• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN TAHUN 2010

2.3.4. Sarana dan Prasarana

Pemukiman daerah pinggiran rel kerata api ini sangat kontras bila dilihat dengan pemukiman lain disekitarnya. Baik dari kelengkapan sarana dan fasilitas, maupun penataan pemukiman yang tergolong kumuh. Sarana dan prasarana di lokasi ini juga berdampak dari ekonomi mereka yang masih rendah dan masih hidup serba kekurangan. Ini dapat kita lihat dari kebanyakannya perumahan penduduk yang non permanen yang sudah tidak layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman.

Sistem penyediaan prasarana dan sarana dalam skala lingkungan harus dikendalikan secara keseluruhan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hunian yang layak dan terjangkau serta peningkatan kualitas pemukiman.

Adapun sarana dan prasarana di pemukiman Jl. Salak ini adalah pendidikan, ibadah, jamban umum, sumur umur, tempat air minum dan listrik.

2.3.4.1. Sarana Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu jalan dalam meningkatkan kedudukan dan martabat seseorang. Kelangsungan pendidikan haruslah ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Di pemukiman Jl. Salak ini memiliki TK yang bernama TK Dian Bersinar Foundation, sehingga anak-anak Jl. Salak ini yang masih berumur 3 ½ - 6 tahun di sekolahkan di TK ini setelah itu anak-anak kebayakan melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 060801 Thamrin.

Meskipun sudah ada TK di pemukiman tersebut ada juga sebahagian anak yang sudah bersekolah tidak lagi bersekolah dikarenakan masih sulit bangun pagi dan lebih memilih bermain-main juga ikut dengan orang tua mereka kemana orang tuanya pergi.

Gambar 5: Sekolah tempat anak-anak di pemukiman. (doc; Minarwaty Sinaga, 2010)

2.3.4.2. Sarana Ibadah

Berdasarkan agama yang terdapat di pinggiran rel kereta api ini dapat diketahui bahwa masyarakat beragama Islam dan Kristen seimbang jumlahnya, dengan 4 Suku Bangsa yaitu Batak Toba, Batak Mandailing, Jawa dan Padang. Jumlah bangunan mushola ada 1 buah dan jumlah bangunan gereja juga ada 1 buah dengan kondisi gereja yang sangat sederhana dimana apabila kita melihatnya bukan seperti gereja, tapi karena setiap minggu selalu ada kebaktian dan setiap hari rabu dan jumat warga mengadakan kebaktian dimulai jam setengah 5. Gereja ini sering dijadikan anak-anak sebagai tempat bermain dan warga untuk tempat beristirahat jikalau tidak berlangsung acara kebaktian. Para perangkat acara yang melayani di gereja di pemukiman ini datangnya dari luar lokasi pemukiman yaitu memang masih sekitar kota dan gereja yang ada di Medan.

2.3.4.3. Sarana MCK (Mandi, Cuci, Kakus)

Salah satu bagian rumah yang tidak kalah pentingnya adalah MCK yaitu kamar mandi dan jamban. Apabila jamban atau kamar mandi tidak ada terlebih-lebih bagi penduduk didaerah kota tidak bisa dibanyangkan, mungkin akan kembali lagi mencuci di kali. Kondisi MCK di Jl. Salak ini bisa dikatakan masih untung daripada tidak ada sama sekali, meskipun jumlah dan kondisinya sangat sederhana. Kamar mandi umum di Jl. Salak ini ada 2 buah dan jamban umum ada 1 buah. Ada sebagian rumah yang permanen sudah memiliki kamar mandi meskipun masih sangat sederhana. Kamar mandi umum tersebut tidak ditutupi apa-apa sehingga yang mandi akan terlihat oleh umum.

Gambar 6: Keadaan Kamar Mandi umum di Jl. Salak yang sedang di pakai seorang warga umtuk membersihakan hasil bototnya berupa paku (doc; Minarwaty Sinaga, 2010)

Setiap wanita yang mandi memakai sarung sedangkan pria memakai celana yang biasanya mereka pakai celana pendek saat mandi dan cara warga memakai kamar mandi tidak mempunyai aturan sebab jikalau mau pakai silakan di pakai meskipun harus sempit-sempitan. Jamban umum ini umumnya hanya

ditutupi oleh kain plastik dan triplek yang seadanya sehingga apabila orang yang lagi buang air besar tersebut berdiri maka akan terlihat secara umum.

Tidak jarang juga anak-anak malas bung air besar di jamban ini dikarenakan lokasinya yang begitu menyeramkan bagi anak-anak dan jarak yang sedikit jauh membuat anak-anak malas untuk berjalan dari rumah dan memang kebanyakan anak-anak buang air besar diparit rumah mereka masing-masing yang bila kita lihat setiap rumah yang anaknya sudah terbiasa buang air besar di parit mempunyai persediaan air di dalam ember yang terletak di depan rumah, yang dimana ketika mereka selesai buang air besar maka tidak repot-repot lagi mengambil dari kamar mandi.

Gambar 7: Keadaan Jamban umum yang di pakai oleh warga di Jl. Salak (doc; Minarwaty Sinaga, 2010)

Gambar 8: Kondisi tempat anak-anak buang air besar (doc; Minarwaty Sinaga, 2010)

2.3.4.4. Sarana Air Minum Umum

Air merupakan komuditi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pentingnya air bagi kehidupan manusia dapat dilihat dari hampir seluruh aktifitas kehidupan manusia memerlukan air, terutama untuk memasak maupun untuk air minum sehingga manusia perlu menggunakan air sebaik mungkin. Kebersihan air yang akan di komsumsi sangat perlu dijaga sebab apabila air yang akan dikomsumsi tidak bersih bisa menimbulkan penyakit.

Tempat air minum umumnya di Jl. Salak itu hanya 1 buah jumlahnya yang berupa fasilitas air PAM yang kadang-kadang sering mati sehingga warga mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih. Bagi anak-anak di Jl. Salak hal yang sudah biasa apabila meminum air PAM itu secara langsung tanpa dimasak.

Gambar 9: Air PAM yang di satu-satunya di pakai warga secara bergantian (doc; Minarwaty Sinaga, 2010)

Cara warga mengambil air PAM ini adalah secara bergantian dimana siapa yang duluan datang maka dia yang pertama kali mengisi tempat air yang mau diisi. Biasanya warga membawa jeregen minyak yang besar untuk tempat stok air mereka karena takut tiba-tiba mati air dan karena capek jika bolak-balik harus mengambil air sebab lokasi tempat air PAM ini di depan sekali sudah hampir dekat pasar.

2.3.4.5. Sarana Listrik

Pada dasarnya setiap manusia ingin mencari kepuasan dalam hidupnya termasuk didalam memanfaatkan listrik. Saat ini setiap waktu orang membutuhkan listrik, tidak terlepas pada malam hari, saja tetapi juga pagi hari, siang hari dan sore hari. Hal ini disebabkan listrik mempunyai multi fungsi, tidak terbatas untuk penerangan tetapi juga untuk penerangan tetapi juga untuk hal-hal

yang bersifat praktis. Dengan demikian pada prinsipnya penduduk membutuhkan pelayanan listrik yang benar-benar memuasakan.

Kehadiran PLN jelas sangat memberikan arti bagi kehidupan masyarakat tapi, sayangnya PLN tidak memberikan fasilitas ke pemukiman ini maka masyarakat di Jl. Salak ini juga tidak mau hidup di kegelapan atau hidup menggunakan semprong atau lilin. Umumnya listrik langsung ditarik dari tiang kerumah-rumah mereka. Meskipun ini membahayakan karena dapat menyebabkan kebakaran serta kerungian yang besar pada pemerintah, namun PLN tampaknya juga tutup mata terhadap situasi ini.

Dapat kita lihat rincian fasilitas umum di pemukiman Jl. Salak ini pada tabel di bawah ini :

TABEL 10