BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI PENGALIHAN RESIKO DALAM
B. Saran
1. PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh perlu mensosialisasikan kepada
calon debitur yang hendak mengajukan permohonan kredit mengenai
asuransi kredit tersebut, tidak hanya biaya premi yang hendak dibayar oleh
debitur pada saat kredit direalisasikan tetapi juga informasi-informasi
seperti objek pertanggungan, perusahaan-perusahaan asuransi yang
memiliki kerjasama dengan PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh, tujuan
serta manfaat asuransi kredit tersebut kepada debitur. Selain itu kepada
debitur yang telah membayar premi, bank perlu memberitahukan bahwa
kredit yang diberikan oleh bank telah diasuransikan dengan
memperlihatkan polis yang diterbitkan oleh pihak asuransi.
2. Adanya perbedaan nilai klaim yang diberikan serta syarat-syarat
pengajuan klaim apabila debitur wanprestasi/meninggal dunia sebelum
jangka waktu kredit berakhir mengakibatkan proses pengajuan dan
pelaksanaan klaim terlihat membingungkan, sehingga perlu dibentuk suatu
peraturan yang mengatur tentang pemberlakuan syarat-syarat pengajuan
klaim dan nilai klaim yang sama bagi semua perusahaan asuransi.
3. Dalam hal restitusi, pihak bank perlu menginformasikan kepada para
debitur mengenai syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi dalam
memperoleh restitusi tersebut serta persentase, teknis pelaksanaan dan
perhitungan restitusi yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaan
asuransi.
4. Pengawasan OJK terhadap sektor perbankan hendaknya dilakukan secara
luas dan bertahap ke seluruh kantor-kantor cabang bank di Indonesia,
sehingga melalui kewenangan yang dimiliki oleh OJK diharapkan dapat
ix
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Gazali, Djoni S dan Usman, Rachmadi. 2012. Hukun Perbankan, Sinar Grafika: Jakarta.
Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan, PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta.
Usman, Rachmadi. 2003. Aspek-Aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, PT.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Bahsan, M. 2012. Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indoesia, PT.
RajaGrafindo Persada: Jakarta.
Soekanto, Soerjono. 2012. Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia: Jakarta.
Nazir, Muhammad. 1986. Metode Penelitian, Remaja Rosdakarya: Bandung. Suratman dan Dillah, Philips. 2013. Metode Penelitian Hukum, ALFABETA: Bandung.
Sastrawidjaja, Man S. 1997. Aspek-Aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga, Alumni: Bandung.
Ganie, Junaedy. 2013. Hukum Asuransi Indonesia, Sinar Grafika: Jakarta. Prodjodikoro, Wirjono. 1982. Hukum Asuransi Indonesia, Intermasa: Jakarta.
Sutanto, D. 1995. Ikhtisar Tentang Pengertian dan Perkembangan Asuransi Jiwa, Yayasan Darmasiswa Bumi Putera 1912: Jakarta.
Poejosubroto, Santoso. 1969. Beberapa Aspek Tentang Hukum Pertanggungan Jiwa di Indonesia, Barata: Jakarta.
Muis, Abdul. 2005. Hukum Asuransi dan Bentuk-bentuk Perasuransian, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara: Medan.
Muhammad, Abdulkadir. 2006. Hukum Asuransi Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti: Bandung.
Rejeki Hartono, Sri. 2008. Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika: Jakarta.
Kansil, C.S.T. 2002. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka: Jakarta.
Pangaribuan Simanjuntak, Emmy. 1990. Hukum Pertanggungan dan
Perkembangannya, Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
Widijowati, Rr. Dijan. 2012. Hukum Dagang, ANDI Yogyakarta: Yogyakarta.
Irawan, Bagus . 2007. Aspek-Aspek Hukum Kepailitan: Perusahaan dan
Asuransi, PT. Alumni: Bandung.
Muhammad, Abdulkadir. 2011. Hukum Perdata Indonesia, PT.Citra Aditya Bakti: Bandung.
Hermansyah. 2005. Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
2. Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, terjemahan R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Pradnya Paramita, 2001, Jakarta.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, terjemahan R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Pradnya Paramita, 2011, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP Tentang Tingkat Kesehatan Bank Umum.
3. Internet
Bank Sumut, Visi dan Misi Bank Sumut,
Jasindo, Riwayat Singkat
Asuransi Binagriya, Fungsi dan Tujuan Asuransi,
OJK, Asuransi Kredit dan Asuransi Kredit PHK,
diakses pada tanggal 3 Maret 2015.
WAWANCARA DENGAN PT. BANK SUMUT KCP LIMA PULUH
1. Apakah tujuan PT. Bank Sumut KCP Lima Puluh menggunakan jasa asuransi
dalam pemberian kredit?
Jawaban: Penggunaan jasa asuransi oleh PT. Bank Sumut KCP Lima Puluh
merupakan salah satu manajemen resiko yang diterapkan pihak bank yang
bertujuan untuk melindungi pihak bank dari resiko kegagalan pengembalian
kredit oleh debitur dan mengalihkan resiko tersebut kepada pihak perusahaan
asuransi dengan cara mengadakan perjanjian kerjasama pihak asuransi.
2. Perusahaan asuransi mana sajakah yang bekerjasama dengan PT. Bank Sumut
KCP Lima Puluh?
Jawaban: PT. Bank Sumut KCP Lima Puluh yang diwakili oleh PT. Bank
Sumut Kantor Pusat mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT. Asuransi
Kredit Indonesia (Askrida), PT. Asuransi Bangun Askrida dan PT. Asuransi
Jiwasraya.
3. Apakah ada jenis asuransi lain yang digunakan oleh PT. Bank Sumut KCP
Lima Puluh dalam pemberian kredit selain asuransi kredit?
Jawaban: Di samping asuransi kredit, PT. Bank Sumut KCP Lima Puluh juga
menggunakan jasa asuransi jiwa, asuransi jaminan kredit yaitu asuransi
kebakaran serta asuransi kredit PHK, dimana penggunaan asuransi di atas
akan disesuaikan dengan jenis kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada
debitur.
4. Adakah dalam perjanjian kredit antara PT. Bank Sumut KCP Lima Puluh
dengan debitur mencantumkan pasal tentang asuransi?
Jawaban: Pada perjanjian kredit antara PT. Bank Sumut KCP Lima Puluh
dengan debitur tidak ada mencantumkan pasal tentang asuransi, namun pada
perjanjian kredit tersebut mengenai asuransi dimuat dalam pasal yang
mengatur tentang biaya adminitrasi sehingga pembayaran premi asuransi
dilakukan bersamaan dengan biaya administrasi lainnya.
5. Bagaimana tanggung jawab pihak asuransi apabila debitur
wanprestasi/meninggal dunia sebelum jangka waktu kredit berakhir? Adakah
perbedaan nilai klaim yang diberikan?
Jawaban: Oleh karena PT. Bank Sumut KCP Lima Puluh bekerjasama dengan
beberapa perusahaan asuransi maka ada perbedaan mengenai syarat pengajuan
klaim serta besarnya klaim yang diberikan oleh tiap-tiap perusahaan asuransi
apabila debitur wanprestasi/meninggal dunia sehingga dalam hal ini pihak
asuransi akan bertanggung jawab apabila syarat-syarat pengajuan klaim yang
disepakati dalam perjanjian kerjasama telah terpenuhi.
6. Adakah kewajiban pihak asuransi dalam pengembalian restitusi apabila kredit
berjalan lancar?
Jawaban: Pada umumnya tidak ada pengembalian uang premi/restitusi oleh
pihak asuransi karena debitur cenderung melunasi kredit sesuai dengan waktu
jatuh tempo kredit sehingga premi yang dibayar oleh debitur hangus. Namun
asuransi apabila debitur melunasi kredit sebelum jangka waktu kredit
berakhir/jatuh tempo.
7. Bagaimana pengawasan OJK dalam hal penggunaan jasa asuransi dalam
pemberian kredit oleh PT. Bank Sumut KCP Lima Puluh?
Jawaban: Untuk saat ini, belum ada pengawasan langsung dari OJK terhadap
PT. Bank Sumut KCP Lima Puluh tetapi telah ada pengawasan OJK terhadap
PT.Bank Sumut dengan mengambil sample dari kantor-kantor cabang utama
PT.Bank Sumut yang berada di Medan.
8. Perjanjian kerjasama manakah yang lebih sering digunakan oleh pihak PT.
Bank Sumut KCP Lima Puluh dalam praktik pemberian kredit?
Jawaban: Pada praktiknya pihak PT. Bank Sumut KCP Lima Puluh sebagai
Bank Pembangunan Daerah lebih sering menggunakan perjanjian kerjasama
dengan PT. Askrida dikarenakan jangka waktu pencairan klaim yang lebih
cepat dibandingkan perusahaan asuransi lainnya.