• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV : PENUTUP

B. Saran

Setelah melakukan penelitian pada Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan, adapun beberapa saran yang penulis dapat berikan adalah:

a. Bahwa proses pelaksanaan KPR pada Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Namun masih dapat terjadi kendala-kendala yang diakibatkan kurangnya pengawasan terhadap mutu kredit dan kredibilitas debitur. Untuk itu perlu dilakuakan peningkatan terhadap pengawasan terutama itikad dari si debitur agar tidak menimbulkan kerugian bagi pihak bank.

jumlah debitur yang tidak seimbang dengan petugas, terutama pada saat minat masyarakat yang cukup tinggi untuk mempunyai rumah. Hal ini dilakukan agar proses pemberian kredit dapat dilakukan dengan cepat, tepat sasaran serta seimbang.

c. Para petugas dan pegawai bank agar melakukan tugasnya secara baik dan profesional, cakap, dan menerapkan prinsip kehatia-hatian dalam melaksanakan pemberian kredit dengan baik dan cermat.

d. Untuk debitur sendiri sebagai nasabah agar berbuat jujur dan memiliki itikad yang baik dan menyesuaikan kredit yang dimohonkan dengan kondisi keuangan agar tidak terjadi permasalahan dikemudian hari dan terjadi penunggakan yang tentunya kan merugikan pihak debitur maupun pihak bank

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG BANK DAN PERJANJIAN KREDIT

A. Pengertian Bank Dan Hukum Perbankan.

Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu negara bahkan pada era globalisasi sekarang ini, bank juga telah menjadi bagian dari sistem keuangan dan sisitem pembayaran dunia.9 Dalam dunia Modern sekarang ini, peranan perbankan dalam hal memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar karena hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank.

Bagi masyarakat Indonesia mendengar kata bank adalah bukan sesuatu hal yang asing. Masyarakat sudah sangat familiar dengan apa yang dinamakan dengan bank. Bagi masyarakat awam mungkin berpikir bahwa bank adalah sebagai tempat meyimpan uang saja atau tempat untuk menabung, padahal kenyataanya tidaklah demikian bahwa sebenarnya bank memiliki fungsi- fungsi lain selain sebagai tempat untuk menabung yang mungkin belum terlalu dikenal oleh masyarakat.

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, bahwa Bank adalah usaha dibidang Keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang di masyarakat, terutama memeberikan kredit dan jasa di lalu lintas pembayaran dan peredaran Uang. Rumusan mengenai pengertian bank lain, dapat juga kita temui dalam kamus istilah hukum Fockema Andreae yang mengatakan bahwa bank adalah suatu lembaga atau orang pribadi yang menjalankan perusahaan dalam menerima dan memberikan uang dari dan kepada pihak

9 Adrian Sutedi, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, dan Kepailitan, (Jakarta : Sinar Grafika.2007). hal 1.

ketiga. Berhubung dengan adanya cek yang hanya dapat diberikan kepada Bankir sebagai tertarik, maka bank dalam arti luas adalah orang atau lembaga yang dalam pekerjaanya secara teratur menyediakan uang untuk pihak ketiga.10

Di Indonesia masalah yang berkaitan dengan bank diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Menurut Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan menyebutkan bahwa pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masayarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.11

Beberapa pendapat lain mengenai Pengertian bank, yakni :12

1. Perbankan (Banking) pada umumnya ialah kegiatan-kegiatan dalam menjual/belikan mata uang,surat efek dan instrumen- instrumen yang dapat diperdagangkan. Penerimaan Deposito, untuk memudahkan penyimpanannya atau untuk mendapatkan bunga, dan atau pembuatan, pemberian pinjaman-pinjaman dengan atau tanpa barang-barang tanggungan, penggunaan uang yang ditempatkan atau diserahkan untuk disimpan (Abdulrahman; 1991,86).

2. Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa. Adapun pemberian kredit itu dilakukan baik dengan modal sendiri atau dengan jalan memeperedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral (O.P. Simorangkir;1979,18)

3. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya ( Pasal 1 angka 1 UU No. 7/1992 jo UU No 10/1998, Tentang Perbankan).

10

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005). hal 8.

11 Undang-Undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Pasal 2 Angka 1. 12

Dari pengertian seperti yang dikutip di atas, secara sederhana dapat dikemukakan disini bahwa bank adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum yang bergerak dibidang jasa keuangan yang menjalankan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dan meyalurkannya kembalai kepada pihak-pihak yang membutuhkan dalam bentuk kredit dan memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Bank sebagai badan hukum berarti secara yuridis adalah merupakan subjek hukum yang berarti dapat mengingatkan diri dengan pihak ketiga.

Apabila mengacu kepada fungsi ekonomi, bank adalah lembaga yang menyimpan simpanan, menawarkan rekening dengan hak istimewa dan membuat pinjaman sebagai bagian yang tak terpisahkan dan peran yang ditawarkan atau disediakan bank sebagai Financial Intermediary. Bank berfungsi sebagai Financial Intermediary dengan kegiatan usaha pokok menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dari unit surplus kepada unit defisit atau pemindahan uang dari penabung kepada peminjam.13

Peranan bank dalam dunia modern ini bisa dirasakan sangatlah vital dan sangat berarti, sebab hampir setiap transaksi keuangan yang terjadi diberbagai sektor dalam masyarakat selalu membutuhkan jasa bank.

Hal tersebut tentunya tidaklah dapat ditolak sebab bank memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan yang sangat vital seperti sebagai tempat untuk menyimpan uang, tempat untuk menyediakan uang atau dana untuk menunjang kegiatan usaha, tempat berinvestasi dan lain sebagainya. Bank memiliki

13

Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Di Indonesia,(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), hal 61.

peranan yang sangatlah penting dan vital dalam kehidupan di masyarakat. Hal tersebut tentunya sangatlah ,perlu perhatian dari pemerintah dalam merangkai suatu kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan dunia perbankan yang dapat menjadi landasan-landasan bagi dunia perbankan untuk melakukan kegiatan perbankan sesuai dengan era perekonomian yang tidak lepas dari perubahan- perubahan.

Dengan demikan perlulah suatu kepastian hukum yang menjadi landasan hukum yang mengatur mengenai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan. Yang dimaksud hukum disini adalah : “Segala ketentuan yang mengatur tingkah laku orang, dalam lingkungan bermsayarakat. Sedangkan hukum yang kita bicarakan disini adalah hukum yang mengatur tentang kegiatan perbankan sesuai dengan hukum positif yang berlaku di Indonesia.

Secara sederhana Hukum Perbankan adalah hukum positif yang mengatur segala sesuatu yang menyangkut tentang bank. Bank merupakan salah satu Lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana masayarakat. Tentunya untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam mengenai pengertian yang lebih mendalam mengenai pengertian hukum perbankan tidaklah cukup hanya dengan memberikan suatu rumusan yang demikian. Oleh karena itu perlu dikemukakan beberapa pengertian hukum perbankan dari para ahli hukum perbankan.

Menurut Muhammad Djumhana, hukum perbankan adalah sebagai kumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

yang meliputi segala aspek, dilihat dari segi esensi, eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang Kehidupan.14

Menurut Munir Fuad merumuskan hukum perbankan adalah seperangkat kaidah hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, doktrin, dan lain-lain sumber hukum yang mengatur masalah-masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank, perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab para pihak yang tersankut dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi perbankan, dan lain-lain yang berkenanan dengan dunia perbankan.15

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat dikatakan bahwa hukum perbankan adalah keseluruhan norma-norma tertulis yang mengatur tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara, dan proses melaksanakan kegiatan usahanya.

Adapun peraturan yang digunakan dalam proses pelaksanaan kegiatan perbankan harus melihat aspek kepentingan umum, dan tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah yang tercantum dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.

Secara Umum yang menjadi ruang lingkup dari pengaturan hukum perbankan adalah sebagai berikut :16

1. Asas-asas perbankan, seperti norma efesiensi, keefektifan, kesehatan bank, profesionalisme pelaku perbankan, maksud dan tujuan lembaga perbankan, hubungan, hak dan kewajiban bank. 2. Para pelaku bidang perbankan, seperti dewan komisaris, direksi

dan karyawan, maupun pihak terafiliasi mengenai bentuk badan hukum pengelola, seperti PT, Persero, Perusahaan Daerah, Koperasi

14

Hermansyah, Op.Cit., hal 39

15 Ibid 16

Muhammad Djumhana, Asas-Asas Hukum Perbankan Indonesia, (Bandung :Citra Aditya Bakti, 1993). hal 10.

atau Perseroan Terbatas. Mengenai bentuk kepemilikan, seperti milik pemerintah swasta, patungan dengan asing atau bank asing. 3. Kaedah-kaedah perbankan yang khusus diperuntukan untuk

mengatur perlindungan kepentingan umum dari tindakan perbankan, seperti pencegahan persaingan yang tidak sehat, antitrust, perlindungan nasabah dan lain-lain.

4. Yang menyangkut dengan struktur organisasi yang berhubungan dengan bidang perbankan, seperti eksistensi dari Dewan Moneter, Bank Sentral dan lain-lain.

5. Yang mengarah kepada pengamanan tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh bisnisnya bank tersebut, seperti pengadilan, sanksi, insentif, pengawasan, prudent banking, dan lain-lain.

Demikan pentingnya faktor hukum dan peraturan perundang- undangan yang mengatur tentang perbankan dapat dimengerti sebab dibandingkan dengan bidang industri lainnya, perbankan menjadi salah satu bidang yang paling banyak peraturan hukumnya. Sifat hukum perbankan di Indonesia adalah memaksa, artinya bank dalam menjalankan kegiatannya patuh terhadap undang-undang. Bank Indonesia memiliki kewenangan dalam menindak bank yang melakukan pelanggaran dengan menjatuhkan sanksi administratif seperti mencabut atau membekukan izin usaha. Walaupun demikian dalam rangka pengawasan intern, bank diperkenankan unutk membuat ketentuan internal bank sendiri dengan berpedoman pada kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh bank Indonesia, sehingga bank diharapkan dapat melaksanakan kenijakannya sendiri dengan baik dan penuh tanggungjawab.

B. Fungsi dan Jenis-Jenis Bank Menurut Aspek Hukum Perbankan. Mengenai fungsi perbankan daat dilihat dalam ketentuan pada Pasal 3 Undang-Undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan yang menyatakan bahwa “ Fungsi utama Perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masayarakat”. Dari ketentuan ini tercermin fungsi bank sebagai perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (Surplus Of Founds) dengan pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan dana ( lacks of found).17 Menurut Rahmadi Usman fungsi dari bank memiliki fungsi dan tujuan dalam kehidupan ekonomi nasiona Indonesia : 18

1. Bank berfungsi sebagai “financial intermediary” dengan kegiatan usaha pokok menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat atau pemindahan dana masyarakat dari unit surplus kepada unit defisit atau pemindahan uang dari penabung kepada peminjam.

2. Penghimpun dan Penyaluran dana masyarakat tersebut bertujuan menunjang sebagian tugas penyelenggaran negara, yakni :

a. Menunjang pembangunan nasional, termasuk pembangunan daerah; bukan melaksanakan misi pembangunan suatu golongan apalagi perseorangan ; jadi perbankan Indoneisa diarahkan untuk menjadi agen pembangunan (Agent Of Development);

b. Dalam rangka mewujudkan trilogi pembangunan nasional Indonesia yaitu :

1. Meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat banyak, bukan kesejahteraan segolongan orang atau perseorangan saja; melainkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali;

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia, bukan pertumbuhan ekonomi segolongan orang atau

perseorangan’ melainkan pertumbuhan ekonomi seluruh

rakyat Indoneisia, termasuk pertumbuhan ekonomi yang diserasikan.

3. Meningkatkan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis; 4. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat banyak,

artinya tujuan yang hendak dicapai oleh perbankan nasional

17

Hermansyah, Op.Cit. hal 20.

18

adalah meningkatkan pemerataan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat Indonesia, bukan segolongan atau perorangan saja;

3. Dalam menjalankan fungsi tersebut, perbankan Indonesia harus mampu melindungi secara baik apa yang dititipkan masayarakat kepadanya dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dengan cara : a. Efisien , sehat, wajar dalam persaingan yang sehat yang

semakin mengglobal atau mendunia; dan

b. Menyalurkan dana masyarakata tersebut ke bidang-bidang yang produktif bukan konsumtif.

4. Peningkatan perlindungan dana masayarakat yang dipercayakan pada bank, selain melalui penerapan prinsip kehati-hatian, juga pemenuhan ketentuan persayaratan kesehatan bank, serta sekaligus berfungsi untuk mencegah terjadinya praktek-praktek yang merugikan kepentingan masayarakat luas.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa fungsi bank tidak semata- mata sekedar sebagai wadah penghimpun dan penyalur dana masyarakat tetapi juga fungsinya diarahkan kepada peningkatan taraf hidup rakyat banyak, agar masyarakat dapat menjadi hidup sejahtera daripada sebelumnya. Oleh karena itu dalam menjalankan fungsinya, bank seharusnya selalu mengacu pada tujuan Perbankan Indonesia tersebut.

Dengan Undang-Undang Perbankan yang diubah, kembali kelembagaan bank di tata dalam struktur yang lebih sederhana, menjadi dua jenis Bank, yaitu : Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat, yang lebih tegasnya diatur pada Pasal 5 Undang-Undang Perbankan yang diubah.

Sebagaimana yang terdapat pada pada Undang-Undang Perbankan disebutkan bahwa Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.19

19

Yang dimaksud dengan usaha perbankan yang konvensional adalah usaha perbankan memberi kredit kepada nasabah, baik perorangan maupun perusahaan.20

Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lainnya yang dinyatakan sesuai dengan prinsip syariah, antara lain pebiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembayaran berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memeperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijirah wa iqtina).21

Selain itu juga, Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu.22

Yang dimaksud dengan mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu adalah antara lain melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka panjang, kegiatan untuk mengembangkan koperasai, pengembangan pengusaha ekonomi lemah/pengusaha kecil, pengembangan pengusaha ekonomi lemah/ pengusaha kecil, pengembangan ekspor nonmigas, dan pengembangan pembangunan dan perumahan.23

Dalam Pasal Pasal 6 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan dapat diketahui bahwa kegiatan Usaha yang bisa dilakukan oleh bank umum adalah Meliputi :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/ bentuk lainnya yang dipersamakan.

b. Memberikan kredit.

20

Sentosa Sembiring, Op.Cit. hal 3.

21 Undang-Undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Pasal 1 Angka 3. 22

Hermansyah, Op.Cit.hal 21.

23 Ibid.

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang.

d. Membeli,menjual, atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya:

1. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud. 2. Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang

masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalm perdagangan surat-surat dimaksud.

3. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.

4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI). 5. Obligasi.

6. Surat dagangan berjangka waktu sampai dengan satu tahun.

7. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun.

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.

f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan mengunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya.

g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antarpihak ketiga.

h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.

j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat dibursa efek.

k. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat.

l. Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

m. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bak sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang dan peratura perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa Bank Umum dapat melakukan berbagai macam bentuk kegiatan usaha yang sangat luas, namun demikian pula didalam Undang-Undang Perbankan menegasakan kegiatan usaha apa saja yang dilarang oleh Bank Umum, yaitu meliput :24

24

a. Melakukan penyertaan modal, kecuali sebagaiman dimaksud dalam Pasal 7 Huruf b dan huruf c.

b. Melakukan usaha perasuransian.

c. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7.

Apabila dicerna layanan jasa yang diberikan oleh bank sebagaimana dijabarkan dalam Pasal 6 diatas, tampak usaha bank semakin luas, dalam arti tidak hanya memberikan kredit.25 Untuk itu Bank harus melakukan terobosan dalam memberikan pelayanan jasa perbankan, tidak hanya bersifat pasif tetapi juga aktif namun tidak menyimpang dari asas-asas perbankan yang berlaku.26

Kemudian yang dimaksud dengan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.27

Berbeda halnya dengan Bank Umum yang bisa melakukan kegiatan usaha sebagaimana dikemukakan di atas, maka di Bank Perkreditan Rakyat kegiatan usaha yang dapat dilakukan terbatas. Jadi dapat terlihat bahwa Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat memiliki perbedaan dimana Bank Perkreditan Rakyat Tidak memeberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sebagaimana yang dijabarkan pada Pasal 13 Undang-Undang Perbankan bahwa yang menjadi usaha Bank Perkreditan Rakyat hanya meliputi :

25

Sentosa Sembiring, Op.Cit. hal 5.

26 Ibid. 27

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

b. Memberikan kredit.

c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

d. Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia, deposito Berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.

Selanjutnya dalam Pasal 14 Undang-Undang Perbankan dikemukan bahwa Bank Perkreditan Rakyat dilarang :

a. Menerima simpanan berupa Giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;

b. Melakukan kegiatan usaha valuta asing; c. Melakukan penyertaan modal;

d. Melakukan usaha perasuransian;

e. Melakukan usaha lain diluar usaha lain sebagaimana yang dimaksud dalm Pasal 13.

Selain dari yang disebutkan diatas, bahwa dilihat dari segi kepemilikannya bank dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu :

1. Bank Milik Pemerintah ( Negara) artinya bahwa modal bank yang bersangkutan berasal dari pemerintah.

2. Bank Milik Swasta :28

a. Swasta Nasional, artinya moda Bank ini dimiliki oelh orang ataupun badan hukum Indonesia;

Contoh bank milik swasta nasional antara lain : 1) BCA

2) Bank Permata. 3) Bank Muamalat. 4) Bank Danamon. 5) Bank Maspion.

b. Swasta Asing, artinya modal bank tersebut dimiliki oleh orang ataupun Badan Hukum Asing. Ada kemungkinan bahwa bank ini adalah merupakan kantor cabang dari negara asal Bank Yang bersangkutan.

c. Contoh Bank Swasta Asing : 1) CitiBank.

2) ABN Amro Bank. 3) Standart Chatered Bank. 4) HSBC

5) Chase Manhattan Bank.

6) Disamping Kedua Jenis bank ini, dalam dunia perbankan pun dikenal pula apa yang disebut dengan Bank campuran. Bank Campuran Adalah Bank yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga negara Indonesia dan/atau badan Hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh Warga Negara Indonesia dengan satu atau lebih Bank yang bekedudukan di Indonesia. Meskipun pemilik Bank campuran adalah perusahaan dalam negeri, akan tetapi kepemilikan sahamnya mayoritas oleh swasta nasional.29

Selain itu dilihat dari segi operasional bidang usahanya, maka bank dapat dibagi dalam 2 Golongan, yakni:30

1. Bank Devisa. Adalah bank yang memeperoleh surat penunjukan dari bank Indonesia untuk melakukan usaha perbankan dalam valuta asing.

2. Bank Nondevisa, artinya adalah bank yang tidak dapat melakukan usaha dibidang transaksi valuta asing. Transaksi

28

Sentosa Sembiring, Op.Cit. hal 7.

29

Ismail, Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010). hal 18.

30 Ibid.

yang dilakukan oleh bank nondevisa masih terbatas pada transaksi dalam negeri dan/ atau mata uang rupiah saja. Jenis Bank yang selanjutnya yaitu Ditinjau dai Segi Cara Penentuan Harga dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu :31

a. Bank Konvensional, yaitu merupakan Bank yang dalam penentuan harga menggunakan bunga sebagai balas jas. Balas jasa yang diterima oelh bank atas penyaluran dana kepada masyarakat, maupun balas jasa yang dibayar oleh bank Kepada masyarakat atas penghimpunan dana. Disamping itu, untuk mendapatkan keuntungan dari pelayanan jasanya, bank konvensional akan memebebankan fee kepada nasabah.

Dokumen terkait