
Muwarni, Endah. “Peluang dan Modifikasi Teori Komunikasi” dalam Irwansyah, ed., The Reposision of Communication in the Dynamic of Convergence : Reposisi Komunikasi Dalam Dinamika Konvergensi. Jakarta Kencana Predana Media Group, 2012.
Nasrullah, Rulli, Cybermedia, Yogyakarta: IDEA Press Yogyakarta, 2013.
Poerwandari, E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian
Psikologi, Jakarta: LPSP3-UI, 1998.
Salim, Agus, Teori & Paradigma, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006.
Venus, Antar, Manajemen Kampanye, Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2010.
B. JURNAL
Boyd, M. Danah. 2007. Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship. University of California – Berkeley. Terarsip dalam
http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html.
C. WEBSITE
About us, di akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 12:32 WIB, dari
www.Kitabisa.com/about-us.
Bantu Saudara Kita yang Tertimpa Banjir di Garut, di akses pada tanggal 01 Maret 2017 pukul 14:07 WIB, dari
https://Kitabisa.com/rkpedulibanjirgarut.
Beasiswa Untuk Tristan Alif – Messi Dari Indonesia, di akses pada tanggal 01 Maret 2017 pukul 14:06 WIB, dari https://Kitabisa.com/tristanalif.
Forbes 30 Under 30 Asia, di akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 18:54 WIB, dari http://www.forbes.com/30-under-30-asia-2016/social-
entrepreneurs/#4bfad0207d46.
Masjid Chiba Jepang, di akses pada tanggal 01 Maret 2017 pada pukul 14:04 WIB, dari https://Kitabisa.com/masjidchibajepang.
Pengertian Broadcast pada Jaringan Komputer dan Kegunaannya, di akses pada tanggal 05 April 2017 pukul 10:45 WIB, dari
www.teorikomputer.com/2016/01/pengertian-broadcast-pada-
jaringan.html?m=1.
Profil M.Alfatih Timur, di akses pada tanggal 02 Maret 2017 pukul 19:45 WIB, dari http://www.viva.co.id/siapa/read/156-m.-alfatih-timur.
Ribuan Netizen Indonesia Sumbang Dana Korban Kelaparan Somalia, di akses pada tanggal 17 April 2017 pukul 13:38 WIB, dari
http://citizen6.liputan6.com/read/2897537/ribuan-netizen-indonesia-
sumbang-dana-korban-kelaparan-somalia#.
Rp 3 Miliar Terkumpul via Kitabisa untuk Bangun Masjid di Papua, di akses pada tanggal 17 April 2017 pukul 12:42 WIB, dari
http://tekno.liputan6.com/read/2869876/rp-3-miliar-terkumpul-via-
kitabisa-untuk-bangun-masjid-di-papua?source=search.
10 Jejaring Sosial Populer di Indonesia, di akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 12:51 WIB, dari www.top10magz.com/10-jejaring-sosial-populer- di-indonesia.
D. WAWANCARA PRIBADI
Wawancara Pribadi dengan Iqbal Hariadi, Marketing Manager Kitabisa.com di
Coorporate OfficeKitabisa.com, pada tanggal 31 Maret 2017.\
Wawancara Pribadi dengan Delia Ulfah, Penggalang Dana Kitabisa.com di Cafe Cangkir, pada tanggal 29 Maret 2017.
Wawancara Pribadi dengan Yulinda Ashari, Penggalang Dana Kitabisa.com di Fakultas Psikologi UIN Jakarta, pada tanggal 07 April 2017.
Wawancara Pribadi dengan Faiz Nasrullah Al-Hakim, Penggalang Dana
Kitabisa.com, di Masjid Fatullah Ciputat, pada tanggal 29 Maret 2017.
Wawancara Pribadi via email dengan Sarasticha Ayu Pamargi, Penggalang Dana Kitabisa.com, pada tanggal 03 April 2017.
Wawancara Pribadi via email dengan Dhimas Aryadi, Donatur Kitabisa.com, pada tanggal 02 April 2017.
Wawancara Pribadi dengan Ania Suci, Donatur Kitabisa.com, di Perpustakaan Utama UIN Jakarta, pada tanggal 01 April 2017
Platform Crowdfunding Kitabisa.com)
Waktu wawancara : Jum’at, 31 Maret 2017. Pukul 09:34 – 10:13 WIB.
Tempat wawancara : CoorporateOffice Kitabisa.com
Pewawancara : Dian Andriani
Informan : Iqbal Hariadi (Marketing Manager Kitabisa.com)
1. Bagaimana Kitabisa.com memandang media sosial?
Kalau untuk Kitabisa, social media tuh essential banget sih karena itu menjadi ujung tombak marketing kita. Simply karena social media itu paling murah, paling efektif dan justru malah paling gampang lah untuk embedded ke audience yang kita tuju. Apalagi kalau konteksnya Kitabisa kan menggalang dana online jadi memang proses galang dana pun paling banyak dapetin donasi yang disebar lewat social media. Jadi buat Kitabisa social media is very essential.
2. Menurut Bapak sendiri selaku Marketing Manager, pandangan Bapak mengenai media sosial seperti apa?
Social media tuh, ini general aja ya. Social media tuh kayak rame banget dengan berbagai konten dan lain-lain gitu. Hmm... dan makin kesini karena semua orang punya akses ke social media semua orang bisa jadi produsen jadi kontennya pun sekarang makin beragam dan justru di dominasi oleh konten-konten yang kategorinya tidak layak dikonsumsi atau dikonsumsi jadi negatif dan lain-lain gitu. Tapi kalo gue personally sebagai marketing manager-nya Kitabisa ngeliat bahwa salah satu misi utamanya Kitabisa adalah mewarnai si-timeline orang-orang dengan
sedih, bikin apa segala macem, Kitabisa malah justru salah satu misi utamanya di social media adalah supaya orang ngeliat berita-berita yang sebaliknya, yang positif, yang bikin terinspirasi, yang gerakin orang untuk berbuat baik, bikin senyum, kayak gitu-gitu misi utama kita.
3. Apa yang menjadi latarbelakang Kitabisa.com memilih untuk lebih banyak bergerak secara online daripada offline?
Sebenernya simple sih jawabannya karena lebih murah aja. Sebenernya sih lebih karena faktor ekonomi ya, bukan cuma karena murah tapi dengan effort yang sedikit dapetnya banyak gitu, dibandingkan effort kita turun ke lapangan, ngobrol sama orang itu kan ngabisin waktu, ngabisin tenaga, ngabisin uang, bensin segala macem tapi mungkin konversinya orang yang jadi beneran donasi atau orang yang jadi galang dana tuh dikit gitu. Mungkin dari 10 orang yang kita temuin, masing- masing orang ngobrol 3 menit atau 30 menit mungkin yang jadi cuma 1 orang, itu juga cuma 20 Ribu gitu. Nah dengan kondisi kayak gitu lewat media online justru sebaliknya. Kita cuma istilahnya ya kasarnya ya, kita bikin satu postingan doang, satu foto, posting, yang ngeliat bisa 10 Ribu orang, dari 10 Ribu orang ada 2 Ribu orang yang nge-klik, dari 2 Ribu orang ada 100 orang yang donasi, dari 100 orang yang donasi menghasilnya sekian ratus juta gitu misalnya. Jadi lebih efektif aja sih.. Satu lebih efektif, dua lebih mudah viral jadi lebih banyak orang yang bisa ke reach secara marketing gitu.
4. Untuk persentasi kegiatan online dan offline di Kitabisa.com masing-masing berapa persen?
event tapi itu juga sangat jarang kita lakukan. Itu juga biasanya kita bikin khusus untuk temen-temen NGO, misalnya kita bikin pelatihan online fundraising dan lain- lain, mungkin sekarang frekuensinya masih dalam dua bulan sekali. Terus sisanya kan kita juga sering di undang sama temen-temen mahasiswa, di undang-undang di acara itu kan termasuk ke event offline marketing juga kan. Tapi itu juga paling seminggu sekali gitu pas weekend. Jadi mungkin kalo tadi pertanyaannya persentase ya mungkin itu tadi di 10%.
5. Dari masing-masing media sosial (Facebook, Twitter dan Instagram) mana yang menjadi pilihan utama Kitabisa.com?
Sekarang sebenarnya kalo di levelin sekarang nomor satu tetap Facebook, kedua Instagram, ketiga Twitter gitu. Karena simply Facebook yang sebenernya orang masih paling banyak di Facebook. Kedua, di Facebook lebih cepet untuk viral karena ada tombol share kan, jadi orang share, nge-tag dan lain-lain jadi kan reach lebih tinggi dibandingkan Instagram dan Twitter. Ketiga secara konversi juga paling besar, konversi maksudnya dari orang-orang yang ngeliat, berapa persen yang akhirnya jadi donasi. Kalo kita kan fokusnya emang di donasi, jadi kita ukur kalo kita posting di sosmed berapa orang dari sekian orang yang ngeliat, berapa orang yang akhirnya donasi. Nah itu persentase konversinya masih paling banyak di Facebook gitu. Salah satu alasannya mungkin juga di Facebook kan kalo kita naro link kan bisa di klik, kalo di Instagram kan gak bisa di klik, di Twitter orang biasanya nggak terlalu engage lah dengan hal-hal yang kayak gitu kecuali mau baca berita atau apa kan mereka cuma nyari sesuatu yang update gitu, kayak gitu sih.
fokusnya di video, karena video sekarang secara algoritma dari Facebook, Instagram atau Twitter, kalo postingannya video tuh dibikin sama platform-platform ini lebih banyak diliat orang dibandingkan dengan postingan biasa yang bentuknya gambar. Jadi satu video, kedua gambar, jadi sekarang kita fokus di kedua hal itu aja. Kalo itu dari sisi format, kemudian dari sisi tipe konten, biasanya kita ngeshare konten yang pertama tentang success story, jadi itu kita share cerita-cerita campaign-campaign yang udah pernah ada di Kitabisa dan sukses. Nah itu tujuannya supaya orang ngeliat, lalu terinspirasi, kemudian dia nanti next time saat dia menemukan hal yang sama dia kepikiran untuk bikin galang dana juga, itu tipe konten yang pertama success story. Kedua, biasanya kita angkat juga yang lagi trending, misalnya kemarin itu ada musibah Somalia kan, itu kan rame tuh, nah itu kita angkat. Soalnya kan orang pasti rame tuh nge-share dan lain-lain, lagi trending kan, itu kedua. Ketiga, biasanya kita share juga cerita orang-orang atau komunitas yang make Kitabisa, supaya ngangkat mereka sekaligus ya kita membajak audience-nya mereka juga lah. Misalnya di Instagram katakanlah kita nge-tag akun tertentu kan nanti kita akan muncul juga di explore followers-nya dia, kayak gitu-gitu lah, itu dari tipe konten. Sisanya kita kadang nge-share juga tentang light content lah, life behind the scene- nya Kitabisa gitu. Kayak acara-acara atau tim kita ada acara ulangtahun atau apa kayak gitu-gitu lah. Hal kecil dari kami gitu, itu dari tipe konten. Terus hmm apa lagi ya, hal lain yang sekarang lagi banyak dilakukan adalah kita banyak partnership dengan media-media online. Kayak Liputan6, Detik, Kompas dan lain-lain jadi partnership-nya sih simple intinya di Kitabisa kan banyak kejadian-kejadian tertentu lah. Banyak kejadian-kejadian tertentu yang secara berita punya news value buat
mereka angkat jadi artikel nah kita ada fitur namanya fitur embed, nih misalnya Ribuan Netizen Indonesia Sumbang Dana Korban Kelaparan Somalia, trus dia ceritalah tentang si beritanya blablabla dan di ujung ada tombol supaya orang kalo mereka udah baca bisa langsung donasi, itu larinya ke Kitabisa lagi. Kita kasih list ceritanya apa aja and then mereka pilih kira-kira mana yang news value-nya bagus baru mereka angkat gitu. Mereka dapet berita, kita dapet space supaya orang yang abis baca berita langsung bisa bantu juga dan dari sisi medianya kita juga kasih liat kalo ini misalnya kan Liputan6, nah link-nya ini khusus untuk Liputan6. Jadi kalo ada orang dari sini dan mereka nge-klik dan mereka donasi itu akan tercatat kalo donasi ini datang dari Liputan6. Kegiatan ini ngangkat juga, satu ngangkat branding kita, karna kan kita jadi diliput dan brand-nya kesebut terus kan di artikel mereka atau di media mereka yang udah punya basis pembaca. Kedua kalo dari sisi internetnya kan ada yang namanya SEO, intinya adalah kalo website kita banyak disebut di website lain rangking website kita jadi naik. Ketiga ya ini dengan adanya si fitur donasi ini, donasinya nambah secara kan banyak orang yang ngeliat campaignnya, banyak orang yang tergerak untuk bantu, banyak orang yang donasi. Nih kalo disini jadi keliatan nih Liputan6 ngajakin sekian orang untuk donasi. Sisanya untuk waktu posting standar lah, waktu sore atau malem gitu-gitu sih, belom ada yang spesifik banget.
7. Bagaimana proses Kitabisa.com memutuskan untuk men-share suatu konten di media sosial? Ada berapa tahapan?
Simple-nya kita kalo secara tim, on weekly basis setiap senin kita rapat konten kalender untuk seminggu ke depan. Kita brainstorm di hari itu apa aja konten-konten
tertentu yang lagi rame di hari itu yang perlu diangkat kita masukin juga dan itu di set, selama seminggu ke depan udah ditentuin besok akan posting apa, besok akan posting apa dan seterusnya. Itulah hari senin, jadi sisanya setelah itu daily basis ya karna udah tau hari ini angkat apa, besok angkat apa jadi ya tinggal posting. Tim penulisnya tinggal bikin kontennya, nyiapin materinya, dan posting. Kalo sekarang tim yang ngurus sosial media tuh ada tiga orang, satu fokus di desainer dan video editor, satunya lagi tim writernya yang nulis dan posting di social medianya, satunya lagi tuh yang kadang bantu untuk nulis di blog.
8. Apa yang membedakan penggunaan media sosial oleh Kitabisa.com dengan media sosial oleh platform crowdfunding lain?
Sejujurnya gue gak begitu ngikutin sih kalo sama platform crowdfunding lain bedanya seperti apa, karena sebenernya sih simple-nya gak terlalu penting juga sih untuk kita. Karena secara kompetisi juga kita gak kompetisi dengan mereka. Misalnya kayak Gandengtangan.com, mereka juga temen kita dan mereka juga agak lain segmentasinya, mereka ke arah peminjaman pokoknya beda lah sama Kitabisa. Kalo ditanya bedanya sama yang lain gue gak begitu tau sih, tapi mungkin salah satu yang beda dan keliatan beda adalah kita fokus di story sih, kita fokus di cerita. Jadi konten-konten di sosmed semuanya cerita gitu.
9. Apa saja kendala yang dihadapi Kitabisa.com dalam melakukan pengenalan tentang
platform donasi online melalui media sosial?
Sebenernya kendala yang paling dasar adalah masih banyak orang yang belom paham kan konsep ini seperti apa, gampangnya kan karena belanja online aja masih banyak yang belom ngerti, trus ini ada galang dana online. Trus kendala
ke orang. Karena itu yang paling banyak bikin orang salah paham lah. Orang ngiranya Kitabisa.com ini kayak Dompet Dhuafa, kayak Rumah Zakat gitu ya, kita punya uang banyak trus ada orang miskin atau ada apa-apa di bantu kayak gitu-gitu padahal kan nggak kayak gitu. Kita justru fokusnya ke gimana caranya orang make Kitabisa untuk galang dana gitu. Nah itu sebenernya kendala paling besar sih, cara memahamkan orang bahwa setelah mereka inspired dengan story yang kita share di sosmed, mereka tau the next thing to do adalah cuma dua opsi, antara mereka berdonasi dan mereka memilih campaign yang mau mereka bantu atau mereka menggalang dana. Nah kebanyakan orang masih ngeliat oh ya inspired lalu udah berenti disitu atau oh ya inspired, gue mau juga dong minta gitu.
10.Bagaimana Kitabisa.com meyakinkan masyarakat untuk melakukan penggalangan dana dan donasi melalui online?
Sebenernya makin lama makin banyak sih yang aware, caranya adalah kita di kontennya lebih dijelaskan secara clear aja. Jadi kita bikin story dengan sudut pandang story-nya adalah nih ada sebuah masalah, nih ada orang yang melihat masalah itu, dia menyelesaikan masalah itu dengan bikin galang dana di Kitabisa, ngajakin temen-temennya patungan dan masalah itu selesai. Jadi kita arahkan story- nya dan angle-nya lebih menyorot ke si yang galang dananya gitu, supaya orang paham bahwa nih prosesnya bukan ada masalah trus tiba-tiba ada orang random pada donasi trus masalahnya selesai, tapi ada orang yang jadi pahlawan galang dana ngajakin orang-orang untuk bantu, baru masalahnya selesai gitu. Jadi lebih di kontennya.
nya kita ngedapetin banyak user lah. Which is user di Kitabisa tuh kategorinya cuma ada dua, yang galang dana atau yang donasi. Itu aja sih sebenernya fokusnya. Sisanya tambahan lah kayak ceritanya viral, banyak orang yang nonton kayak gitu- gitu itu semua bonus lah. Tapi fokus utama goalnya tetep tadi. Karna kalopun kita dapet lebih banyak share, lebih banyak views dan lain-lain, in the end kita expect-nya dengan lebih banyak orang yang tau ini, lebih banyak orang yang pake, lebih banyak orang lagi yang convert jadi campaigner atau jadi donatur.
12.Apa harapan Kitabisa.com untuk masyarakat Indonesia?
Harapannya adalah satu, Kitabisa jadi top of mind setiap orang ngeliat masalah. Kalo orang ngeliat masalah langsung kepikiran Kitabisa.com, bisa diselesaikan dengan Kitabisa gitu. Itu sebenernya visi utamanya kayak gitu. Kedua, Kitabisa pengen lebih banyak orang galang dana online, orang lebih familiar dengan proses donasi dan charity secara online. Menuju Ramadhan ini kita lagi prepare mobile app. Fokusnya nanti supaya mempermudah orang donasi dan dalam tanda kutip ya membuat orang ketagihan untuk donasi karena prosesnya sangat simple, gampang, menyenangkan, dan orang juga dapet report setelah mereka donasi. Walaupun cuma 20 Ribu mereka dapet report, oh ternyata donasi lo sekarang masjid- nya udah di bangun, atau orang miskinnya sekarang udah ke bantu udah punya usaha dan lain-lain. Targetnya sih H-7 hari Ramadhan kalo kekejar sama tim development. Gak ada segmentasi khusus dari umur berapa sampe umur berapa, targetnya adalah orang yang udah dua kali donasi di Kitabisa.com. Jadi kita emang targetin spesifik ke orang-orang yang udah pernah donasi di Kitabisa.com lebih dari dua kali berarti dia udah tau Kitabisa, dia udah pernah ngerasain gimana donasi di Kitabisa, sehingga
Platform Crowdfunding Kitabisa.com)
Waktu wawancara : Rabu, 29 Maret 2017. Pukul 09:54 – 10:27 WIB.
Tempat wawancara : Cafe Cangkir
Pewawancara : Dian Andriani
Informan : Delia Ulfah (Penggalang Dana PSM UIN Jakarta Goes To Busan)
LATAR BELAKANG INFORMAN
1. Latar belakang pendidikan Anda?
Sekarang masih kuliah di UIN Jakarta, Jurusan Agribisnis dan lagi dalam proses skripsi juga. Kemarin ketunda ngelaksanain skripsinya karena persiapan ke Busan kemarin bener-bener jor-joran banget, jadi menomorsatukan yang kemarin dulu.
2. Ceritakan tentang keseharian Anda?
Sekarang ini ikut semacam komunitas let’s grow up. Itu semacam komunitas perbaikan diri dan pengembangan diri gitu. Ada mahasiswa psikologi yang buka kayak konseling gitu. Ikut aja kayak gitu, pengen perbaikin diri juga. Sebelumnya emang di PSM dari 2012 sampai terakhir ngurus 2016. Dulu dari ikut Trapara pendidikannya sampai kepengurusan dua kali. Yang pengurusan pertama aku jadi koordinator departemen, kalau kemarin aku jadi BPH-nya yaitu bendahara makanya kenapa jadi ngurusin penggalangan dana juga, karena tuntutan juga kali ya. Bisa dibilang aku SPV-nya kompetisi kemarin. Kalau organisasi disini kan rata-rata OC
3. Apakah Anda mempunyai latar belakang bergabung dalam organisasi yang bersifat sosial?
Bersifat sosial hmm dulu sih pas SMA. Kayak kegiatan baksos gitu karna aku