• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Kurikulum Pendidikan Agama Islam

6. Sarana dan Prasarana

Yang di maksud dengan sarana dan prasarana di sini adalah sesuatu perkara yang sengaja diadakan untuk memperlancarkan kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.Adapun sarana dan prasarana yang ada di Ma’had al-Dirasah al-Islamiyah adalah:

a. Sarana Pendidikan 1) Gedung belajar

Ma’had al-Dirasah al-Islamiyah memiliki 5 gedung belajar: a) Gedung 1 sebanyak 6 ruang belajar

b) Gedung 2 sebanyak 4 ruang belajar c) Gedung 3 sebanyak 3 ruang belajar d) Gedung 4 sebanyak 9 ruang belajar

e) Gedung 5 sebanyak 5 ruang belajar 2) Gedung Pelengkap

a) Bangunan Masjid b) Asrama laki-laki c) Asrama Perempuan b. Sarana yang berupa ruangan

1) Ruangan Kepala Sekolah

2) Ruangan Guru Besar & Lab. Komputer 3) Ruangan Guru Agama & Umum

4) Ruangan Tata Usaha 5) Ruangan Rapat 6) Ruangan Klinik 7) Ruangan Perputakaan c. Sarana Olah Raga

Sarana olah raga yang dimiliki oleh Ma’had al-Dirasah al-Islamiyah Sebagai berikut:

1) Satu lapangan bola basket dan peralatannya 2) Satu Lapangan sepak bola dan peralatannya d. Sarana-sarana yang lain

Untuk menjaga keamanan dan ketertiban sekolah tersebut maka dilengkapi dengan sebuah bangunan pos keamanan dan ketertiban dalam melayani keluarga dan orang luar yang datang untuk berkunjung. Untuk memperlancar komunikasi di sediakan pesawat telepon untuk hubungan dengan luar dan hubungan antar gedung, bagi

siswa disediakan telepon umum untuk hubungan dengan keluarga dan teman-teman. Disediakan juga pengeras suara masjid dan untuk keperluan pengurus sekolah.

Memang sarana prasarana pendidikan sangat menentukan dalam aktivitas belajar mengajar oleh siswa maupun tenaga pendidik sehingga akan termotivasi. Di M a’had al-Dirasah al-Islamiyah ternyata dari segi sarana prasarana belum lengkap yang masih kurang yakni ruang auditorium mini dan ruang laboratoruim fisika dan kimia yang belum ada. Karena tidak memiliki ruang laboratorium fisika dan kimia maka siswa tetap belajar di ruang kelas mereka masing-masing. Dari sarana fisik sudah lengkap untuk meningkatkan proses belajar mengajar sudah ada. Tetapi disamping itu juga ada tempat pos keamanan M a’had al-Dirasah al-Islamiyah sehingga tingkat keamanan sudah terjamin aman, juga disediakannya alat komunikasi pesawat telepon berguna untuk memperlancar komunikasi antar gedung satu dengan gedung lainnya masih dalam komplek M a’had al-Dirasah al- Islamiyah.

M a’had al-Dirasah al-Islamiyah memiliki masjid dengan kapasitas 300 siswa ditambah dengan alat pengeras suara yang bagus di dengar oleh pancaindera yaitu pendengar. Dari segi ruang perpustakaan sudah ada, namun tidak sesuai dengan ruang-ruang 9

9

Wawancara dengan Ustad Abdul Aziz Tabih(Ustazd sekolah ma’had al-dirasah al-islamiyah),

lainnya artinya masih minim tetapi buku yang tersimpan dirak buku kurang lengkap mulai dari buku yang berkaitan dengan ilmu-ilmu agama sosial, budaya, bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Melayu, dan lain-lainnya. Ditambah dengan majalah-majalah berkaitan dengan pendidikan agama Islam dan umum, jurnal-jurnal, artikel ilmiah dan lain-lainnya.

7. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Ma’had Al-Dirasah AUslamiyah Sebagai Lembaga Pendidikan “Pencerahan”

a Input

1). Adapun jumlah siswa yang belajar di ma'had dirasah al-islamiyah berasal dari berbagai wilayah yaitu :

No. Wilayah Jumlah

1. Pattani 430 Orang 2. Yala 259 Orang 3. Songkla 35 Orang 4. Narathiwhart 25 Orang 5. Satul 22 Orang 6. Pattalung 18 Orang 7. Trang 14 Orang 8. Pannga 14 Orang 9. Krabi 11 Orang 10. Nontaburi 5 Orang

11. Bangkok 4 Orang

Jumlah 837 Orang

2) Pengakuan masyarakat terhadap sekolah ma'had al-dirasah al- islamiyah sebagai sekolah pilihan (favorit). Keunggulan sekolah ini yaitu

:-1. Memberikan pendidikan umum dan ilmu-ilmu keterampilan kepada siswa sebagai pengetahuan dasar untuk dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi serta dapat mencari lapangan kerja yang baik.

2. Menjadikan siswa hafal Al-Qur’an dan membiasakan siswa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

3. Yang lulus dari sekolah mendapat tempat dalam masyarakat setempat diantara mereka ada yang menjadi Imam, Khatib,Bilal,Guru Taman Kanak-Kanak,T okoh Masyarakat, dan tidak asing lagi sekurang-kurangnya menjadi guru mengajar Al-Qur’an bagi anak-anak yang kurang mampu untuk mendapat pendidikan formal, atau pendidikan yang lebih tinggi.

4. Siswa dapat memahami ajaran agama islam dan ilmu-ilmu umum melalui bahasa melayu,thai,arab dan inggris.10

Dokumentasi Buku Pengenalan Ma’had al-Dirasah ai-lslamiyah

b. Proses Pendidikan

I. Adapun sekolah ma'had al-dirasah al-islamiyah untuk mendapatkan seseorang petugas pengajaran yaitu guru telah membuat beberapa kriteria atau syarat-syarat bagi seorang guru, karena sekolah ma'had al-dirasah al-islamiyah mempunyai wewenang tersendiri, antara syarat-syaratnya yaitu :

a) . Sehat Jasmani dan Rohani

b) . Keilmuan dan ketrampilan cukup dewasa c) . Kepribadian Benar dengan Islam

d) . Mampu dalam Mengelolaan Materi e) . Bekerja secara Ikhlas

Adapun syarat bagi guru yang sudah terdaftar sebagai guru di sekolah atau dikatakan displin sekolah ma'had al-dirasah al- islamiyah yaitu :

a. Setiap guru yang ada pelajaran harus hadir waktu sebelum berbaris

b. Guru giliran piket harus memimpin murid-murid berbaris

c. Ada perwakilan dari gru dua orang untuk memberi nasehat kepada murid ketika berbaris pada setiap hari

d. Setiap guru harus shalat dhuhur bersama-sama dengan murid di sekolah

e. Sebelum selesai pelajaran tidak dibenarkan melakukan kegiatan lain kecuali yang sangat perlu atai diizin oleh guru besar

f. Guru harus pakaian yang rapi

g. Sebelum pulang harus tanda tangan kehadiran

2. Mengatur siswa secara baik dan berdayaguna akan membantu oleh seluruh staf maupun masyarakat untuk memahami kemajuan sekolah, pengelolaan siswa yang baik menggambarkan tertibnya sekolah, siswa mempunyai hak dan kewajibannya.diantaranya hak- hak siswa

yaitu:-a. Manajemen pelajaran

b. Mengikut Kegiatan yang ada di sekolah c. Menggunakan semua fasilitas yang ada d. Memperoleh bimbingan di sekolah Adapun kewajiban siswa yaitu

a. Hadir pada waktunya

b. Mengikuti belajar dengan tertib

c. Mengikuti ulangan atau kegiatan yang ditentukan oleh sekolah. Dalam hal ini, keberadaan siswa sebagai anggota masyarakat sekolah dan mempunyai hak dan kewajiban, untuk mempermudahkan dalam keorganisir sesamanya, dan dengan sekolah hal ini dibentukkan sebuah organisasi siswa di bawah garapan ekstra kurikulum atau singkatan dari (osis) yang maksud dengan osis adalah osis merupakan organisasi murid yang resmi diakui dan diselenggarakan di sekolah dengan tujuan untuk melatih kepemimpinan murid serta memberi wahana bagi murid untuk

melakukan kegiatan-kegiatan ko-kurikuler yang sesuai. Oleh karena itu supaya membina manajemen terutama menyakut pembinaan pengelolaan organisasinya dan kegiatannya, adapun kegiatan yang dikembangkan hendak sesuai dalam rangkaian dengan tujuannya, yaitu pengembangan pengetahuan dan kemampuannya, penataran pengembangan keterampilan, dan pengembangan sikap, selaras dengan tujuan sekolah yang ditentukan dalam kurikulum, organisasi siswa secara resmi tidak dicatumkan dan ditetapkan dalam anggaran sekolah dan tidak disebutkan dalam pola pembina dan pengembangan kesiswaan, dalam bentuk sebuah organisasi lengkap dengan pengurus dan mitra kerjanya, dengan hal tersebut meliputi beberapa bidang di antaranya a. Pengurus Inti b. Pengurus Seksi 1. Kerohanian 2. Olah Raga 3. Seni Budaya

4. Kegiatan Alam Terbuka 5. Pendidikan Kesehatan 6. Pengabdi Masyarakat

Adapun fungsi organisasi siswa merupakan salah satu untuk membantu dalam mengembangkan potensi siswa berbentuk ekstra kurikulum, hal ini membawa kegiatan-kegiatan berbentuk mendorong keterampilan atau skelnya dan hal-hal yang menguntungkan bagi siswa terutama dalam bidang pendidikan.

c. Sekolah ma'had al-dirasah al- islamiyah menjadi dualisme pendidikan dan pengajaran yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum (saman), adapun jenjang pendidikan yang ada pada sekolah ma'had al-dirasah al-islamiyah sebagai berikut: 1. Pendidikan Agama

a. Untuk tingkat ibtidaiyah, lama belajar 4 tahun ( mulai dari kelas 1 (satu) sampai dengan kelas 4 (empat)

b. Untuk tingkat mutawasitoh, lama belajar 3 tahun ( mulai dari kelas 5 (lima) sampai dengan kelas 7 (tujuh)

c. Untuk tingkat sanawiyah, lama belajar 3 tahun (mulai dari kelas 8 (delapan) samapi dengan kelas 10 (sepuluh)

2. Pendidikan Umum (Saman)

a. Untuk tingkat menengah pertama, lama belajar 3 tahun ( mulai dari kelas m.l sampai dengan m.3).

b. Untuk tingkat menengah keatas, lama belajar 3 tahun (mulai dari kelas m.4 sampai dengan m.6)

Maka jadwal pelaksanaan pendidikan dan pengajaran pada sekolah ma'had al-dirasah al-islamiyah dapat diklafikasikan menjadi dua bagian yaitu :

a. Untuk pelaksanaan pendidikan agama di mulai jam 07:30 pagi sampai dengan jam 11:30 siang.

b. Untuk pelaksanaan pendidikan umum (saman), dimulai jam 13:00 siang, sampai dengan jam 16:45 sore.11

3. Output

JUMLAH SISWA YANG BISA MASUK DALAM PERGURUAN TINGGI DI DALAM NEGERI *

No. Nama Perguruan Tinggi Di Dalam Negeri Jumlah

1. Universitas Ramkhamheng 8 Orang

2. Universitas Khru Yala 6 Orang

3. Universitas Khru Pukit 3 Orang

4. Universitas Palak Yala 2 Orang

Jumlah siswa 19 Orang

Adapun siswa yang luar negeri yang peneliti dapat informasi kebenyakan sekolah di Negara Indonesia sebanyak 9 orang yaitu :

TABLE

JUMLAH SISWA YANG LUAR NEGERI

No. Wilayah jumlah

1. Yogyakarta 4 Orang

2. Jakarta 2 Orang

3. Medan 3 Orang

Jumlah Siswa 5 Orang

Berdasarkan data tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa hasil yang telah dicapai oleh sekolah ma'had al-dirasah al-islamiyah telah menunjukan hasil yang baik. Oleh karena itu siswa yang lulus di instansi- instansi tersebut agar bisa membantu dan memberi pengalaman atau masukan terhadap lembaga tersebut dan mereka inilah pihak lembaga

12 sangat mengharapkan bantuan setelah kedatangan nanti.

12

BAB IV

PENYAJIAN DATA 1. Bentuk Kurikulum PAI

Ma’had ai-Dirasah al-Islamiyah merupakan sebuah institusi pendidikan Agama swasta yang mengendalikan segala urusan pengajaran dan pembelajaran, dengan menggunakan segala sumber dan bahan yang ada bagi meningkatkan kualitas pendidikan.

Kurikulum pendidikan Islam di Ma’had al-Dirasah al-Islamiyah adalah semua pengetahuan, akitivitas atau kegiatan-kegiatan dan pengalaman-pengalaman serta nilai-nilai dan sikap yang sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam.

Kurikulum pendidikan Islam termasuk salah satu komponen pendidikan Islam yaitu alat untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Maka dengan sendirinya dibutuhkan adanya kurikulum yang sesuai, atau dengan kata lain bahwa dalam menentukan kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan faktor kesesuaiannya dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan anak didik.

Ma’had al-Dirasah al-Islamiyah menjalankan dua bidang pendidikan yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Adapun jenjang pendidikan sebagai berikut:

a. Pendidikan Agama Islam

1) Tingkat Ibtidaiyah 4 tahun mulai dari kelas 1 sampai kelas 4. 2) Tingkat Mutawassithoh 3 tahun mulai dari kelas 5 sampai kelas 7. 3) Tingkat Tsanawiyyah 3 tahun mulai dari kelas 8 sampai kelas 10. b. Pendidikan Umum

1) Tingkat Lanjutan Pertama (SMP) 3 tahun mulai dari kelas 1 sampai kelas 3.

2) Tingkat Lanjutan Atas (SMA) 3 tahun mulai dari kelas 4 sampai kelas 6.

Kurikulum yang di selenggarakan adalah kurikulum yang di tetapkan oleh Private Education Commission yaitu sebuah bidang yang dibentuk oleh Kementerian Pendidikan Pusat untuk menangani masalah Pendidikan Agama Islam di Thailand Selatan, maka setiap Madrasah

harus mengikuti segala peraturan yang telah ditetapkan, tingkat Ibtidaiyah, Matawassithoh dan Tsanawiyyah adalah mempergunakan kurikulum yang dikeluarkan oleh badan Private Education Commission. Namun demikian tidak berarti mengurangi apa yang telah di tetapkan oleh Ma’had al-Dirasah al-Islamiyah itu sendiri.1

Oleh karena itu, setiap pendidikan yang bersifat umum dan keagamaan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi harus dilihat tujuan kurikulum pendidikannya. Karena kurikulum pendidikan

1

Wawancara dengan Ustad Muhammad Zain (Ustazd sekolah ma’had al-dirasah al-islamiyah)

merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Berjalan atau tidaknya suatu pendidikan ini tergantung pada kurikulum yang diterapkan oleh sekolah itu sendiri. Dengan demikian, untuk memperlancar suatu lembaga pendidikan maka di bawah ini akan dijelaskan tujuan kurikulum umum dan khusus.

a. Tujuan Kurikulum Pendidikan Islam di Ma’had al-Dirasah al- Islamiyah.

Tujuan institusional adalah tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga pendidikan atau satuan pendidikan tertentu. Maka untuk lebih jelasnya kurikulum yang di gunakan oleh Ma’had al-Dirasah al-Islamiyah

ada 2 jenis yakni tujuan umum dan tujuan khusus.

1) Tujuan umum yakni, menunujukkan pada pengembangan warga negara yang baik.

2) Tujuan khusus yakni, pengembangan aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai berdasarkan norma-norma agama Islam.

b. Materi dan struktur kurikulum di Mahad al-Dirasah al-Islamiyah. Komponen isi berupa materi yang diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Di Ma’had al- Dirasah al-Islamiyah memiliki dua materi yaitu materi pengetahuan umum dan materi pengetahuan keagamaan. Tentu di sini perlu kita lihat bahwa titik fokus, dalam Ma’had al-Dirasah al-Islamiyah adalah materi keagamaan, sehigga dijadikan prioritas dalam pengembangan

kurikulum berbasis agama Islam. Tetapi tidak semua materi keagamaan tersebut diajarkan namun materi non-keagamaan tetap diajarkan dan sekali lagi bahwa materi keagamaan masih di pertahankan, walaupun di era globalisasi telah menguat di seluruh aspek kehidupan yang modem ini sehingga lini kehidupan telah menguasai sendi-sendi kehidupan manusia tanpa terkecuali.

Dalam hal ini, peneliti menekankan pada aspek kurikulum pendidikan agama Islam. Wujud real yang terdapat pada kurikulum pendidikan agama Islam telah ada dalam tabel dibawah ini. Sebelum menganalisis bagaimana penerapan kurikulum keagamaan di Ma’had al-Dirasah al-Islamiyah maka kita bisa melihat ada perbedaan dalam segi kurikulum. Ditinjau dari tingkat pendidikan mulai dari kelas 2 Ibtidiyah sampai kelas 10 Tsanawiyyah ada letak perbedaan dalam isi materi keagamaan yang diterapkan di Ma’had al-Dirasah al-Islamiyah. Contoh: mulai dari kelas 2 Ibtidaiyah sampai kelas 4 Ibtidaiyah materinya hampir sama, tetapi di kelas 2 ada pengurangan 2 materi. Sebenarnya kelas 2 Ibtidaiyah sampai kelas 4 memiliki 17 materi, karena di kelas 2 ada pengurangan maka kelas 2 mendapatkan 15 materi dari jumlah kesuluruhan materi pada tingkat Ibtidaiyah yang telah ditetapkan. Selanjutnya mulai kelas 5 Mutawassithoh sampai kelas 7 Mutawassithoh materinya tetap tidak ada pengurangan dan tambahan. Semuanya berjumlah 18 materi. Kemudian terakhir pada tingkat Tsanawiyyah, ada peningkatan ilmu karena tingkatan ini

tingkat akhir, sehingga materi ajar mulai agak ditinggikan sesuai dengan tingkat pendidikan tersebut. Oleh karena itu, tingkat Tsanawiyyah memiliki 20 materi yang berkaitan dengan ilmu keagamaan.2

Dokumentasi, Kurikulum Pendidikan Agama Islam dikutip tanggal 27 November 2006

Tabel 8

Struktur Kurikulum Pendidikan Islam Tingkat Ibtidaiyah

Mata Pelajaran

Jam Pelajaran Mingguan

Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4

1. Al-Qur’an 2 2 2 2. Fiqh 2 2 2 3. Tafsir 2 2 2 4. Tajwid 1 1 1 5. Bhs. Melayu 2 2 2 6. Shoraf 2 2 2 7. Nahu 2 2 2 8. Tarbiyah 1 1 1 9. Kaligrafi 1 1 1 10. Hadits 2 2 2 11. Tauhid 2 2 2 12. Imla’ 1 1 1 13. Akhlaq 1 1 1 14. Tarikh 1 1 1 15. Mutholaah 1 1 1 16.Insa’ - 1 1 17. Muhadasah - 1 1

Tabel 9

Struktur Kurikulum Pendidikan Islam Tingkat Mutawassithoh

Mata Pelajaran

Jam Pelajaran Mingguan

Kelas 5 Kelas 6 Kelas 7

1. Al-Qur’an 2 2 2 2. Fiqh 2 2 2 3. Tafsir 2 2 2 4. Mahfiizhot 1 1 1 5. Bahasa Melayu 2 2 2 6. Sharaf 1 1 1 7. Nahu 2 2 2 8. Tarbiyah 1 1 1 9. Ushul Fiqh 1 1 1 10. Hadits 2 2 2 11. Tauhid 2 2 2 12. Ushul Tafsir 1 1 1 13. Akhlaq 1 1 1 14. Tarikh 1 1 1 15. Mutholaah 1 1 1 16. Faroid 1 1 1 17. Insa’ 1 1 1 18. Balagoh 1 1 1

Tabel 10

Struktur Kurikulum Pendidikan Islam Tingkat Tsanawiyyah

Mata Pelajaran Jam Pelajaran Mingguan

Kelas 8 Kelas 9 Kelas 10

1. Al-Qur’an 2 2 2 2. Fiqh 2 2 2 3. Tafsir 2 2 2 4. Sakhafah 1 1 1 5. Bahasa Melayu 1 1 1 6. Sharaf 1 1 1 7. Nahu 2 2 2 8. Mantiq 1 1 1 9. Kowaid 1 1 1 10. Hadts 2 2 2 11. Tauhid 1 1 1 12. Ushul Tafsir 1 1 1 13. Adab 1 1 1 14. Tarikh 1 1 1 15. Masyarakat 1 1 1 16. Faroid 1 1 1

17. Insa’ 1 1 1

18. Balagoh 1 1 1

19. Mustholah 1 1 1

20. Tasrik 1 1 1

2. Pelaksanaan Kurikulum PAI di Ma’had al-Dirasab al-lslamiyah

Dari hasil wawancara peneliti mendapatkan suatu bukti yang nyata

3

tentang Pelaksanaan kurikulum PAI di Ma’had al-Dirasah al-lslamiyah. Pelaksanaan kurikulum PAI dapat diklasifikasi menjadi tiga sistem yaitu: tradisional, tradisional semi-modren, dan modem. Ketiga sistem itu mulai dilaksanakan sejak berdirinya sekolah Ma’had al-Dirasah al-lslamiyah.

Pertama: Tradisional yaitu pada awal pembentukkan M a’had padu

tahun 2515 B/1970 M bagian umum peringkat 3 sama dengan SMP tetapi pelaksanaannya 1 hari yaitu pada hari Ahad dan bagian agama kelas 1-4 yang diakui oleh pemerintah pelaksanaannya setiap hari dan cuti hari Jum’at, namun pelaksanaannya melalui sistem pondok untuk memurnikan ajaran dan praktek Islam sebagai kewajiban sosial (fardlu kifayah), di samping kewajiban pribadi (fardlu ain) untuk mentaati perintah-perintah Islam dengan menggunakan metode tradisional yakni membentuk lingkungan studi (halaqoh) di dalam lingkungan pondok kemudian

Wawancara dengan Ustad Abdullah Waebuesa (Ustazd sekolah ma’had al-dirasah al-islamiyah)

membaca dan mengomentari materi yang dikutip dari buku-buku pelajaran klasik {kitab kuning).

K edua: Tradisional semi-modren, yaitu pada tahun 2521 B/1978 M

bagian umum mulai 1-3 SMP masuk setiap hari. Libur hari ju m ’at sama dengan bagian agama mulai belajar jam 13.00-17.00 sore dan bagian agama kelas 1-7 masuk belajar jam 7.00-11.30, tetapi masih ada siswa yang telah selesai bagian umum sebagian itu akan ikut belajar kitab kuning pada jam 13.00-15.00 dan mulai masuk lagi setelah magrib. Kurikulum ini ditentukan oleh kebijakan pemerintah dan pihak M a ’had dengan dua materi kurikulum tersebut yang telah diterapkan dalam menghadapi arus budaya yang sangat luar biasa dalam tantangan era modem ini dalam sendi-sendi kehidupan nyata.

K etiga: Moderen, yaitu pada tahun 2529 B/1986 M bagian umum

mulai kelas 1-3 SMP dan 1-3 SMA pelaksanaannya sama dengan sistem tradisional semi-modren tetapi menambahkan kelas 1 -3 SMA dan bagian agama mulai kelas 1-10 dan menghilangkan belajar kitab kuning pada jam pagi setelah Subuh dan setelah Dzuhur tetapi belajar kitab kuning setelah Magrib masih di pertahankan oleh pihak M a’had sampai sekarang ini. Maka pelaksanaan kurikulum PAI di M a’had al-Dirasah al-Islamiyah sampai sekarang sudah termasuk sistem moderen agar diakui oleh Menteri Pendidikan (pemerintah) supaya mendapatkan bantuan keuangan dan meningkatkan kualitas intelektual siswa di Ma’had itu sendiri.

Dengan tiga sistem tersebut yang pernah dilaksanakan oleh M a’had al-Dirasah al-Islamiyah itu, maka sampai sekarang Ma ’had makin menambah mutu pendidikan ke arah yang lebih efektif supaya sekolah atau siswa lebih maju dalam bidang pendidikan Agama itu sendiri.

Tiga sistem tersebut pihak M a ’had pernah melaksanakan tetapi dengan keadaan sekarang dunia makin jalan terus mengikuti globalisasi, maka dalam bidang pendidikan agama Islam juga harus mengikuti perubahan dunia agar meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu pelaksanaan kurikulum PAI di M a’had al-Dirasah al-Islamiyah pada sekarang memilih pelaksanaan kepada sistem moderen yakni sesuai dengan tata pendidikan yang telah ditentukan oleh pihak Mentri Pendidikan (Pemerintih). Tetapi walaupun materi yang diajarkan di sekolah sudah berubah sesuai dengan kurikulum pendidikan moderen pihak M a ’had masih pertahankan bentuk tradisional untuk menyampaikan materi agama khusus pada pengajian kitab kuning pada waktu malam kepada siswa tetapi kegiatan belajar mengajar tersebut tidak termasuk dalam kurikulum pendidikan. Kegiatan mengaji kitab kuning diadakan sebagai pelajaran tambahan kepada siswa untuk menambah wawasan dalam bidang agama. Dan pihak sekolah sendiri hanya ingin sebagai nasehat melalui pelajaran kitab kuning, maka pihak M a ’had tidak menghapus sistem tradisional hanya tidak memasukkannya dalam kurikulum atau di luar jam belajar biasa, dan pelaksanaan hanya pada waktu khusus.

a. Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam Jenis dan Penerapan

Ada beberapa metode yang digunakan oleh guru dalam kegiatan mengajar di Ma’had al-Dirasah al-Islamiyah. Adapun metode pendidikan yang digunakan adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode membaca, metode terjemah, metode hafalan, metode latihan secara berulang-ulang, metode ini biasanya dipakai oleh guru-guru di Ma’had al-dirasah al-Islamiyah dalam kegiatan mengajar Al-Qur’an, Fiqh, dan sebagainya. Prinsip utama yang dilakukan guru-guru melalui metode ini adalah menyuruh siswa menyebut atau melakukan isi pelajaran yang diajar secara berulang- ulang sehingga para siswa benar-benar dapat menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Di dalam Ma’had al-Dirasah al-lslamiyah penerapan metode pembelajaran hanya beberapa metode saja yakni, metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode membaca, metode teijemah, dan metode hafalan. Tetapi metode ini ada kekurangan dalam hal penerapan pembelajaran. Sesuai dengan jenis metode pembelajaran memang masih kurang. Hasil penerapan yang lain belum dimasukan secara konkrit. Tentu yang masih belum dimasukkan dalam metode pembelajaran yang berkaitan dengan aspek kehidupan. Contoh metode sosiodrama, metode demontrasi, metode problem solving, metode karyawisata, metode proyek, metode eksperimen. Metode inilah yang tidak dimasukkan dalam proses

pembelajaran yang sesuai dengan sistem pendidikan yang ada. Tetapi, ini tidak menjadikan persoalan yang urgen sehingga proses pendidikan tidak jumud atau mandeg, tetapi masih ada alternatif lain dalam penerapan metode yang telah diterapkan sesuai diatas.

b. Evaluasi Pendidikan

Untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai oleh siswa maka diadakan beberapa langkah atau evaluasi yang digunukan oleh guru- guru adapun macam-macam evaluasi yang digunakan oleh sekolah adalah sebagai berikut:

1) Evaluasi Pendahuluan (pre test)

Evaluasi ini digunakan sebelum guru menyampaikan materi baru. Evaluasi ini digunakan oleh guru ketika gura memberikan pertanyaan kepada murid tentang pertanyaan yang sudah diajar sebelum masuk materi baru. Sehingga murid akan menangkap materi yang sudah diajarkan sebelumnya. Terkadang guru tidak pernah membuat hal ini secara efektif dan efisien, sehingga materi yang lalu tidak disinggung secara benar sesuai dengan kurikulum

Dokumen terkait