BAB V PENUTUP
5.2 Saran
5.2.2 Saran Teoritis
Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan dipergunakan dalam keperluan keilmuan dalam bidang akademik, dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti menemukan beberapa kelemahan dalam hasil penelitian ini. Sehingga peneliti menyarankan:
1. Dilakukan penelitian dengan menambahkan informan dari stasiun televisi lain
agar informasi yang didapatkan lebih lengkap
2. Dilakukan penelitian tentang stasiun televisi yang belum menerapkan translasi
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ardianto, Elvinaro. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa
Rekatama
Ardianto, Elvinaro. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT
Rineka Cipta
Awasilah, Chaedar. 2002. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya
Basrowi dan Suwandi. 2002. Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta
Fuad, Anis dan Kandung Sapto Nugroho. 2014. Panduan Praktis Penelitian
Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo
Djamal, Hidajayanto dan Andi Fachrudin. 2011. Dasar – Dasar Penyiaran: Sejarah,
Organisasi, Operasional dan Regulasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Irawan, Prasetya. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu –
Indonesia
Iskandar, Deddy. 2003. Jurnalistik Televisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Kuswandi, Wawan. 1993. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Kuswandi, Wawan. 2008. Komunikasi Massa (analisis interaktif budaya massa).
Jakarta: PT Rineka Cipta
Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media
Grup
Morissan. 2004. Jurnalistik Televisi Mutakhir, Bogor: Ghalia Indonesia
Morissan. 2013. Teori Komunikasi: individu hingga massa. Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri
Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif:Buku
Sumber Tentang Metode – Metode Baru. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Nazir, Mohammad. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Nursih, Isti. 2014. Komunikasi Massa. Yogyakarta:Graha Ilmu
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Pratiknya. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Silalahi, Ulber.2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung. PT Refika Aditama
Usman Ks. 2009. Television News Reporting and Writing. Bogor: Ghalia Indonesia
Vardiansyah, Dani. 2005. filsafat Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Indeks
Jurnal
Dian Eko Wicaksono, Diyah Fatwati Arifah, Quwwatun Azimah. Studi Komparatif Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Antara Pengguna Bahasa Isyarat dan Bisindo
Fajri, Choirul. 2015. Fungsi rajawali citra televisi indonesia (RCTI) dalam membentuk ruang publik. Channel Vol. 3 No. 1
Febriana, Dina. 2013. Proses produksi program talk show“Redaksi 8” pada televisi
lokal tepian TV Samarinda
Utami, Nadia Wasta. 2015. Gelap dalam gemerlap: Gelapnya akses informasi bagi difabel dalam gemerlap era digitalisasi. Channel Vol.3 No.2
Sumber Internet
Nielsen. Konsumsi Media Lebih Tinggi Di Luar Jawa.
http://www.nielsen.com/id/en/pressroom/2014/nielsen-konsumsi-media-lebih tinggi-di-luar-jawa.html
Kementerian sosial indonesia. Pelayanan Penyandang Disabilitas Dalam Menggunakan Berbagai Sarana Aksebilitas
,http://kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=18765
Selingan Bekasi. Jumlah Stasiun Televisi Di Indonesia Capai
394,http://selingan.klikbekasi.co/2015/02/26/jumlah-stasiun televisi-di indonesia-capai-394
Tribun news. Sosok Penerjemah Bahasa Isyarat Debat
Kandidat,http://wartakota.tribunnews.com/2017/01/25/sosok-penerjemah
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk informan kunci di Televisi Republik Indonesia (TVRI) & TVONE
1. Sejak kapan TVRI/TVONE menggunakan translasi bahasa isyarat?
2. Program apa saja yang menggunakan translasi bahasa isyarat?
3. Bagaimana proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat untuk program di
TVRI/TVONE?
4. Apa yang menjadi pertimbangan TVRI/TVONE menggunakan translasi
bahasa isyarat?
5. Apakah interpreter (penerjemah bahasa isyarat) mengikuti rapat redaksi
sebelum melaksanakan proses pelaksanaan?
6. Dalam tahap persiapan apakah yang dilakukan interpreter?
7. Adakah yang mengawasi interpreter saat menerjemahkan isi program siaran?
8. Apa yang dilakukan jika terjadi kesalahan pada interpreter saat
menerjemahkan isi program siaran?
9. Apakah interpreter melakukan latihan sebelum melaksanakan siaran?.
10.Hambatan yang selama ini terjadi dengan adanya penggunaan Translasi
bahasa isyarat?
11.Ada berapa interpreter yang berada dalam program TVRI?
12.Adakah proses evaluasi yang dilakukan bersama – sama antara crew program
13.Apakah komunikasi antara crew program siaran dengan interpreter selalu terjalin dengan baik disetiap akan melaksanakan proses produksi? Apakah
briefing/koordinasi dilakukan setiap akan shooting?
14.Menurut anda apa yang menjadi acuan informasi/pesan tersampaikan dengan
baik dan maksimal kepada khalayak tunarungu?
15.Apa harapan anda mengenai penggunaan SIBI di program siaran
Untuk Informan Kunci (Interpreter bahasa isyarat)
1. Sejak kapan menjadi interpreter di televisi?
2. Apa yang menjadi bahan pertimbangan anda menjadi interpreter dalam
program acara ini?
3. Dalam program apakah anda bertugas menjadi interpreter?
4. Bagaimana proses anda bekerja?
5. Apakah persiapan yang anda lakukan sebelum melakukan proses shooting?
6. Apakah anda mengikuti rapat redaksi sebelum proses shooting dilaksanakan?
7. Adakah yang mengawasi anda ketika proses penerjemahan berlangsung?
Siapa?
8. Apakah anda melakukan latihan sebelum melakukan penerjemahan?
9. Adakah hambatan yang anda rasakan selama menjadi interpreter dalam
program ini?
10.Apakah anda selalu mengikuti evaluasi setelah program acara selesai?
11.Apakah koordinasi/briefing dilakukan secara rutin sebelum program acara
berlangsung?
12.Pernahkah anda melakukan kesalahan dalam menerjemahkan informasi/pesan
dalam berita?
Untuk Kementerian Sosial Republik Indonesia
1. Apakah benar Kemensos yang menyediakan Translasi bahsa isyarat untuk
Program Siaran Indonesia Malam di TVRI?
2. Sejak kapan Kemensos Menangani tentang Bahasa isyarat?
3. Apa yang menjadi bahan pertimbangan Kemensos menangani dan
menyediakan SIBI dalam program Indonesia Malam?
4. Siapa yang bertanggung jawab mengadakan penyediaan SIBI?
5. Berapa banyak interpreter yang bertugas untuk program Indonesia malam?
6. Siapa saja yang bertugas untuk menangani SIBI selain interpreter?
7. Dari sekian banyak interpreter Kemensos apa yang menjadi bahan
pertimbangan Kemensos untuk menempatkan interpreter A untuk bertugas di program Indonesia malam?
8. Apakah selama ini hanya TVRI yang diberi penyediaan interpreter?
9. Sejak kapan terjadi perjanjian diadakan SIBI untuk TVRI?
10.Seperti apakah perjanjian yang dilaksanakan?
11.Apakah ada hambatan selama ini dalam proses pelaksanaan SIBI?
12.Apakah selama ini Kemensos pernah/rutin mengadakan dengar pendapat
dengan pihak TVRI, Televisi swasta dan khalayak tuna rungu wicara?
13.Apakah interpreter diberikan pelatihan? Sebelum dan sesudah bekerja menjadi
14.Apakah selama ini ada kritik dan saran khususnya dari khalayak tuna yang ditujukan kepada Kemensos?
15.Apakah ada langkah lanjutan Kemensos untuk menyediakan interpreter SIBI
untuk program acara lain di TVRI atau televise swasta?
16.Apakah Kemensos selalu mengadakan koordinasi/briefing sebelum interpreter
melaksanakan tugas di Indonesia malam TVRI?
17.Adakah perubahan SIBI yang terjadi sejak pertama kali dimunculkan hingga
saat ini?
Untuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat
1. Televisi mana saja yang sampai saat ini menggunakan SIBI?
2. Sejak kapan tercetus televisi untuk menggunakan SIBI?
3. Apakah payung hukum mengenai penggunaan SIBI belum ada?
4. Di perjanjian perpanjangan izin siar terdapat perjanjian mengenai diharuskan
menggunakan bahasa isyarat dalam salah satu dari 7 butir perjanjian, bagaimana dengan itu?
5. Yang menyediakan lembaga penyiaran sendiri atau dari pemerintah?
6. Apa harapan KPI mengenai translasi bahasa isyarat di televisi?
7. KPI pernah mengeluarkan himbauan mengenai translasi bahasa isyarat kepada
Untuk Informan Pendukung Khalayak Tuna Rungu TVRI & TVONE
1. Dalam kehidupan sehari – hari apa jenis bahasa isyarat yang anda gunakan?
SIBI atau Bisindo?
2. Sejak kapan anda menonton program Indonesia Malam/Kabar Pagi?
3. Berapa sering anda menonton program Indonesia Malam di TVRI/Kabar
Pagi?
4. Menurut anda bagaimana bahasa isyarat yang digunakan dalam program
Indonesia Malam?
5. Apa kesulitan yang anda rasakan dalam menangkap informasi dari program
Indonesia Malam?
6. Apakah anda mengerti dengan pesan yang disampaikan oleh interpreter?
7. Apa harapan anda kepada media massa yang sudah dan belum menggunakan
PEDOMAN OBSERVASI
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan peneliti yaitu mengamati proses pelaksanaan dari tahap persiapan, pelaksanaan hingga proses evaluasi dari translasi bahasa isyarat. Tujuan dari pelaksanaan observasi ini untuk mendapatkan gambaran proses pelaksanaan secara nyata dan jelas sehingga peneliti dapat memahami dengan baik bagaimana proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat itu sendiri. Selain itu, dengan adanya observasi peneliti dapat mencatat serta
menanyakan hal – hal yang belum peneliti mengerti serta meminta penjelasan
mengenai hal – hal yang menunjang penelitian.
Aspek – aspek yang diteliti:
1. Lokasi proses Translasi Bahasa Isyarat (LPP TVRI & TVONE)/lokasi
interpreter bekerja
2. Mengamati siapa saja yang berperan dalam proses translasi bahasa isyarat
Transkrip Wawancara
informan kunci (key informan) Televisi Republik Indonesia (TVRI)
Informan : Muhammad Yusuf S.Sos,. M.IKom (Produser Eksekutif Pemberitaan TVRI)
Waktu : Selasa, 18 Juli 2017 Pukul 15.00 – 15.30 WIB
P: Sejak kapan TVRI menggunakan translasi bahasa isyarat (SIBI)?
N: Gini, Bahasa isyarat di TVRI itu ada kerjasama antara TVRI dengan
Kementerian Sosial dan itu juga sebenarnya adalah bagian dari peran TVRI sebagai TV publik untuk menyajikan informasi kepada masyarakat dari berbagai kalangan termasuk dari kalangan disabilitas dalam hal ini adalah tuna rungu. Mulai digunakan ketika konsep itu mulai digunakan dan saat inipun masih berjalan. Untuk tahun persisnya saya lupa karena saya masuk
kesini aja udah mulai, jadi memang udah lama banget, terus sempet vacum
karena diskontrak.
P: Program apa saja yang menggunakan SIBI?
N: Untuk sampai saat ini Indonesia malam aja, karena kontraknya Cuma
Indonesia malam aja. Mungkin sekitar tahun 2000an. Tapi ada program
tertentu, misalnya gini KPU mengadakan press conference mengadakan hasil
dari pleno pemilu, itu biasanya pake SIBI, jadi menggunakan SIBI kemensos. Nah kemudian ada lagi misalnya permintaan dari lembaga atau kementerian tertentu ketika ada kegiatan itu kita pake, tapi kalo misalkan nggak ada yaudah kita nggak pake. Tapi kalo di TVRI hanya di Indonesia Malam sementara ini
P: Bagaimana proses pelaksanaan SIBI untuk program di TVRI?
N: Oh ya yang jelas begini, karena kerjasamanya sudah berlangsung cukup lama
jadi petugas SIBI dateng kesini langsung ambil naskah kemudian dia membaca dan langsung menginterpretasikan naskah itu. Kalo kemudian ada livecross ada banjir dari Belitung atau kecelakaan dari papua ya biasanya apa
diinterpretasikan secara cepat. Jadi pelaksanaannya udah rutin jadi ya udah tinggal jalan
P: Apa yang menjadi pertimbangan TVRI sehingga kebijakan mengenai penggunaan SIBI diterapkan?
N: Ya pertimbangannya ya TVRI adalah TV publik, TV publik yang
mengedepankan kepercayaan publik. Publik yang mana? Publik yang mana aja. Masyarakat yang menderita tuna rungu. Mereka kecil persentasenya tapi mereka bagian dari masyarakat Indonesia yang harus diberikan haknya dalam memenuhi informasi
P: Apakah interpreter (penerjemah bahasa isyarat) mengikuti rapat redaksi sebelum melaksanakan proses produksi?
N: Nggak, mereka nggak ikut karena mereka bukan bagian dari redaksi. Mereka
orang luar yang di hire untuk pelaksanaan SIBI. Kalo SIBI tinggal dateng dan
ngambil. Biasanya satu jam sebelum siaran mereka dateng ke redaksi P: Dalam tahap persiapan apakah yang dilakukan interpreter?
N: Dia membaca, dia menyimak ketika ada sesuatu yang nggak jelas ditanya
keredaksi. Jadi kita sama – sama mengingatkan, ketika mereka nggak tau kita
ingatkan kata – katanya sehingga mereka punya padanan kata yang pas untuk
diucapkan. Mungkin ada kalimat – kalimat serapan bahasa asing yang mereka
belom tau, ya itukan pasti mereka punya trik untuk menjelaskan dan dicari padanan kata yang pas untuk disampaikan pada publiknya
P: Mengapa penggunaan SIBI hanya pada program berita?
N: Karena kontraknya disitu, kalo kontraknya mau semua ya bisa aja. Semua
program bisa aja, masalahnya apakah ada interpreternya selama 24 bekerja, karena kan capek. Itu seperti bicara, kenapa berita ya karena berita itu informasi yang sangat penting yang harus disampaikan kepada publik dalam waktu yang sangat cepat. Ya kalo berita budaya lebih kepada visual. Tapi sebenernya butuh juga kalo saya piker, tapi permasalahannya yang tadi, gimana kontraknya aja. Sekarang juga Kemensos sepertinya anggarannya udah ngga ada nih, lagi di bahas mekanismenya. TVRI, Kominfo, KPI, Kemensos seperti apa supaya ada jalan keluar. Tapi saya pikir pasti dilakukan dengan cepat lah
P: Siapa yang bertanggung jawab mengenai penggunaan SIBI?
N: Ya kalo yang bertanggung jawab dari pihak Kemensos, kalo di TVRI kan
hanya provider aja menyiapkan. Kita menyiapkan layar, kalo kontennya ya orang SIBI nya
P: Adakah yang mengawasi interpreter saat menerjemahkan isi program siaran?
N: Kalangan mereka ada yang mengawasi, TVRI mengawasi dari segi
pelaksanaan siaran. Jika nanti ada gangguan pasti dibenerin kan, tapi kalo substansi konten ngga ada kita, karena bukan domain kita
P: Apa yang dilakukan jika terjadi kesalahan pada interpreter saat menerjemahkan isi program siaran?
N: Pasti teguran lah, teguran lisan, teguran tertulis. Tapi selama ini nggak
peernah ada, dan itu biasanya interpreter yang dipake disini orangnya pasti
yang kredibel, nggak mungkin pake yang abal – abal dan mereka pasti udah
diseleksi disana
P: Apakah interpreter melakukan latihan sebelum melaksanakan siaran?
N: Biasanya mereka latihannya disana, di studio 6. Dan itu ada yang mengawasi,
jadi mereka nggak cuma satu, dua orang tiga orang jadi bener – bener ketat
dan nggak sembarangan juga yah
P: Hambatan yang selama ini terjadi dengan adanya penggunaan SIBI?
N: Hambatan itu kalo saya bilang tadi di durasi ya kendalanya. Artinya kenapa
cuman berita Indonesia malam, harusnya di program lain. Kita ada 6 berita, Indonesia Pagi, Indonesia Siang, Indonesia Hari Ini, Indonesia Malam, Dunia
Dalam Berita, INS (Indonesia News Service) kenapa nggak dipake SIBI juga,
itu hambatannya
P: Apakah anda pernah mendapat tanggapan/kritik/saran dari khalayak khususnya tunarungu terhadap penggunaan SIBI?
N: Khalayak umum nggak ada yang protes. Saya gini, kebetulan tahun lalu saya
pernah ikut seminar semacam bimbingan teknis dan khalayak tuna rungu hadir ,dan mereka sempat untuk menyampaikan keinginan mereka. Mereka minta semua TV ada begitu (translasi), saya bilang TVRI ya pasti ada karena
TV publik tapi kalo TV lain nggak tau. Mereka juga mengatakan meragakannya terlalu cepat dan kolom peraganya terlalu kecil
P: Ada berapa interpreter yang berada dalam program TVRI?
N: Setau saya ada 4 atau 5 orang karena orangnya gunta ganti
P: Adakah proses evaluasi yang dilakukan bersama – sama antara crew program acara dengan interpreter?
N: Ada, yang jelas ketika biasanya ada kalimat – kalimat yang baru nah kita
diskusikan disitu.
P: Apakah komunikasi antara crew program siaran dengan interpreter selalu terjalin dengan baik disetiap akan melaksanakan proses produksi? Apakah briefing/koordinasi dilakukan setiap akan shooting?
N: Kalo koordinasinya di lapangan langsung, karena udah bertahun – tahun, udah
lama. Interaksinya nggak lama, mereka sudah terbiasa melakukannya
P: Menurut anda apa yang menjadi acuan informasi/pesan tersampaikan dengan baik dan maksimal kepada khalayak tunarungu?
N: Acuan informasi sampe itu ketika khalayak tuna rungunya dia mampu
menyerap informasi yang disampaikan melalui interpreter. Tapi kalo misalnya nggak sampe tadi kan ada seperti saya katakan keluhannya terlalu cepat. Itu karena saya mendengar aja dari sana
P: Adakah perubahan penggunaan SIBI selama pertama kali penggunaan sampai saat ini? adakah perubahan program yang menggunakan SIBI?
N: Kalo perubahan ngga ada, kalo SIBI tetep begitu
P: Apa harapan anda mengenai penggunaan SIBI di program siaran TVRI?
N: Kalo saya pengennya terus ada, kalo perlu di semua program berita. Kalo
perlu program yang lain juga ada. Misal program selidik atau investigasi, mereka kan nggak tau. Saya pengennya ada semua, dan saya kira itu SDM nya harus banyak, harus banyak orang yang belajar
Informan kunci (key informan) TVONE
Informan :Abdul Muiz Sutaji S.I.Kom (Produser Berita Program Kabar Pagi TVONE)
Waktu : Selasa, 03 Oktober 2017 Pukul 16.00 WIB
P: Sejak kapan menggunakan translasi bahasa isyarat (Bisindo?)
N: Efektif penggunaan translasi bahasa isyarat mulai 1 september 2017
P: Bagaimana Proses pelaksanaan Bisindo untuk program kabar pagi?
N: Proses pelaksanaan Bisindo pada program kabar pagi,interpreter bahasa
isyarat menterjemahkan seluruh isi berita, mulai dari lead yang diucapkan presenter hingga isi berita, baik berita dalam bentuk VO (Voice over) yang seluruhnya diucapkan presenter, maupun berita berbentuk PKG atau package, yang sebelumnya melalui proses dubbing. Interpreter ditempatkan pada studio khusus, dilengkapi monitor dan audio floor yang lengkap dan jelas
P: Apa yang menjadi pertimbangan TVONE sehingga kebijakan mengenai penggunaan Bisindo diterpakan pada program kabar pagi?
N: Kebijakan Bisindo diterapkan pada kabar pagi sesuai arahan KPI bahwa
minimal satu program TV berita dilengkapi terjemahan bahasa isyarat. Kabar pagi merupakan program berita pertama dalam satu hari yang materi beritanya berisi peristiwa yang belum ditayangkan program lain, namun juga meriew berita besar yang terjadi kemarin dengan durasi paing panjang disbanding program lain. Diharapkan pemirsa termasuk penyandang difabel (tuli) dapat mengetahui informasi lebih banyak melalui kabar pagi
N: Penggunaan interpreter memang himbauan KPI, namun tidak ada kaitan langsung dengan perpanjangan izin siar. Namun sebagai bentuk kepedulian pemerintah melalui lembaga penyiaran terhadap penyandang difabel (tuli) P: Bagaimana masalah pembiayaan? Apakah ditanggung sendiri oleh pihak
TVONE?
N: Ya, dibayar TVONE
P: Apakah interpreter (penerjemah bahasa isyarat) mengikuti rapat redaksi sebelum melaksanakan proses menterjemahkan?
N: Interpreter tidak langsung mengikuti rapat redaksi kabar pagi, namun
langsung mendapat pengarahan dari Line Produser (LP) ang bertugas hari itu, mengenai susunan atau rundown bulletin kabar pagi
P: Dalam tahap persiapan (sebelum syuting) apakah yang dilakukan interpreter?
N: Sebelum syuting Live dilakukan pukul 04.30 WIB, interpreter dipersilahkan
mereview semua berita yang akan ditayangkan, termasuk berkoordinasi mengenai perangkat yang disediakan. Pada umumnya semuanya sudah berjalan sesuai system yang ada
P: Apakah interpreter melakukan briefing dengan crew TVONE?
N: Briefing dilakukan dengan Line Produser, sebelum interpreter mereview
semua berita atau jika ada sedikit permasalahan – permasalahan teknis.
Interpreter juga disediakan absensi khusus.
P: Ada berapa jumlah interpreter (peraga bahasa isyarat) dalam program kabar pagi?
N: Dalam sehari, ada 2 interpreter yang bertugas bergantian untuk menteremahkan berita di kabar pagi yang berdurasi 2 jam dan ada 1 analis yang mengawasi kinerja mereka
P: Siapakah yang bertugas dalam pelaksanaan translasi bahasa isyarat selain interpreter?
Di program kabar pagi, penerjemah bahasa isyarat hanya dilakukan oleh interpreter Bisindo, yang sudah bekerja sama dengan TVONE
P: Adakah pengawas interpreter dan petugas lainnya?
N: Pengawas langsung saat mereka bekerja adalah analis (seorang
difabel/tuli/ahli). Pengawasan lainnya dari produser terkait teknis pelaksanaan P: Siapa yang bertanggung jawab mengenai penggunaan bahasa isyarat?
N: Yang bertanggung jawab adalah produser eksekutif program kabar pagi, yang
diembankan tanggung jawab pelaksanaanya kepada produser yang bertugas P: Adakah yang mengawasi interpreter saat menerjemahkan isi program
siaran?
N: Secara materi bahasa, yang bertugas adalah seorang analis yang langsung
hadir di studio.semnetara secara teknis adalah produser yang bertugas
P: Apa yang dilakukan jika terjadi kesalahan pada interpreter saat menerjemahkan materi berita?
N: Sebelumnya interpreter telah melakukan review seluruh isi berita dan
berdiskusi dengan analis yang mengawasinya, jika ada materi kata atau kalimat yang sulit maka analis akan memberikan penjelasan terjemah yang benar. Dengan begitu, kesalahan saat on air dapat dihindarkan. Namun jika terjadi kesalahan, maka analis yang berada di studio saat siaran, langsung memberikan arahan atau terjemahan isyarat yang benar pada interpreter
P: Apakah interpreter melakukan latihan sebelum melaksanakan siaran?
N: Ya, interpreter melakukan latihan sebelum on air
P: Hambatan yang selama ini terjadi dengan adanya penggunaan bisindo?
N: Sejauh ini belum ada hambatan berarti, kecuali masalah teknis, misal volume
audio floor lemah hingga sulit didengar interpreter, dan itu dapat denngan cepat diatasi
P: Apakah pihak TVONE mendapat tanggapan, kritik dan saran dari khalayak tuna rungu?
N: Sejauh ini belum ada kritik yang masuk dari pemirsa, termasuk tunarungu.
Namun apresiasi diberikan sejumlah kelompok tunarungu
P: Untuk pemilihan interpreter apa yang menjadi bahan pertimbangan digunakan interpreter A?
N: Pemilihan interpreter dilakukan berdasarkan sertifikasi yang mereka miliki,
yang menjamin profesionalitas mereka
P: Adakah proses evaluasi yang dilakukan bersama – sama antara crew program acara dengan interpreter/petugas bahasa isyarat?
N: Ya, dilakukan evaluasi singkat mengenai beberapa hal. Namun sejauh ini
semuanya berjalan lancar
N: Menurut anda apa yang menjadi acuan informasi/pesan dapat tersampaikan dengan baik dan maksimal kepada khalayak tunarungu?
N: Acuan pesan tersampaikan dengan baik pada tuna rungu dengan pemilihan
gaya atau model bahasa isyarat yang digunakan yakni Bisindo yang pada umumnya mudah diterima,karena ini dianggap sebagai bahasa isyarat keseharrian mereka
P: Dalam program kabar pagi mengapa menggunakan jenis bahasa isyarat