• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat menunjang proses belajar mengajar. Dengan kata lain bahwa keberhasilan pengajaran bukanlah semata-mata ditentukan oleh tingkat kemampuan siswa menerima pelajaran dan kepiawaian guru selaku sutradara dalam proses pengajaran, namun ada faktor lain yang tidak bisa diabaikan, yakni fasilitas atau sarana dan prasarana yang ada pada sekolah tersebut.

Fasilitas yang dimiliki SMP PGRI Uluway, Kec. Mengkendek, Kab.

Tana Toraja belum memadai untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan kondusif. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya fasilitas penunjang, seperti perpustakaan, laboratorium, listrik, musollah dan fasilitas pendukung lainnya yang semua itu dapat mendukung kualitas pembelajaran. Berikut ini gambaran tentang sarana dan prasarana yang ada di SMP PGRI Uluway, Kec. Mengkendek, Kab. Tana Toraja

TABEL III

Data Sarana Dan Prasarana SMP PGRI Uluway Kec. Mengkendek, Kab. Tana Toraja Tahun Ajaran 2015/2016

No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan

1

Sumber Data: Data Siswa SPM PGRI Uluway Kec. Mengkendek, Kab.

Tana Toraja Tahun 2015/2016

Dari tabel III tersebut dapat diketahui bahwa fasilitas atau sarana dan prasaran yang dimiliki SMP PGRI Uluway, Kec. Mengkendek, Kab.

Tana Toraja sudah cukup memadai yaitu: Ruang guru 1 buah, Kelas 3 buah, Papan tulis 3 buah, Lemari guru 3 buah, Meja guru 3 buah, Kursi guru 3 buah, Meja siswa 90 buah, Kursi siswa 90 buah, dan WC 1 buah.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana sekolah cukup memadai.

B. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar siswa SMP PGRI Uluway, Kec. Mengkendek, Kab. Tana Toraja

Setiap guru mendambakan para siswanya dapat belajar dengan baik.Namun kenyataannya tidaklah demikian. Sehingga guru mungkin

pernah menemui atau mengalami beberapa siswa yang selalu membikin ulah, sealu mengacau, rendah diri, malas, lambat menghafal, ataupun membenci pelajaran. Di sisi lain ada siswa yang biasa ceria tetapi dengan tiba-tiba saja menjadi murung dan malas belajar.

Kenyataan-kenyataan ini menunjukkan bahwa siswa dapat mengalami hal-hal yang menyebabkan ia tidak dapat belajar atau melakukan kegiatan selama proses pembelajaran sedang berlangsung.

Mungkin juga, si siswa dapat belajar atau melakukan kegiatan selama proses pembelajaran sedang berlangsung, namun tidak maksimal. Faktor penyebabnya dapat berasal dari dalam diri si anak sendiri dan dapat juga dari luar.

Kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar beragam, seperti pembahasan-pembahasan sebelumnya kesulitan belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dari siswa itu sendiri. Semua itu memerlukan penanganan yang serius, agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa. Dalam hal ini penulis mewawancarai siswa sebagai sampel penelitian, dari hasil wawancara dengan Muh. Safri ( siswa kelas IX ):

“Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa SMP PGRI Uluway Kec. Mengkendek, Kab. Tana Toraja cukup banyak, diantara : (1) Pengaruh dari teman kelasnya,(2) Metode guru yang tidak dimengerti siswa,(3)Guru yang malas kesekolah(4) Kurangnya buku sebagai sumber belajar yang dimiliki siswa,(5) Bayaknya kegiatan di rumah sehingga tidak ada waktu untuk belajar”. (wawancara,23 Juni 2016)

Dari hasil wawancara di atas, dapat penulis simpulkan bahwa Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa pada saat melakukan proses pembelajaran di SMP PGRI Uluway Kec. Mengkendek, Kab. Tana Toraja cukup banyak, diantaranya:

1. Pengaruh dari teman kelasnya sendiri, yaitu mereka bercerita ketika guru menjelaska sehingga suasana ribut dan gadu dalam kelas ketika guru menjelaskan pelajaran, ada teman yang bertanya ketika sedang berkonsentrasi mendengarkan penjelasan guru, ada teman yang sering menyontek dan siswa tersebut merasa terganggu, karena hilang konsentrasi dalam berfikir, ada teman yang suka mencolek dan mencubit ketika sedang belajar.

2. Metode guru yang kurang dimengerti oleh siswa, cara mengajar guru yang dianggap sulit bagi siswa yakni guru terlalu dalam menerangkan, tidak mengerti cara guru menerangkan pelajaran, banyaknya soal pertanyaan dari guru, pelajaran sulit karena contoh yang diberikan belum dimengerti kemudian guru memberikannya soal-soal, tidak suka guru karena selalu menunjukkan untuk memberikan penjelasan, guru selalu menyuru siswa cepat dalam mengerjakan tugas sedangkan cara guru dalam menjelaskan tidak jelas.

3. Guru malas ke sekolah, guru jarang ke sekolah dan sering terlambat mengakibatkan anak merasa rugi ke sekolah karena mereka tidak belajar dan pelajarannya dirasakan terlambat, ada guru yang sering keluar dan teman-temannya ribut di kelas meskipun diberi tugas.

4. Kurangnya buku yang dimiliki siswa maupun guru yang dijadikan pedoman dan pengembang bagi mereka dalam proses belajar mengajar. Adapun pengaruh kurangnya buku yaitu siswa tidak diberi kesempatan untuk menulis buku paket guru, belum sempat mencatat hal-hal yang penting buku harus dikembalikan kepada guru, tidak ada buku yang dipelajari oleh siswa setelah pulang dari sekolah.

5. Karena ada siswa yang tidak bisa mengulangi pelajarannya di rumah karena ia selalu membantu orang tuanya di sawah, di kebun, mengembala kerbau, membantu ibunya di dapur dan menjaga adiknya di rumah. Terkadang siswa lupa mengerjakan PRnya kalau ia leti,lelah ketika habis membantu orang tuanya, dan ketika ke sekolah ia dapat marah dan hukuman bila PRnya tidak dikerjakan.

6. Tulisan guru tidak jelas terbaca oleh siswa, mereka merasa sulit membaca tulisan guru di papan tulis kalau tulisan guru bersambung.

Dari beberapa faktor kesulitan belajar siswa Dapat penulis simpulkan bahwah yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa pada saat proses pembelajaran di SMP PGRI Uluway, Kec. Mengkendek, Kab.

Tana Toraja diantaranya adalah, pengaruh dari teman kelasnya, yakni mereka bercerita ketika guru menjelaskan sehingga suasana ribut dalam kelas ketika guru menjelaskan pelajaran, ada teman yang bertanya ketika sedang berkonsentrasi mendengarkan penjelasan guru, ada teman yang sering menyontek dan siswa tersebut merasa terganggu,karena hilangnya

konsentrasi dalam berfikir,ada teman yang suka mencolek dan mencubit ketika belajar.

Selain itu kurangnya buku yang menjadi pedoman bagi siswa sangat mempengaruhi proses belajar siswa, dan leb sebagai ruan praktek tidak ada sehingga siswa tidak bisa memahami secara keseluruhan tentang pelajaran yang mereka pelajari.

C. Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa SMP PGRI Uluway, Kec. Mengkendek, Kab. Tana Toraja.

Pengajaran adalah suatu aktifitas (proses) mengajar belajar yang di dalamnya ada dua subjek yaitu guru dan peserta didik. Istilah peserta didik penulis gunakan untuk anak didik, objek dididik, atau sebagai istilah lain dari murid/siswa. Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru/pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pengajaran, guru sebagai penginisiatif awal, pengarah, pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.

Pengajaran memang bukan konsep atau praktek yang sederhana ia bersifat kompleks, menjadi tugas dan tanggung jawab guru yang seharusnya. Pengajaran itu berkaitan erat dengan pengembangan potensi manusia (peserta didik), perubahan dan pembinaan dimensi-dimensi

kepribadian peserta menyikapi makanan pada sang bayi. Dengan kata lain, tugas pengajaran (mengajar) adalah berat, kompleks, perlu keseriusan, tidak asal jadi atau coba-coba.

pengajaran merupakan totalitas aktifitas belajar mengajar yang di awali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi. Dari evaluasi diteruskan secara follow up. Proses dalam pengertiannya disini merupakan interaksi semua atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar satu sama lainnya saling berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Yang termasuk komponen belajar mengajar antara lain : tujuan instruksional yang hendak dicapai, materi pelajaran, metode mengajar, alat peraga pengajaran dan evaluasi-evaluasi sebagai alat ukur tercapai tidaknya tujuan.

Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologi dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadi tugas cukup berat bagai guru dalam menggelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan

guru sering terlontar hanya karena masalah sukarnya menggelola kelas.

Akibat kegagalan guru menggelola kelas, tujuan pengajaran pun sukar untuk dicapai. Mengaplikasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas adalah upaya lain yang tidak bisa diabaikan

Metode mempunyai cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terdapat di dalam suatu tujuan. Strategi/metode yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar bermacam-macam penggunaannya tergantung dari rumusan tujuan. Dalam mengajar, jarang ditemukan guru menggunakan satu metode, tetapi kombinasi dari dua atau beberapa macam metode. Penggunaan metode gabungan dimaksudkan untuk menggairahkan belajar anak didik. Dengan bergairahnya belajar, anak didik tidak sukar untuk mencapai tujuan pengajaran. Karena bukan guru yang memaksakan anak didik untuk mencapai tujuan, tetapi anak didiklah dengan sadar untuk mencapai tujuan.

Masing-masing unsur yang terkait dengan proses pembelajaran dapat menjadi sumber permasalahan pembelajaran. Permasalahan pembelajaran dapat timbul dari tujuan pembelajaran, dari materi

pembelajaran, dari proses pembelajaran, atau dari evaluasi pembelajarannya.

Pelaksanaan pembelajaran sering mengalami kendala seperti terjadinya perubahan kurikulum, perubahan ini sengaja diciptakan oleh atasan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebagainya. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik untuk kepentingan bawahannya, dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak pelaksanaannya.

Dengan berbagai masalah tersebut di atas menjadikan sebagian besar guru merasa kesulitan untuk mengembangkan model pembelajaran.

Hal Inilah yang mendorong peneliti untuk mencari tahu kendala-kendala yang dirasakan oleh guru dalam pembelajaran. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa SMP PGRI Uluway, Kec. Mengkendek, Kab. Tana Toraja.

Adapun hasil wawancara dengan Bapak Linus Ranga,S.Pd kepala sekolah mengatakan :

“Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP PGRI Uluway, Kec. Mengkendek, Kab. Tana Toraja, diantaranya: (1) Lambatnya anak memahami pelajaran,(2) tidak bergairanya anak mengikuti mata pelajaran, (3) anak selalu mengantuk bila mengikuti pelajaran (4) siswa bandel dan nakal sehingga susah diatur dan diarahkan (6) seringnya anak melupakan pelajarannya”. (wawancara, 18 Juli 2016 )

Dilihat dari keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa SMP PGRI Uluway, Kec. Mengkendek, Kab. Tana Toraja cukup banyak diantaranya:

a. Lambatnyak anak memahami pelajaran yang diberikan oleh gurunya di kelas.

b. Tidak bergairanya anak mengikuti setiap mata pelajaran dengan menunjukkan sikap tidak memperhatikan pelajaran, keluar masuk kelas, malas belajar dan memilih bercerita dengan teman meskipun ditegur guru.

c. Anak sering mengantuk bila sedang belajar ini diakibatkan karena anak tidak bergaira mengikuti mata pelajaran yang diajarkan oleh guru, sulit memahami penjelasan guru.

d. Seringnya anak melupakan pelajaran yang telah di pelajiri meskipun pelajaran itu baru saja diberikan guru dan ketika mereka ditanya dia tidak bisa menjawab.

Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi guru tersebut hendaknya ada kerjasama antara siswa dan guru, dalam hal ini guru memamfaatkan waktu jam dengan baik dan mengarahkan siswa untuk memperhatikan materi pelajaran dengan sejumlah masalah yang dihadapi guru juga adalah sikap siswa yang nakal dan bandel, kendala ini contohnya, siswa membawa dan memakai HP,

sehingga tidak memperhatikan penjelasan guru dan kurangnya perhatian siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

D. Cara Guru Mengatasi Kesulitan Belaja Siswa SMP PGRI Uluway Kec. Mengkendek Kab. Tana Toraja

Tugas pendidik atau guru adalah mempersiapkan generasi bangsa agar mampu menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya dikemudian hari sebagai khalifah Allah di bumi. Dalam menjalankan tugas ini pendidikan berupaya mengembangkan potensi (fitrah) sebagai anugrah Allah yang tersimpan dalam diri anak, baik yang bersifat jasmaniah maupun ruhaniah, melalui pembelajaran sebuah pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman berguna bagi hidupnya. Dengan demikian pendidikan yang pada hakekatnya adalah untuk memanusiawikan manusia memiliki arti penting bagi kehidupan anak. Hanya pendidikan yang efektif yang mampu meningkatkan kualitas hidup dan mengantarkan anak survei dalam hidupnya.

Secara umum guru berarti orang yang dapat menjadi panutan serta menjadikan jalan yang baik demi kemajuan. Sejak berlakunya kurikulum 1995, pengertian guru mengalami penyempurnaan, menurut kurikulum 1995 ialah “Guru adalah perencana dan pelaksana dari sistem pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Guru adalah pihak utama yang langsung berhubungan dengan anak dalam upaya proses pembelajaran, peran guru itu tidak terlepas dari keberadaan kurikulum.

Peranan guru sangat penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran, selain sebagai nara sumber guru juga merupakan pembimbing dan pengayom bagi para murid yang ada dalam suatu kelompok belajar. Guru memegang peranan sentral dalam proses pembelajaran, memiliki karakter dan kepribadian masing-masing yang tercermin dalam tingkah laku pada waktu pelaksanaan proses pembelajaran. Pola tingkah laku guru dalam proses pembelajaran biasanya ditiru oleh siswa dalam perjalanan hidup sehari-hari, baik di lingkungan keluarga ataupun masyarakat, karena setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian. Keragaman kecakapan dan kepribadian ini mempengaruhi terhadap situasi yang

dihadapi dalam proses pembelajaran.

Tetapi sebenarnya pendidikan anak prasekolah terefleksi dalam alat-alat perlengkapan dan permainan yang tersedia, cara perlakuan guru terhadap anak, adegan dan desain kelas, serta bangunan fisik lainnya yang disediakan untuk anak.

Beberapa cara mengatasi kesulitan dalam belajar dapat dilakukan dengan cara belajar yang efektif dan efisien. Cara demikian merupakan problematika yang perlu mendapatkan perhatian cukup serius. Orang tua dan Guru Kelas kerap kali memberikan saran-saran kepada siswa agar rajin belajar karena rajin adalah pangkal cerdas. Orang cerdas akan mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan perkembangan zaman yang serba kompleks. Untuk mengetahui lebih lanjut cara yang dilakukan

guru dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswa SMP PGRI Uluway, Kec. Mengkendek, Kab. Tana Toraja, penulis melakukan wawancara dengan Ibu Salmawati, S.Pd, wakil kepala sekolah, bidang kurikulum

“Cara-cara yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada SMP PGRI Uluway, Kec. Mengkendek, Kab. Tana Toraja antata lain: (1) memberikan apresiasi positif kepda siswa yang berprestasi,(2) guru memberikan bimbingan kusus bagi siswa yang kurang pintar,(3) kehadiran guru di sekolah harus 90%, (4) kedisiplinan siswa baik di dalam kelas maupun diluar kelas harus ditingkatkan,(5) guru harus pandai dalam memili metode pembelajaran”. ( wawancara, 20 Juli 2016 )

Sebagai kesimpulan bahwa cara yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar bagi siswa SMP PGRI Uluway, Kec.

Mengkendek, Kab. Tana Toraja antara lain:

1. Memberikan apresiasi positif kepada siswa yang berprestasi

2. Guru memberikan bimbingan kuhsus bagi siswa yang kurang pintar 3. Kehadiran guru di sekolah harus 90%

4. Kedisiplinan siswa baik di dalam kelas maupun diluar harus dikembangkan

5. Guru harus pandai dalam memilih metode pembelajaran

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa usaha-usaha yang perlu dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa SMP PGRI Uluway, Kec. Mengkendek, Kab. Tana Toraja yakni memamfaatkan waktu jam pelajaran yang sedikit dengan baik, mengadakan bimbingan yang lebih intens kepada siswa, memberikan pemahaman kepada orang tua tentang pentingnya mengajarkan kepada anak untuk belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah, memberikan

bimbingan kusus bagi siswa yang kurang pintar. Guru hendaknya meningkatkan hubungan dengan siswa, guru memelihara disiplin dalam kelas.

Solusi yang dapat ditempuh oleh guru dalam menanggulangi kurangnya buku sebagai sumber belajar yang dimiliki siswa yaitu dengan menganjurkan kepada siswa untuk membeli secara swadaya buku-buku paket/wajib yang digunakan dalam belajar atau dengan menyuruh siswa menyalin pelajaran yang telah dipelajari pada jam istirahat.

Pelajaran yang tidak dimengerti oleh siswa sebaiknya guru menentukan sendiri metode-metode mengajar yang digunakan apakah pada saat mengajar anak memiliki semangat belajar yang kuat dengan memberikan kesempantan untuk bertanya baik kepada guru atau antara siswa dengan siswa pada saat belajar mengajar. Untuk megetahui apakah siswa mengerti tentang apa yang guru jelaskan maka siswa diberi pertanyaan secara lisan sesuai dengan materi yang diajarkan.

Seorang guru hendaknya menjadi penghubung antara rumah dengan sekolah dengan menunjukkan sifat-sifat pengaruh kepada anak didik dengan memberikan metode yang mendidik dan memberikan hukuman yang mendidik.

Solusi yang dapat diterapkan bagi anak yang memiliki kesibukan di rumah yaitu guru hendaknya mengetahui latar belakang keluarganya kemudian harus mengerti posisi anak tersebut dan memberikan alternatif bagaimna cara belajar ditengah kesibukan dalam membantu orang tua.

Dengan hal tersebut dapat membantu guru dalam memberikan bimbingan belajar kepada siswa tersebut sehingga ia dapat mengatasi berbagai macam kesulitan belajar yang dihadapinya.

Untuk anak yang mengalami faktor-faktor interen yang tidak memiliki semangat untuk belajar yakni menumbuhkan minat dan perhatian kepada anak didik dimana minat dan perhatian erat kaitannya dengan minat siswa dalam mengembangkan motifasi dalam belajar siswa. Untuk menumbuhkan minat belajar siswa maka guru hendaknya menjelaskan lebih awal kepada siswa tentang keistimewaan suatu mata pelajaran tertentu serta menjelaskan relevansi mata pelajaran tersebut terhadap kebutuhan praktis dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat meningkatkan kemauan untuk belajar.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada pembahasan terdahulu, maka dalam bab penutup ini penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesulitan belajar siswa SMP PGRI Uluway, Kec. Mengkendek, Kab.

Tana Toraja antara lain: pengaruh dari teman kelasnya, Lambatnya anak memahami pelajaran,Tidak bergairanya anak mengikuti mata pelajaran, Anak selalu mengantuk bila mengikuti pelajaran Metode guru yang tidak dimengerti siswa, Kurangnya buku sebagai sumber belajar yang dimiliki siswa, Bayaknya kegiatan di rumah tidak bisa mengulang pelajaran di sekolah dan mengerjakan PR.

2. Pelaksanaan pembelajaran sering mengalami kendala seperti terjadinya perubahan kurikulum, perubahan ini sengaja diciptakan oleh atasan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebagainya. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik untuk kepentingan bawahannya, dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak pelaksanaannya. Kendala-kendala yang dihadapi guru

dalam mengatasi kesulitan belajar siswa SMP PGRI Uluway, Kec.

Mengkendek, Kab. Tana Toraja diantaranya: lambatnya anak dalam memahami mata pelajaran yang diberikan yang terjadi karena kurangnya perhatian dari orang tua dan rasa ingin tahu dari siswa sangat rendah, sehingga pelajaran yang diberikan oleh guru diabaikan dan tidak ada minat untuk mengetahui.

3. Beberapa cara mengatasi kesulitan dalam belajar dapat dilakukan dengan cara belajar yang efektif dan efisien. Cara demikian merupakan problematika yang perlu mendapatkan perhatian cukup serius. Orang tua dan Guru Kelas kerap kali memberikan saran-saran kepada siswa agar rajin belajar karena rajin adalah pangkal cerdas. Orang cerdas akan mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan perkembangan zaman yang serba kompleks dengan demikian cara yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa SMP PGRI Uluway, Kec. Mengkendek, Kab. Tana Toraja antara lain: memamfaatkan waktu jam pelajaran dengan baik, memberikan apresiasi positif kepda siswa yang berprestasi, , guru memberikan bimbingan khusus bagi siswa yang kurang pintar, kehadiran guru di sekolah harus 90%, kedisiplinan siswa baik di dalam kelas maupun diluar kelas, guru harus pandai memili metode pada saat proses pembelajaraan.

B. Saran-Saran

Adapun saran untuk dijadikan rekomendasi dalam upaya mengatasi kesulitan belajar pada siswa SMP PGRI Uluway, Kec.

Mengkendek, Kab. Tana Toraja adalah sebagai berikut:

1. Kepada orang tua (keluarga) sebagai tempat pendidikan yang pertama harus membimbing, memberikan perhatian dan mendampingi serta membiasakan anak-anaknya untuk selalu aktif

1. Kepada orang tua (keluarga) sebagai tempat pendidikan yang pertama harus membimbing, memberikan perhatian dan mendampingi serta membiasakan anak-anaknya untuk selalu aktif

Dokumen terkait