PERKEMBANGAN ONDERAFDEELING LABUHAN BATU TAHUN 1915- 1915-1942
4.5 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Jika Prasarana merupakan segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya dalam sebuah proses usaha, pembangunan ataupun proyek misalnya lokasi, tempat, bangunan sekolah, panti asuhan, rumah sakit, jalur transportasi dsb.75
4.5.1. Pendidikan
Bersamaan dari meningkatnya ekonomi di Sumatera Timur maka banyak bermukim orang-orang Eropa di Sumatera Timur, khususnya di kota-kota besar seperti Medan. Hal ini mendorong perlunya tenaga kerja yang tahu membaca dan menulis untuk dipekerjakan sebagai pegawai rendah di pemerintahan Kesultanan, di perusahan perkebunan ataupun bagian pemerintahan gubernemen. Dengan hal ini, maka mendorong pemerintah Belanda mendirikan sekolah. Pemerintah Belanda mulai merintis mendirikan sekolah di Sumatera Timur sebelum terjadi pembangunan di wilayah Onderafdeeling Labuhan Batu. Adapun sekolah yang didirikan oleh pihak pemerintah Belanda bernama Volkschool76 , Normaal School dan Hollandsch
75 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
76 Volkschool atau sekolah rakyat yang lamanya 3 tahun didirikan disamping mengatasi penduduk yang buta huruf, dan dimaksudkan untuk mempersiapkan penduduk sebagai tenaga kerja di bagian kantor pemerintahan kerjaan, perusahaan perkebunan sebagai seorang mandor.
64
Inlandsche School (HIS).77 Volkschool juga ada didirikan di beberapa bagian wilayah Onderafdeeling Labuhan Batu, sebagai sekolah lanjutan dari Volkschool untuk mengisi kekurangan tenaga guru maka didirikan sekolah guru Normaal School.
Untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja yang terampil menggunakan bahasa Belanda dan sekaligus untuk menghempang pengaruh sekolah yang didirikan oleh para tokoh-tokoh pemerintah Belanda maka mendirikan sekolah Hollandsch Inlandsche School (HIS).
Voklschool atau Sekolah rakyat pemerintah terdapat di bagian wilayah Onderafdeeling Labuhan Batu di wilayah Labuhan Bilik dan di Kampung Mesjid, kehadiran sekolah disana kondisi nya sangat baik, selain terdapat di Labuhan Bilik dan di Kampung Mesjid sekolah pribumi pemerintah ini terdapat juga, di Titi Panjang, Sungai Berombang, Djawi-djawi, Negeri Lama, Pangkatan, Pulau hopuk, Merbau, Sialang amat, Ujung Padang, Genting Saga, Tanjung Mangeidar, Kampung Raja, Aer Merah, Kota langga Pajoeng dan Huta geng. Salah satu penyebab kehadiran di sekolah itu dari pergantian manajer distrik atau guru. Biaya pendidikan masih membebani anggaran daerah, dan perlu untuk mengubah secara perlahan ke arah yang lebih baik, agar biayanya ditanggung sendiri oleh masyarakat.78Di kecamatan Labuhan Batu juga terdapat 17 sekolah rakyat di Tandjoeng Mengeidar, Sei Brombang, Titi Pajoeng, Sei Djawi-djawi, Sialang Ampat, Genting Saga, Udjoeng 77 Supyitno,2001. Mencoba (lagi) menjadi Indonesia., hlm 30
78 Th.van Ginkel, Memorie van overgave van het Bestuur van de Onderafdeeling Laboehan Batoe, Afdeeling Asahan, Residentie Sumatra’s Oostkust. 6 April 1924,. hlm 16
65
Padang, Negeri Lama, Marbau, Polo Hopoer, Pangkatan, Rantau Prapat, Kampoeng Raja, Air Merah, Kota Pinang, Langga Pajoeng dan Huta Godang.79
Tabel 7 : Jumlah sekolah tiap Onderafdeeling tahun 1908-1925
No Tahun Onderafdeeling Batu Bara
Sumber : M.Hamester Assistent Resident 1926, Oostkust van Sumatra Instituut Mededeling No. 13 Bijdrage tot de kennis van de Afdeeling Asahan.
Selain terdapat nya sekolah rakyat (Volkschool) pemerintah bagi pribumi di Onderafdeeling Labuhan Batu ini, terdapat juga sekolah swasta bagi kalangan Cina di wilayah Labuhan Bilik, Sungai Berombang, Simandulang.80
79 M.Hamester Assistent Resident 1926, Oostkust van Sumatra Instituut Mededeling No. 13 Bijdrage tot de kennis van de Afdeeling Asahan.,hlm 126
80 M.Hamester Assistent Resident 1926,.Ibid. hlm 127
66
Tabel 8: Jumlah sekolah swasta di bagian wilayah Onderafdeeling Labuhan Batu.
No Wilayah Jumlah siswa
1. Labuhan Bilik 32 siswa
2. Sungai Berombang 28 siswa
3. Sungai Berombang 8 siswa
4. Simandulang sekolah yang ditutup
Pada tahun 1935 perkembangan sarana pendidikan yang terdapat di Onderafdeeling Labuhan Batu jelas dilihat dari beberapa bangunan sekolah yang berdiri di bagian wilayah, Pada tanggal 1 Januari 1935 pemerintah mendirikan bangunan sekolah, pendirian bangunan sekolah ini masih terdiri dari dua sekolah nasional yang terdapat di Labuhan Bilik dan Kampung Mesjid. Sekolah-sekolah ini diubah dari sekolah komunitas pedesaan menjadi sekolah menengah negeri.
Pendidikan di wilayah seluruhnya mengalami peningkatan pesat bukan karena peningkatan jumlah murid yang bertambah, sejak tanggal 1 Januari 1937 sekolah rakyat swasta di Bilah Hulu menjadi sekolah negeri tingkat daerah. Selain transisi sekolah negeri yang disebutkan diatas, ini adalah satu-satunya peningkatan yang terjadi adanya penambahan jumlah sekolah. Skema biaya sekolah direvisi pada tahun
67
1935 dan ditetapkan dalam SK Labuhan Batu ddo.17 Januari 1935 No 193/Kualuh 116/Kota Pinang 13/Bilah 10/Panai. 81
Namun keputusan ini harus diubah lagi, karena dasar yang menjadi dasar biaya sekolah ketetapan biaya pajak tidak lagi benar dan akan menimbulkan ketidakadilan sehubungan dengan perbedaan tarif yang saat ini digunakan dalam penilaian pajak daerah. Hal ini agar mendapat tekanan yang proposional, maka biaya sekolah harus didasarkan pada penghasilan kena pajak.82
4.5.2 Kesehatan
Sarana dan Prasarana yang mengalami perkembangan di Onderafdeeling Labuhan Batu selain terdapat nya pembangunan sekolah, perkembangan lainnya terdapat pada bagian kesehatan. Untuk meningkatkan kesehatan penduduk pemerintah melakukan pembangunan rumah sakit di beberapa bagian wilayah di Onderafdeeling Labuhan Batu, namun dalam pembangunan rumah sakit tersebut mendapat kendala dalam anggaran pembangunan yang besar. Melihat hal demikian pemerintah melakukan pelayanan pengobatan terhadap penduduk dan dibeberapa wilayah bagian Onderafdeeling Labuhan Batu ini terdapat klinik rawat jalan yang terdapat seorang dokter dan seorang matri yang membantu pengobatan terhadap
81 Lihat Lampiran 10
82 G.J.Forch, Memorie van overgave van den aftredende controluer van Labuhan Batu over het tijdvak 18 Agustus 1934-16 Maart 1937,. hlm 61
68
kesehatan penduduk. Pelayanan pengobatan di wilayah ini diberikan oleh seorang dokter yang berasal dari India yang berdomisili di Labuhan Bilik, yang secara teratur melakukan pengawasan di poliklinik rawat jalan sesuai dengan jadwal sebulan sekali di bagian wilayah Kampung Mesjid, Negeri Lama, Rantau Prapat, Aek Kota Batu, Merbau, Bandar durian, Tanjung Pasir, Kota Pinang dan Langga Panjung. Pelayanan pengobatan untuk penduduk saat itu masih memakai rumah sakit yang dimiliki lapas atau penjara karena pada tahun ini rumah sakit belum terdapat bangunan rumah sakit.
Dilihat tahun 1922 terdapat anggaran f 45.000 sebagai pembiayaan setiap konstruksi pertama untuk pembangunan rumah sakit, namun rencana ini belum dapat direalisasikan, tidak ada uang yang di izinkan untuk membangunan rumah sakit.83
Di kampung Mesjid, Kota Pinang dan Negeri Lama terdapat klinik rawat jalan dengan seorang mantri84. Keberadaan seorang mantri di beberapa poliklinik rawat jalan cukup luas diperdayakan untuk kesehatan penduduk. Seorang dokter swasta milik perusahaan masih terdapat di bagian wilayah Soemot, Sennah, Merbau dan Mambang Muda. Wilayah bagian Mambang muda terdapat rumah sakit, rumah sakit di wilayah tersebut dengan desain besarnya yang merupakan rumah sakit Eropa.
Dokter yang di Soemot ini adalah seorang dokter alih bedah, sehingga bagian wilayah Soemot ini dilengkapi dengan baik bidang kesehatannya.
83 Th.van Ginkel., Vervolgmemorie op de memorie van overgave samengesteld door den controleur betreffende de onderafdeeling Laboehan Batoe, Afdeeling Asahan, Residentie Sumatra’s Oostkust. 6 April 1924., hlm 16
84 Seorang matri adalah seorang yang memiliki jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas keahlian pada rumah sakit ataupun di poliklinik disebut sebagai pembantu dokter.
69
Pada tahun 1936 poliklinik rawat jalan di Rantau Prapat pertama kali dibangun, pembangunan klinik rawat jalan menggunakan dana dari karet. Dalam catatan perjalan H.H Morison Memorie van overgave van de Onderafdeeling Laboehan Batoe 30 November 1931 mengatakan:
“Secara umum hal ini tidak dapat disebut tidak menguntungkan, tetapi dapat diasumsikan bahwa masih banyak orang sakit di kampung-kampung yang tidak pernah meminta bantuan dokter seorang dokter lanskap tersedia untuk penduduk, yang tinggal di Labuhan Bilik dan juga bertugas di Dinas Kesehatan. Dia secara teratur mengunjungi sub-departemen, mengunjungi semua ibu kota distrik. Hal ini secara teratur diperhatikan agar kunjungan-kunjungan ini jatuh pada hari-hari tertentu, sehingga masyarakat dapat mengetahui dengan pasti kapan penduduk dapat bergabung. Di Labuhan Bilik adalah rumah sakit lanskap yang dibangun beberapa tahun lalu. Saya tidak terlalu suka bangunan seperti itu. Sekarang sudah menunjukkan retakan dan penurunan sementara itu sangat sempit. Ruang ganti apotek dan sejenisnya tidak perlu kecil, sementara tidak mungkin, antara lain, kering dari gedung utama ke orang sakit saat hujan.” Dalam catatan perjalanan ini, jelas pelayanan pengobatan sangat penting untuk penduduk, meninjau dalam hal pentingnya rumah sakit dilakukannya pembangun, walau pada awal pembangunan tidak cukup untuk memadai dengan standar rumah sakit pada umumnya.85
85 H .H Morison Memorie van overgave van het Bestuur van de Onderafdeeling Laboehan Batoe 30 November 1931-15 September 1933,. hlm 26
70
Pembangunan rumah sakit daerah terdapat di Labuhan Bilik. Tingkat pelayanan kedokteran bagian wilayah ini sama sekali tidak memuaskan. Rumah sakit di Labuhan Bilik ini terpisah dengan bagian rumah sakit hal ini bisa dilihat dari sedikitnya jumlah kehadiran pasien sangat sedikit. Pembiayaan pada setiap bagian poliklinik dan rumah sakit terus melakukan pembayaran agar meningkatkan fasilitas kesehatan yang memadai. Klinik rawat jalan dengan pengobatan yang tetap berada di Rantau Prapat, Kota Pinang, Negeri lama dan Kampung Mesjid 86
Bagian wilayah Rantau Prapat diyakini terinfeksi malaria87 berat, tetapi penyelidikan pemerintah setempat menunjukkan bahwa penyakit malaria ini tidak bersifat menganggu kesehatan penduduk. Diketahui jenis nyamuk yang menyebarkan malaria dibagian Rantau Prapat ini berjenis anopheles maculatas88, jenis nyamuk ini berkembang biak di lingkungan yang terdapat sumur, biasanya nyamuk ini berkembang biak diatas sumur. Di Rantau Prapat dilengkapi dengan sumur-sumur yang menyediakan air yang sangat baik tetapi menjadi kering saat memasuki musim kemarau. Diketahui fungsi sumur sebagai menyimpan air untuk memasak atau kebutuhan lainnya89. Selain sumur sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk di
86 G.J Foruch Memorie van overgave van den aftedende Controleur van Labuhan Batu over het tijdvak 18 Agustus 1934-16 Maart 1937,. hlm 56
87 Penyakit Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi plasmodium yang ditularkan memlaui gigitan nyamuk Anopheles.
88 Anopheles maculatas aktif saat senja dan fajar, dan ada pula yang aktif di malam hari.
Mereka adalah serangga terbang yang lemah dan menjadi tidak aktif dalam kondisi berangin. Hanya nyamuk betina yang menghisap darah untuk pengembangan telur.
89 H.H Morison,. Ibid,. hlm 28
71
bagian naungan aliran air juga dapat menyebabkan cepat nya perkembang biak kan nyamuk. Diketahui penyebab penyakit malaria ini adalah kondisi lingkungan yang buruk, kekurangan air minum yang layak, penduduk yang terkena pengaruh dari rawa-rawa disekitarnya yang kondisi rawa-rawa tersebut terus tercemar limbah, baik dari limbah rumah maupun limbah dari lingkungan.90 Sebagain besar infeksi penyakit ini terjadi dengan parasit tropika dan umumnya jinak. Berbeda pada bagian wilayah yang malaria sesungguhnya yang berdampak mayoritas penduduk nya terlihat abu-abu pucat kondisi penduduk ini ditemukan di wilayah Batu Bara. Berikut tempat-tempat yang terinfeksi malaria berat adalah Tanjung Tiram, Labuhan Bilik, Bagan dan Asahan. Terinfeksi malaria di wilayah Tanjung Tiram dan Bagan Asahan dimulai tahun 1923 dan tahun 1924 dengan semua genangan yang banyak terisi air. Sejak dimulai nya penyakit malaria ini terdapat 60 kasus namun tidak ada hasil yang mematikan karena bantuan medis yang segera dikirim oleh pemerintah.
Dalam catatan perjalanan M.Hamester tahun 1926 berisi : “Tidak lah sulit untuk membuat penderita malaria sembuh dengan mengunakan kina91 atau bisa memberi penderita dengan disetri suntikan emetisne92 yang diperlukan sebagai pengobatan penderita malaria yaitu rigimen nutrisi parameter yang praktis untuk 90M.Hamester Assistent Resident 1926, Oostkust van Sumatra Instituut Mededeling No. 13 Bijdrage tot de kennis van de Afdeeling Asahan,. hlm 93
91 Kina adalah obat yang digunakan untuk penderita malaria, obat ini hanya boleh dipakai sesuai dengan resep dokter.
92 Suntikan emetine adalah obat yang memiliki kegunaan sebagai anti-protozoa obat ini juga sering digunakan untuk menginduksi pasien untuk muntah.
72
dipat i.” Namun dalam hal untuk menyadarkan penduduk bahwa lebih baik mencegah dari pada mengobati sulit untuk disampaikan kepada penduduk.
4.5.3 Jalur Transportasi
Pembangunan jalur transportasi mengalami perkembangan. Sebelum pembangunan jalur transportasi dibangun oleh Pemerintah Belanda, penduduk pada masa itu masih mengandalkan aliran sungai sebagai jalur transportasi. Hal ini terlihat dari penduduk memanfaatkan sungai sebagai akses untuk jalur penghubung. Peran sungai sangat penting, Sungai yang terdapat di wilayah Onderafdeeling Labuhan Batu terdapat tiga sungai yang akan dibahas yaitu sungai Kualuh, sungai Bilah dan sungai Baruman Hilir yang juga dikenal sebagai dengan Sungai Panai, dua sungai terakhir bersatu tepat dibawah Labuhan Bilik sebelum mengalir ke laut. Ketiga sungai ini dulunya sangat penting untuk transportasi produk dan transportasi barang, yang merupakan satu-satunya penghubung antara daerah hulu dan tempat lain.93 Sebagai contoh dari pentingnya peranan sungai yaitu, penduduk padang lawas Tapanauli menggunakan jalur air sungai ini untuk mengakut hasil bumi seperti beras dan ternak dengan menggunakan rakit bambu ke Labuhan Bilik
Terdapatnya sungai besar yang mengaliri wilayah ini yang pertama aliran Sungai Bilah kurang dapat dilalui pertama karena terlalu banyak aliran yang dibuat pada masa lalu sehingga air mengalir lebih cepat ke laut, kedua pembukaan perusahaan di Hulu dimana sejumlah besar pasir dihilangkan membuat sungai
93 H.H Morison, 30 November 1931. Memorie van overgave de onderafdeeling Laboehan Batoe.,hlm 8
73
menjadi dangkal. Namun, bagian aliran Sungai Barumun merupakan aliran sungai yang paling mudah dilayari oleh kapal atau motor boot. Dalam jangka panjang, Sungai Bilah bersumber dari permukiman Tapanauli dan sangat penting untuk pengambilan dan penangkutan produk dan barang-barang dari perusahaan yang berlokasi di sungai dengan demikian sungai Bilah dikenal oleh K.P.M 94 yang pernah dinavigasi. Diketahui kapal Cina juga pernah berlayar di sungai Barumun dan sungai Bilah. 95
Sebelum dibangunnya jalur transportasi darat jalan raya, pada abad 19 dibangun jalur kereta api di Labuhan Batu bertujuan untuk melayani ekonomi ekspor dan impor Belanda yang tumbuh dengan pesat.96 Melihat hal ini perkembangan jalur transportasi terus berkembang di wilayah Onderafdeeling Labuhan Batu. Selain itu Bagian wilayah Onderafdeeling Labuhan banyak terdapat jalan yang sebelumnya dibangun untuk melayani layanan penduduk, namun dalam pembangunan jalan transportasi ini membutuhkan sejumlah besar uang akan membutuhkan biaya yang tidak dipertahankan. Di wilayah ini pembangunan jalan dimulai pada tahun 1922, jalur transportasi yang di bangun merupakan jalan darat tahun 1922 yang akan
94 K.P.M Koninklijke Paketvaart Maatschappij adalah perusahaan pelayaran kerajaan adalah sebuah perusahaan pelayaran yang mempunyai kedudukan hukum di Belanda. K.P.M telah menetapkan layanan reguler di sungai-sungai ini pertama-tama dengan aliran, sekarang dengan bot motor. K.P.M sudah mengambil ahli sepeda motor perusahaan-perusahaan yang mengaliri sungai Barumun. K.P.M. sekarang mengurus pengiriman file barang untuk semua perusahaan ini dan memantau produk.
95 M.Boon, 8 Mei 1931. Memorie van overgave Afgetreden controleur den Laboehan Batoe.,hlm 5
96 Sri Dayanti, Perkembangan Afdeeling Asahan Tahun 1867-1942,.hlm 71
74
menghubungkan melalui Kampung Mesjid dengan Tanjung Pasir dan dengan demikian dengan Tanjung Balai.97 Dalam laporan perjalanan seorang controleur M.Boon Memorie van overgave controleur Den Laboehan Batoe 8 Mei 1931, menyampaikan :
“Perkembangan di wilayah ini banyak mengalami berubah dalam beberapa tahun terakhir, saat ini perbatasan jalan transportasi pemerintah Asahan-Rantau Prapat sudah diaspal total dan semua jembatan dibangun secara permanen. Hal tersebut untuk mempermudah penduduk melakukan aktivitas dagang ataupun sebagai jalur penghubung antara at daera ke daera lainnya.“
Jalan transportasi Rantau Prapat-aliran Sungai–Kota Pinang dan aliran Sungai–Labuhan Bilik juga telah dilakukan perbaikan secara signifikan. Terdapat empat jembatan yang dibangun di Rantau Prapat dan jembatan Aek Kundur. Bagian jalan tranfortasi Rantau Prapat-Aek Kundur dapat dilalui selama musim hujan, hal ini membuat pembangunan jalur transportasi di naikkan pembangunan jalan nya supaya tetap bisa dilalui pada saat musim hujan. Di beberapa tempat jalan ini berbahaya untuk tetap dilalui karena aliran sungai yang telalu dekat dengan jalan sehingga menghambat kelancaran jalur transportasi hal demikian tidak dapat di hindari.
Pada tahun 1931 tanggal 08 Mei jalur transportasi di Onderafdeeling Labuhan Batu bagian wilayah Labuhan Bilik sedang proses pembangunan, Laporan perjalanan controleur M.Boon berisi :
97 M.Brouwer, Vervolgmemorie op de memorie overgave samengesteld door den cotroleur th van Ginkel betreffende de onderafdeeling Labuhan Batu, Afdeeling Asahan, Residentie Sumatra’s Oostkust., hlm 4
75
“Bagian terak ir dari jalan ini akan selesai tahun ini, di Labuhan Bilik tinggal 2 km lagi yang harus dikerjakan oleh pemerintah para pekerja juga akan selesai tahun ini. Jika memungkinkan para pekerja akan membangun jalan ini bisa dilewati setiap aat.”
Dari kondisi tersebut pemerintah mengadakan pembangunan jalan transportasi ditinggikan aspalnya ataupun dinaikkan jalannya, supaya pada musim hujan tetap bisa dilewati. Salah satu titik pembangunan jalan yang dinaikkan terdapat diluar sungai Rumbia jalan ditinggikan. Dulu ruas jalan ini tergenang air selama berhari-hari saat musim hujan, sehingga bagian sungai Rumbia yang terdapat di Kota Pinang tertutup akses sebagai jalan transportasi.98 Untuk pembangunan jalur transportasi di wilayah Onderafdeeling Labuhan Batu 2,9 km yang merupakan jalur transportasi ke kota utama Labuhan Bilik 1,2 km diantaranya beraspal. Selain itu berikut jalur transportasi di wilayah bagian Onderafdeeling Labuhan Batu yaitu :
1. Jalan jalur Kampung Mesdjid ke kampung Djawi-Djawi, kondisi jalan ini tak beraspal sejauh 16 km saat musim hujan. Jalan ini sangat dipengaruhi oleh air.
2. Jalan dari Marbau ke jembatan Milano di atas sungai Marbau, kondisi jalan ini tidak beraspal, panjang 6 km, sulit dikendarai di musim hujan.
3. Jalan Rantau Prapat ke Kota Pinang, kondisi jalan ini tidak beraspal, panjang sekitar 60 km, masih dalam proses pembangunan.
98 M.Boon, 8 Mei 1931. Memorie van overgave afgetreden controleur den Laboehan Batoe.,hlm 6
76
4. Jalan dari Perusahaan Karet Sennah ke Negeri Lama kondisi jalan tidak beraspal sepanjang 4 km.
5. Jalan dari Bijawak ke Pangkatan, kondisi jalan ini tidak beraspal, panjang 12 km masih dalam pembangunan.
6. Jalan dari Marbau ke Masihi, kondisi jalan tidak beraspal, sepanjang 15 km, akan diperbaiki.
7. Jalan dari Negeri Lama ke Labuhan Bilik, yang panjangnya sekitar 32 km sedang diperbaiki.
8. Jalan dari Labuhan Bilik ke Sei Berombang, kondisi jalan tidak beraspal, panjang sekitar 12 km dalam kondisi baik.
9. Jalan kampung Mesjid ke Tanjung Mengeidar, yang panjangnya sekitar 12 km kondisi jalan tidak beraspal, sedang diperbaiki.99
Dari pembangunan jalur transportasi yang diatas, ada beberapa wilayah bagian yang kondisi jalan tidak beraspal kondisi baik hanya terdapat di bagian Labuhan Bilik jalur transportasi jalan dari Labuhan Bilik ke Sei Berumbang, sedangkan bagian jalan yang sedang diperbaiki ataupun proses dalam pembangun terdapat di bagian jalan Rantau Prapat ke Kota Pinang, jalan Bijawak ke Pangkatan, Merbau ke Masihi, Negeri lama ke Labuhan Bilik dan Jalan kampung mesjid ke Tanjung Mengeidar.
99 M.Hamester,Ibid,.hlm 27
77 BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan
Labuhan Batu merupakan salah satu wilayah Keresidenan yang terdapat di Sumatera Timur. Pada tahun 1865 masa kekuasaan Belanda wilayah Labuhan Batu berstatus Afdeeling berdasarkan surat keputusan pemerintah tertanggal 27 Juni 1865 No. 15 dan tanggal 03 Oktober 1865 No.44 yang berisikan, Pemerintah Belanda menerima sebagian daerah yang diberikan oleh Kesultanan Panai, Bilah dan Kota Pinang, untuk dijadikan tempat kedudukan controleur di Labuhan Batu, serta menjadi pusat dari Afdeeling Labuhan Batu.
Terjadi penurunan status Afdeeling Labuhan Batu menjadi Onderafdeeling pada tahun 1915, dapat dilihat dari perkembangan ekonomi di Labuhan Batu tidak mengalami peningkatan yang tinggi, populasi penduduk di Onderafdeeling Labuhan Batu rendah dibandingkan Onderafdeeling Asahan, Onderafdeeling Batu Bara dan terjadinya reorganisasi pemerintah. Reorganisasi ini membuat Keresidenan Sumatera Timur dari bentuk Keresidenan menjadi Kegubernuran yang berada di bawah Gubernur dengan Gubernument Besluit tanggal 16 Agustus 1915 No.3 yang berlaku mulai tanggal 12 Agustus 1915. Perubahan status Keresidenan Sumatera Timur menjadi Provinsi membuat Onderafdeeling Labuhan Batu berada di bawah Afdeeling Asahan.
Pada kedudukan Onderafdeeling Labuhan Batu mengalami penurunan status, terjadi perkembangan di Onderafdeeling Labuhan Batu mulai dari sistem
78
pemerintahan, populasi jumlah penduduk, investasi perkebunan, sarana dan prasarana.
Dilihat dari perkembangan Onderafdeeling Labuhan Batu pada sistem pemerintahan berbentuk kesultanan menjadi sistem pemerintah Belanda yang dipimpin oleh seorang controleur. Populasi jumlah penduduk di Onderafdeeling Labuhan Batu mengalami kenaikkan jumlah, tercatat tahun 1866 jumlah penduduk 5.000-6.000 jiwa, sedangkan pada tahun 1935 berjumlah 135.769 jiwa. Bagian investasi perkebunan Onderafdeeling Labuhan Batu meningkat tajam tahun 1934 ekspor karet rakyat dari Labuhan Bilik sebagai pelabuhan utama ekspor karet rakyat wilayah Onderafdeeling Labuhan Batu mencapai 4.012 ton. Pada bagian sarana dan prasarana juga mengalami perkembangan, pada tahun 1908-1925 terdapat sekolah rakyat yang
Dilihat dari perkembangan Onderafdeeling Labuhan Batu pada sistem pemerintahan berbentuk kesultanan menjadi sistem pemerintah Belanda yang dipimpin oleh seorang controleur. Populasi jumlah penduduk di Onderafdeeling Labuhan Batu mengalami kenaikkan jumlah, tercatat tahun 1866 jumlah penduduk 5.000-6.000 jiwa, sedangkan pada tahun 1935 berjumlah 135.769 jiwa. Bagian investasi perkebunan Onderafdeeling Labuhan Batu meningkat tajam tahun 1934 ekspor karet rakyat dari Labuhan Bilik sebagai pelabuhan utama ekspor karet rakyat wilayah Onderafdeeling Labuhan Batu mencapai 4.012 ton. Pada bagian sarana dan prasarana juga mengalami perkembangan, pada tahun 1908-1925 terdapat sekolah rakyat yang