• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran ······························································

BAB IV UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM KREDIT

B. Saran ······························································

1. Perlunya sosialisasi bagi masyarakat terhadap syarat-syarat pengajuan

Kredit Usaha Rakyat (KUR) beserta seluk-beluk pelaksanaannya untuk mencegah masalah yang akan terjadi dalam penyaluran maupun pengembalian kredit.

2. Perlunya pemahaman yang benar akan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

sehingga faktor-faktor penyebab terjadinya kredit macet pada bank dapat dicegah dan diminimalisir sebab kredit yang dikeluarkan merupakan dana yang 100% berasal dari dana bank pelaksana dimana dana tersebut merupakan himpunan dari dana masyarakat berupa giro, tabungan, dan deposito.

3. Bank BTN Cabang Pemuda Medan dalam penyelesaian Kredit Usaha

Rakyat (KUR) yang bermasalah harus tetap mengusahakan solusi yang akan saling menguntungkan kedua belah pihak di samping upaya

penyelesaian yang secara umum dilakukan oleh pihak Bank BTN Cabang Pemuda yakni penagihan kredit secara langsung, claim asuransi, dan melaksanakan lelang agunan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ali, Zainuddin, 2009. “Metode Penelitian Hukum”. Sinar Grafika, Jakarta.

Badrulzaman, Mariam Darus, 1991. “Beberapa Masalah Hukum dalam Perjanjian Kredit Bank dengan Jaminan Hypotheek serta Hambatan- hambatannya dalam Praktek di Medan”, Citra Adya Bakti, Bandung.

Bahsan, M., 2007. “Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan di Indonesia”. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Budiono, Herlien, 2011. “Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang Kenotariatan”. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Djumhana, Muhammad, 2000. “Hukum Perbankan di Indonesia”, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Fuady, Munir, 1996. “Hukum Perjanjian Kontemporer”. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Hermansyah, 2008. “Hukum Perbankan Nasional Indonesia”. Kencana, Jakarta.

Hernoko, Agus Yudha, 2010. “Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial”. Kencana, Jakarta.

Ibrahim, Johanes, 2003. “Pengimpasan Pinjaman (Kompensasi) dan Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Kredit Bank”. Utomo, Bandung. Ismail, 2010. “Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi”, Penerbit

Kencana, Jakarta.

Kasmir, 2008. “Bank & Lembaga Keuangan Lainnya”. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Khairandi, Ridwan, 2003.“Itikad Baik dalam Kebebasan Berkontrak”. Universitas Indonesia.

Mahmoedin, As., 2002. “Melacak Kredit Bermasalah”. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Meliala, A. Qirom Syamsudin, 1985. “Pokok-pokok Hukum Perikatan Beserta Perkembangannya”. Liberty, Yogyakarta.

Mertokusumo, Sudikno, 1988. “Mengenal Hukum (Suatu Pengantar)”. Liberty, Yogyakarta.

Muhammad, Abdulkadir & Rilda Muniarti, 2004. “Lembaga Keuangan dan Pembiayaan”, Citra Aditya Bakti. Bandung.

Muljadi, Kartini & Gunawan Widjaja, 2003. “Perikatan Pada Umumnya”. Rajawali Persada, Jakarta.

Muljadi, Kartini & Gunawan Widjaja, 2003. “Perikatan yang Lahir dari Perjanjian”. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Satrio, J., 1992. “Hukum Perjanjian”. Aditya Bhakti, Bandung.

---, J., 1995. “Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian Buku I”. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Sembiring, Sentosa, 2008. “Hukum Perbankan”, Mandar Maju, Bandung.

Setiawan, R., 1999.”Pokok-Pokok Hukum Perikatan”. Putra A. Bardin, Bandung. Subekti, R., 1981. “Aneka Perjanjian”. Alumni, Bandung.

---, 1986. “Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional”. Alumni, Bandung. ---, 1996. “Hukum Perjanjian”. Intermasa, Jakarta.

---, dan R. Tjitrosudibio, 2003. “Kitab Undang-Undang Hukum Perdata”. Pradya Paramita, Jakarta.

---, 2005. “Pokok-Pokok Hukum Perdata”. PT. Intermasa, Jakarta.

Sunggono, Bambang, 2007. “Metodologi Penelitian Hukum”, Radja Grafindo Persada, Jakarta.

Suyatno, Thomas, dkk., 1995. “Dasar-dasar Perkreditan”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Usman, Rachmadi, 2001 “Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia”. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta..

Widiyono, Tri, 2009. “Agunan Kredit Dalam Financial Engineering”. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Perundang-Undangan:

Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Sebagaimana Telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Internet: http://www.btn.co.id/ContentPage/Berita/Kredit-Tumbuh-dan-NPL-Turun.aspx http://www.btn.co.id/Produk/Produk-Kredit/Kredit-Umum---Korporasi/Kredit- Yasa-Griya---Kredit-Konstruksi-(1).aspx http://www.btn.co.id/Tentang-Kami/Sejarah-Bank-BTN.aspx http://www.btn.co.id/Tentang-Kami/Visi-Misi.aspx http://www.btn.co.id/Tentang-Kami/Kegiatan-Usaha-Bank-BTN.aspx http://finance.detik.com/read/2014/05/05/071445/2572853/5/kredit-macet-tinggi- btn-ditegur-ojk http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol3616/perbuatan-melawan-hukum- dan-wanprestasi-sebagai-dasar-gugatan http://profil.merdeka.com/indonesia/b/bank-tabungan-negara/ http://www.tnp2k.go.id/id/tanya-jawab/klaster-iii/progam-kredit-usaha-rakyat- kur/

Nama : Sabrina Amanda NIM : 110200354

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Program Kekhususan Perdata BW

Riset pada Bank BTN Pemuda Medan Question of Interview

1. Apa yang dimaksud dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada Bank BTN?

Jawab: Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada Bank BTN merupakan fasilitas Kredit yang diberikan kepada usaha produktif dan layak (fesible) namun belum bankable, dalam bentuk Kredit Modal Kerja dan/atau Kredit Investasi. Usaha produktif yang dimaksud adalah dalam kategori Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, Koperasi, Kelompok Usaha, dan Lembaga Linkage.

2. Siapa saja sasaran penerima KUR?

Jawab: Perorangan, Badan Usaha, kelompok Usaha.

3. Bagaimana syarat, prosedur, serta dokumen-dokumen yang harus dipenuhi

nasabah agar dapat memperoleh KUR pada Bank BTN? Jawab:

Persyaratan Umum:

1. Perorangan, Badan Usaha, dan Kelompok Usaha.

2. Bukan usaha yang baru berdiri/telah memiliki pengalaman usaha.

3. Tidak sedang menerima kredit modal kerja dan/atau investasi dari

perbankan atau yang tidak sedang menerima kredit program dari Pemerintah. Diperbolehkan apabila sedang menerima kredit konsumtif (Kredit Kepemilikan Rumah, Kredit Kendaraan Bermotor, Kartu Kredit, dan kredit konsumtif lainnya).

Adapun persyaratan berupa dokumen yang harus dilengkapi calon debitur adalah sebagai berikut:

3. Perorangan

a. Fotokopi KTP, Kartu Keluarga, dan Surat Nikah (bagi yang

sudah menikah);

b. Perijinan Usaha (SIUP, TDP, dan SITU atau keterangan usaha

dari Kelurahan/Kecamatan atau Dinas Pasar bila usahanya di Pasar);

c. NPWP untuk kredit ≥ Rp. 100.000.000,-;

d. Catatan keuangan usaha.

4. Badan Usaha

a. Akta anggaran dasar sampai dengan akta perubahan terakhir.

b. Perijinan Usaha (SIUP, TDP, dan SITU atau keterangan usaha

dari Kelurahan/Kecamatan atau Dinas Pasar bila usahanya di Pasar);

c. NPWP untuk kredit ≥ Rp. 100.000.000,-;

d. Legalitas tempat usaha bila ada;

e. Laporan keuangan terakhir minimal catatan keuangan usaha.

4. Bagaimana dengan jaminan untuk KUR?

Jawab: Bank meminta jaminan berupa agunan terhadap KUR BTN yakni sebesar 30% dari total kredit yang dimintakan. Adapun agunan yang diminta oleh Bank adalah berupa:

1. Benda tidak bergerak berupa tanah dan bangunan yang sudah

memiliki sertifikat dari Badan Pertanahan Negara (BPN) atas nama sendiri atau orang terdekat (suami/istri, anak, mertua) dan sudah terikat oleh hak tanggungan.

5. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan KUR pada Bank BTN mengalami kemacetan?

Jawab: Faktor penyebab KUR mengalami kemacetan:

1. Kredit yang diberikan tidak sesuai dengan peruntukan

Kredit tidak sesuai peruntukan yang dimaksud di sini adalah jumlah nominal dari kredit yang diberikan oleh Bank BTN melebihi dari jumlah yang seharusnya sehingga debitur tidak terlanjur menggunakan dana kredit tidak sesuai dengan tujuan yang seharusnya dan tidak dapat mengembalikan pinjamannya sehingga terjadi kemacetan dalam Kredit Usaha Rakyat.

2. Kekeliruan dari pihak Bank BTN sendiri

Faktor kekeliruan dari Bank BTN dalam memberikan kredit adalah kurang baiknya kinerja bank dalam melakukan analisis kredit terhadap jumlah kredit yang dimintakan calon debitur dengan jumlah kredit yang seharusnya diberikan oleh bank.

3. Usaha milik orang lain

Faktor penyebab kemacetan kredit salah satunya adalah usaha yang diajukan KUR BTN adalah milik orang lain atau bukan atas nama sendiri. Hal ini menyebabkan sulitnya pengembalian kredit oleh debitur.

4. Agunan tidak dapat dilelang

Agunan yang diminta Bank BTN adalah 30% dari total kredit. Ada kalanya ketika terjadi kredit macet, salah satu tindakan yang dapat diusahakan oleh Bank BTN adalah lelang agunan. Permasalahan timbul ketika agunan yang disediakan debitur tidak dapat dilelang. Hal ini umumnya terjadi pada tanah dan bangunan yang kepemilikannya masih berdasarkan S.K. Camat yang agunannya tidak mengikat sempurna atau dengan kata lain belum bersertifikat dan diikat hak tanggungan ataupun barang bergerak berupa kendaraan yang sudah tidak ada lagi sekalipun BPKB-nya masih dipegang oleh pihak bank.

6. Hal-hal apa saja yang dapat diupayakan Bank BTN untuk menyelesaikan kemacetan KUR?

Jawab: Upaya yang dilakukan dalam penyelesaian kredit macet pada Kredit Usaha Rakyat ini adalah berupa:

1. Penagihan langsung kepada debitur

Langkah pertama yang diambil adalah dengan melakukan penagihan dengan menemui debitur secara langsung. Setelah itu akan dibicarakan secara kekeluargaan, apabila debitur mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan maka sesuai kebijakan yang dimiliki oleh BTN Cabang Pemuda Medan debitur akan mendapat solusi kelonggaran pembayaran angsuran untuk bulan-bulan tertentu dengan catatan bahwa seluruh pinjaman utang harus dilunasi sampai batas jatuh tempo.

2. Melakukan claim asuransi

Dalam hal debitur tetap tidak menanggapi peringatan tertulis tersebut maka Bank BTN Cabang Pemuda Medan mengajukan klaim terhadap PT Askrindo dan Perum Jamkrindo. Jaminan ini hanya bersifat sementara karena perusahaan penjamin tersebut akan kembali melakukan penagihan kepada bank penyalur KUR. Maka penagihan pengembalian pinjaman tetap dilaksanakan bank terhadap debitur karena sumber dana KUR BTN adalah sepenuhnya dana Bank BTN yang berasal dari simpanan masyarakat yang dihimpun berupa giro, tabungan, dan deposito.

3. Lelang agunan

Apabila telah diupayakan penagihan dan claim asuransi namun debitur tetap tidak dapat menyelesaikan pengembalian kredit

karena macet, maka tindakan yang dapat diakukan bank adalah menyita agunan yang disediakan debitur dan melakukan lelang agunan untuk meng-cover kredit yang belum dilunasi yang pelaksanaannya akan dilakukan pada bagian pelelangan.

Dokumen terkait